64
Beban Angin
65
Beban Angin
66
Beban Angin
Gambar 10 Distorsi pada kolom dari Mayer-Kiser building
(Devenport, 1972a) [5]
68
Karakteristik Angin
Variasi kecepatan angin dengan ketinggian
Gambar 12. Rekaman kecepatan angin pada tiga ketinggian pada sebuah tiang (mast) pada terrain
terbuka, East Scale, Australia (Deacon, 1955) [5]
71
Gambar 13 Variasi kecepatan angin dengan waktu [4]
72
Gambar 14 [4] secara skematis menunjukkan fluktuasi dari
tekanan rata-rata dan tekanan gust sepanjang tinggi sebuah
bangunan.
74
Gambar 17 Response bangunan terhadap angin [5]
75
Gambar 18 [5] menunjukkan rekaman observasi defleksi dan stress pada kolom
dari Empire State Building, New York yang dilaporkan oleh Coyle (1931).
h
pp=(42,5+0,6h)
= (42,5+kg/m0,62 h) kg/m2
78
(3) Koefisien angin
- Gedung tertutup
(a) Dinding vertical: dipihak angin +0.90
(b) Atap segitiga dengan kemiringan α:
Dipihak angina: α< 60º : (0.02α-0.40)
60˚<α<90º: +0.90
Dibelakang angin: -0.40
0,70 0,70
80
(4) Beban angin
Beban angin = Luas bidang x koefisien angin
Z
X
Y
0.5 By
0.5 By
0.5 Bx 0.5 Bx
-0.40
0.90 -0.40
0.90
82
Beban Angin sesuai SNI 1727:2013
83
Pasal 26-Persyaratan Umum: Penggunaan menentukan parameter
dasar untuk penentuan beban agin pada SPBAU dan K&K.
Parameter-parameter dasar adalah:
-Kecepatan angin dasar, V, lihat Pasal 26.5
-Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6
-Katagori eksposur, lihat Pasal 26.7
-Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8
-Faktor Pengaruh Tiupan Angin, lihat Pasal 26.9
-Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
-Koefisien tekanan internal, (Gcpi), lihat Pasal 26-11
Beban angin pada SPBAU boleh Beban angin pada K&K boleh
ditentukan dengan ditentukan dengan
85
Step 1: Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain, lihat Tabel 1.4-1
Step 2: Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk katagori resiko yang sesuai
Step 3: Tentukan parameter beban angin:
- Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
- Kategori eksposure, lihat Pasal 26.7
- Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel Tabel 26.8-1
- Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9
- Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
- Koefisien tekanan internal, (Gcpi), lihat Pasal 26.11 dan Tabel 26.11-1
Step 4: Tentukan koefisien eksposure tekanan velositas, Kz atau Kh, lihat Tabel 26.11-1
Step 5: Tentukan tekanan velositas q, atau qh Persamaan 27.3-1
Step 6: Tentukan koefisien tekanan eksternal, CP atau CN
- Gambar 27.4-1 untuk dinding dan atap rata, pelana, perisai, miring sepihak
atau mansard
- Gambar 27.4-2 untuk atap kubah
- Gambar 27.4-3 untuk atap lengkung
- Gambar 27.4-4 untuk atap miring sepihak, bangunan gedung terbuka
- Gambar 27.4-5 untuk atap berbubung
- Gambar 27.4-6 untuk atap cekung, bangunan gedung terbuka
- Gambar 27.4-7 untuk beban ngin sepanjang bubungan kasus untuk atap
miring sepihak, berbubung, atau cekung, bangunan gedung terbuka
Step 7: Hitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan gedung
- Persamaan 27.4-1 untuk dbangunan gedung kaku
- Persamaan 27.4-2 untuk bangunan gedung fleksibel
- Persamaan 27.4-3 untuk atap lengkung 86
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
ENCV600101
Perancangan Struktur Beton 1
BEBAN
Dr. Dipl.-Ing. Nuraziz Handika, ST., MT., MSc.
2019/2020 88
PENGANTAR BEBAN GEMPA
89
Pengantar Beban Gempa
• Earthquake must be accepted as natural environmental
process, one of the periodic adjustment that the earth
makes in its evolution.
• Arriving without warning, the earthquake can, in a few
seconds, create a level of dead and destruction that can be
equalled by the most extreme weapons of war.
• This uncertainty, combined with the terrifying sensation of
the earth movement, creates our fundamental fear of
earthquakes.
90
The Tangshan, China, Earthquake of the1976
Largely nonengineered
Buildings, unreinforced
masonry buildings
91
Collapsed apartment house in the Marina
District of San Francisco
92
Damage in Kobe after the 1995 earthquake
93
Seismic Activity: 1961-1967
94
Plate Tectonic
95
Plate Tectonic: Subduction Zone
0-70 km
300-700 km
96
Type of Faults
97
Beban Gempa
98
Gempa rencana
99
Katagori resiko penggunaan bangunan
I. Gedung dengan resiko rendah terhadap jiwa manusia:
Ie=1,0
100
Faktor keutamaan
Katagori resiko Faktor keutamaan gempa, Ie
IV 1.50
III 1.25
I, II 1.00
101
Klasifikasi Situs
Kelas situs vs (m/det) N atau Nch Su (kPa)
SA (batuan keras) > 1500 N/A N/A
SD (tanah sedang)
175 vs 350 15 N 50 50 S u 100
103
Statik Ekuivalen
• Determine SDS and SD1 from:
– http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Data Lokasi
PGA (g) 0,707
S S (g) 2
S 1 (g) 0,692
C RS 0,948
C R1 1
FPGA 1
FA 1
FV 1
PSA (g) 0,707
S MS (g) 2
S M1 (g) 0,692
SDS (g) 1
SD1 (g) 0,461
T0 (detik) 0,079
TS (detik) 0,393
104
Statik Ekuivalen
• Determine SDS and SD1 from:
– http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
– SNI:
• Find Ss and S1 from “Peta Gempa SNI” for different ground motion
acceleration. Peta gempa periode ulang 2500 tahun
• Find the type of thesoil from each district. Example: Jakarta, Class
“E” for its soil., needs amplification factor. Fa and Fv.
