Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam struktur baja terdapat dua batang yang bekerja untuk
menahan beban, yaitu batang tarik dan batang tekan. Batang tarik memiliki
kapasitas yang berbeda dari batang tekan. Dari kedua batang tersebut juga
memiliki jenis keruntuhan yang berbeda. Batang Tarik memiliki dua jenis
keruntuhan yaitu keruntuhan leleh dan keruntuhan fraktur. Sedangkan
batang tekan memiliki keruntuhan tekuk.
Keruntuhan batang tekan terjadi pada tegangan (P/A) dibawah
tegangan leleh (fy). Oleh karena itu, keruntuhan batang tekan sangat
dipengaruhi oleh luas penampang (A), momen inersia minimum (Imin) dan
panjang efektif (KL).
Ketiga parameter tersebut sangan berpengaruh pada keruntuhan
tekan di struktur baja dan dapat disusun kedalam satu parameter untuk
mendapatkan faktor tekuk (k) pada struktur baja tersebut.
Oleh karena itu dalam laporan ini disusun untuk mengetahui faktor
tekuk (k) pada struktur baja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dalam laporan ini adalah untuk mencari nilai
faktor tekuk (k) pada struktur 2 lantai.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana cara mencari faktor tekuk (k) pada struktur 2 lantai ?

1
BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Batang Tekan


Batang tekan mmerupakan batang atau elemen yang menerima
gaya tekan searah panjang batang. Batang tekan cenderung membuat batang
bertambah pendek. Pada umumnya batang tekan terdapat pada tepi atas
struktur rangka.

2.2 Perbedaan Batang Tekan dan Batang Tarik


Batang tarik biasanya membuat batang tetap lurus pada umumnya
sedangkan batang tekan dapat membuat batang tertekuk. Pada batang tarik
juga lubang baut dapat mengurangi luas penampang, sedangkan pada batang
tekan baut mengisi lubang sehingga penampang menjadi tetap utuh.

2.3 Hubungan antara Batas Kekuatan dan Batas Kestabilan


Kehancuran batang tekan akan terjadi pada tegangan (P/A)
dibawah tegangan leleh (fy). Dengan profil yang sama, semakin panjang
batang tekan akan semakin cepat mencapai kehancuran atau semakin kecil
beban yang dapat diterima. Hal ini disebabkan karena semakin langsing
batang semakin besar kecenderungan untuk menekuk.

2
Keruntuhan batang tekan dapat terjadi dalam 2 kategori :
1. Keruntuhan akibat terlampauinya tegangan leleh
2. Keruntuhan akibat tekuk
2.4 Parameter Batang Tekan
Pada batang tekan fu tidak akan pernah tercapai, parameter lain
yang mempengaruhi batang tekan adalah :
1. Luas (A)
2. Momen Inersia minimum (Imin)
3. Panjang Efektif (KL)
Ketiga parameter diatas disusun dalam parameter tunggal, yaitu :

KL
rmin

Imin
Dimana, rmin =
√ A

L= panjang tekuk
k= faktor panjang tekuk
Perilaku tekuk dibedakan menjadi dua yaitu tekuk lokal dan tekuk
global. Agar penggunaan dimensi batang tekan menjadi optimal, maka
resiko tekuk yang harus dihindari adalah tekuk lokal. Untuk itu dibuat
klasifikasi untuk memisahkan penampang langsing dan tidak langsing. Hal
tersebut dilakukan dengan cara mengevaluasi rasio lebar-tebal (b/t).

2.5 Panjang Efektif


Panjang kolom L pada model kolom ideal dari Euler dapat dipakai
sebagai acuan mengevaluasi kolom dengan kondisi tumpuan lain.

3
π 2 EI
Pcr =
(KL)2
Pcr
σ cr =
A

π2E
I
σ cr= KL 2
(
r
)
dimana r=
√ A

2.6 Rangka Bergoyang dan Tidak Bergoyang


1. Rangka tidak bergoyang 0,5 ≤ k ≤ 1,0

4
2. Rangka bergoyang 1,0 ≤ k ≤ ~

Struktur tidak bergoyang apabila dipasang pengaku lateral, bisa


berupa bracing atau dinding geser. Jika diberi pengaku lateral perilakunya
akan berubah secara signifikan. Bracng akan menyebabkan struktur bekerja
sebagai sistem truss yang kaku. Jika kemudian bracing dihilangkan,
kekakuan aksial akan berubah menjadi kekakuan lentur. Sehingga nilai k >
1 atau bahkan tak hingga. Cara memprediksi nilai k dengan menggunakan
nomogram (alignment chart).
Dengan :

EI
∑ ( L )c
1. Kolom Atas GA =
EI
∑( L
g )

EI
∑ ( L )c
2. Kolom Bawah GB =
EI
∑( L
g )

5
3. Nomogram (Alignment Chart)

6
4. Flow Chart Perhitungan Faktor Tekuk (k)

Start

Profil kolom,
Profil balok,
Tumpuan, L, I, E

yes Rangka tidak no


bergoyang

EI EI
Σ() Σ( )
L c L c
GA= GA=
EI EI
Σ( ) Σ( )
L q L q
EI EI
Σ() Σ( )
L c L c
GB= GB=
EI EI
Σ( ) Σ( )
L q L q
atau GB nilai G
tumpuan

Plot di nomogram
(alignment chart)

Finish

7
BAB 3

PEMODELAN

Diketahui struktur gedung 2 lantai dengan model dan ukuran di bawah ini
sebagai berikut :

8
BAB 4

ANALISIS

Diketahui :
o Struktur bangunan 2 lantai dengan ukuran 5x12
o Profil kolom WF400x200 (I x = 22057 cm⁴)
o Profil balok WF400x200 (I x = 22057 cm⁴)
o Tumpuan A dan B sendi
o Mengevaluasi kondisi tekuk searah tegak lurus tertambat

9
Bentuk deformasi tekuk terjadi dengan asumsi semua kolom
dibebani sampai Pcr dan terjadi secara bersamaan. Untuk mendapatkan nilai
k yang akurat maka Alignment chart “rangka tidak bergoyang” dipakai
untuk kolom AC dan “rangka bergoyang” untuk kolom CE (dianggap E=1,
karena material balok dan kolomnya sama).
1. Kolom AC : rangka tidak bergoyang
EI
Σ( )
L c 2× 22057/500
o Titik C : GA= = = 2,4
EI 2× 22057/1200
Σ( )
L q
EI
Σ( )
L c
o Titik A : GB= = 10 (tumpuan sendi)
EI
Σ( )
L q
2. Kolom CE : rangka bergoyang
EI
Σ( )
L c 22057/500
o Titik E : GA= = = 2,4
EI 22057/1200
Σ( )
L q

10
EI
Σ( )
L c 2× 22057/500
o Titik C : GB= = = 2,4
EI 2× 22057/1200
Σ( )
L q

Untuk memperoleh nilai k maka plotkan angka-angka yang telah


diperoleh pada nomogram berikut :
1. Kolom AC :
o GA = 2,4
o GB = 10

maka, nilai k = 0,92

11
2. Kolom CE
o GA = 2,4
o GB = 2,4
maka, nilai k = 1,69

12
13
BAB 5

KESIMPULAN

Dari hasil analisis di atas dengan menggunakan nomogram (alignment


chart) di dapatkan hasil sebagai berikut :

1. Nilai faktor tekuk (k) kolom AC (tidak bergoyang) adalah 0,92


2. Nilai faktor tekuk (k) kolom CE (bergoyang) adalah 1,69

14

Anda mungkin juga menyukai