Anda di halaman 1dari 10

5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

Dari Mana Kita Mulai? [1]

V.I. Lenin (1901)

Ditulis pada Mei 1901.

Diterbitkan di Iskra, No. 4, Mei 1901.

Sumber: Lenin Collected Works, Foreign Languages Publishing House, 1961,


Moscow, Volume 5, pages 13-24.

Penerjemah: NN (April 1997). Disempurnakan oleh Ted Sprague (28 November


2014)

Dalam tahun-tahun belakangan ini, masalah “apa yang harus dikerjakan” telah
menghadapi Kaum Sosial-Demokrat Rusia secara sangat mendesak. Ini bukanlah
masalah mengenai jalan mana yang harus kita pilih (sebagaimana halnya pada akhir
1880-an dan awal 1890-an), akan tetapi mengenai langkah-langkah praktikal mana
yang harus kita ambil pada jalan yang sudah dikenal, dan bagaimana langkah-langkah
itu harus diambil. Ini adalah masalah sistem dan perencanaan kerja-kerja praktikal.
Dan harus diakui bahwa kita belum memecahkan masalah karakter dan metode-
metode perjuangan ini, yang merupakan sebuah masalah mendasar bagi sebuah
partai dengan aktivitas praktikal, sehingga ini masih menimbulkan perbedaan-
perbedaan pendapat yang serius, yang menunjukkan ketidakstabilan serta
kebimbangan ideologis yang menyedihkan. Di satu sisi, aliran “Ekonomis” yang jauh
dari mati, sedang berupaya untuk membatasi dan menyempitkan kerja organisasi dan
agitasi politik. Di pihak lainnya, kecenderungan eklektis yang tidak berprinsip sedang
bangkit kembali, dengan mengekor setiap “tren” terbaru, dan tidak mampu
membedakan antara tuntutan-tuntutan sementara dengan tugas-tugas pokok serta
kebutuhan-kebutuhan permanen pergerakan secara keseluruhan. Sebagaimana kita
ketahui, aliran ini telah memapankan dirinya dalam Rabocheye Dyelo.[2] Pernyataan
terakhir jurnal ini mengenai “program”, dalam satu artikel bombastis dengan judul yang
sama bombastisnya, “Sebuah Belokan Historis” (“Listok” Rabochevo Dyelo, No. 6[3]),
secara tegas membuktikan penaksiran kami tentang hal ini. Baru kemarin mereka
bermain mata dengan “Ekonomisme”, merasa geram dengan kecaman tegas terhadap
Rabochaya Mysl,[4] dan memoderasi argumentasi Plekhanov tentang perlawanan
terhadap autokrasi. Tapi kini, malah kata-kata Liebknecht[5] dikutip: “Bila dalam 24 jam
situasi berubah, maka taktik harus diubah dalam 24 jam.” Ada pembicaraan mengenai
sebuah “organisasi yang kuat daya tempurnya” untuk menyerang langsung dan

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 1/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

menyerbu autokrasi; mengenai “agitasi politik revolusioner yang luas di tengah massa”
(alangkah enerjetiknya kita sekarang – revolusioner dan sekaligus politis!); mengenai
“seruan tiada henti-hentinya untuk melakukan demo-demo”; mengenai “demonstrasi-
demonstrasi di jalanan dengan karakter politik yang jelas [sic!]”; dan seterusnya.

Kita mungkin menyatakan diri kita senang bahwa Rabocheye Dyelo cepat
memahami program yang kita ajukan dalam terbitan pertama Iskra,[6] yang
menyerukan pembentukan sebuah partai yang kuat serta terorganisir dengan baik,
yang bertujuan bukan hanya memenangkan konsesi-konsesi terpisah tetapi juga
menyerbu benteng autokrasi itu sendiri; namun, kurangnya cara pandang yang kokoh
dari individu-individu itu tadi hanya bisa mengurangi kebahagiaan kita tersebut.

