Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia sebagai negara
agraris. Indonesia dikaruniai tanah yang subur dengan iklim tropis sehingga banyak ragam jenis tanaman
pangan dapat dikembangkan dengan potensi panen sepanjang tahun. Pengembangan sektor pertanian
sebagai sebuah unit bisnis, tidak hanya dapat dijalankan oleh perorangan maupun badan usaha, sebuah
lembaga nirlaba yang mempunyai lahan tidur tentu dapat memanfaatkannya melalui sentuhan manajemen
agribisnis terpadu, sehingga manfaatannya dapat dirasakan langsung oleh baik sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan internal (swasembada) maupun sebagai kegiatan usaha.
Pondok Pesantren Ar – Risalah Ciamis sebagai sebuah lembaga pendidikan merupakan sebuah
kawasan terpadu yang memiliki lahan 9 hektar, dimana terdapat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama Terpadu, Sekolah Menengah Atas Terpadu dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam serta lahan
terbuka. Total penghuni Ar – Risalah saat ini terdapat 800 lebih orang yang secara rutin beraktifitas di
lingkungan Ar – Risalah dimulai dari siswa, mahasiswa, guru, dosen, ustadz dan warga Ar – Risalah.
Jumlah penghuni yang banyak tersebut tentu merupakan sebuah potensi ekonomi yang dapat dikelola baik
bertujuan untuk menurunkan pengeluaran biaya ataupun peningkatan pemasukan lembaga. Salah satu
peluang bisnis yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian adalah pemenuhan kebutuhan komoditas
pangan bagi 800 orang lebih warga Ar –Risalah setiap harinya, peluang tersebut dapat menjadi katalisasi
dalam memulai pengembangan unit agribisnis terpadu. 9 hektar lahan yang dikelola Ar – Risalah menjadi
infrastruktur dasar yang dapat dimanfaatkan warga Ar – Risalah untuk dapat mandiri dalam pemenuhan
kebutuhan pangan secara internal dengan mengurangi ketergantungan pembeliannya dari luar ataupun
pasar terdekat. Pemanfaatan 9 Hektar lahan ini diharapkan pada fase permulaan dapat menekan minimal
10% biaya operasional yang secara rutin dikeluarkan untuk pemenuhan pangan di Ar – Risalah. Tujuan
aplikasi manajemen agribsinis terpadu adalah untuk mengharmonikan pola interaksi sosial antara warga Ar
– Risalah sebagai konsumen, dapur sebagai unit pengolah dan unit pertanian sebagai unit produksi.
Pusat Inkubator Bisnis STEI Ar – Risalah sebagai sebuah inkubator bisnis berperan sebagai
pendamping unit – unit usaha Pondok Pesantren Ar – Risalah baik dalam proses pengembangan maupun
pengelolaan operasional, serta disinergikan dengan program pembinaan entrepreneurship mahasiswa dan
elemen lainnya termasuk masyarakat untuk dapat mencapai cita – cita Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
(STEI) Ar – Risalah untuk mencetak 50 % lulusannya sebagai pengusaha. Gagasan ini diharapkan kedepan
mampu menjadi model bisnis pertanian terintegrasi yang mampu menginspirasi masyarakat maupun
lembaga pendidikan pondok pesantren lainnya untuk direplikasi dan dikembangkan lebih lanjut.
BAB II
TENTANG PROGRAM

