Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat dibutuhkan
dalam berbagai bidang, khususnya dalam dunia kesehatan. Seperti yang
telah diketahui, pengelolaan data dalam pendokumentasian data pasien
masih ada beberapa rumah sakit yang melakukan secara manual.
Dalam penanganan beberapa penyakitpun terkadang juga
mengalami permasalahan atau kesulitan yang menjadi tantangan di masa
sekarang. Dalam dunia kesehatan, teknologi dan sistem informasi yang
canggih sangat diperlukan untuk mempermudah dokumentasi, penanganan
dari perawat atau dokter kepada pasien, dan dapat mempermudah saat
kunjungan kepada klien, serta alat untuk penanganan pada penyakit
tertentu. Teknologi dan sistem informasi modern sangat diperlukan dalam
berbagai bidang demi mempermudah aktivitas, pekerjaan, serta
dibutuhkan juga dalam dunia kesehatan, khususnya di Indonesia.
Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program
dan antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem
jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Infrastruktur IT ?
2. Bagaimana Evolusi Infrasturuktur IT ?
3. Apa saja Komponen-Komponen Infrastruktur ?
4. Bagaimana Penggerak Teknologi dari Evolusi Infrastruktur ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Infrastruktur IT
2. Untuk Mengetahui Evolusi Infrasturuktur IT
3. Untuk Mengetahui Komponen-Komponen Infrastruktur
4. Untuk Mengetahui Penggerak Teknologi dari Evolusi Infrastruktur

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Infrastruktur IT

Infrastruktur IT didefinisikan sebagai sumber daya teknologi bersama


yang menyediakan platform untuk aplikasi system informasi perusahaan yang
terperinci. Infrastruktur IT meliputi investasi dalam peranti keras, peranti
lunak, dan layanan-seperti konsultasi, pendidikan, dan pelatihan-yang terbesar
di seluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit bisnis dalam perusahaan.
Infrastruktur IT terdiri atas sekumpulan perangkat dan aplikasi peranti
lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu perusahaan besar secara
keseluruhan. Namun infrastruktur IT juga merupakan sekumpulan layanan
firewide (mencakup seluruh perusahaan) yang dianggarkan oleh pihak
manajemen dan terdiri atas kapabilitas manusia dan kapabilitas teknis.
Layanan yang dapat disediakan oleh perusahaan untuk para pelanggan,
pemasok dan para pekerjanya adalah kegunaan langsung dari infrastruktur IT
perusahaan tersebut. Idealnya, infrastruktur ini mendukung bisnis perusahaan
dan strategi sistim informasinya. Teknologi informasi yang baru mempunyai
dampak besar terhadap bisnis perusahaan dan strategi system informasinya.
Teknologi informasi yang baru mempunyai dampak besar terhadap bisnis dan
strategi IT, sama seperti layanan yang dapat disediakan bagi para pelanggan.

B. Evolusi Infrasturuktur IT
Infrastuktur IT di dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari
evolusi selama lebih dari 50 tahun dalam platform komputasi. Ada lima tahap
evolusi yang telah dilewati. Masing-masing evolusi memberikan konfigurasi
daya komputasi dan elemen-elemen infrastruktur yang berbeda. Lima era
tersebut adalah mesin akuntansi elektronik, mainframe umum dan komputasi
mini komputer, PC, jaringan klien/server, dan komputasi perusahaan dan
Internet. Beberapa periode era evolusi infrastruktur:

2
1. Evolusi mesin akuntansi elektronik: 1930-1950
Evolusi mesin akuntansi elektronik (pada tahun 1930-1950) adalah
mesin akuntansi elektronik terspelisiasasi yang merupakan komputer
primitif yang digunakan untuk perusahaan akuntansi. Era pertama
komputasi bisnis menggunakan mesin khusus yang dapat menyortir kartu
komputer. Pengola tugas-tugas akuntansi yang efisien namun berukuran
besar dan tidak praktis. Tidak ada programmer, operator mesin-manusia
adalah sistem operasinya.
2. Era mainframe umum dan komputer mini: 1959 sampai sekarang
Infrastruktur IT dalam era mainframe (tahun 1959 hingga
sekarang) terdiri atas sebuah mainframe yang melakukan pemrosesan
terpusat yang dapat dihubungkan keribuan terminal dan pada akhirnya
beberapa komputasi terdesentralisasi dan per departemen menggunakan
komputer mini dalam jaringan. Di awal tahun 1950-an diperkenalkannya
komputer UNIVAC dan IBM 700. Tahun 1959 diperkenalkan IBM 1410
dan mesin transistor dan penggunaan mainframe. Tahun 1965, IBM 360
merupakan komputer mainframe komersil yang berdiri sendiri. Seri 360
menyediakan time sharing, multitasking dan memori virtual.
3. Era PC: 1981 sampai sekarang
Era PC (tahun 1981 hingga sekarang) dalam infrastruktur IT
didominasi oleh penggunaan komputer deskop dengan perangkat
produktivitas kantor. PC IBM pada tahun 1981 mulai dianggap sebagai
permulaan dari era PC, karena mesin ini adalah mesin pertama yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan di AS.
Pada awalnya menggunakan sistem operasi DOS, berikutnya
sistem operasi Microsoft Windows dan berkembang menjadi komputer
Wintel PC (SO Windows dengan mikroprosesor Intel)
4. Era klien/server: 1983 sampai sekarang
Infrastruktur yang lebih mendominasi pada era klien /server (tahun
1983 hingga sekarang) terdiri atas jaringan klien deskop atau leptop
hinggan komputer server yang lebih kuat menangani kebanyakan

3
pengelolaan dan pemrosesan data. Pada komputasi Klien/Server, desktop
atau laptop dihubungkan ke jaringan komputer.
Server yang tangguh yang menyediakan kapasitas dan layanan bagi
komputer klien. Klien adalah titik masuk bagi pengguna, sementara server
biasanya memproses dan menyimpan data bersama, menyajikan halaman
web atau mengelola aktivitas jaringan
5. Era komputasi internet perusahaan: 1992 sampai sekarang
Perubahan infrastruktur IT yang diatas telah menghasilkan
perkembangan dalam pemrosesan komputer, chip memori, perangkat
penyimpanan, telekomunikasi, dan jaringan peranti keras dan peranti
lunak, dan rancangan peranti lunak yang telah meningkatkan daya
komputasi secara eksponensial sementara mengurangi biaya juga secara
eksponensial.
Seiring berkembangnya internet menjadi lingkungan komunikasi yang
terpercaya setelah tahun 1995, banyak perusahaan mulai serius
menggunakan standar jaringan TCP/IP. Infrastruktur ini berhasil
menghubungkan berbagai piranti keras komputer, termasuk mainframe,
server, PC, telephone seluler, dan perangkat genggam lainnya.

4
5
C. Penggerak Teknologi dari Evolusi Infrastruktur
1. Hukum Moore dan Daya Pemrosesan Mikro
Hukum Moore: sejak chip mikroprosesor pertama diperkenalkan
pada tahun 1959, jumlah komponen pada sebuag chip dengan biaya
produksi perkomponen yang terkecil (pada umumnya transistor) akan
menjadi dua kali lipat setiap tahunnya. Berdasarkan tulisan Gordon Moore
pada tahun 1965 di Electronics Magazine.
2. Hukum Penyimpanan Digital Besar
Dunia saat ini memproduksi sebanyak 5 exabyte informasi unik
pertahun (1 exabyte= 1 milliar gigabyte, atau 1018 byte). Jumlah infromasi
digital kurang lebih menjadi dua kali lipat setiap tahun.
3. Hukum Metcalfe dan Ekonomi Jaringan
Adanya kedua hukum sebelumnya dapat membantu kita dalam
memahami seperti apa sumber-sumber komputasi pada saat ini banyak
tersedia. Robert Metcalfe merupakan seorang penemu ditahun 1970,
Metcalfe menemukan teknologi Ethernet LAN yang menyatakan bahwa
nilai atau kekuatan dari jaringan bertumbuh secara eksponensial sebagai
fungsi dari jumlah anggota jaringan tersebut. Metcalfe dan kawan-kawan
memperlihatkan bagaimana peningkatan yang mengembalikan skala yang
didapatkan oleh para anggota jaringan seiring dengan semakin banyaknya
orang yang tergabung ke dalam jaringan tersebut.
Dikarenakan terdapat sejumlah anggota yang tergabung dijaringan
bertumbuh secara linear, dan nilai yang didapat dari keseluruhan sistem
bertumbuh secara eksponensial dan terus bertumbuh terus-menerus seiring
bertambahnya anggota yang menggunakan jaringan. Permintaan untuk
teknologi informasi digerakkan oleh nilai jaringan digital secara sosial dan
bisnis, dengan cepat memperbanyak jumlah penghubung saat ini dan yang
potensial di antara para anggota jaringan
4. Mengurangi Biaya Komunikasi dan Internet
Dengan semakin banyaknya orang dapat mengakses internet akan
mengurangi dan menurunnya biaya komunikasi dan penggunaan terhadap
fasilitas komunikasi dan komputasi semakin banyak.