Tentu saja Rabocheye Dyelo menyebut nama Liebknecht dengan sia-sia. Taktik-
taktik agitasi yang berkaitan dengan beberapa masalah tertentu, atau pun taktik-taktik
yang berkaitan dengan beberapa detil organisasi partai, dapat diubah dalam 24 jam;
akan tetapi hanya orang yang tidak punya prinsip yang mampu mengubah dalam dua
puluh empat jam, ataupun dalam dua puluh empat bulan, pandangan mereka tentang
perlunya – secara umum, konstan, dan absolut – sebuah organisasi untuk perjuangan
dan agitasi politik di tengah massa. Adalah konyol untuk mengajukan dalih situasi-
situasi yang berbeda dan periode yang berubah-ubah: membangun sebuah organisasi
perjuangan dan melakukan agitasi politik adalah hal yang esensial di bawah setiap
situasi “membosankan, penuh kedamaian”, dalam segala periode, tak peduli
bagaimana pun ini ditandai oleh suatu “penurunan semangat revolusioner”; lebih
lanjut, adalah justru di dalam periode-periode demikian dan di bawah situasi-situasi
demikian kerja-kerja macam ini amat sangat dibutuhkan, karena akan terlalu terlambat
untuk membentuk organisasi di masa-masa terjadinya ledakan dan pergolakan; partai
harus berada dalam kondisi siap siaga untuk beraksi sewaktu-waktu. “Ubah taktik-
taktik dalam 24 jam!” Tapi untuk mengubah taktik-taktik kita harus terlebih dahulu
memiliki taktik-taktik itu; tanpa sebuah organisasi kuat yang teruji dalam perjuangan
politik di segala situasi dan di setiap waktu, mustahillah sebuah rencana aksi yang
sistematis, yang dituntun oleh prinsip-prinsip yang kuat dan dilaksanakan dengan
teguh, yang patut diberi nama taktik. Mari kita tinjau permasalahannya; mereka
mengatakan pada kita bahwa bahwa “momen historis” telah menghadapkan partai kita
kepada suatu permasalahan yang “sama sekali baru” – yakni permasalahan teror.
Kemarin permasalahan yang “sama sekali baru” ini adalah organisasi dan agitasi
politik; hari ini, teror. Tidakkah aneh mendengar orang-orang yang telah begitu
melupakan prinsip-prinsip mereka berbicara tentang suatu perubahan radikal dalam
soal taktik?

Untunglah, Rabocheye Dyelo keliru. Masalah teror sama sekali bukan suatu
masalah yang baru sama sekali; cukuplah memaparkan kembali pandangan-
pandangan kaum Sosial-Demokrat Rusia mengenai subjek tersebut.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 2/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

Pada prinsipnya kita tidak pernah, dan tidak dapat, menolak teror. Teror adalah
suatu bentuk aksi militer yang bisa jadi cocok sekali dan bahkan sangat dibutuhkan
pada saat tertentu di dalam pertempuran, dengan keadaan pasukan tempur tertentu
dan kondisi-kondisi tertentu. Namun titik pentingnya adalah bahwa saat ini teror sama
sekali tidak sedang diusulkan sebagai sebuah operasi untuk pasukan yang ada di
lapangan, sebuah operasi yang erat kaitannya dengan dan terintegrasi ke dalam
seluruh sistem perjuangan, tapi sebagai sebuah bentuk serangan sekali-sekali yang
independen dan tidak terkait dengan pasukan manapun. Tanpa sebuah badan sentral
dan dengan organisasi-organisasi revolusioner lokal yang masih lemah, teror tidak
bisa menjadi lebih dari itu. Oleh karenanya kita menyatakan secara tegas bahwa
dalam situasi sekarang ini, metode perjuangan semacam itu tidak pada tempatnya dan
tidak cocok; bahwa ia mengalihkan perhatian para pejuang yang paling aktif dari tugas
mereka yang sebenarnya, tugas yang dari sudut pandang kepentingan gerakan secara
keseluruhan adalah paling penting; dan akan memporakporandakan bukan kekuatan
pemerintah melainkan kekuatan revolusioner. Kita hanya perlu mengingat kejadian-
kejadian belakangan ini. Dengan mata kepala sendiri kita melihat massa buruh dan
“rakyat jelata” terdorong maju dalam kancah perjuangan, sementara kaum
revolusioner kekurangan staf-staf pemimpin dan organisator. Dalam situasi demikian,
bukankah kita menghadapi bahaya bahwa, bila kaum revolusioner yang paling
berenerji malah beralih ke terorisme, maka kekuatan-kekuatan penyerang, tempat
satu-satunya kemungkinan untuk bersandar, akan menjadi lemah sebagai akibatnya?
Bukankah kita menanggung risiko memutus jalinan kontak antara organisasi
revolusioner dengan massa yang tercerai berai, yang sedang mengalami
ketidakpuasan, sedang menuntut, sudah siap untuk berjuang, tapi lemah karena
mereka kini tercerai berai? Padahal kontak tersebut adalah satu-satunya jaminan bagi
keberhasilan kita. Kita sama sekali tidak mengingkari pentingnya aksi heroik individual,
tapi adalah kewajiban kita untuk memberikan peringatan keras agar jangan menjadi
gandrung pada teror, untuk menentang agar jangan sampai teror dijadikan metode
perjuangan utama dan mendasar, yang sekarang justru begitu banyak orang
cenderung melakukannya. Teror tidak boleh menjadi operasi militer yang reguler;
paling-paling dapat dipakai sebagai satu dari berbagai metode yang dipergunakan
dalam suatu serangan yang menentukan. Akan tetapi dapatkah kita, sekarang ini,
mengeluarkan seruan untuk serangan yang menentukan seperti itu? Rabocheye
Dyelo nampaknya berpendapat bahwa kita bisa mengeluarkan seruan seperti itu.
Paling tidak ia menyerukan: “Bentuklah barisan penyerang!” Tapi sekali lagi, seruan ini
lebih mencerminkan emosi daripada akal sehat. Badan utama kekuatan-kekuatan
militer kita terdiri dari para sukarelawan dan pemberontak. Kita hanya memiliki sedikit
unit-unit kecil pasukan tempur reguler, yang bahkan belum termobilisasi; mereka tidak
terjalin erat satu dengan lainnya, dan juga belum terlatih untuk membentuk barisan
tentara macam apapun, apalagi membentuk jajaran tempur. Mengingat semua ini,
haruslah jelas bagi siapa pun yang mampu memahami kondisi-kondisi umum
perjuangan kita, dan yang mengkaji kondisi-kondisi tersebut pada setiap “belokan”
dalam alur perkembangan historis, bahwa slogan kita sekarang ini belum bisa “maju