2.1 Konsep

Gambar 01: Konsep Manajemen Agribisnis Terpadu


Konsep manajemen agribisnis terpadu bertujuan untuk mengintegrasikan interaksi bisnis
dari unit – unit yang terdapat dalam rantai pemenuhan kebutuhan pangan di Ar – Risalah sehingga
tercipta sebuah pola bisnis pertanian yang tepat guna dan berkelanjutan. Pemetaan kondisi sosial
warga Ar – Risalah yang dikombinasikan dengan pemahaman mendalam dari potensi lahan tidur
serta kebutuhan pasar menjadi landasan awal proses pengembangan. Sebuah panduan yang
disertai dengan aktifitas pendampingan langsung diharapkan menjadi output utama kegiatan ini.
Langkah pertama dimulai dari pembinaan petani yang didasarkan dari kebutuhan konsumen
sebagai landasan kegiatan produksi dari komoditas pertanian yang diperlukan serta sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan pasar baik secara kuantitas dan kualitas. Selanjutnya pembinaan dilakukan
pula dengan pihak dapur sebagai pengolah komoditas pangan agar mampu menyediakan makanan
yang baik dari sisi rasa, kebersihan maupun kandungan nutrisi. Pembinaan terhadap konsumen
perlu dilakukan secara berkelanjutan di tahap selajutnya untuk memberikan pemahaman
komperhensif agar mampu lebih menghargai proses bisnis dibalik menu makanan harian.
2.2 Ide Bisnis Layanan Bisnis

Gambar 02: Proses Manajemen Agribisnis Terpadu


Media Edukasi Konsumen
Proses ini berperan untuk mengembangkan pola sosialisasi tentang rantai bisnis dibalik makanan
baik dalam bentuk publikasi sosial media, desain graifs maupun artikel. Pemaparan informasi yang
berkelanjutan diharapkan mampu memahamkan konsumen untuk lebih bijak dalam
mengkonsumsi makanan serta menghargai proses dibaliknya dengan kesadaran untuk membeli
dengan harga yang mempertimbangkan kesejahteraan petani.
Formulasi Menu Makanan
Peningkatan nilai tambah komoditas pertanian dengan metode pengolahan makanan yang menarik
dan berkualitas menjadi fokus utama proses ini agara konsumen tetap mendapatkan kepuasan
meskipun perlu membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Pelatihan dan Manajemen Operasional
Konsumen yang telah diedukasi diharapkan membutuhkan jenis makanan dengan nilai tambah
yang tinggi, sehingga selain konsistensi kuantitas, aspek kualitas pun menjadi pertimbangan yang
utama. Hal tersebut akan merangsang proses inovasi baik dalam proses produksi maupun
pengembangan lanjutan. Kondisi tersebut memerlukan kegiatan pembinaan petani secara periodik
serta pendampingan operasional yang intesif untuk memastikan pola produksi yang stabil.
Imbas dari kegiatan ketiga proses tersebut adalah peningkatan kesejahteraan petani, kualitas
nutrisi makanan dan serta tercapainya ketahanan pangan lokal.
BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM

3.1 Periode Program

Gambar 03: Program Swasembada Pangan


Implementasi dari konsep manajemen agribisnis diwujudkan dalam 2 tahapan, yaitu proyek
pilot & tahap alpha. Proyek pilot direncanakan berlangsung selama 1,5 tahun untuk mencapai
“Swasembada Pangan di Ponpes Ar – Risalah di tahun 2020”, sedangkan tahap lanjutan adalah
proyek alpha yang direncanakan akan dijalankan selama 5 tahun untuk mencapai “Ketahanan
Pangan Area Ponpes Ar – Risalah di tahun 2025”. Program Swasembada Pangan melibatkan 3
subyek utama yaitu petani, dapur & konsumen, sedangkan Program Ketahanan Pangan melibatkan
masyarakat sebagai mitra tambahan. Subprogram Swasembada Pangan yang berkaitan langsung
dengan petani terdiri dari 2 jenis, yaitu subprogram swasembada sayuran & subprogram
swasembada protein. Kedua subprogram tersebut dijalankan secara paralel dengan manajemen
dan tim yang berbeda serta diimplementasikan dalam sebuah area lahan seluas 1.000 m2 yang
bernama “Kavling Firdaus”. Selain Program Swasembada Pangan, terdapat pula program
pembibitan Jati Platinum yang terdapat pada Kavling Firdaus sebagai program dalam bidang
perkebunan.
3.6 Area Kavling Firdaus
Kavling Firdaus merupakan sebidang lahan yang dibelah oleh sebuah sungai sebagai area
pemodelan sekaligus demo plot program – program pertanian Ponpes Ar-Risalah. Lahan Kavling
Firdaus merupakan lahan tanah merah yang kurang subur, sehingga aplikasi teknologi pertanian
menjadi sebuah keharusan dalam proses implementasi serta merangsang pengembangan teknologi
lanjutan lewat tantangan dan permasalahan di lapangan. Kelebihan dari area ini adalah debit air
sungai yang tidak pernah kering meskipun menghadapi kemarau panjang, hal ini tentu sangat
mendukung bagi sebuah area pertanian yang selalu memerlukan penyediaan air. Area ini pun
menerapkan konsep “Zero Waste” dimana rantai limbah yang terdapat di dalam area ini
dimanfaatkan untuk menopang ekosistem yang ada didalamnya.