6
5. Dampak Jaringan dan Standar
Infrastruktur yang dimiliki perusahaan dan komputasi internet
untuk saat ini akan menjadi mustahil apabila sekarang ataupun di masa
yang akan datang tidak terdapat kesepakatan antara produsen dan
penerimaan konsumen yang secara luas dari sebuah standar teknologi
(technology standard). Standar teknologi tersebut merupakan spesifikasi
yang menentukan bagaimana kompabilitas dari berbagai produk dan
kemampuan berkomunikasi dalam sebuah jaringan yang dpergunakan.
Penggunaan standar teknologi tersebut memperlihatkan bagaimana
cakupan ekonomi yang sangat tinggi dan menghasilkan penurunan harga
karena para produsen berkonsentrasi pada produk yang akan dibuat.
Produk yang dibuat tersebut berdasarkan standar tunggal yang telah
berlaku. Jika tidak melihat cakupan diskala ekonomi yang ada, komputasi
merupakan bagian yang akan menjadi lebih mahal dibandingkan yang
dipakai.

D. Komponen-Komponen Infrastruktur
Infrastruktur IT menghasilkan tujuh (7) komponen utama:
1. Platform Peranti Keras Komputer
Komponen Mesin, misalnya Komputer Client / PC, Personal Data
Assistant (PDA), Laptop, dan Server.
Pasar perangkat keras komputer menjadi semakin terkonsentrasi
pada perusahaan-perusahaan papan atas seperti, IBM, HP, Dell dan Sun
Microsystem serta 3 produsen chip terkemuka. Kalangan industri secara
bersama-sama menyepakati Intel sebagai prosesor standar untuk kegiatan
komputasi organisasi bisnis, dengan pengecualian utama di pasar server
yang dipegang oleh Unix dan Linux, yang menggunakan prosesor buatan
Sun Microsystem ataupun prosesor buatan IBM.
2. Platform Peranti Lunak Komputer
Komponen Piranti Lunak (Software) Komputer, misalnya Sistem
Operasi Microsoft Windows, Linux, Unix, dan lain-lain.

7
Perusahaan di seluruh dunia diperkirakan akan menghabiskan
sekitar $301 miliar untuk perangkat lunak pada aplikasi perusahaan yang
dianggap sebagai komponen infrastruktur IT.
Penyedia aplikasi perusahaan terbesar adalah SAP dan Oracle.
Juga yang termasuk kategori ini adalah perangkat lunak kelas menengah
yang disediakan oleh IBM dan Oracle untuk menjadikan sistem aplikasi
perusahaan yang sudah ada saling terhubung satu sama lain di seluruh
lingkungan perusahaan.
3. Manajemen Dan Penyimpanan Data
Perangkat lunak perusahaan pengelola database bertanggung jawab
untuk mengorganisasikan dan mengelola data perusahaan sehingga data
tersebut dapat diakses dan digunakan dengan efisien.
Managemen dan penyimpanan data sangat penting sebab jumlah
informasi digital yang baru di dunia berlipat dua kali lipat setiap tiga
tahun sekali, sebagian digerakkan oleh e-commerce dan e-bussines. Oleh
sebab itu pasar perangkat penyimpanan data digital terus meningkat setiap
tahunnya.
4. Platform Jaringan / Telekomunikasi
Komponen jaringan/telekomunikasi biasanya disediakan oleh
perusahaan penyedia layanan telekomunikasi/telepon yang menawarkan
konektivitas suara dan data, WAN dan akses internet.
5. Platform Internet
Platform internet harus cocok dan terhubung dengan infrastruktur
jaringan serta platform perangkat keras dan perangkat lunak. Mereka
termasuk perangkat keras, perangkat lunak dan layanan manajemen guna
mendukung situs web perusahaan, termasuk layanan hosting web, router,
dan perangkat dengan atau tanpa kabel.
6. Layanan Dan Konsultasi Integrasi Sistem
Layanan dan konsultasi integrasi sistem dibutuhkan karena
perusahaan besar kurang memiliki karyawan, keahlian, anggaran,
pengalaman, untuk melaksanakan prosedur bisnis, pelatihan dan
pendidikan. Integrasi peranti lunak artinya memastikan infrastruktur baru

