Anda di halaman 1dari 5

2.Jelaskanlah kebijakan fiskal (APBN) di Indonesia 5 th terakhir dan prospek ke depan!

Kebijakan fiskal APBN tahun 2020

1. Peningkatan kualitas SDM

-KIP kuliah mendukung kelanjutan pendidikan masyarakat miskin ke jenjang yang lebih tinggi

-kartu pra kerja untuk peningkatan produktivitas bagi pencari kerja

-keberlanjutan penyediaan layanan kesehatan(kenaikan besaran bantuan iuran)

2. Penguatan perlindungan sosial peningkatan akses pangan (kartu sembako)

3. Pembangunan infrastuktur

-pemerataan pembangunan antar wilayah

-percepatan pengembangan 5 destinasi wisata super prioritas

Kebijakan fiskal APBN tahun 2019

1.Aparatur

-mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara antara lain dengan mempertahankan gaji
dan pensiun ke-13,pemberin THR bagi pegawai aktif san pensiunan, serta kenaikan gaji pokok dan
pensiun pokok sebesar 5%

2.Efektivitas dan efesiensi belanja

-mendukung penguatan belanja yang bersifat produktif,dan melanjutkan efisiensi belanja yang
bersifat non-produktif

-meningkatkan kualitas belanja untuk peningkatan kapasitas produksi dan konektivitas serta
penguatan sistem monitoring dan evaluasi program
3.Mendukung program prioritas

-sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam bantuan sosial

-refocusing anggaran prioritas

-sinergi pembangunan antara pusat dan daerah

-dukungan pemerintah terhadap creative financing

Prospek kebijakan fiskal APBN kedepan

Prospek yang pertama adalah melanjutkan dan mempercepat program pemulihan ekonomi nasional.
Langkah-langkah di bidang kesehatan tentang penanggulangan wabah Covid-19 supaya bisa
dikendalikan menjadi hal yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi karena akar dari
permasalahan ini adalah keberadaan virus yang menginfeksi banyak manusia sehingga mengganggu
interaksi antar manusia dan berimplikasi kepada perputaran ekonomi.

Kedua penguatan reformasi struktural. Reformasi struktural akan dilakukan dengan cara terus
melanjutkan program perbaikan iklim investasi dan daya saing ekonomi menjadi, serta meningkatkan
kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas melalui kebijakan pendidikan dan
kesehatan.

Ketiga adalah program percepatan pembangunan nasional. Hal ini diterjemahkan ke dalam
percepatan prioritas pembangunan pada reformasi bidang kesehatan, reformasi bidang pendidikan,
infrastruktur, teknologi informasi dan ketahanan pangan nasional.

APBN 2016
1. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah untuk memacu produktivitas dan peningkatan
pelayanan publik.
2. Mengarahkan subsidi menjadi lebih tepat sasaran.
3. Melanjutkan program prioritas pembangunan, utamanya : infrastruktur konektivitas,
pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman, pariwisata, pertahanan,
serta pengurangan kesenjangan, guna semakin memperbaiki kualitas pembangunan.
4. Pemenuhan anggaran Kesehatan sebesar 5 persen dari APBN, dengan didukung program
yang lebih tajam dan luas, baik dari sisi demand maupun sisi supply.
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan tidak mampu melalui program bantuan
sosial yang lebih berkesinambungan (KIP, KIS), termasuk perluasan cakupan penerima
Bantuan Tunai Bersyarat menjadi 6 juta KSM.
6. Penyediaan kebutuhan pokok Perumahan melalui program Sejuta Rumah bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah, dengan dukungan pembangunan rumah, subsidi bunga kredit, dan
bantuan uang muka rumah.
7. Menyelaraskan kebijakan Desentralisasi Fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di Kementerian/Lembaga ke DAK, agar pembangunan
lebih merata dan lebih cepat, yang juga didukung dengan peningkatan alokasi Dana Desa
mencapai 6,5 persen dari dan di luar Transfer ke Daerah, sesuai Road Map Dana Desa tahun
2015-2019.
APBN 2017

Kebijakan fiskal dalam APBN tahun 2017 dibuat secara kredibel, efisien dan efektif serta
berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Upaya mereformasi fiskal sudah
digulirkan pemerintah sejak 2015 dalam kebijakan  APBN. Dalam APBN 2017, pemerintah
memastikan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan reformasi struktural atas kebijakan
APBN melalui tiga pilar utama.