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 3/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

dan menyerbu,” akan tetapi harus “mengepung benteng musuh.” Dengan kata lain,
tugas utama Partai kita bukan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk
menyerang sekarang juga, tetapi menyerukan pembentukan sebuah organisasi
revolusioner yang mampu menyatukan seluruh kekuatan dan mengarahkan
pergerakan dalam praktek yang sebenarnya dan bukan hanya sekedar nama, yakni,
sebuah organisasi yang siap setiap saat untuk mendukung setiap protes dan
kebangkitan, serta menggunakannya untuk membangun dan mengkonsolidasikan
kekuatan tempur yang dibutuhkan bagi perjuangan yang menentukan.

Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian bulan Februari dan Maret[7]
begitu mengesankan, sehingga agak kecil kemungkinannya kita temui sebuah
ketidaksetujuan prinsipil dengan kesimpulan tersebut. Namun apa yang kita butuhkan
sekarang bukanlah suatu solusi masalah prinsipil, melainkan solusi yang praktikal. Kita
harus jelas bukan hanya mengenai sifat dasar organisasi yang dibutuhkan serta tujuan
tepat organisasi itu, tetapi kita juga harus mengelaborasi sebuah perencanaan yang
pasti bagi sebuah organisasi, sehingga pembentukan organisasi itu dapat dikerjakan
dari segala aspek. Mengingat masalah ini sangat mendesak, maka kami akan
mengajukan pada kamerad sekalian sebuah rencana garis besar, yang akan
dikembangkan secara lebih terperinci dalam sebuah pamflet yang sekarang sedang
disiapkan pencetakannya.[8]

Menurut kami, titik tolak kegiatan kita, langkah pertama menuju organisasi yang
dicita-citakan, atau, mari kita katakan, jalur utama yang, bila diikuti, memungkinkan kita
secara pasti untuk mengembangkan, memperdalam dan memperluas organisasi
tersebut, ialah pendirian sebuah koran politik yang menjangkau seluruh Rusia. Apa
yang kita butuhkan adalah koran. Tanpa koran kita tak akan dapat secara sistematis
menjalankan propaganda dan agitasi secara menyeluruh, yang konsisten dalam
prinsip, yang merupakan tugas utama dan permanen dari Sosial Demokrasi secara
umum, dan juga merupakan tugas yang paling mendesak pada saat ini, ketika minat
pada politik dan masalah-masalah sosialisme telah bangkit di tengah-tengah sebagian
besar penduduk. Sebelumnya, tidak pernah ada kebutuhan yang begitu besar seperti
sekarang ini untuk memperkuat agitasi yang disebarkan oleh aksi-aksi individual,
selebaran lokal, pamflet-pamflet, dan sebagainya, dengan cara agitasi sistematis dan
luas melalui terbitan pers reguler. Bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan kalau
dikatakan bahwa frekuensi dan kereguleran pencetakan suatu koran (serta
distribusinya) dapat dijadikan sebuah kriteria yang akurat untuk mengukur seberapa
baik sektor yang paling utama dan esensial dari aktivitas-aktivitas militan kita ini
dibangun. Lebih jauh lagi, koran kita haruslah koran yang dapat menjangkau seluruh
Rusia. Jika kita gagal, dan selama kita gagal, menggabungkan usaha-usaha kita untuk
mempengaruhi rakyat dan pemerintah dengan menggunakan koran dan publikasi-
publikasi, maka hanya akan menjadi utopia semata untuk berpikir tentang
mengkombinasikan cara-cara lain yang lebih kompleks, sulit, tetapi yang juga lebih
menentukan, guna meluaskan pengaruh. Pergerakan kita lemah secara ideologis,