8
bekerja sama dengan infrastruktur perusahaan lama, yang disebut sistem
warisan dan memastikan elemen-elemen infrastruktur yang baru bekrja
sama dengan yang lainnya.
7. Platform Sistem Operasi
Microsoft Windows server meliputi sekitar 35% pasar system
operasi pada server, sedangkan 65% menggunakan system operasi Unix
ataupun Linux. Chrome OS (system operasi buatan google ) menyediakan
system operasi yang ringkas bagi pengguna netbook dalam menjalankan
could computing.

E. Infrastruktur Pengelolaan SIK


1. Manual
a. Pencatatan
Untuk melaksanakan proses pencatatan diperlukan alat tulis
kantor yang sesuai dan memadai. Media pencatatan dapat berupa
formulir yang ditentukan dan memastikan formulir ini ada pada saat
dibutuhkan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan berkas/dokumen menggunakan peralatan
penyimpanan khusus. Pemilihan peralatan penyimpan tergantung pada
jenis, media dan ukuran arsip. Namun demikian secara umum
peralatan tersebut memiliki karakteristik tidak mudah terbakar dan
kedap air. Penggunaan sistem keamanan ruang penyimpanan
berkas/dokumen seperti pengaturan akses, pengaturan ruang simpan,
penggunaan sistem alarm dapat digunakan untuk mengamankan arsip
dari bahaya pencurian, sabotase, penyadapan dan lain-lain.
c. Diseminasi
Untuk penyajian informasi, biasanya berupa cetakan sajian data
(misal : laporan, profil institusi, profil kesehatan). Penyajian informasi
dapat juga melalui media papan informasi.

9
2. Komputerisasi
Pada pengelolaan SIK komputerisasi dibutuhkan infrastruktur
sebagai berikut:
a. Jaringan komputer
Jaringan komputer terdiri dari Local Area Networks (LAN) dan
Wide Area Networks (WAN). Keduanya diperlukan dan digunakan
dalam desain SIK komputerisasi di Indonesia. Perangkat jaringan yang
diperlukan secara umum:
Perangkat Keterangan

Switch Switch digunakan untuk


menghubungkan beberapa
perangkat seperti komputer dan
server dalam jaringan yang
memungkinkan komunikasi data
antara perangkat. Jenis switch
yang digunakan sangat tergantung
pada desain dan konfigurasi
jaringan.
Wireless Fidelity (WiFi) Stasiun WiFi base adalah
perangkat yang memungkinkan
koneksi melalui transmisi nirkabel
ke jaringan. Hal ini membebaskan
peralatan dari sambungan kabel
untuk dihubungkan ke LAN dan
berguna untuk menghubungkan
perangkat bergerak. Konektivitas
Wifi juga memiliki keterbatasan
dalam jarak jauh.
Unshielded Twisted Pair Kabel UTP kategori 6 adalah
(UTP) Cable standar yang digunakan untuk
konektivitas jaringan. Kabel
tembaga ini memungkinkan

10
kecepatan hingga 1000Mbps
(gigabit Ethernet) tergantung pada
jenis kartu jaringan dan switch
yang digunakan.

Fibre Optic Cable Kabel serat optik memungkinkan


(kabel serat optik) transmisi melintasi jarak yang luas
pada kecepatan transfer sangat
tinggi. Serat optik kabel sering
digunakan sebagai tulang
punggung LAN, menghubungkan
perangkat jauh.

b. Perangkat Keras

Perangkat Keterangan

Server Server adalah komputer yang


dirancang untuk berperan sebagai
tuan rumah di mana perangkat
lunak aplikasi dan database
berada. Server adalah bagian
penting untuk semua sistem
aplikasi tetapi lokasi server dapat
dilokalisasi dalam fasilitas atau
ditempatkan eksternal
(komunikasi data dan mentransfer
lebih dari WAN atau Internet).
Localized server adalah jantung
dari sistem aplikasi dan desain
sistem harus mencerminkan
redundansi untuk menjamin
uptime sistem. Memilih server
yang tepat untuk menjalankan