Gambar 04: Layout Kavling Firdaus


3.2 Subprogram Swasembada Sayuran
Perencanaan unit produksi ini didasarkan pada data hasil riset kebutuhan dari dapur yang
melibatkan warga Ar – Risalah yaitu:
SD Model Aulady : 87 Orang
SMP Terpadu : 457 Orang
SMA Terpadu : 162 Orang
STEI : 100 Orang
Ustad : 30 Orang
Pegawai : 15 Orang
Dosen : 10 Orang +
861 Orang
Kebutuhan penyediaan bahan baku pangan yang didata saat ini bergantung terhadap pola menu
makan yang disediakan bagi warga Ar – Risalah seperti tabel dibawah ini:

Gambar 05: Daftar Menu Makan Mingguan


Menu makanan tersebut bersifat semerntara dan kedepan akan dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan nutrisi harian yang lebih baik melalui layanan pelatihan memasak kepada pihak dapur
sehingga menu makanan pun dapat disesuaikan untuk dibuat dengan mayoritas komoditas pangan
yang dapat diproduksi secara mandiri oleh lembaga untuk mencapai swasembada pangan.
Hasil riset kebutuhan pasar internal Pondok Pesantren Ar – Risalah menunjukan kebutuhan dapur
Ar – Risalah setiap bulannya di angka Rp. 110.079.000 untuk pembelian bahan baku untuk diolah
dan dikonsumsi. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan dapur di pasar.

Kebutuhan penyediaan pangan di Ar-Risalah berjumlah 47 item dengan beras sebagai item utama
yang menduduki angka 23% dari total pengeluaran. Kebutuhan tertinggi kedua ditempati oleh
daging ayam yang mencapai 16% sebagai sumber protein disusul oleh komoditas lainnya seperti
telur, tahu, tempe, asin, telur puyuh, kulit sapi, kacang tanah, kacang ijo, lele dan tongkol.
Kebutuhan sayuran yang terdiri dari 21 item antara lain tomat, wortel, kentang, bayam, kangkung,
labu siam, cabe merah, bawang merah, bawang putih, bawang bombai, bawang daun, seledri,
jamur, timun, kacang panjang, tauge, terong, buncis, cabe rawit, cabe ijo. Kebutuhan pemenuhan
sayuran bulanan mencapai 20% dari total pengeluaran bulanan, dimana pada tahap awal program
swasembada sayur akan menekan setengahnya yaitu 10 % dengan membudidayakan 13
komoditas.
3.3 Komoditas Sayuran Program
Melihat Potensi lahan di Ar – Risalah, alfilaha melihat peluang bahwa kedepannya Ar – Risalah
bisa melakukan swasembada pangan. oleh karena itu Alfilaha mencoba melakukan program
swasembada pangan khususnya komoditas yang paling bisa dilakukan dengan segera diantaranya:

Ke – 13 Komoditas tersebut merupakan komoditas yang paling bisa tanam di lahan Ar – Risalah
dengan metode Hidroponik, Polybag dan penanaman langsung di lahan. Dengan 13 Komoditas
tersebut kedepannya bisa mengurangi 10 – 15% pembelian bahan baku ke luar.
3.4 Metode Pelaksanaan Program
3 metode penanaman berbeda terhadap 13 Komoditas diperuntukan untuk memaksimalkan hasil
panen serta diversifikasi metode sebagai model percontohan untuk kebutuhan penelitian. Durasi
masa pengembangan serta target produksi pada masa operasional terdapat pada tabel dibawah.