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 4/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

sebagaimana juga dalam praktek dan organisasi, karena pergerakan kita ini berada
dalam kondisi tercerai berai, juga disebabkan karena mayoritas luas –– bahkan
hampir-hampir seluruhnya –– kaum Sosial-Demokrat terbenam pada kerja-kerja lokal,
yang menyempitkan pandangan mereka, jangkauan aktivitas mereka, kecakapan
mereka dalam menjaga kerahasiaan dan kesiapan mereka. Keadaan tercerai berai
inilah yang merupakan akar terdalam dari ketidakstabilan dan kebimbangan yang telah
disebutkan tadi. Langkah pertama untuk mengatasi kekurangan ini, guna
mentransformasikan pergerakan-pergerakan lokal menjadi sebuah gerakan nasional
yang tunggal, haruslah berupa pendirian sebuah koran nasional. Dan apa yang
dibutuhkan adalah sebuah koran politik. Tanpa sebuah organ atau koran politik,
sebuah gerakan tidak pantas disebut gerakan politik di Eropa hari ini. Tanpa koran
semacam itu kita tidak mungkin dapat memenuhi tugas kita –– tugas
mengkonsentrasikan unsur-unsur ketidakpuasan dan protes politik, guna
memperkokoh pergerakan revolusioner kaum proletar. Kita telah mengambil langkah
pertama, kita telah membangkitkan suatu hasrat di dalam kelas buruh untuk
melakukan ekspose “ekonomis” terhadap pabrik-pabrik mereka; kini kita harus
mengambil langkah berikutnya, yakni membangkitkan dalam setiap lapisan
masyarakat yang melek politik sebuah hasrat untuk ekspose politis. Kita tidak boleh
berkecil hati oleh adanya fakta bahwa saat ini suara ekspose politik masih lemah,
takut-takut, dan jarang terdengar. Hal ini bukan disebabkan oleh represi polisi,
melainkan karena orang-orang yang mampu dan siap mengadakan pengungkapan-
pengungkapan politik ini tidak memiliki mimbar untuk berbicara, tidak memiliki audiensi
yang haus dan bersemangat, mereka tidak melihat di manapun di antara massa
kekuatan yang bisa menghantarkan keluhan mereka dalam menentang
“kemahakuasaan” Pemerintah Rusia. Tapi sekarang semuanya sedang berubah
dengan cepat. Ada kekuatan demikian – kaum proletar revolusioner yang sudah
menunjukkan kesiapannya, tidak hanya untuk mendengarkan dan mendukung seruan
perjuangan politik, akan tetapi juga bersedia ikut bertempur. Sekarang ini kita sudah
mampu menyediakan sebuah mimbar buat mengekspos pemerintah Tsar secara
nasional, dan memang tugas kitalah untuk melakukannya. Mimbar tersebut haruslah
koran Sosial-Demokrat. Kelas buruh Rusia, sebagai sebuah kelas yang berbeda dari
kelas-kelas dan strata-strata lainnya dalam masyarakat Rusia, menunjukkan minat
yang konstan untuk mendapatkan pengetahuan politik, dan memanifestasikan secara
luas dan terus menerus (tidak hanya dalam periode kebangkitan semata) kehausan
atas literatur ilegal. Ketika minat massa semacam ini telah jelas, ketika pelatihan para
pemimpin revolusioner yang berpengalaman telah dimulai, dan ketika konsentrasi
kelas buruh membuat kelas itu penguasa yang sebenarnya di kampung-kampung
buruh dan daerah-daerah perindustrian di kota-kota besar, maka bukan hal yang tidak
mungkin untuk mendirikan sebuah koran politik. Melalui kaum proletar koran tersebut
akan mencapai kaum borjuasi kecil perkotaan, kaum pengrajin di pedesaan, dan kaum
tani, dan dengan begitulah ia menjadi koran politik milik rakyat.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 5/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