11
sistem aplikasi memerlukan
evaluasi teknis pada sistem
dimaksudkan dan beban kerja,
sehingga mempengaruhi daya
proses, ruang kapasitas
penyimpanan dan fitur lainnya.
Perangkat lunak server yang
mengendalikan server juga
memerlukan evaluasi teknis untuk
menemukan yang paling cocok
untuk perangkat lunak aplikasi
dimaksud dan lingkungan.
Komputer Komputer adalah tempat
pengguna bekerja, memasukkan
dan mengambil informasi. SIK
komputerisasi menempatkan
semua informasi yang diperlukan
di terminal komputer yang
memungkinkan pengambilan
secara langsung oleh pengguna.
Keyboard dan Mouse Keyboard dan mouse adalah alat
input standar untuk sistem
komputer dan hampir semua
sistem computer dilengkapi
perangkat ini. Penting juga
diperhatikan alas mouse, dimana
mouse tidak bekerja pada
permukaan seperti kaca.
Barcode Reader Bar Code Reader merupakan
perangkat penting untuk
mengurangi waktu input. Alat ini
digunakan dalam berbagai
lingkungan tergantung pada

12
perangkat lunak aplikasi. Sistem
bar code harus digunakan pada
lokasi berikut untuk mempercepat
proses:
 Pasien
Setelah pendaftaran
pertama kalinya, semua
pasien harus diberikan
kartu ID pasien yang
dicetak sebagai
identifikasi unik (MR
angka) dan kode bar
terkait. Setelah kembali,
waktu pendaftaran pasien
di meja dapat dikurangi
dengan bar code scanning
dan mengambil rincian
pasien dalam sistem,
bukan mouse dan
keyboard input.
 Rekam medis (MR)
pelacakan Semua catatan
medis harus memiliki
kode bar di halaman
depan. Fasilitas ini bekerja
sama dengan MR
pelacakan sistem aplikasi,
semua MR yang
meninggalkan
penyimpanan MR dapat
discan dan disimpan ke
dalam sistem dengan

13
informasi tentang tujuan.
Semua MR yang kembali
juga harus ditelusuri
sebelum disimpan
menunjukkan "kembali"
status. Ini akan
mengurangi hilangnya
folder rekam medis.
 Farmasi
Untuk pengontrolan obat,
stok keluar atau konsumsi
harus ditelusuri dan
dicatat. Sistem bar code
memungkinkan data yang
akan dimasukkan cepat
dan lebih akurat.
 Persediaan
Persediaan penggunaan
sistem bar code bekerja
pada pokok yang sama
dalam farmasi dimana
informasi tentang saham
masuk dan keluar dapat
dengan cepat direkam ke
dalam perangkat lunak
aplikasi untuk manajemen
persediaan yang lebih baik
Printer Printer digunakan untuk mencetak
berbagai informasi dan laporan
yang dibutuhkan. Untuk di
pelayanan seperti pendaftaran
pasien, billing, farmasi, akuntansi,

14
dll dapat menggunakan printer dot
matrix sedangkan untuk kegiatan
perkantoran dapat menggunakan
printer ink jet atau printer laser.
Pengaturan printer juga harus
diubah dengan pengaturan
menggunakan tinta minimal dan
kualitas sehingga mengurangi
biaya dan waktu pencetakan.
Uninterrupted Power Supply Gangguan pasokan listrik atau
(UPS) UPS dapat bekerja sebagai
pengatur arus listrik dan pasokan
daya darurat. UPS harus
digunakan di semua komputer,
perangkat jaringan dan server
dasarnya untuk mengatur arus
listrik, dan yang terpenting untuk
menyediakan pasokan listrik
cadangan darurat komputer bila
mati listrik

Document Scanners Alat pemindai dokumen


digunakan untuk mendigitalkan
gambar dan membantu dalam
pekerjaan administrasi.

c. Konektivitas
SIK komputerisasi akan lebih cepat dan akurat dalam
penyampaian informasi bila terdapat koneksi internet antar semua
tingkatan manajemen kesehatan. Data terpilah dari rumah sakit dan
puskesmas dapat cepat untuk dikompilasi dan eskalasi lebih lanjut
dengan koneksi internet. Dan pada akhirnya, data yang dikompilasi
dapat diakses oleh seluruh lapisan pengambil keputusan dalam sistem

15
kesehatan. Koneksi internet untuk semua fasilitas kesehatan sangat
penting bagi keberhasilan SIK. Semua fasilitas kesehatan sampai ke
tingkat puskesmas harus mengalokasikan anggaran untuk koneksi
internet minimum ke 1 komputer untuk transmisi data kesehatan
terpilahyang dikumpulkan.