Dengan metode penanaman yang disesuaikan dengan komoditas akan mampu menghasilkan
sayuran yang dibutuhkan setiap bulannya oleh dapur sehingga dapur bisa menghemat biaya
pembelian bahan baku kedepannya sekitar 10 – 15%.
Divisi Pelatihan dan Manajemen Operasional mewujudkan proyek pilotnya dalam sebuah
program yang dinamakan “Program Swasembada Sayuran” untuk memenuhi kebutuhan internal
sayuran sekaligus sebagai embrio unit bisnis di masa depan. Program ini sudah diinisiasi sejak
2017 bekerjasama dengan program “Dedikasi untuk Negeri” Bank Indonesia yang merupakan
sebuah program pemberdayaan ekonomi pesantren. Tahap awal program ini, Ar – Risalah
mengembangkan unit pembibitan dan unit demplot sebagai program pengembangan yang
bertujuan untuk memperkenalkan warga Ar-Risalah dengan budaya bercocok tanam sebagai
pondasi kebiasaan untuk pelaksanaan produksi di tahap selanjutnya. Komponen proyek ini terdiri
dari 2 elemen utama, yaitu screen house berukuran 3 m x 3 m sebagai tempat pembenihan dan
penyemaian sayuran serta area demplot budidaya sayuran dengan sistem polybag yang
diperuntukan untuk ujicoba budidaya beberapa komoditas antara lain paprika, cabai keriting, cabai
rawit, kangkung, tomat, pakcoy dalam area seluas 200 m 2.
Gambar 04: Layout Proyek Pilot 02 “Program Swasembada Sayuran”
Tahun 2018 Pondok Pesantren Ar – Risalah mengajukan kembali kerjasama dengan Bank
Indonesia untuk melanjutkan program pengembangan di tahun 2017 untuk ditingkatkan menjadi
unit produksi yang akan beroperasi secara rutin dalam memenuhi kebutuhan internal pesantren.
Sebuah unit produksi sayuran yang menggunakan sistem hidroponik akan dikembangkan seluas
150 m2 untuk memproduksi 4 komoditas utama yaitu Kangkung, Bayam, Seledri dan Pakcoy.
Selain itu unit pengembangan dari tahun lalu akan dikonversikan menjadi unit produksi sayuran
yang menggunakan sistem polybag pada 1.000 kantung yang diperuntukan untuk memproduksi 7
komoditas yaitu Tomat, Timun, Cabai Merah, Cabai Rawit, Cabai Hijau, Buncis dan Bawang
Daun. 2 komoditas terakhir yang memerlukan pemanfaatan lahan yang lebih luas akan diproduksi
dengan sistem budidaya konvensional diatas lahan seluas 244 m 2.
3.5 Skenario Periode dan Pelaksanaan Program
Skenario pengembangan & operasional lahan di Ar – Risalah

dalam waktu 7 Bulan Alfilaha akan mengkondisikan pengembangan dan operasional penanaman
sayuran dengan 3 metode penanaman. Dalam waktu 4 bulan awal dari bulan Juli hingga Oktober
proses pengembangan dilakukan diawali tahap persiapan hingga bisa menghasilkan panen diawal.
Lalu setelah tahap pengembangan 3 bulan selanjutnya bulan oktober hingga desember tahap
operasional yang akan terus di monitoring oleh alfilaha sehingga kegiatan ini dapat terus berlanjut.