Akan tetapi peran koran tidak terbatas hanya pada penyebaran ide-ide, pendidikan
politik, dan pendaftaran sekutu-sekutu politik. Sebuah koran tidak hanya untuk
melakukan propaganda dan agitasi kolektif, tetapi juga harus menjadi organisator
kolektif. Dalam hal terakhir ini mungkin bisa disamakan dengan perancah yang
mengelilingi bangunan dalam proses konstruksi, yang menandai bentuk struktur
bangunan dan memudahkan komunikasi di antara para pembangunnya, sehingga
memungkinkan mereka untuk mendistribusikan pekerjaan dan memandang hasil-hasil
bersama yang dicapai oleh tenaga mereka yang terorganisir. Dengan bantuan koran,
sebuah organisasi yang permanen akan berkembang secara alamiah. Organisasi ini
akan berperan tidak hanya dalam aktivitas lokal, tetapi dalam pekerjaan umum yang
reguler, dan akan melatih para anggotanya untuk mengikuti kejadian-kejadian politik
secara telaten, mengkaji signifikansi dan pengaruh mereka pada berbagai strata
populasi, dan mengembangkan metode-metode yang efektif bagi partai revolusioner
untuk mempengaruhi kejadian-kejadian tersebut. Pekerjaan teknis seperti mencetak
koran serta mempromosikan dan menyebarluaskannya akan memerlukan sebuah
jaringan kerja agen-agen lokal dari partai yang tersatukan, yang akan berkomunikasi
secara reguler satu sama lain, mengetahui situasi umum yang ada, terbiasa untuk
menjalankan fungsi-fungsi mereka secara rinci dan teratur di seluruh Rusia, dan
menguji kekuatan mereka dalam menggelar berbagai aksi revolusioner. Jaringan
agen[9] ini akan membentuk kerangka sebuah organisasi seperti yang kita butuhkan –
sebuah kerangka yang cukup luas untuk menjangkau seluruh Rusia; cukup luas dan
mencakup banyak aspek sehingga bisa menjalankan pembagian kerja yang teliti dan
terperinci; cukup tertempa supaya mampu menjalankan secara teratur pekerjaannya
sendiri secara mandiri dalam keadaan apa pun, di segala “belokan mendadak”, dan di
hadapan semua situasi tak terduga; cukup fleksibel untuk, di satu pihak, menghindari
perang terbuka melawan musuh yang kuat, ketika musuh itu sudah memusatkan
seluruh kekuatan mereka di satu titik; tetapi di lain pihak mampu mengambil
kesempatan ketika musuh mengalami hambatan, dan menyerangnya di waktu dan
tempat yang paling tidak dikiranya. Hari ini kita sedang menghadapi tugas yang relatif
mudah, yaitu mendukung demonstrasi-demonstrasi mahasiswa di kota-kota besar;
esok, kita mungkin menghadapi tugas yang lebih berat dalam menyokong, misalnya,
gerakan para penganggur di daerah-daerah tertentu; dan hari berikutnya, kita harus
berada di pos-pos kita untuk memainkan peran revolusioner dalam pemberontakan
petani. Hari ini kita harus mengambil keuntungan dari panasnya situasi politik akibat
kampanye pemerintah menentang Zemstvo[10]; esok bisa jadi kita harus mendukung
kemarahan rakyat terhadap seorang perwira Tsar yang gila dan buas, dan menyokong,
dengan cara-cara pemboikotan, ungkapan ketidakpuasan serta demonstrasi-
demonstrasi, dan lain sebagainya, untuk begitu mempersulit dia sehingga dia harus
mundur secara terbuka. Tingkat kesiapan untuk bertempur yang demikian hanya dapat
dibangun di atas basis aktivitas konstan dari pasukan reguler. Jikalau kita
menggabungkan kekuatan untuk memproduksi satu koran bersama, maka pekerjaan
demikian akan melatih dan memajukan tidak saja para propagandis yang paling
terampil, akan tetapi juga organisator-organisator yang paling cakap, para pemimpin
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 6/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

politik partai yang paling berbakat yang mampu meluncurkan, pada momen yang
tepat, slogan untuk pertempuran yang menentukan serta memimpinnya.