d. Suplai Listrik
Listrik merupakan komponen yang penting dari SIK
komputerisasi dan akan menimbulkan masalah dalam operasional
terutama di daerah pedesaan. Untuk memastikan ketersediaan suplai
listrik dapat ditempuh dengan strategi berikut:
1) Semua suplai listrik ke perangkat SIK (termasuk perangkat
jaringan) terlebih dahulu diatur oleh regulator tegangan. Hal ini
akan membantu dalam mengurangi arus pendek yang secara
permanen akan merusak perangkat mahal ini. Beberapa fungsi
UPS dapat sebagai regulator tegangan dan juga menyediakan
listrik cadangan.
2) Strategi cadangan perlu diambil ketika sistem SIK komputerisasi
sedang down (mengalami masalah) selama operasional di fasilitas
kesehatan (rumah sakit atau puskesmas). Strategi cadangan dapat
meliputi:
 Segera respon bila ada kegagalan suplai listrik, segera
matikan komputer dan server dengan benar yang sementara
masih berjalan dengan menggunakan daya UPS.
 Bila kegagalan suplai listrik terus berlanjut, operasional data
kembali ke sistem manual.
 Setelah kembalinya suplai listrik, data manual harus
ditransfer kembali ke sistem SIK pada hari kerja yang sama.
 Genset (pembangkit listrik cadangan/pengganti) yang bahan
bakar dapat menyediakan suplai listrik bila terjadi
pemadaman listrik.

16
e. Penyimpanan berkas/dokumen
Pemilihan peralatan simpan tergantung pada jenis, media dan
ukuran berkas/dokumen termasuk dokumen elektronik. Namun
demikian secara umumperalatan tersebut memiliki karakteristik tidak
mudah terbakar (sedapat mungkin memiliki daya tahan sekurang-
kurangnya 4 jam kebakaran), kedap air dan bebas medan magnet untuk
jenis arsip berbasis magnetik/elektronik. Penggunaan sistem keamanan
ruang penyimpanan berkas/dokumen seperti pengaturan akses,
pengaturan ruang simpan, penggunaan sistem alarm dapat digunakan
untuk mengamankan arsip dari bahaya pencurian, sabotase,
penyadapan dan lain-lain.

f. Komponen infrastruktur lainnya


Komponen infrastruktur yang juga penting yaitu ruang kerja.
Ruang kerja harus diatur agar petugas nyaman dalam bekerja, dengan
memperhatikan jumlah dan penempatan petugas dalam satu ruangan,
perangkat komputer diatur sedemikian rupa agar ruangan tidak sempit
dan efisien. Diperhatikan pula pencahayaan, sirkulasi udara dan suplai
listrik.

BAB III

STUDI KASUS

17
Tahun 2012, Pusdatin Depkes melakukan assessment sistem Informasi
Kesehatan Kesehatan, fokus pada daerah di 138 Kabupaten/Kota yang
dikategorikan sebagai daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan, serta daerah
yang bermasalah kesehatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peluang pengembangan informasi kesehatan di daerah tersebut. Salah satu
item yang dinilai adalah masalah sumber daya SIK yang terdiri atas lima indikator
yaitu kebijakan, institusi SIK, Sumber daya manusia (SDM), pembiayaan, dan
infrastruktur.

1. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

Survei ini mendapatkan bahwa sebanyak sepertiga dinas kesehatan


kabupaten/kota tidak mempunyai ketersediaan daftar fasilitas sakit swasta atau
milik pemerintah (Grafik 1). Hanya sepertiga kabupaten yang menyatakan
memiliki daftar fasilitas kesehatan swasta dan melakukan pembaharuan data.
Sedangkan fasilitas kesehatan pemerintah, hanya 15% kabupaten yang
menyatakan memiliki fasilitas pemerintah dan melakukan pembaruan data.

