“Pengendalian Mekanik”
Oleh:
KELOMPOK E
SUKMA E28118050
MUTMAINNAH E28118009
MUH.ULL ABSAR E28118071
BIMA GUNAWAN E28118001
RIWAN BUDI SANTOSO E28118041
LA ODE RISKI ANDI D1F119008
TRIBUANA TOVANI E28118063
RANI S.LIHAWA E28118028
FADIA DWIRIANDINI E28118018
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Tidak lupa pula penulis
ucapkan terima kasih kepada dukungan teman- teman yang telah membantu dalam
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengelolaan
Hama dan Penyakit Terpadu Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin
untuk membuat makalah ini, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasinya. Salah
Kelompok E
BAB I
PENDAHULUAN
Para ahli hama pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 mulai
untuk mengatasi hama serangga. Namun sekitar tahun 1950an dan pada tahun-tahun
asalkan saat aplikasi insektisida itu tepat yaitu apabila populasi hama telah mencapai
tersebut menjadi sekecil mungkin. Pestisida harus digunakan secara bijaksana yaitu
bila perlu saja dengan memperhitungkan jumlah populasi hama sasaran dan musuh-
mendorong para pakarnya untuk mengkaji ulang dan mencari alternatif jawaban yang
lebih baik dalam mengatasi masalah hama-hama. Konsep yang paling tepat ialah
mutlak penting diterapkan untuk lebih menjamin proses pembangunan pertanian yang
pengendalian hama yang memanfaatkan berbagai cabang ilmu dalam satu ramuan
yang serasi yang satu memperkuat yang lain. Sebab terjadinya masalah hama bukan
hanya akibat interaksi antara tanaman – hama itu sendiri, tetapi disebabkan juga oleh
berbagai factor fisik dan biota di sekitarnya, seperti iklim dan cuaca, tingkat
kesuburan tanah, mutu benih, teknik-teknik agronomi, keragaman biota dan ulah
tanaman. Di antaranya ada yang berstatus hama utama, sebab dari segi ekonomi
paling merugikan ada yang berstatus hama kurang penting, sebab tidak begitu
potensial. Status sesuatu spesies hama dapat berubah dari berstatus hama utama
mekanis bertujuan untuk mematikan hama secara lagsung baik dengan hanya
menggunakan tangan atau dengan menggunakan alat bantu lain. Teknik mekanik
perangkap (menangkap hama dengan memasang alat perangkap pada tempat yang
sering dilalui hama), Pemasangan umpan (mengendalikan hama walang sangit
di tenah sawah).
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
fisik, perlakuan langsung terhadap tanaman baik menggunakan alat tertentu maupun
secara manual, misalnya penyiangan atau bencana gulma di sekitar tanaman. Metode
masalah akut yang ringan. Pengendalian mekanik relatif tidak berdampak negatif
terhadap musuh alami sehingga sangat tepat jika dipadukan dengan pengendalian
hayati dalam pendekatan PHT. Persiapan lahan pertanian yang dapat mengakibatkan
hama yang hidup di tanah kekeringanatau rentan terhadap pemangsa juga merupakan
strategik dan mampu menghasilkan keturunan dalam jumlah besar dalam waktu
singkat. Hama r-strategik biasanya terdapat pada tanaman pangan, sedangkan hama
makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut berkompetisi, dan cepat berpindah
ke habitat baru sebelum habitat lama tidak berguna lagi (Baehaki, 2011).
penguatan peran musuh alami melalui penyediaan inang atau mangsa alternatif,
dilakukan secara manual oleh manusia. pengendalian secara mekanik dapat dilakukan
dengan cara yang sederhana, membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan waktu
yang lama, efektifitas dan efesiensinya rendah, tetapi tidak berpengaruh negatif
daerah dengan memanfaatkan tenaga kerja dengan bayaran yang relatif rendah.
tetapi juga terkadang bekerjasama dengan para petani lainnya untuk bersama-sama
Pengendalian hama secara mekanik biasa dilakukan pada tanaman organik agar
terhindar dari obat-obatan kimia yang dapat berdampak buruk pada hasil panen
tanaman. Selain itu, juga dapat menjaga pencemaran lingkungan dan alam.
mengambil dan membersihkan siput atau ulat yang menyerang tanaman kubis secara
manual. Kegiatan ini oleh petani Jawa disebut “Rogesan”, yakni mengendalikan
hama ulat penggerek yang menyerang pucuk tebu. Lain lagi dengan petani kopi, yang
Hypotheneemus Hampei.
dilakukan pada pagi hari secara serentak dengan mengumpulkan ulat yang menyerang
pucuk tembakau, dan kemudian hasil tangkapan tersebut dimusnahkan dengan cara
dibakar.
Adapun cara pengendalian secara fisik, yakni dengan memanipukasi faktor fisik
mangga dengan plastik agar terhindar dari serangan hama pohon mangga. Ada juga
Perlakuan Panas
agar terhindar dari serangan hama, yakni dengan cara meningkatkan suhu ruangan
pada gudang yang tertutup. Cara ini sangat efektif untuk melindungi hasil panen di
Teknik penerangan ini biasa diaplikasikan oleh para petani padi atau bawang
ketika hama mendekat akan terjebak lalu berjatuhan pada cairan tersebut dan
akhirnya mati.
Teknik pengendalian gulma secara mekanik ini paling sederhana dan memakan waktu
tanaman.
Begitu banyak cara pengendalian hama secara mekanik, misalnya saja kita
3.1 Kesimpulan
Baehaki, 2011. Strategi fundamental pengendalian hama wereng batang coklat dalam
pengamanan produksi padi nasional. Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi. Pengembangan Inovasi Pertanian, 4(1): 63-75.
Chandra, W., 2013. Pengendalian hama dari tanaman dan gulma yang ramah
lingkungan. (Online) http://www.mongabay.co.id/2013/09/09/pengendali-
hama-dari-tanaman-dan-gulma-yang-ramah-lingkungan/ diakses Tgl. 14 Juni
2016.
Griffin, C.T., D. Chaerani, A.P. Fallon, Reid dan M.J. Downes, 2000. Occurrence and
distributionof the entomopathogenic nematodesSteinernema spp.
and Heterorhabditis indicain Indonesia. Journal of Helminthology, 74: 143-
150.
Gunawan, C.S.E., G, Mudjiono dan L.P. Astuti, 2015. Kelimpahan populasi wereng
batang coklat Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) dan laba-
laba pada budidayatanaman padi dengan penerapan pengendalian
hamaterpadu dan konvensional. Jurnal HPT, 3(1): 119-121.
Mudjiono, G., 2012. Pengelolaan HamaTerpadu. UB Press. Malang.
Nietschke, B.S., R.D. Magarey, D.M. Borchert, D.D. Calvin dan E.Jones, 2007.
Adevelopmental database to supportinsect phenology models. Crop
Protection, 26:1444–1448.
Nirmayanti, F., G. Mudjiono dan S. Karindah, 2015. Pengaruh beberapa jenis
tanaman pendamping terhadaphamaPhyllotreta striolata F. (Coleoptera:
Chrysomelidae)pada budidaya sawi hijau organik. Jurnal HPT, 3(2): 70-71.
Novizan, 2008. Petunjuk pemakaian pestisida. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Samsudin dan I.M. Trisawa, 2011. Teknologi pengendalian hayati hama penghisap
pucukdan bunga pada jambu mete. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Aneka Tanaman Industri. Sukabumi.