Sebagai penutup, beberapa kata-kata untuk menghindari kesalahpahaman yang


mungkin timbul. Secara terus menerus kita telah berbicara tentang persiapan yang
sistematis dan terencana, namun sama sekali bukan maksud kita bahwa autokrasi
dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang
terorganisir. Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner.
Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis jauh lebih memungkinkan,
bahwa rejim autokrasi ini akan runtuh di bawah tekanan dari salah satu ledakan
spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang terus-
menerus mengancam rejim autokrasi ini dari segala sudut. Akan tetapi, sebuah partai
politik yang ingin menghindari taruhan-taruhan yang riskan tidak boleh mendasarkan
kegiatannya pada harapan ledakan dan komplikasi seperti itu. Kita harus menempuh
jalan sendiri, dan kita harus dengan teguh mengemban kerja reguler kita, dan semakin
kita tidak bersandar pada faktor-faktor yang tak terduga maka semakin kecil
kemungkinan kita tertangkap basah lengah oleh “belokan-belokan historis” apapun.

Catatan

[1]
”Dari Mana Kita Mulai” (Where to Begin) diterbitkan dalam Iskra dan diterbitkan
kembali oleh organisasi-organisasi Social-Demokratik lokal sebagai sebuah pamflet
terpisah. Liga Sosial-Demokratik Siberia mencetak 5000 kopi pamflet ini dan
mendistribusikannya ke seluruh Siberia. Pamflet tersebut didistribusikan juga di
Samara, Tambov, Nizhni-Novgorod, dan kota-kota lain di Rusia.

[2]
Rabocheye Dyelo (Perjuangan Buruh)-- sebuah jurnal dengan pandangan-
pandangan “Ekonomis”, organ dari Serikat Sosial-Demokrat Rusia di Luar Negeri.
Majalah ini terbit secara tidak teratur dan diterbitkan di Jenewa dari bulan April 1899
hingga Februari 1902, diedit oleh B. N. Krichevsky, A. S. Martinov, dan V.P. Ivanshin.
Total 12 nomor terbit dalam sembilan edisi. Lenin mengkritik pandangan-pandangan
Rabocheye Dyelo dalam karya “What Is To Be Done?” (Apa Yang Harus Dikerjakan?).

[3]
“Listok” Rabochevo Dyela (Suplemen Rabocheye Dyelo) –– delapan nomor
diterbitkan di Jenewa dengan frekuensi yang tidak teratur, antara Juni 1900 dan Juli
1901.

[4]
Rabochaya Mysl (Pemikiran Buruh)-- sebuah koran “Kaum Ekonomis”, organ
Persatuan Sosial-Demokrat Rusia di Luar Negeri. Diterbitkan dari Oktober 1897
sampai Desember 1902. Semuanya berjumlah 16 terbitan: nomor 3 sampai 11 serta
Nomor 16 diterbitkan di Berlin, sisanya di St. Peterburg. Koran ini diedit oleh K.M.
Takharev dan rekan-rekannya yang lain. Lenin mencirikan pandangan-pandangan
koran ini sebagai sebuah variasi ala Rusia dari oportunisme internasional dan
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 7/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

mengkritiknya dalam sejumlah besar artikel-artikelnya yang diterbitkan di Iskra dan


juga dalam karya-karya lain, termasuk dalam “What Is to Be Done?”

[5]
Karl Liebknecht (1871-1919) adalah pemimpin Marxis Jerman dan salah satu
pendiri Partai Komunis Jerman. Dia adalah rekan dekat Rosa Luxemburg yang setia
melawan revisionisme dan reformisme di dalam gerakan buruh Jerman. Bersama
dengan Rosa, dia diculik pada tanggal 15 Januari 1919 dan dibunuh dengan kejam
oleh kekuatan reaksi di Jerman yang dibantu oleh para pemimpin sosial demokrasi
Jerman.

[6]
Ini merujuk pada artikel “Tugas-tugas yang Mendesak dalam Gerakan Kita” (The
Urgent Tasks of Our Movement) yang terbit sebagai tajuk utama dalam koran Iskra No.
1, Desember 1900.

Iskra (“Percikan”) adalah koran gelap pertama kaum Marxis yang menjangkau
seluruh Rusia, didirikan oleh Lenin pada tahun 1900. Pendirian organ militan Marxis
revolusioner ini merupakan tugas pokok yang dihadapi kaum sosialis Rusia pada
waktu itu.