Grafik 1. Adanya daftar list fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun
swasta

Pengumpulan data kesehatan umumnya berasal dari pelayanan


kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Proporsi kabupaten yang
mempunyai daftar pelayanan kesehatan swasta lebih tinggi bisa jika
jumlahnya sedikit sehingga tidak terlalu sulit untuk mendata dan
memperbaharui data tersebut. Daftar pelayanan kesehatan swasta mungkin

18
juga berlokasi di wilayah ibu kota kabupaten sehingga mudah untuk
dijangkau. Dalam pelaporan morbiditas dan mortalitas, fasilitas kesehatan
swasta seharusnya di masukkan sehingga dapat memberikan informasi yang
lebih komprehensive tentang status kesehatan di suatu wilayah. Fasilitas
kesehatan swasta akan menjadi penting jika fasilitas ini melayani penduduk
dengan jumlah yang cukup besar sehingga memberikan kontribusi yang besar
terhadap statistic morbidity dan mortality. Dinas kesehatan kabupaten/kota
harus menetukan apakah fasilitas tersebut harus di masukkan dalam sistem
pelaporan data morbiditas dan mortalitas.

Hal ini memang agak sulit di lakukan terutama jika tidak adanya
aturan yang mengharuskan utuk melakukan pelaporan, atau kurangnya
penegakan aturan. Masalah ini mejadi lebih krusial dalam era desentralisai.
Bukan hanya kepatuhan melakukan pelaporan oleh pihak swasta, bahkan oleh
institusi pemerintah, sistim pencatatan dan pelaporan data morbidity dan
mortality mengalami masalah. Sehingga secara keseluruhan mempengaruhi
sistim informasi kesehatan.

2. Ketersediaan Komputer, Koneksi Internet, Jaringan dan Perangkat Tambahan


Sebagian besar kabupaten telah memiliki fasilitas komputer yang
cukup untuk pengolahan dan penyajian data. Hanya sebagian kecil kabupaten
(<10%) yang menyatakan fasilitas komputer untuk pengolahan data tidak
mencukupi sama sekali (Grafik 2). Sebanyak 82% kabupaten telah mampu
koneksi internet. Namun sebanyak 30,7% menyatakan koneksi tersebut tidak
mencukupi, sebanyak 50% menyatakan telah mencukupi atau sangat
mencukupi. Sepertiga kabupaten/kota belum memiliki jaringan komputer di
dinas kabupaten/kota. Sepertiga lainnya telah memiliki jaringan tetapi tidak
mencukupi dan sepertiga lainnya telah memiliki jaringan dengan kondisi yang
baik. Fasilitas perangkat komputer seperti scanner, camera, external hardisk,
hampir 80% dinas kabupaten/kota menyatakan tidak dimiliki atau tidak
memadai

19
Grafik 2. Ketersediaan Fasilitas pendukung SIK

Tersedianya fasilitas komputer untuk melakukan pengolahan,


penyajian dan diseminasi data menunjukkan hal yang baik. Fasilitas ini
merupakan infratsruktur utama dalam HIS. Dengan demikian kabupaten/kota
mempunyai peluang untuk mengembangkan sistim informasi ditingkat
kabupaten/kota di wilayah perbatasan dan daerah bermasalah kesehatan.
Ketersediaan internet merupakan salah satu fasilitas penting dalam
HIS. Tersedianya ini memungkinkan untuk melakukan komunikasi yang
lebih cepat. Selain itu pengembangan surveilans, pencatatan dan pelaporan
yang bersifat online web based sangat memungkinkan untuk dilakukan. Cara
ini akan sangat cost benefit mengingat biaya untuk mengirimkan data dengan
menggunakan trasportasi biasa akan dapat dikurangi. Online health
information dapat mengumpulkan informasi dari berbagai pengguna dengan
cepat dengan real time. Ketersediaan fasilitas ini penting di Indonesia sebagai
negara yang mempunyai pulau yang cukup banyak dan luas. Dengan adanya
koneksi internet akan memungkinkan komunikasi dan interaksi tanpa adanya
hambatan jarak fisik. Penggunaan email akan mempermudah mengirim
pesan. Online diskusi dapat digunakan mencari solusi terhadap berbagai
masalah dengan cepat terkait pencatatan dan pelaporan pada berbagai level
administrasi, baik kabupaten, propinsi maupun kementrian kesehatan.