106
Percepatan response spectral 0,2 detik
(2% dalam 50 tahun, 5% damping, Kelas Situs SB)
107
Statik Ekuivalen
• Determine SDS and SD1 from:
– SNI:
• Find Ss and S1 from “Peta Gempa SNI” for different ground motion
acceleration. Peta gempa periode ulang 2500 tahun
• Find the type of thesoil from each district. Example: Jakarta, Class
“E” for its soil, needs amplification factor. Fa and Fv.
108
Koefisien untuk Kelas Situs, Fa
Parameter respons spektral percepatan gempa MCER
Kelas terpetakan pada perioda pendek, T=0.2 detik, SS
situs
SS ≤ 0.25 SS =0.25 SS =0.75 SS =1.0 SS ≥ 1.25
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
SC 1.2 1.2 1.1 1.0 1.0
SD 1.6 1.4 1.2 1.1 1.0
SE 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
SF SSb
Catatan:
(a) Untuk nilai-nilai antara SS dapat dilakukan interpolasi linear
(b) SSb = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik, lihat Pasal 6.9.1 109
Koefisien untuk Kelas Situs, Fv
Parameter respons spektral percepatan gempa MCER
Kelas terpetakan pada perioda pendek, T=1 detik, S1
situs
S1 ≤ 0.1 S1 =0.2 S1 =0.3 S1 =0.4 S1 ≥ 0.5
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
SC 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
SD 2..4 2 1.8 1.6 1.5
SE 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
SF SSb
Catatan:
(a) Untuk nilai-nilai antara SS dapat dilakukan interpolasi linear
(b) SSb = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik, lihat Pasal 6.9.1 110
Parameter percepatan spektral design
Parameter percepatan spektral design untuk perioda pendek,
SDS dan pada perioda 1 detik, SD1, ditentukan sebagai berikut,
2
S DS S MS
3
2
S D1 S M 1
3
111
Spektrum respons design
T
S a S DS 0.4 0.6 T T0
S a S DS T0 T TS SDS Sa
S D1
T
Sa
S DS
T TS
SD1
T
S D1
T0 0.2
S DS
S D1
TS T0 TS 1.0
S DS Perioda, T (detik)
dimana: SDS = parameter response spektral percepatan design pada perioda pendek
SD1 = parameter response spektral percepatan design pada perioda 1 detik
T = periode getar fundamental struktur 112
R (Pasal 7.2.2)
• Determine R, from SNI (for 2 storey Building in soft clay
113
W (DL +SIDL) of structure
Fn i=n wn
Fn-1 i=n-1 wn-1
Fx i=x wx
F6 i=6 w6
F5 i=5 w5
F4 i=4 w4
hx
F3 i=3 w3
F2 i=2 w2
F1 i=1 w1
114
Periode Getar (Pasal 7.8.2)
• Determine Ta, from SNI
115
Periode Getar (Pasal 7.8.2)
• Determine Ta, from SNI
116
Prosedur analisis gaya lateral ekivalen
Prosedur ini hanya berlaku untuk struktur tanpa diskontinuitas
yang signifikan dalam massa dan kekakuan sepanjang tinggi, di
mana respon dominan terhadap gerakan tanah dalam arah
horisontal tanpa signifikan torsi.
117
Prosedur analisis gaya lateral ekivalen
Tentukan Gaya Geser Dasar: V=CsW
S DS
R (22)
Koefisien respons seimik, Cs
Ie
S D1
R (23)
T Cs (min) 0.044 S DS I e 0.01
(24)
Ie atau
0.5S1
Cs (min) jika S1 0.6 g (25)
R
Ie
Perioda, T (detik)
120
Periode Getar (Pasal 7.8.2)
121
Distribusi vertikal gaya gempa
Fn i=n wn
Fn-1 i=n-1 wn-1
Fx CvxV Fx i=x wx
F6 i=6 w6
k
wh F5 i=5 w5
Cvx n
x x
F4 i=4 w4
wh
hx
k F3 i=3 w3
i i F2 i=2
w2
i 1
F1 i=1 w1
122
Koefisien Respons Seismik
123
Koefisien Respons Seismik
124
Koefisien Respons Seismik
S DS I e S D1 I e
0.044 S DS I e ... ...
R Ta.R
0.01
125
126
Geser Dasar Seismik
127
k
wh
Fx CvxV Cvx n
x x
Distribusi Vertikal
wh
i 1
i i
k
Gaya Gempa
Cvx = Faktor Distribusi Vertikal
V = Gaya lateral desain total atau gaya geser di dasar struktur (kN)
hi and hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat ke-I atau ke-x (m)
Fx CvxV Fn i=n wn
Fn-1 i=n-1 wn-1
k
wh Fx i=x wx
Cvx n
x x
F6 i=6 w6
wh k F5 i=5 w5
i i F4 i=4 w4
hx
i 1 F3 i=3 w3
F2 i=2
w2
F1 i=1 w1
129
130
Efek gaya lateral pada struktur
n
V j Fi
i j
n Fn
j Fj Vj
1 F1 V1
131
Perhitungan Statik Ekuivalen
Diskusi
132
Story 2
6m
Story 1
8m
Lt. Dasar
6m 6m
6m
6m
6m
6m
6m
6m
6m
b = 300 mm b = 200 mm
Tebal pelat: 12 cm
h =300mm
h = 350 mm
137