Anda di halaman 1dari 10

5/12/2021 V.I.

Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Imperialisme sebagai
sebuah tahapan khusus
dari kapitalisme
V.I. Lenin (1916)

Sumber: Bab ke VIII dari "Imperialisme, Tahapan Tertinggi Kapitalisme"

Penerjemah: Ted Sprague (Mei 2011)

Kita sekarang harus mencoba merangkum, menarik benang-benang dari apa yang
sudah kita diskusikan di atas mengenai imperialisme. Imperialisme muncul sebagai
perkembangan dan kelanjutan langsung dari karakteristik-karakteristik fundamental
kapitalisme secara umum. Tetapi kapitalisme hanya menjadi kapitalisme imperialisme
pada sebuah tahapan tertentu dan paling tinggi dari perkembangannya, ketika
beberapa karakteristik fundamentalnya mulai berubah menjadi kebalikannya, ketika
fitur-fitur dari epos transisi dari kapitalisme ke sebuah sistem sosial dan ekonomi yang
lebih tinggi telah mengambil bentuk dan menunjukkan diri mereka dalam semua
bidang. Secara ekonomi, hal utama di dalam proses ini adalah pergeseran kapitalisme
persaingan bebas oleh kapitalisme monopoli. Persaingan bebas adalah fitur utama
dari kapitalisme dan produksi komoditas secara umum; monopoli adalah kebalikan dari
persaingan bebas, menciptakan industri skala-besar dan menggeser industri kecil,
menggantikan industri skala-besar dengan industri yang berskala bahkan lebih besar,
dan membawa konsentrasi produksi dan kapital ke sebuah titik dimana darinya telah
tumbuh dan sedang tumbuh monopoli: kartel-kartel, sindikat-sindikat, dan
perserikatan-perserikatan perusahaan, dan lalu mereka merger dengan kapital dari
lusinan bank yang memanipulasi ribuan juta dolar. Pada saat yang mana, monopoli-
monopoli ini, yang telah tumbuh dari persaingan bebas, tidak menghapus persaingan
bebas, tetapi eksis di atasnya dan bersamanya, dan oleh karenanya menyebabkan
sejumlah antagonisme-antagonisme, friksi-friksi, dan konflik-konflik yang sangat akut
dan intens. Monopoli adalah transisi dari kapitalisme ke sebuah sistem yang lebih
tinggi.

Bila kita harus memberikan imperialisme sebuah definisi yang paling singkat, kita
dapat mengatakan bahwa imperialisme adalah tahapan monopoli dari kapitalisme.
Definisi semacam ini akan mengikutsertakan hal-hal yang paling penting; di satu pihak,
kapital finansial adalah kapital dari beberapa bank monopoli yang sangat besar, yang

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 1/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

merger dengan kapital dari asosiasi-asosiasi monopoli industrialis; dan di pihak yang
lain, pembagian dunia adalah transisi dari sebuah kebijakan kolonial yang telah
meluas tanpa halangan ke daerah-daerah yang belum direbut oleh kekuatan kapitalis,
ke sebuah kebijakan kolonial kepemilikan monopoli atas daerah-daerah dunia, yang
telah dibagi-bagi sepenuhnya.

Tetapi definisi-definisi singkat, walaupun memudahkan karena mereka merangkum


poin-poin utama, tetaplah tidak memuaskan, karena kita harus menarik kesimpulan
dari mereka beberapa fitur khusus dari fenomena yang masih harus didefinisikan. Dan
oleh karenanya, tanpa melupakan watak kondisional dan relatif dari semua definisi
secara umum, yang tidak akan pernah bisa merangkul semua keterkaitan dari sebuah
fenomena dalam perkembangan penuhnya, kita harus memberikan imperialisme
sebuah definisi yang akan mengikutsertakan lima fitur utama seperti berikut ini:

(1) Konsentrasi produksi dan kapital telah berkembang ke sebuah tahapan yang
begitu tinggi sehingga menciptakan monopoli-monopoli yang memainkan sebuah
peran menentukan di dalam kehidupan ekonomi; (2) Merger antara kapital perbankan
dan kapital industrial, dan pembentukan, berdasarkan “kapital finansial” ini, sebuah
oligarki finansial; (3) Ekspor kapital, yang berbeda dari ekspor komoditas, menjadi jauh
lebih penting; (4) Pembentukan asosiasi-asosiasi monopoli kapitalis internasional yang
membagi dunia di antara diri mereka sendiri, dan (5) pembagian teritorial dari seluruh
dunia oleh kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah selesai. Imperialisme adalah
kapitalisme pada tahap perkembangan dimana dominasi monopoli dan kapital finansial
telah menjadi kenyataan, dimana ekspor kapital telah menjadi sangat penting; dimana
pembagian dunia di antara sindikat-sindikat internasional telah dimulai; dimana
pembagian teritori-teritori dunia di antara kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah
selesai.

Kita akan lihat selanjutnya bahwa imperialisme dapat dan harus didefinisikan secara
berbeda bila kita mempertimbangkan bukan hanya konsep-konsep ekonomi dasar
murni – yang merupakan batasan dari definisi di atas – tetapi juga secara historis
dimana tahapan kapitalisme ini dalam hubungannya dengan kapitalisme secara
umum, atau hubungan antara imperialise dan dua tren utama di dalam gerakan kelas
buruh. Hal yang harus dicatat sekarang adalah bahwa imperialisme, seperti yang
diartikan di atas, tidak diragukan lagi mewakilkan sebuah tahapan khusus di dalam
perkembangan kapitalisme. Untuk memungkinkan para pembaca memahami gagasan
paling dasar dari imperialisme, saya sengaja mengutip sebanyak mungkin ahli-ahli
ekonomi borjuis yang harus mengakui fakta-fakta yang tidak bisa disangkal
berhubungan dengan tahapan ekonomi kapitalis yang terbaru ini. Dengan maksud
yang sama, saya telah mengutip dengan detil statistik-statisitk yang memungkinkan
kita untuk melihat sampai tingkatan mana kapital perbankan, dll., telah tumbuh, dan
dimana tepatnya perubahan kuantitas-ke-kualitas dari kapitalisme-maju ke
imperialisme terekspresikan. Tentunya semua batas-batas di dalam alam dan
masyarakat adalah konvensional dan dapat berubah, dan adalah konyol untuk

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 2/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

berdebat, misalkan, mengenai tepatnya tahun berapa atau dekade ke berapa


imperialisme “benar-benar” menjadi kenyataan.

Namun, dalam hal mendefinisikan imperialisme, kita harus masuk ke sebuah


argumentasi, terutama, dengan Karl Kautsky[1], ahli teori Marxis utama dari apa-yang-
disebut periode Internasionale Kedua[2] – yakni dua-puluh-lima tahun antara 1889 dan
1914. Gagasan-gagasan fundamental yang terekspresikan di dalam definisi
imperialisme kami diserang dengan sangat keras oleh Kautsky pada tahun 1915, dan
bahkan pada bulan November 1914, ketika dia mengatakan bahwa imperialisme tidak
boleh dilihat sebagai sebuah “fase” atau tahapan ekonomi, tetapi sebuah sebuah
kebijakan, sebuah kebijakan tertentu “yang disukai” oleh kapital finansial; bahwa
imperialisme tidak bolah “diidentifikasikan” dengan “kapitalisme jaman-sekarang”’;
bahwa jika imperialisme dimengerti sebagai “semua fenomena dari kapitalisme jaman-
sekarang” – kartel, proteksionisme, dominasi kapitalis finansial, dan kebijakan kolonial
– maka pertanyaan apakah imperialisme dibutuhkan oleh kapitalisme terreduksi
menjadi “tautologi [pengulangan semantik] yang paling hambar”, karena dengan begitu
maka “kapitalisme secara alami adalah kebutuhan vital bagi kapitalisme”, dan
seterusnya. Cara terbaik untuk menunjukkan gagasannya Kautsky adalah dengan
mengutip definisinya sendiri mengenai imperialisme, yang bertentangan dengan isi
gagasan yang telah saya kedepankan (karena keberatan-keberatan yang datang dari
kamp kaum Marxis Jerman, yang telah menyokong gagasan-gagasan yang serupa
selama bertahun-tahun, yang telah dikenal oleh Kautsky sebagai keberatan-keberatan
dari sebuah tendensi tertentu dalam Marxisme).