3. Fasilitas pendukung SIK

20
Hampir semua kantor dinas kesehatan kabupaten kota telah
mendapatkan aliran listrik, walaupun terdapat sebagian kecil di Propinsi Papua
yang menyatakan tidak mencukupi (Garifk 3). Sebanyak 80% kabupaten
menyatakan telah memiliki ATK komputer untuk melaksanakan SIK. Masih
terdapat sekitar 20% kabupaten yang menyatakan tidak mencukupi sama
sekali. Ketersediaan tenaga khusus untuk pemeliharaan komputer dan
kekurangan dana untuk pemeliharaan adalah masalah yang paling banyak
dialami oleh sebagian besar dinas kabupaten/kota. Sebanyak 70%
kabupaten/kota menyatakan tidak memiliki tenaga khusus pemeliharaan
komputer, dan terdapat 8,8% lainnya menyatakan tersedia tapi tidak
mencukupi. Hanya 20% dinas kabupaten/kota yang memiliki tenaga untuk
memelihara komputer. Demikian juga dengan masalah dana, dimana sebanyak
dua pertiga kabupaten/kota menyatakan bahwa tidak memiliki dana yang
cukup untuk pemeliharaan komputer atau fasilitas IT yang tersedia.

Grafik 3. Ketersediaan fasilitas pendukung kegiatan SIK

Tersedianya aliran listrik dihampir semua dinas kab/kota akan


memfasilitasi penggunaan perangkat ICT.
Tidak adanya tenaga yang bertanggung jawab khusus terhadap
pemeliharaan fasilitas ICT merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir
semua dinas kabupaten/kota. Meningkatkan pengetahuan pengelola SIK
dalam pemeliharaan komputer merupakan alternative yang bisa dilakukan
selain menyediakan tenaga khusus ICT di level kabupaten/kota.

21
Dalam laporan assessment SIK Depkes menunjukkan bahwa hanya
terdapat setengah dari 24 daerah yang dilakukan visitasi pernah mendapatkan
pelatihan tentang komputer, jaringan atau internet 4. Hal ini juga
menunjukkan pentingya meningkatkan keterampilan dalam hal
troubleshooting komputer bagi pengelola tenaga SIK di kabupaten/kota
sehingga bisa menyelesaikan masalah-masalah dasar yang terkait dengan
komputer.

4. Software khusus dan SIKDA Generik


Sebanyak 42,1% Dinkes kabupaten/kota tidak memiliki software
khusus untuk pengelolaan SIK (Grafik 4). Sebanyak 35% lainnya memiliki
telah memiliki software khusus. Setengah dari dinas kabupaten/kota yang ikut
dalam survey ini belum menggunakan SIKDA Generik. Software ini baru
digunakan dengan baik pada 21,9% dinas kesehatan kab/kota.

Grafik 4. Ketersediaan software khusus dan Sikda generic

SIKDA Generik belum tersedia di sebagian besar dinas Kab/Kota atau


belum menginstall. Kurang dari 10% yag menggunakan software ini. SIKDA
Generik merupakan salah satu pengembangan terhadap road map SIK saat ini.
Perangkat lunak ini akan dapat digunakan menapung semua kebutuhan data
sehingga diperoleh data individu dan dapat menampung berbagai fungsi
pelaporan pada berbagai level, misalnya puskesmas, rumah sakit, dinas
kesehatan kabupaten/kota/propinsi atau bank data nasional 7. Seperti yang
telah disampaikan sebelumnya fasilitas internet sudah tersedia di sebagian
besar dinas kesehatan kota/kabupaten, maka akses untuk download terhadap

22
software ini bisa dilaksanakan. Informasi tentang apa menjadi kendala
penggunaan software ini juga perlu diidentifikasi oleh Depkes. Karena
software ini bisa diaplikasikan di berbagai pelayanan kesehatan dan dinas
kesehatan, memastikan bahwa tenaga yang ada dipelayanan kesehatan
mengetahui cara pengoperasian software ini perlu dilakukan. Demikian juga
peningkatan pengetahuan tentang manfaat SIKDA Generik perlu
disebarluaskan ke pengelola SIK kabupaten.

DAFTAR PUSTAKA

23
Al Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Offset.

Ansariadi. 2012. Infrastruktur SIK di 138 Kabupaten di Indonesia: Evidence dari


Survei SIK DEPKES: Hal 5-10.

Fitriawati, Mia. 2017. Perkembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dari


Evolusi Infrastruktur: Hal 81-83.

Isnanto, Rizal. 2013. Infrastruktur Teknologi Informasi. Hal 7-15.

Kusumadewi S, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Mudma’inah.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI

Lubis, Adiella. 2017. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada


Infrastruktur Negara Berkembang. Volume 16. Hal 225 -
236

SIKDA Generik, 2011. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Vol.3.
Triwulan III 2011: Hal 5-19.

24
25

Anda mungkin juga menyukai