Karena menerbitkan koran revolusioner di Rusia adalah suatu hal yang mustahil,
karena adanya persekusi polisi, Lenin, ketika masih dibuang di Siberia, merancang
secara detail rencana untuk menerbitkan koran di luar negeri. Ketika masa
pengasingannya berakhir pada bulan Januari 1900, Lenin segera merealisasikan
rencananya. Bulan Februari ia mengadakan negosiasi dengan Vera Zasulich, yang
telah datang ke St. Petersburg secara ilegal dari luar negeri. Mereka bernegosiasi
mengenai partisipasi Kelompok Emansipasi Buruh dalam penerbitan sebuah koran
Marxis seluruh Rusia. Apa yang kemudian dikenal sebagai Konferensi Pskov diadakan
bulan April dengan partisipasi V.I. Lenin, L. Martov (Y. O. Tsederbaum), A. N. Potresov,
S. I. Radchenko, dan kaum “Marxis legal” (P. B. Struve and M. I. Tugan-Baranovsky).
Konferensi tersebut menyimak dan mendiskusikan draf deklarasi editorial mengenai
program serta tujuan dari koran nasional ini (Iskra), serta majalah ilmiah dan politik
Zarya (“Fajar”). Lenin mengunjungi sejumlah kota –– St. Petersburg, Riga, Pskov,
Nizhni Novgorod, Ufa, and Samara – untuk menjalin hubungan dengan individu-
individu dan kelompok-kelompok Sosial-Demokrat dan meminta dukungan mereka
terhadap Iskra. Pada bulan Agustus, ketika Lenin tiba di Swiss, ia dan Potresov
bersama Kelompok Emansipasi Buruh mengadakan konferensi mengenai program
dan tujuan dari koran dan majalah ini, mengenai kontributor-kontributor potensial,
mengenai komposisi Dewan Editorial, dan juga mengenai soal markas redaksi.
Mengenai bagaimana Iskra didirikan, baca artikel “How the Spark was Nearly
Extinguished”.

Nomor pertama Iskra-nya Lenin terbit pada tanggal 11 Desember, 1900, di Leipzig,
sedangkan nomor-nomor berikutnya dicetak di Munich; sejak April, 1902, di London;
dan mulai musim semi 1903, di Jenewa.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 8/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

Dewan editorial Iskra terdiri dari V.I. Lenin, G.V. Plekhanov, L. Martov, P.B. Axelrod,
A.N. Potresov dan V.I. Zasulich. Sekretaris pertama Dewan Editorial adalah I. G.
Smidovich-Leman. N.K. Krupskaya menjadi sekretaris sejak musim semi 1901, yang
juga bertanggung jawab untuk semua korespondensi antara Iskra dan organisasi-
organisasi Sosial Demokratik. Lenin adalah pemimpin redaksi dan tokoh terpenting
Iskra. Ia menerbitkan artikel-artikelnya mengenai semua masalah penting tentang
organisasi Partai dan perjuangan kelas proletar Rusia, dan juga tentang kejadian-
kejadian terpenting dalam urusan-urusan internasional.

Sebagaimana direncanakan Lenin, Iskra menjadi pusat berkumpulnya kekuatan-


kekuatan Partai, pusat pelatihan bagi pekerja-pekerja partai yang memimpin. Di
sejumlah kota di Rusia (St. Petersburg, Moskow, Samara, dan lainnya) kelompok-
kelompok dan komite-komite Partai Buruh Sosial Demokrasi Rusia (PBSDR)
terorganisir mengikuti garis Iskra-nya Lenin. Organisasi-organisasi Iskra berkembang
pesat dan bekerja di bawah kepemimpinan langsung para pendukung dan kawan-
kawan seperjuangan Lenin: N. E. Bauman, I. V. Babushkin, S. I. Gusev, M. I. Kalinin,
G. M. Krzhizhanovsky, dan lain-lain. Koran tersebut memainkan peran menentukan
dalam perjuangan pembanguna Partai Marxis, untuk mengalahkan “kaum Ekonomis”,
dan untuk menyatukan berbagai lingkaran studi Sosial-Demokratik yang terpencar-
pencar.