Definisi Kautsky adalah sebagai berikut:

“Imperialisme adalah sebuah produk dari kapitalisme industrial yang sangat maju.
Imperialisme adalah hasrat dari setiap negeri kapitalis industrial untuk mengendalikan
atau menjajah semua daerah-daerah agraria luas [penekanan dari Kautsky], tidak
peduli negara mana yang mendudukinya.”[3]

Definisi ini tidak berguna sama sekali karena ia berat-sebelah, yakni tanpa basis
jelas definisi ini hanya mempertimbangkan masalah kebangsaan (walaupun ini adalah
sangat penting juga dalam hubungannya dengan kapitalisme), definisi ini tanpa basis
jelas dan dengan keliru menghubungkan masalah ini hanya dengan negara-negara
kapitalis industrial yang menjajah negara lain, dan dengan cara yang sama
serampangan dan keliru mengedepankan penjajahan daerah-daerah agraria.

Imperialisme adalah sebuah hasrat untuk menjajah – ini adalah aspek politik dari
definisi Kautsky. Ini benar, tetapi sangat tidak lengkap, karena secara politik,
imperialisme adalah, secara umum, sebuah tendensi menuju kekerasan dan reaksi.
Namun untuk sementara kita tertarik pada aspek ekonomi dari permasalahan ini, yang
Kautsky sendiri masukkan ke definisinya. Kekeliruan dari definisi Kautsky sangatlah
mencolok. Karakter utama dari imperialisme bukanlah kapital industrial tetapi kapital
finansial. Bukanlah sebuah kebetulan kalau di Prancis justru perkembangan pesat dari
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 3/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

kapital finansial, dan melemahnya kapital industrial, yang dari tahun 80an
menyebabkan intensifikasi kebijakan penjajahan (kolonial) secara ekstrim. Karakter
utama dari imperialisme justru adalah hasratnya untuk menjajah bukan hanya daerah-
daeran agraria, tetapi bahkan daerah-daerah yang paling terindustrialisasi (nafsu
Jerman akan Belgia; nafsu Prancis akan Lorraine), karena (1) kenyataan bahwa dunia
telah terbagi-bagi memaksa mereka yang memikirkan pembagian-ulang (redivision)
untuk meluas ke setiap macam daerah, dan (2) karakter utama dari imperialisme
adalah persaingan antara beberapa negara besar untuk meraih hegemoni, yakni
perebutan teritori bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk melemahkan
musuhnya dan melemahkan hegemoni musuhnya. (Belgia terutama penting bagi
Jerman sebagai sebuah basis operasi melawan Inggris; Inggris membutuhkan
Baghdad sebagai basis operasi melawan Jerman, dsb.)

Kautsky merujuk terutama – dan berulang kali – pada para penulis Inggris yang,
menurutnya, telah memberikan arti politik murni pada kata “imperialisme” dalam artian
yang dia, Kautsky, pahami. Kita ambil karya oleh Hobson, seorang penulis Inggris,
berjudul Imperialisme, yang terbit pada tahun 1902, dan di sana kita membaca:

“Imperialisme yang baru berbeda dengan yang lama; pertama, imperialisme yang
baru menggantikan ambisi sebuah kekaisaran tunggal dengan teori dan praktek
kekaisaran-kekaisaran yang saling bersaing, tiap-tiap dari mereka termotivasi oleh
nafsu kemegahan politik dan laba komersial yang serupa; kedua, dalam dominasi
finansial atau investasi terhadap kepentingan perdagangan.”[4]

