Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 9

ELEKTRONIKA DASAR 2

“APLIKASI TRANSISTOR SEBAGAIN SAKLAR DAN MULTIVIBRATOR


ASTABIL ”

24

NAMA : INDAH ANNISA

NIM : 19033028

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Aplikasi Transistor Sebagai Saklar Dan Multivibrator Astabil

Rangkaian multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk


menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat menghasilkan suatu
sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-rangkaian
sekuensial.

Multivibrator beroperasi sebagai osilator, yaitu sebagai sebuah rangkaian pembangkit sinyal,
di mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan berbentuk gelombang persegi (square wave).
Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan
keadaan tak stabil (Quasistable). Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf amplitudo sinyal
keluaran adalah tetap/stagnan pada suatu nilai tertentu. Keadaan tak stabil adalah keadaan di
mana taraf ampiltudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti denyut tegangan pada komponen
aktif. Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju pengisian/pengosongan kapasitor yang
besarnya ditentukan dari kapasitas kapasitor.

Rangkaian multivibrator terdiri dari komponen penguat aktif yang dikopel silang dengan
komponen-komponen pasif (resistor dan kapasitor). Fungsi resistor pada rangkaian multivibrator
adalah sebagai sumber arus bagi pengisian muatan kapasitor, sedangkan kapasitor berfungsi
sebagai kopel yang akan menentukan besar tegangan dari komponen penguat yang aktif.

Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan transistor bipolar (BJT), FET dan penguat
operasional (operational ampilfier, op-amp), yang mana bentuk rangkaian untuk setiap
komponen aktif perlu disesuaikan dengan karakteristik dari setiap komponen aktif tersebut.
Karena cara kerja FET lebih rumit dari cara kerja BJT, rangkaian multivibrator pada umumnya
dibuat dengan rangkaian BJT.

A. Rangkaian Multivibrator Astabil

Multivibrator astabil merupakan suatu rangkaian yang menswitch dua keadaan output yang
berbeda, yaitu dalam keadaan tinggi dan keadaan rendah. Rangkaian berosilasi secara periodik
sehingga dihasilkan tegangan keluaran berbentuk gelombang persegi. Keluaran multivibrator
astabil dapat berada pada dua keadaan, salah satunya stabil. Keluaran astabil selalu bergantian
keadaan sehingga astabil juga merupakan suatu osilator relaksasi. Jenis ini sering disebut
multivibrator yang bekerja bebas karena tidak memerlukan sinyal input tersendiri dan
memproduksi deretan gelombang persegi yang kontinu pada outputnya. Berikut adalah rangkaian
dasar dari multivibrator astabil:

CC

R3 R1 R2 R4

C1 C2
VO1 VO2
T1 T2

Gambar. Rangkaian Multivibrator Astabil

Ada dua rangkaian dasar yang membangun suatu multivibrator astabil yaitu rangkaian RC
dan saklar transistor. Rangkaian RC bekerja berdasarkan prinsip pengisian dan pengosongan
kapasitor. Kapasitor C1 diisi melalui resistor R1 sedangkan kapasitor C2 diisi melalui resistor R2.
Penggantian pengisian dan pengosongan kapasitor dilakukan melalui transistor yang berfungsi
sebagai saklar. Pada saat dihubungkan dengan catu daya VCC, salah satu transistor akan
mengalami saturasi dan transistor lainnya akan padam. Transistor T1 dan T2 bergantian
menghantar untuk setiap setengah perioda.