STRUKTUR PENGEMBANGAN

Mentor Pak Adi

Ketua Inkubator Pak Hari Ramdhani

Dicky N. R.
Acep A. M.
Pendamping Dani H.
Pak Itang (Klinik Tanaman)
Genbi
MATRIKS KEGIATAN PANGAN MANDIRI

NO NAMA KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembentukan struktur PJ program
2 Rapat perdana (penyusunan dan
pembuatan konsep rencana kegiatan)
a. Identifikasi potensi (Pengumpulan
data kebutuhan dapur pesantren,
potensi lahan, )
b. Penentuan komoditas sayuran yang
akan ditanam
c. Pembuatan pola tanam
d. Penbuatan jadwal tugas
3 Realisasi program
a. Motivasi (why should they do this
program?)
b. Pelatihan Administrasi dan
Pembukuan
c. Pelatihan Teknis budidaya
1. Penyemaian
2. Pembuatan media tanam
3. Pemupukan
4. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Terpadu (OPT)
5. Penyiraman (Hidroponik dan
Polybag)
6. Pengaturan Konsentrasi &
Penembakan Air (Hidroponik)
7. Panen dan Pasca Panen
Monitoring dan evaluasi
Penyusunan laporan dan kegiatan
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA

1.1 Biaya Keseluruhan

Rincian Anggaran Biaya


No Biaya Jumlah
1 Biaya Tetap Hidroponik Rp 29,141,950
2 Biaya Tetap Sistem Pengairan Rp 5,286,000
3 Biaya Tetap Peralatan Pertanian Rp 20,657,000
4 Biaya Variabel Bakteri / Bakal Pupuk Rp 600,000
5 Biaya Variabel Probiotik / Hormon Tambahan Rp 3,900,000
6 Biaya Variabel 13 Komoditas Rp 11,192,000
7 Biaya Tenaga Kerja Rp 28,000,000
Total Rp 98,776,950

1.2 Biaya Tetap

1.2.1 Biaya Tetap Hidroponik

No Biaya Tetap Hidroponik jumlah


1 Biaya Tetap Kangkung Hidroponik Rp 13,022,600
2 Biaya Tetap Bayam Hidroponik Rp 13,186,850
3 Biaya Tetap Seledri & Pakcoy Hidroponik Rp 2,932,500
Total Rp 29,141,950

1.2.1.1 Biaya Tetap Kangkung Hidroponik


Biaya Tetap Kangkung Hidroponik
NO Kebutuhan satuan volume harga satuan jumlah
1 Pipa PVC 3 Inch Lente 54 Rp 69,600 Rp 3,758,400
2 Pompa Unit 1 Rp 240,000 Rp 240,000
3 Torn Air Unit 1 Rp 2,190,000 Rp 2,190,000
4 Pipa PVC 3/4 Lente 6 Rp 27,700 Rp 166,200
5 EC Meter Unit 1 Rp 150,000 Rp 150,000
6 pH Meter Unit 1 Rp 120,000 Rp 12,000
7 Baja Ringan Lente 24 Rp 80,000 Rp 1,920,000
8 Jaring Nilon Unit 1 Rp 700,000 Rp 700,000
9 Net Pot Unit 1080 Rp 450 Rp 486,000
10 Plastik UV 200 UM Meter 25 Rp 40,000 Rp 1,000,000
11 Pembuatan Instalasi Meter 60 Rp 40,000 Rp 2,400,000
Total Rp 13,022,600
1.2.1.2 Biaya Tetap Bayam Hidroponik
Biaya Tetap Bayam Hidroponik
NO Kebutuhan satuan volume harga satuan jumlah
1 Pipa PVC 3 Inch Lente 54 Rp 69,600 Rp 3,758,400
2 Pompa Unit 1 Rp 240,000 Rp 240,000
3 Torn Air Unit 1 Rp 2,190,000 Rp 2,190,000
4 Pipa PVC 3/4 Lente 6 Rp 27,700 Rp 166,200
5 EC Meter Unit 1 Rp 150,000 Rp 150,000
6 pH Meter Unit 1 Rp 120,000 Rp 12,000
7 Baja Ringan Lente 24 Rp 80,000 Rp 1,920,000
8 Jaring Nilon Unit 1 Rp 700,000 Rp 700,000
9 Net Pot Unit 1445 Rp 450 Rp 650,250
10 Plastik UV 200 UM Meter 25 Rp 40,000 Rp 1,000,000
11 Pembuatan Instalasi Meter 60 Rp 40,000 Rp 2,400,000
Total Rp 13,186,850