Kita lihat bahwa Kautsky sangatlah keliru dalam merujuk pada para penulis Inggris
secara umum (kecuali kalau maksudnya adalah para kaum imperialis Inggris yang
vulgar, atau para peminta-maaf imperialisme). Kita lihat bahwa Kautsky, sementara
mengklaim bahwa dia terus mendukung Marxisme, pada kenyataan mengambil satu
langkah mundur dibandingkan dengan Hobson yang sosial-liberal, yang dengan lebih
tepat mempertimbangkan dua karakter imperialisme moderen yang “konkrit secara
historis”: (1) persaingan antara beberapa negara imperialis, dan (2) dominasi kaum
finansier atas kaum pedagang. Bila imperialisme secara utama adalah masalah
penjajahan negara-negara agraria oleh negara-negara industrial, maka perang kaum
pedagang ditaruh di depan.

Definisi Kautsky bukan hanya keliru dan tidak-Marxis. Definisinya menjadi dasar dari
seluruh sistem pemikiran yang menandakan perpecahan dengan teori Marxis dan
praktek Marxis. Saya akan berbicara mengenai ini nanti. Argumen mengenai istilah-
istilah yang diungkit oleh Kautsky, yakni apakah tahapan terakhir dari kapitalisme bisa
disebut kapitalisme atau tahapan kapital finansial tidaklah layak diberikan perhatian
serius. Mau kita panggil apapun, ini tidak ada bedanya. Esensi dari masalah ini adalah
bahwa Kautsky memisahkan politik imperialisme dari ekonominya, berbicara mengenai
penjajahan sebagai sebuah kebijakan “yang lebih dipilih” oleh kapital finansial, dan
mempertentangkannya dengan kebijakan borjuasi yang lain yang, menurutnya, adalah

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 4/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

mungkin di atas basis kapital finansial yang sama. Dari sini, maka kesimpulannya
adalah bahwa monopoli-monopoli adalah kompatibel dengan metode-metode non-
monopoli, damai, non-kolonial dalam politik. Kesimpulannya adalah bahwa pembagian
dunia, yang diselesaikan selama epos kapital finansial ini, dan yang menjadi basis dari
bentuk persaingan yang unik sekarang ini antara negara-negara kapitalis terbesar,
adalah kompatibel dengan kebijakan non-imperialis. Hasilnya adalah penyangkalan
dan penumpulan kontradiksi-kontradiksi yang paling dalam dari tahapan kapitalisme
yang terbaru ini, alih-alih mengekspos kedalaman kontradiksi ini; hasilnya adalah
reformisme borjuis dan bukannya Marxisme.

Kautsky terlibat dalam sebuah perdebatan dengan seorang apologis imperialisme


dan penjajahan dari Jerman, Cunow, yang dengan janggal dan sinis berargumen
bahwa imperialisme adalah kapitalisme jaman-sekarang; perkembangan kapitalisme
adalah niscaya dan progresif; oleh karenanya imperialisme adalah progresif; oleh
karenanya kita harus menyembah dan memuliakannya! Ini adalah seperti karikatur
Marxis Rusia yang digambarkan oleh kaum Narodnik[5] pada tahun 1884-1885.
Mereka berargumen: bila kaum Marxis percaya bahwa kapitalisme adalah sebuah
keniscayaan di Rusia, bahwa ia adalah progresif, maka mereka baiknya memnuka
sebuah kedai minuman dan mulai menanam kapitalisme! Jawaban Kautsky kepada
Cunow adalah seperti berikut ini: imperialisme bukanlah kapitalisme jaman-sekarang;
ia hanyalah salah satu bentuk kebijakan dari kapitalisme jaman-sekarang. Kebijakan
ini dapat dan harus kita lawan; lawan imperialisme, penjajahan, dsb.

Jawaban ini tampak cukup masuk akal, tetapi sebenarnya ini adalah sebuah
advokasi perdamaian dengan imperialisme yang lebih halus dan terselubung (dan oleh
karenanya lebih berbahaya), karena sebuah “perlawanan” terhadap kebijakan sindikat-
sindikat dan bank-bank yang tidak mempengaruhi basis ekonomi mereka adalah
semata-mata reformisme borjuis dan pasifisme, semata-mata ekspresi mimpi belaka
yang penuh-kebajikan dan tidak berbahaya. Menghindari kontradiksi-kontradiksi yang
ada, melupakan yang paling penting dari mereka, alih-alih mengekspos kedalaman
mereka – inilah teori Kautsky, yang tidak ada hubungannya dengan Marxisme sama
sekali. Secara alami, “teori” semacam ini hanya dapat mendukung persatuan dengan
Cunow!

