Anda di halaman 1dari 1

DI UJUNG KAMPUNG DUNTEK

Maret tepat pada tanggal 15 bulan yang ke 3 di tahun 2020. Pagi itu aku terbangun dari tidurku tepat
pada jam limah lebi tuju menit (wit), bergegas membuka jendela di kamar ku agar bias merasakan udara
yang begitu sejuk sembari mengucap syukur atas hari yang baru dan nafas kehidupan yang Tuhan masih
berikan kepada saya.

Udara di tempat saya begitu dingin itu artinya semua orang tidak berani untuk keluar rumah, tapi pada
saat itu saya bergegas mengambil kamera di tas saya dan meberanikan diri untuk keluar rumah tepat
pada pukul enam nol-nol(wit) saya pun melangkakan kaki keluar untuk sedikit mengabadikan alam yang
begitu indah. Tapak setapak kaki ku pun mulai melangka menyusuri rerumputan yang menjulang tinggi
menuju salah satu bukit yang berada tepat di samping rumah saya kira-kira seratus meter dari rumah
saya. Begitu tiba diatas bukit, saya mulai mengamati di sekeliling saya’”sioo begituh indah ka alam ini”
sembari mengucap syukur kepada Tuhan karena sudah menciptakan saya sebagai orang kulit hitam
rambut keriting dan di hadiai alam yang begitu kaya dan indah di pandang mata.

Waktu sudah menujukan pukul tuju lebih limabelas menit saya pun naik ke bukit yang lebih tinggi, pada
saat itu saya di temani ade laki-laki saya yang paling bungsu, hati seolah gembira kerena saya di temani
jagoan kecil yang selalu buat saya tertawa, setelah tiba di bukit paling tinggi kemudian mengorol-
ngobrol saya

Anda mungkin juga menyukai