Pada saat transistor T2 terputus, tegangan keluaran pada transistor T 2 tinggi dan arus pada
kolektor minimum, sedangkan transistor T1 menghantar sehingga tegangan keluarannya rendah
dan arus pada kolektor maksimum. Pada saat ini kapasitor C1 diisi melewati resistor R1.
Tegangan pada kapasitor C1 akan naik dengan pertambahan waktu. Tegangan ini merupakan
tegangan masukan bagi transistor T2. Apabila tegangan masukan pada transistor T 2 melebihi
tegangan tertentu maka transistor T2 akan saturasi sehingga tegangan keluaran rendah dan arus
kolektor maksimum, sedangkan transistor T 1 terputus sehingga tegangan keluarannya tinggi dan
arus kolektor minimum. Pada saat ini kapasitor C2 diisi melalui resistor R2. Tegangan pada
kapasitor C2 akan naik dengan pertambahan waktu dan tegangan ini merupakan tegangan
masukan bagi saklar transistor T1. Bila tegangan ini melebihi tegangan tertentu menyebabkan
transistor T1 menghantar sedangkan transistor T2 terputus. Begitu seterusnya untuk setiap
setengah perioda transistor T1 dan T2 bergantian menghantar atau terputus. Bentuk tegangan
keluaran dari rangkaian saklar transistor T2 dan T1 adalah sebagai berikut:

VO1 VO2

t t
(a) (b)
Gambar. (a). Tegangan Keluaran Transistor T2, (b). Tegangan Keluaran Transistor T1

Dari persamaan tegangan pada pengisian kapasitor C1 melalui resistor R1 dapat ditentukan
konstanta waktu pengisian kapasitor. Selang waktu saat transistor T 1 menghantar (on) dan
transistor T2 terputus (off) adalah :

dengan laju pengisian kapasitor C1 ditentukan oleh konstanta waktu . Disisi lain
selang waktu saat transistor T1 terputus dan transistor T2 menghantar adalah:

dengan laju pengisian kapasitor C2 ditentukan oleh konstanta waktu . Perioda osilasi
dari multivibrator astabil merupakan penjumlahan dari selang waktu saat transistor T1
menghantar (on) dan transistor T2 terputus (off) dan sebaliknya sehingga:

Frekuensi dari multivibrator astabil didapat dari kebalikan perioda osilasi:


Dalam kasus khusus dimana nilai kapasitansi C1 = C2 dan tahanan R1 = R2 maka frekuensi dari
multivibrator adalah:

Frekuensi dari multivibrator astabil tergantung kepada nilai tahanan dan kapsitansi dari
kapasitor yang dipasang pada rangkaian RC. Semakin besar nilai tahanan dan kapasitansi
kapasitor yang dipasang maka semakin kecil nilai frekuensi multivibrator astabil.

Frekuensi dari multivibrator astabil dapat divariasikan secara kontinu dengan cara
memodifikasi rangkaian. Pada tahanan R1 dan R2 ditambahkan sebuah potensiometer seperti
gambar berikut.

VCC

RP

R3 R4

R1 R2

C1 C2

T1 T2

Gambar. Rangkaian Multivibrator Astabil dengan variasi frekuensi

B. Aplikasi Rangkaian Multivibrator Astabil

Multivibrator astabil menggunakan transistor dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan


seperti lampu flip flop, bel elektronik, egg timer elektronik, alat penentu waktu yang tepat pada
kart, organ elektronik, dan sebagainya. Sebuah contoh rangkaian lampu flip flop diperlihatkan
pada gambar berikut
L1 10k 10k L2

100F 100F

BC108 BC108

Gambar. Rangkaian Lampu Flip Flop

Contoh aplikasi lainnya dari multivibrator astabil adalah rangkaian buzzer (bel elektronik).
Untuk menghasilkan suara pada kolektor atau emitor dipasang loudspeaker akan mengkonversi
sinyal listrik menjadi suara. Salah satu contoh rangkaian buzzer dapat diperhatikan pada gambar
berikut:

9V
R3 1K R1 10K R210K R4=120
C1 C2
0,1F 0,1F 

T1 T2

SPK

Gambar. Rangkaian Buzzer


Daftar Pustaka

Surjono, Herman D. 2011. Elektronika: Teori dan Penerapan. Yogyakarta:

UNY. Sutrisno.1998. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung:

ITB.

Anda mungkin juga menyukai