“Murni dari sudut pandang ekonomi,” tulis Kautsky, “tidaklah mustahil kalau
kapitalisme akan sekali lagi melalui sebuah fase yang baru, yakni sebuah fase
perluasan kebijakan kartel-kartel ke kebijakan luar negeri, fase ultra-imperialisme,”[6]
yakni sebuah fase super-imperialisme, sebuah persatuan imperialisme seluruh dunia
dan bukannya pertentangan antara mereka, sebuah fase dimana perang-perang akan
berhenti di bawah kapitalisme, sebuah fase “penghisapan bersama oleh kapital
finansial internasional yang tersatukan”.[7]

Kita harus menjawab “teori ultra-imperialisme” ini nanti untuk menunjukkan secara
detil bagaimana teori ini secara menentukan dan penuh pecah dengan Marxisme.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 5/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Sekarang, sesuai dengan tujuan umum dari karya ini, kita harus memeriksa data
ekonomi sehubungan dengan pertanyaan ini. “Dari sudut pandang ekonomi,” apakah
“ultra-imperialisme” mungkin, atau ini adalah ultra-omongkosong?

Bila sudut pandang ekonomi murni dimaksukan sebagai “abstraksi” murni, maka
semuanya dapat direduksi ke proposisi seperti berikut ini: perkembangan bergerak ke
arah monopoli-monopoli, maka dari ini, menuju ke sebuah monopoli dunia tunggal,
menuju ke sebuah sindikat dunia tunggal. Ini tidak dapat diperdebatkan, tetapi ini juga
sama sekali tidak mengandung makna apapun seperti halnya pernyataan bahwa
“perkembangan bergerak” ke arah manufaktur pangan di laboratarium. Dalam
pengertian ini, “teori” ultra-imperialisme tidak kalah konyolnya dibandingkan dengan
“teori ultra-agrikultural”.

Akan tetapi, bila kita mendiskusikan kondisi “ekonomi murni” dari epos kapital
finansial sebagai sebuah epos historis yang konkrit yang dimulai pada awal abad ke
duapuluh, maka jawaban terbaik yang dapat kita berikan kepada abstraksi
“ultraimperialisme” yang kaku (yang memiliki tujuan yang paling reaksioner, yakni
mengalihkan perhatian dari kedalaman antagonisme-antagonisme yang ada
sekarang) adalah dengan mempertentangkannya dengan realitas ekonomi yang
konkrit dari perekonomian dunia sekarang ini. Pembicaraan Kautsky yang tidak ada
artinya mengenai ultra-imperialisme mendorong, di antara lain, gagasan yang
sangatlah keliru yang hanya mendukung kaum apologis imperialisme, yakni kapital
finansial mengurangi ketidakseimbangan dan kontradiksi-kontradiksi perekonomian
dunia, sementara pada kenyataannya ia justru meningkatkan mereka.

R. Calwer, di buku kecilnya, An Introduciton to the World Economy,[8] membuat


sebuah usaha untuk merangkum data ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk
mendapatkan gambaran hubungan-hubungan internal dari perekonomian dunia di
awal abad ke duapuluh. Dia membagi dunia menjadi lima “daerah ekonomi utama”: (1)
Eropa Tengah (seluruh Eropa kecuali Rusia dan Inggris); (2) Inggris Raya; (3) Rusia;
(4) Asia Timur; (5) Amerika. Dia memasukkan koloni-koloni ke “daerah-daerah” yang
dimiliki oleh lima negara utama tersebut dan “tidak mengikutsertakan” beberapa
negara seperti Persia, Afghanistan, dan Arabia di Asia, Moroko, Abissinia di Afrika,
dsb.

Di bawah ini adalah rangkuman data ekonomi daerah-daerah tersebut.