1. Optimalisasi Pendapatan Negara


Pertama adalah melakukan optimalisasi pendapatan negara. Pada sisi pendapatan
negara, optimalisasi pendapatan diarahkan pada perluasan basis pendapatan.
Namun tetap selaras dengan kapasitas perekonomian agar tidak mengganggu iklim
investasi

2. Pengelolaan Belanja Negara Secara Produktif dan Berkualitas


Pada sisi belanja negara, kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran
yang bersifat produktif dan prioritas, diantaranya seperti pembangunan infrastruktur,
pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan.
Selain itu, untuk belanja Negara dalam APBN 2017, pemerintah dan DPR RI menyepakati
jumlah Rp2.080 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat, serta transfer ke daerah
dan dana desa. Dengan demikian, defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp330,2 triliun
atau 2,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini dilakukan demi
mendukung pembangunan yang produktif.

3. Pengelolaan Pembiayaan Dengan Prinsip Kehati-Hatian


(Prudent)
Yang ketiga adalah menjaga kesinambungan pembiayaan anggaran. Dari sisi
pembiayaan, kebijakan penghematan dilakukan pada pembiayaan investasi. Fokus
pemerintah adalah pada kemandirian BUMN dan infrastruktur melalui sumber pembiayaan
murah. Kebijakan defisit ekspansif dan terarah masih menjadi pilihan pemerintah dengan
tetap berkomitmen pada reformasi penganggaran dan prinsip kehati-hatian.

APBN 2018
Tahun 2018 merupakan tahun keempat dari pelaksanaan program pembangunan
Kabinet Kerja dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan guna mewujudkan
kemakmuran dan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Pemerintah merespon tahun 2018
ini melalui penetapan tema kebijakan fiskal yakni “Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk
Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan”.
1. Pendapatan Negara

Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.894,7


triliun. Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun,
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp275,4 triliun dan Hibah sebesar Rp1,2
triliun.

Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah akan melakukan berbagai upaya


penguatan reformasi di bidang perpajakan serta Kepabeanan dan Cukai, antara lain
melalui:

1. Dukungan Automatic Exchange of Information (AEoI) agar dapat


meningkatkan basis pajak serta mencegah praktik penghindaran pajak dan
erosi perpajakan;
2. Penguatan data dan Sistem Informasi Perpajakan agar lebih up to date dan
terintegrasi, melalui e-filing, e-form dan e-faktur; 
3. Membangun kepatuhan dan kesadaran pajak (sustainable compliance); 
4. Perbaikan kemudahan dan percepatan pelayanan di pelabuhan dan bandara
serta, penegakan pemberantasan penyelundupan.

2. Belanja Negara

Belanja negara dalam APBN 2018, pemerintah dan DPR RI menyepakati belanja
sebesar Rp2.220,7 triliun. Besaran ini meliputi belanja pemerintah pusat sebesar
Rp1.454,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp766,2 triliun.

Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa dalam APBN 2018 dialokasikan
sebesar Rp766,2 triliun. Alokasi ini diarahkan untuk meningkatkan pemerataan
kemampuan keuangan antardaerah, meningkatkan kualitas dan mengurangi
ketimpangan layanan publik antardaerah, serta mendukung upaya percepatan
pengentasan kemiskinan di daerah.

3. Pengelolaan Pembiayaan

Berdasarkan perkiraan pendapatan negara dan rencana belanja negara, maka


defisit anggaran pada APBN tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp325,9 triliun (2,19
persen PDB). Besaran ini lebih rendah dibandingkan outlook APBN Perubahan
tahun 2017 sebesar 2,67% terhadap PDB. Keseimbangan primer juga turun menjadi
negatif Rp87,3 triliun dari outlook tahun 2017 sebesar negatif Rp144,3 triliun.

Defisit anggaran tersebut akan ditutup dengan sumber-sumber pembiayaan


anggaran yang mengacu pada kebijakan untuk mengendalikan rasio utang terhadap
PDB dalam batas aman dan efisiensi pembiayaan anggaran agar tercapai fiscal
sustainability. Selain itu, pembiayaan anggaran tahun 2018 juga diarahkan untuk
pembiayaan investasi dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur,
perbaikan kualitas pendidikan, dan UMKM.

Prospek kebijakan fiskal APBN kedepan

Prospek yang pertama adalah melanjutkan dan mempercepat program pemulihan ekonomi
nasional. Langkah-langkah di bidang kesehatan tentang penanggulangan wabah Covid-19 supaya
bisa dikendalikan menjadi hal yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi karena akar dari
permasalahan ini adalah keberadaan virus yang menginfeksi banyak manusia sehingga
mengganggu interaksi antar manusia dan berimplikasi kepada perputaran ekonomi.
Kedua penguatan reformasi struktural. Reformasi struktural akan dilakukan dengan cara
terus melanjutkan program perbaikan iklim investasi dan daya saing ekonomi menjadi, serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas melalui kebijakan
pendidikan dan kesehatan.
Ketiga adalah program percepatan pembangunan nasional. Hal ini diterjemahkan ke dalam
percepatan prioritas pembangunan pada reformasi bidang kesehatan, reformasi bidang
pendidikan, infrastruktur, teknologi informasi dan ketahanan pangan nasional.

Anda mungkin juga menyukai