1.2.1.3 Biaya Tetap Seledri & Pakcoy Hidroponik


Biaya Tetap Seledri & Pakcoy Hidroponik
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Baja Ringan Lente 10 Rp 80,000 Rp 800,000
2 PVC 3 Inch Lente 8 Rp 69,600 Rp 556,800
3 PVC 3/4 Inch Lente 1 Rp 27,700 Rp 27,700
4 Pompa Air Kecil Unit 1 Rp 240,000 Rp 240,000
5 Net Pot Unit 240 Rp 450 Rp 108,000
6 Pembuatan Instalasi Meter 30 Rp 40,000 Rp 1,200,000
Total Rp 2,932,500

1.3 Biaya Tetap Sistem Pengairan


Peralatan Perairan
No Kebutuhan satuan volume harga satuan jumlah
1 Torn Besar 1550L Unit 1 Rp 2,190,000 Rp 2,190,000
2 PVC 1 Inch Lente 20 Rp 38,400 Rp 768,000
3 Pompa Shimizu JET 100BIT Unit 1 Rp 700,000 Rp 700,000
4 Besi Siku - Siku 4x4 - 3 mm Meter 4 Rp 107,000 Rp 428,000
5 Pembuatan Instalasi Meter 12 Rp 100,000 Rp 1,200,000
Total Rp 5,286,000
1.4 Biaya Tetap Peralatan Pertanian
Peralatan Pertanian
NO Kebutuhan satuan volume harga satuan jumlah
1 Cangkul Unit 4 Rp 90,000 Rp 30,000
2 Sekop Unit 2 Rp 180,000 Rp 360,000
3 Sekop Kecil Unit 4 Rp 15,000 Rp 60,000
4 Swan Sprayer Elektrik Unit 1 Rp 680,000 Rp 680,000
5 Garpu Tani Unit 2 Rp 75,000 Rp 150,000
6 Soil Testev Unit 1 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000
7 Ajir (Tuturus) 210 cm Batang 310 Rp 2,500 Rp 775,000
8 Ajir (Tuturus) 150 cm Batang 840 Rp 2,000 Rp 1,680,000
9 Traktor Singkal Honda F J500 RD Unit 1 Rp 14,222,000 Rp 14,222,000
10 Bio Kompotser Unit 2 Rp 560,000 Rp 1,120,000
11 Sambit Unit 4 Rp 20,000 Rp 80,000
Total Rp 20,657,000

1.5 Biaya Variabel Bakteri / Bakal Pupuk

Bakteri / Bakal Pupuk


No Kebutuhan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Humat 8 Rp 50,000 Rp 400,000
2 EM4 4 Rp 50,000 Rp 200,000
Total Rp 600,000

1.6. Biaya Variabel Probiotik / Hormon Tambahan

Probiotik / Hormon Tambahan


No Kebutuhan Volume Harga Satuan Jumlah

1 Zepete 52 Rp 50,000 Rp 2,600,000


2 Ajotobacter 26 Rp 50,000 Rp 1,300,000
Total Rp 3,900,000
1.7 Biaya Variabel 13 Komoditas

13 Komoditas
No Metode Komoditas Target Produksi
1 Kangkung Rp 1,694,000
2 Bayam Rp 1,155,000
Hidroponik
3 Seledri Rp 148,000
4 Pakcoy Rp 355,000
5 Tomat Rp 740,000
6 Timun Rp 676,000
7 Cabai Merah Rp 570,000
8 Polybag Cabai Rawit Rp 1,470,000
9 Cabai Hijau Rp 718,000
10 Buncis Rp 516,000
11 Bawang Daun Rp 1,320,000
12 Kacang Panjang Rp 510,000
Lahan
13 Terong Rp 1,320,000
Total Rp 11,192,000