Daerah Luas Jumlah Transportassi Perdagangan Industri


ekonomi daerah penduduk Rel Armada Import, Output Output Jumlah
utama (juta (juta) kereta laut eksport Batu Besi pemintal
mil api (ribu perdagangan (milyar bara mentah kapas
persegi) kilometer) (juta ton) marks) (juta (juta (juta)
ton) ton)
Eropa 27.6 388 204 8 41 251 15 26
Tengah (23.6) (146)
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 6/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Inggris 28.9 398 140 11 25 249 9 51


(28.6) (355)
Rusia 22 131 63 1 3 16 3 7
Asia 12 389 8 1 2 8 0.02 2
Timur
Amerika 30 148 379 6 14 245 14 19

Catatan: Angka dalam tanda kurung adalah daerah dan populasi koloni-koloni.

Kita lihat ada tiga daerah dengan kapitalisme yang sangat maju (perkembangan alat
produksi, perdagangan dan industri yang maju): Eropa Tengah, Inggris, dan Amerika.
Di antara mereka adalah tiga negara yang mendominasi dunia: Jerman, Inggris Raya,
dan Amerika Serikat. Persaingan imperialis dan pertentangan antara negara-negara ini
telah menjadi teramat tajam karena Jerman hanya memiliki daerah yang kecil dan
beberapa koloni; pembentukan “Eropa Tengah” masih merupakan masalah masa
depan, ia sedang dilahirkan di tengah perjuangan yang akut. Untuk sekarang, fitur
utama dari seluruh Eropa adalah perpecahan politik. Di pihak lain, di daerah-daerah
Inggris dan Amerika, konsentrasi politik sangatlah maju, tetapi ada jurang besar antara
koloni-koloni besar dan koloni-koloni kecil. Namun, di dalam koloni-koloni ini
kapitalisme barulah mulai berkembang. Pertentangan untuk merebut Amerika Latin
menjadi semakin tajam.

Ada dua daerah dimana kapitalisme tidak maju: Rusia dan Asia Timur. Di Rusia,
penduduknya tersebar; di Asia Timur, penduduknya padat; di Rusia konsentrasi politik
tinggi, di Asia Timur, konsentrasi politik tidak eksis. Partisi Cina barulah dimulai, dan
perjuangan merebut Cina antara Jepang, Amerika, dan negara-negara lain semakin
menajam.

Bandingkan realitas ini – perbedaan kondisi-kondisi ekonomi dan politik yang besar,
perbedaan yang ekstrim dalam laju perkembangan berbagai negara, dsb., dan
pertentangan penuh kekerasan antara negara-negara imperialis – dengan dongeng
kecil konyolnya Kautsky mengenai ultra-imperialisme yang “damai”. Bukankah ini
adalah usaha reaksioner dari seorang filistin yang ketakutan untuk bersembunyi dari
kenyataan? Bukankah kartel-kartel internasional yang dibayangkan oleh Kautsky
sebagai embrio “ultra-imperialisme” (seperti halnya seseorang “dapat” membayangkan
manufaktur tablet-tablet di sebuah laboratorium sebagai embrio ultra-agrikultural)
sebenarnya adalah contoh dari pembagian dan pembagian-ulang dunia, transisi dari
pembagian yang damai ke pembagian tidak-damai dan sebaliknya? Tidakkah Amerika
dan kapital finansial lainnya, yang membagi seluruh dunia secara damai dengan
partisipasi Jerman dalam, contohnya, sindikat rel kereta api internasional atau sindikat
pelayaran, sekarang terlibat di dalam pembagian-ulang dunia berdasarkan
perimbangan kekuatan-kekuatan yang baru yang sekarang sedang diubah dengan
metode-metode yang sama sekali tidak-damai?