Atas inisiatif dan partisipasi langsung Lenin, Dewan Editorial membentuk rancangan
program Partai (diterbitkan dalam Iskra, nomor 21), dan menyiapkan Kongres Ke-2
PBSDR, yang diselenggarakan pada bulan Juli dan Agustus 1903. Pada saat kongres
diadakan, mayoritas organisasi Sosial-Demokrat Rusia telah bergabung dengan Iskra,
menyetujui taktik-taktiknya, program-programnya dan rencana organisasi, serta
mengakuinya sebagai koran utama mereka. Dalam resolusi khusus, Kongres
memberikan catatan tentang peranan khusus yang dimainkan Iskra dalam perjuangan
partai, dan menerimanya sebagai organ sentra PBSDR. Kongres II menunjuk dewan
editorial yang terdiri dari Lenin, Plekhanov dan Martov. Martov menentang keputusan
partai dan menolak berpartisipasi, dan jadilah terbitan Iskra dari nomor 46 hingga 51
muncul dieditori Lenin dan Plekhanov. Kemudian Plekhanov menyeberang ke posisi
kaum Menshevik dan menuntut agar bekas-bekas editor dari golongan Menshevik
yang telah ditolak Kongres dijadikan dewan editorial. Lenin tidak bisa menyetujui
anjuran tersebut, dan pada tanggal 19 Oktober (1 November, penanggalan baru),
1903, ia meninggalkan Dewan Editorial guna menguatkan posisinya di Komite Sentral
dan mengadakan perjuangan melawan kaum oportunis Menshevik dari sana. Nomor
52 Iskra diedit oleh Plekhanov sendiri. Pada tanggal 13 November (26), 1903,
Plekhanov atas inisiatifnya sendiri dan melanggar keputusan Kongres, mengkooptasi
semua bekas-bekas editor Menshevik ke dalam Dewan Editorial. Dimulai pada nomor
52, kaum Menshevik mengambil alih Iskra dan menjadikannya organ oportunis
mereka.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 9/10
5/12/2021 V.I. Lenin: Dari Mana Kita Mulai?

[7]
Bagian ini merujuk pada aksi-aksi revolusioner massa yang terdiri atas para
mahasiswa dan buruh –– demonstrasi-demonstrasi politik, rapat-rapat umum, dan
pemogokan-pemogokan – yang terjadi dalam bulan Februari hingga Maret, 1901, di
St. Petersburg, Moskow, Kiev, Kharkov, Yaroslavl, Tomsk, Warsaw, Belostok dan kota-
kota lainnya.

Pergerakan mahasiswa tahun 1900-1901, yang berawal dengan tuntutan-tuntutan


akademik, mengambil karakter aksi revolusioner melawan kebijakan autokrasi yang
reaksioner; aksi-aksi mereka ini didukung oleh buruh-buruh yang maju dan hal itu
mendapat sambutan dari segala lapisan masyarakat Rusia. Penyebab langsung dari
berbagai demonstrasi dan pemogokan di bulan Februari dan Maret 1901 adalah
pemanggilan wajib militer terhadap 183 mahasiswa Universitas Kiev sebagai hukuman
atas partisipasi mereka dalam sebuah pertemuan mahasiswa. Pemerintah
melancarkan serangan gencar terhadap para partisipan aksi revolusioner; polisi dan
pasukan Kazak membubarkan demonstrasi-demonstrasi dan menyerang partisipan-
partisipan itu. Ratusan mahasiswa ditangkap dan dikeluarkan dari sekolah-sekolah
tinggi dan berbagai universitas. Tanggal 4 (17) Maret 1901, demonstrasi di lapangan
Katedral Kazan, St, Petersburg, dibubarkan secara amat brutal. Kejadian-kejadian
selama Februari-Maret merupakan bukti kebangkitan revolusioner di Rusia; partisipasi
kaum buruh dalam pergerakan di bawah slogan politik adalah luar biasa penting.

[8]
Ini merujuk pada karya Lenin “What Is To Be Done?” atau “Apa Yang Harus
Dikerjakan?”

[9]
Tentulah akan dimengerti bahwa agen-agen ini dapat bekerja secara berhasil
hanya dalam kontak yang paling dekat dengan komite-komite lokal (kelompok-
kelompok dan lingkaran-lingkaran diskusi) Partai kita. Secara umum, tentulah, seluruh
rencana yang diproyeksikan oleh kita bisa diimplementasikan hanya dengan dukungan
yang paling aktif dari komite-komite, yang telah berkali-kali berusaha menyatukan
partai dan yang, kami yakin, akan berhasil mencapai persatuan tersebut – bila tidak
sekarang, maka esok, bila tidak dalam satu cara, maka dalam cara lain. -- Lenin

[10]
Zemstvo adalah badan-badan pemerintah lokal di pedesaan yang dipimpin oleh
kaum bangsawan Rusia, yang dibentuk pada tahun 1864. Secara umum badan ini
adalah parlemen boneka yang tidak punya wewenang riil dan tidak mewakili rakyat
pekerja.

Karya-karya V.I. Lenin | Seksi Bahasa Indonesia M.I.A.

https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1901/Dimana.htm 10/10

Anda mungkin juga menyukai