1.7.1 Biaya Variabel Kangkung


Kangkung
No. Kebutuhan Satuan Volume Satuan Harga Jumlah
1 Benih Kg 22 Rp 45,000 Rp 990,000
2 Nutrisi Kg 8 Rp 70,000 Rp 560,000
3 listrik KWH 120 Rp 1,200 Rp 144,000
Total Rp 1,694,000

1.7.2 Biaya Variabel Bayam

Bayam
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Benih Bungkus 2 Rp 28.000 Rp 56.000
2 Rockwool Lembar 45 Rp 15.000 Rp 675.000
3 Listrik Kwh 120 Rp 1.200 Rp 144.000
4 Nutrisi Kg 4 Rp 70.000 Rp 280.000
Total Rp 1.155.000
1.7.2 Biaya Variabel Seledri

Seledri
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Benih Bungkus 1 Rp 38.000 Rp 38.000
2 Rockwool Lembar 4 Rp 15.000 Rp 60.000
3 Nutrisi Bungkus 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Total Rp 148.000

1.7.3 Biaya Variabel Pakcoy

Pakcoy
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Benih Bungkus 2 Rp 28.000 Rp 56.000
2 Rockwool Lembar 7 Rp 15.000 Rp 105.000
3 Listrik Kwh 120 Rp 1.200 Rp 144.000
4 Nutrisi Bungkus 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Total Rp 355.000

1.7.4 Biaya Variabel Tomat

Tomat
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 200 Rp 1.200 Rp 240.000
2 Pupuk Kandang Karung 20 Rp 10.000 Rp 200.000
3 POC Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
4 Benih Bungkus 2 Rp 25.000 Rp 50.000
5 PesNab Botol 2 Rp 50.000 Rp 100.000
Total Rp 740.000

1.7.5 Biaya Variabel Timun

Timun
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 180 Rp 1.200 Rp 216.000
2 Pupuk Kandang Karung 25 Rp 10.000 Rp 250.000
3 POC Botol 1 Rp 50.000 Rp 50.000
4 Benih Bungkus 4 Rp 15.000 Rp 60.000
5 Pesnab Botol 2 Rp 50.000 Rp 100.000
Total Rp 676.000
1.7.6 Biaya Variabel Cabai Merah

Cabai Merah
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 100 Rp 1.200 Rp 120.000
2 Pupuk Kandang Karung 10 Rp 10.000 Rp 100.000
3 POC Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
4 Benih Bungkus 2 Rp 25.000 Rp 50.000
5 Pesnab botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
Total Rp 570.000

1.7.7 Biaya Variabel Cabai Rawit

Cabai Rawit
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 300 Rp 1.200 Rp 360.000
2 Pupuk Kandang Karung 38 Rp 10.000 Rp 380.000
3 POC Botol 8 Rp 50.000 Rp 400.000
4 Benih Bungkus 1 Rp 30.000 Rp 30.000
5 Pesnab botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
Total Rp 1.470.000

1.7.8 Biaya Variabel Cabai Hijau

Cabai Hijau
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 140 Rp 1.200 Rp 168.000
2 Pupuk Kandang Karung 20 Rp 10.000 Rp 200.000
3 POC Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
4 Benih Bungkus 2 Rp 25.000 Rp 50.000
5 Pesnab botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
Total Rp 718.000
1.7.9 Biaya Variabel Buncis