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 7/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Kapital finansial dan sindikat-sindikat tidaklah mengurangi tetapi justru


meningkatkan perbedaan-perbedaan laju perkembangan dari berbagai bagian
perekonomian dunia. Segera setelah perimbangan kekuatan-kekuatan diubah, solusi
apa yang dapat ditemukan di bawah kapitalisme selain solusi dengan kekerasan?
Statistik rel kereta api[9] menyediakan data yang sangat akurat mengenai perbedaan
laju tumbuh kapitalisme dan kapital finansial di dalam perekonomian dunia. Dalam
beberapa dekade terakhir perkembangan imperialis, jumlah total panjang rel kereta api
telah berubah seperti berikut ini:

Rel kereta api (000 kilometer)


1890 1913 Perubahan
Eropa 224 346 +122
AS 268 411 +143
Semua 82 125 210 347 +128 +222
Koloni
Negara- 43 137 +94
negara
merdeka dan
semi-merdeka
di Asia dan
Amerika
TOTAL

Jadi, perkembangan rel kereta api adalah paling cepat di koloni-koloni dan di
negara-negara merdeka (dan semi-merdeka) di Asia dan Amerika. Di sini, seperti yang
kita ketahui, kapital finansial dari empat atau lima negara kapitalis terbesar memegang
kendali besar. Dua ratus ribu kilometer rel kereta api baru di koloni-koloni dan di
negara-negara lain di Asia dan Amerika mewakilkan kapital lebih dari 40 milyar marks
yang diinvestasikan dengan baik, dengan jaminan laba besar dan order besi yang
menguntungkan, dsb., dsb.

Kapitalisme tumbuh dengan kecepatan yang paling besar di koloni-koloni dan di


negara-negara luar Eropa. Di antara yang belakangan, kekuatan-kekuatan imperialis
baru sedang tumbuh (contohnya Jepang). Pertentangan antara kekuatan-kekuatan
imperialis dunia menjadi semakin akut. Laba yang didapatkan oleh kapital finansial dari
koloni-koloni dan negara-negara luar-Eropa yang paling menguntungkan semakin
meningkat. Dalam pembagian ‘jarahan’ ini, sebagian besar jatuh ke tangan negara-
negara yang kecepatan perkembangan kekuatan produksi mereka tidak selalu yang
terbesar. Di antara negara-negara paling besar, bersama dengan koloni-koloni mereka,
jumlah total rel kereta api adalah sebagai berikut:

(000 kilometer)
1890 1913
Amerika 268 413 +145
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 8/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Serikat
Inggris 107 208 +101
Raya
Rusia 32 78 +46
Jerman 43 68 +25
Prancis 41 63 +22
TOTAL 491 830 +339

Jadi, sekitar 80 persen dari total rel kereta api yang ada terkonsentrasikan di tangan
lima negara terbesar. Tetapi konsentrasi kepemilikan rel kereta api ini, konsentrasi
kapital finansial ini, adalah jauh lebih besar karena para jutawan Prancis dan Inggris,
contohnya, memiliki banyak saham dan surat-surat berharga di rel-rel kereta api
Amerika, Rusia, dan lainnya.

Karena koloni-koloninya, Inggris Raya meningkatkan panjang rel keretanya


sebanyak 100 ribu kilometer, empat kali lebih banyak daripada Jerman. Sementara kita
ketahui bahwa di periode tersebut perkembangan kekuatan produksi di Jerman, dan
terutama perkembangan industri batu-bara dan besi, adalah jauh lebih cepat
dibandingkan dengan Inggris – apalagi dibandingkan dengan Prancis dan Rusia. Pada
tahun 1892, Jerman memproduksi 4.900.000 ton besi dan Inggris memproduksi
6.800.000 ton; pada tahun 1912 Jerman memproduksi 17.600.000 ton dan Inggris
9.000.000 ton. Oleh karenanya Jerman jauh lebih unggul daripada Inggris dalam hal
ini.[10] Pertanyaannya adalah: Selain perang, adakah cara lain di bawah kapitalisme
untuk mengatasi jurang perbedaan antara perkembangan kekuatan-kekuatan produksi
dan akumulasi kapital di satu pihak, dan pembagian koloni dan lingkup pengaruh
kapital finansial di pihak yang lain?