Buncis
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 80 Rp 1.200 Rp 96.000
2 Pupuk Kandang Karung 10 Rp 10.000 Rp 100.000
3 POC Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
4 Benih Bungkus 1 Rp 20.000 Rp 20.000
5 Pesnab botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
Total Rp 516.000

1.7.10 Biaya Variabel Bawang Daun

Bawang Daun
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 300 Rp 1.200 Rp 360.000
2 Pupuk Kandang Karung 40 Rp 10.000 Rp 400.000
3 POC Botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
4 Bibit Kg 12 Rp 5.000 Rp 60.000
5 Pesnab botol 4 Rp 50.000 Rp 200.000
Total Rp 1.320.000

1.7.11 Biaya Variabel Kacang Panjang

Bawang Daun
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Polybag Lembar 300 Rp 1.200 Rp 360.000
Pupuk
2 Kandang Karung 40 Rp 10.000 Rp 400.000
3 POC Botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
4 Bibit Kg 12 Rp 5.000 Rp 60.000
5 Pesnab botol 4 Rp 50.000 Rp 200.000
Total Rp 1.320.000

Kacang Panjang
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Lahan Mater Persegi 52 Rp - Rp -
2 Pupuk Kandang Karung 19 Rp 10.000 Rp 190.000
3 POC Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
4 Benih Bungkus 2 Rp 20.000 Rp 20.000
5 Pesnab Botol 3 Rp 50.000 Rp 150.000
Total Rp 510.000
1.7.12 Biaya Variabel Terong

Terong
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Lahan Meter Persegi 192 Rp - Rp -
2 Pupuk Kandang Karung 30 Rp 10.000 Rp 300.000
3 POC Botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
4 Benih Bungkus 1 Rp 60.000 Rp 60.000
5 Mulsa Rol 1 Rp 360.000 Rp 360.000
6 Pesnab botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
Total Rp 1.320.000

Terong
No Kebutuhan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Lahan Meter Persegi 192 Rp - Rp -
2 Pupuk Kandang Karung 30 Rp 10.000 Rp 300.000
3 POC Botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
4 Benih Bungkus 1 Rp 60.000 Rp 60.000
5 Mulsa Rol 1 Rp 360.000 Rp 360.000
6 Pesnab botol 6 Rp 50.000 Rp 300.000
Total Rp 1.320.000

1.7.13 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga Kerja
No Tenaga Waktu Gaji Perbulan Jumlah
1 Tenaga Pendamping 7 Bulan Rp 2.000.000 Rp 14.000.000
2 Tenaga Kerja 7 Bulan Rp 2.000.000 Rp 14.000.000
Total Rp 28.000.000
BAB V
PROGRAM TAMBAHAN TERINTEGRASI

1.1 Program Pembibitan Jati Platinum

Pembibitan Jati Platinum Ar – Risalah telah bekerjasama dengan LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) sejak

1.2 Program Budidaya Lele Bioflok


Pembudidaya Lele Bioflok telah bekerjasama dengan Kementrian Perikanan Republik Indonesia

1.3 Program Budidaya Sayuran Sistem Greenhouse & Polybag


BAB VI
PENUTUP

Demikian proposal studi kelayakan usaha yang kami sampaikan, tentunya kegiatan ini
tidak akan terselenggara jika tidak ada dukungan dari pihak – pihak yang terkait. Oleh karena itu,
kami memohon bantuan dan partisipasi dari semua pihak terkait untuk mendukung dan
mensukseskan kegiatan tersebut. Atas bantuan dan partisipasinya kami ucapkan terimakasih.

Tasikmalaya, 7 Juni 2018

Ketua Pelaksana Program, Bendahara


Yayasan Wakaf Ar-Risalah

Asep Syamsul Millah Mu’jiz Ridwan, S.E.

Diketahui,

Ketua Ketua Inkubator Bisnis


STEI Ar -Risalah STEI Ar - Risalah

Prof. Dr. H. Kartawan, S.E., M.P Hari Ramdhani B. Eng

Anda mungkin juga menyukai