Catatan:

[1] Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai kawan lama Engels, ia
termasuk pendiri Internasionale Kedua, dan pembela Marxisme di masa awal dalam
menghadapi revisionisme Berstein. Akan tetapi, dengan semakin mendekatnya tugas-
tugas praktek dari revolusi, makin bimbanglah Kautsky, dengan lihai ia menutupi
penolakannya terhadap Marxisme revolusioner dengan menggunakan tetek bengek
sofis dan ungkapan-ungkapan 'Marxis'. Ia menjadi duri dalam daging dalam Revolusi
Oktober di Rusia 1917.

[2] Internasional Kedua. Pada tahun 1880, Partai Sosial Demokrat Jerman
mendukung seruan dari kamerad-kamerad Belgia untuk mengadakan kongres sosialis
internasional pada tahun 1881. Kota kecil bernama Chur dipilih dan kaum sosialis
Belgia, Parti Ouvrier dari Perancis, Sosial Demokrat Jerman dan Sosial Demokrat
Swiss berpartisipasi dalam persiapan kongres yang akhirnya menuju pada
pembentukan Sosialis Internasional atau Internasionale Kedua. Tidak seperti

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 9/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme (1916)

Internasionale Pertama, Internasionale Kedua terdiri dari partai-partai politik yang


memiliki pemimpin terpilih, program politik dan keanggotaan yang berbasiskan di
negerinya masing-masing. Seksi nasional dari Internasionale Kedua membangun
serikat buruh, terlibat dalam pemilihan umum dan sangat terlibat dalam kehidupan klas
pekerja di negerinya masing-masing. Pada tahun 1914, Internasionale Kedua
mendukung Perang Dunia Pertama, dan ini menandai awal dari kehancuran organisasi
tersebut.

[3] Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 909, Sept. 11, 1914; cf. 1915, 2, S. 107 et seq.
(Catatan Lenin)

[4] Hobson, Imperialism, London, 1902, p. 324. (Catatan Lenin)

[5] Narodnik pada awalnya adalah nama untuk kaum revolusioner Rusia pada tahun
1860an dan 1870an. Narodniki berarti “bergerak ke rakyat”. Kelompok Narodnik
dibentuk unuk merespon konflik yang semakin besar antara kaum tani miskin dan
kaum tani kaya (kulak). Kelompok tersebut tidak mendirikan organisasi yang konkrit,
namun memiliki tujuan umum sama untuk menggulingkan monarki dan kulak, serta
mendistribusikan tanah untuk kaum tani. Kaum Narodnik secara umum percaya bahwa
kapitalisme bukan merupakan sebuah keharusan akibat perkembangan industri, dan
bahwa dimungkinkan untuk melewati kapitalisme secara langsung dan masuk ke
dalam masyarakat sejenis sosialisme. Kaum Narodnik percaya bahwa kaum tani
adalah klas revolusioner yang akan menggulingkan monarki, menganggap komune
desa sebagai embrio sosialisme. Namun mereka tidak percaya bahwa kaum tani akan
mampu mencapai revolusi dengan usahanya sendiri. Sejarah hanya dapat dibuat oleh
pahlawan, individu yang luar biasa, yang akan memimpin kaum tani menuju revolusi.

[6] Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 921, Sept. 11, 1914. Cf. 1915, 2, S. 107 et
seq. (Catatan Lenin)

[7] Ibid., 1915, 1, S. 144, April 30, 1915. (Catatan Lenin)

[8] R. Calwer, Einfü hrung in die Weltwirtschaft, Berlin, 1906. (Catatan Lenin)

[9] Statistisches Jahrbuch für das deutsche Reich, 1915; Archiv für
Eisenbahnwesen, 1892. Detil-detil kecil untuk distribusi rel kereta api di koloni-koloni
berbagai negara pada tahun 1890 harus diestimasi. (Catatan Lenin)

[10] Bandingkan juga Edgar Crammond, “The Economic Relations of the British and
German Empires” in The Journal of the Royal Statistical Society, July 1914, p. 777
et seq. (Catatan Lenin)

Karya-karya V.I. Lenin | Séksi Bahasa Indonesia M.I.A.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm 10/10

Anda mungkin juga menyukai