LANDASAN TEORI
6
7
2.2. Kualitas
Kualitas produk pada home industri adalah faktor kunci yang membawa
keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. mutu adalah
keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan,
dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi
harapan-harapan pelanggan. Harapan disini mencakup kemudahan perawatan,
kemudahan dalam penggunaannya, desain yang baik, harga yang ekonomis, daya
tahan dan ketersediaan produk tersebut.
Kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif, berbeda-beda dan
berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir
9
konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang
produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas. Konsumen dan produsen itu
berbeda dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar
kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli dalam memberikan
definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain karena mereka
membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas
dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen.
Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian,
keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh
konsumen (Fakhri, F. 2010).
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk
dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses, dan kualitas
lingkungan agar dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. (Garvin, V.
2005)
Kualitas merupakan suatu istilah relatif yang sangat bergantung pada
situasi. Ditinjau dari pandangan konsumen, secara subjektif orang mengatakan
kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera (fitness for use). Produk
dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan
bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang
dapat menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan barang atau jasa
yang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and usefulness).
Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan keandalan, ketahanan, waktu
yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau
kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Uraian di atas menunjukkan bahwa
pengertian kualitas dapat berbeda-beda pada setiap orang pada waktu khusus
dimana kemampuannya (availability), kinerja (performance), keandalan
(reliability), kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan karakteristiknya
dapat diukur (Ilham, N. 2012).
Kualitas dalam dunia manufaktur diartikan sebagai faktor-faktor yang
terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau
10
dibutuhkan. Apabila dalam hal ini produsen telah salah menentukan atau
memutuskan ketepatan tujuan untuk apa hasil/barang tersebut dimaksudkan, maka
pembeli atau konsumen yang telah membeli hasil/barang itu tidak akan kembali
membelinya (Assauri, 2008)
Istilah kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan
tujuan untuk apa barang atau hasil tersebut dimaksudkan atau dibutuhkan.
Kualitas merupakan konsistensi peningkatan atau perbaikan atau penurunan
variasi karakteristik dari suatu produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan, agar
memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan
pelanggan internal maupun eksternal. Dengan demikian pengertian kualitas dalam
konteks pengendalian proses statistikal adalah bagaimana baiknya suatu output
(barang dan/atau jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh
bagian desain dari suatu perusahaan (Hadiguna, R.A. 2009).
Kualitas suatu produk merupakan keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu
produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen
dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah dikeluarkan
(Prawirosentono, S. 2007).
Kualitas produk adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar.
(Render, B. 2006).
Setiap produk yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan konsumen,
oleh karena itu produk tersebut harus mempunyai kualitas tertentu. Pengertian
kualitas dapat berbeda-beda tergantung dimana istilah kualitas tersebut digunakan.
Kualitas tidak bisa dipandang sebagai suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas
produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian tersebut diatas,
dimana kualitas tidak hanya kualitas produk saja akan tetapi sangat kompleks
karena melibatkan seluruh aspek dalam organisasi serta di luar organisasi.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
namun dari beberapa definisi kualitas menurut para ahli di atas terdapat beberapa
persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
11
diprediksi setiap tahapannya, hari demi hari, dan dari pemasok ke pemasok
(Ariani, 2004).
6. Bahan (Materials)
Bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi harus mempunyai
kualitas yang baik, karena kualitas yang sempurna tidak akan dapat terjadi jika
bahan yang dipergunakan tidak baik.
7. Mesin dan Mekanisasi (Machine and Mechanization)
Dengan semakin canggihnya teknologi yang diterapkan pada mesinmesin
dewasa ini, dan juga disertai dengan mekanisasi yang berteknologi tinggi pula,
diharapkan kualitas produk meningkat.
8. Metode Informasi Modern (Moden Information method)
Seiring dengan meningkatnya teknologi informasi dan komputerisasi dewasa
ini diharapkan arus inormasi semakin cepat dan akutan. Hal ini diperlukan oleh
pihak manajemen untuk melakukan pengendalian kualitas atras produk yang
dihasilkan.
9. Persyaratan proses Produksi (Mounting Product Requirement)
Kemajuan yang pesat di dalam perekayasaan rancangan produk memerlukan
kendali yang jauh lebih ketat pada seluruh proses produksi. Meningkatnya
kerumitan dan persyaratan-persyaratan prestasi yang lebih tinggi pada proses
dikatakan perusahaan telah melakukan usaha pengendalian kualitas dengan
baik. Oleh karena itu diharapkan pengendalian kualitas dapat mencapai
beberapa tujuan tersebut secara terpadu, sehingga pada akhirnya dapat tercapai
pula kepuassan konsumen.
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, hal-hal yang diperlukan diperhatikan yaitu
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan di dalam proses produksi.
Hal ini dimaksudkan agar peralatan yang digunakan tidak mengalami
penurunan standar kualitas yang telah ditetapkan.
b. Tahap Pengendalian Proses
Pengendalian terhadap jalannya proses produksi agar tidak terjadi
kesalahan di dalam proses produksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap mesin-mesin produksi agar tetap berjalan dengan lancar. Untuk
pelaksanaanya perusahaan mengangkat seorang operator yang dapat
dipercaya terhadap setiap pemeriksaan yang dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik karena banyaknya produk
yang harus diperiksa, maka operator harus mengambil sampel pada setiap
mesin produksi dan melakukan pemeriksaan.
c. Tahap Pemeriksaan Akhir
Tahap ini menitik beratkan pada pemeriksaan terhadap hasil proses
produksi, tujuannya untuk mengetahui keadaan kualitas produk yang
dihasilkan sebelum produk dipasarkan.
3) Pengendalian Kualitas dengan Pendekatan Produk Akhir
Pengendalian produk akhir adalah cara untuk melaksanakan pengendalian
kualitas dalam perusahaan dengan cara melihat atau mengadakan seleksi
terhadap produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Melalui
pendekatan produk akhir ini akan dapat diketahui apakah produk yang
dihasilkan perusahaan telah dapat dikatakan memenuhi standar kualitas
yang ditentukan sebelumnya atau masih memerlukan syarat untuk dilempar
ke pasar. Artinya pengendalian kualitas dalam perusahaan yang melihat di
dalam perusahaan atau mengadakan seleksi terhadap produk akhir
perusahaan. Pengendalian kualitas pada berbagai tingkat proses produksi
tidak menjamin produk yang dihasilkan bebas dari kerusakan. Dalam tahap
ini diperlukan adanya pengendalian kualitas produk akhir. Tujuan
pemeriksaan akhir ini adalah untuk mengetahui keadaan produk secara lebih
pasti sebelum produk dikirim ke gudang dan saluran pemeriksaan akhir ini
dititikberatkan pada pekerjaan mekanisme proses pengendalian kualitas dan
21
hasil yang dicapai. Selain cara di atas, untuk produk yang sifat
pemakaiannya tidak dapat diperbaiki, maka pengendalian kualitas ini dapat
dilakukan dengan cara sortasi, di mana tingkat kerusakan dari barang yang
beredar akan dapat ditekan dengan serendah-rendahnya.
4. Perlu tim yang terdiri dari mereka yang berkecimpung dalma bidang – bidang :
1) Penjualan yang mewakili perusahaan
2) Teknik yang mengatur desain dan kualitas teknik
3) Pembelian yang menentukan kualitas
4) Produksi yang menentukan biaya memproduksi berbagai kualitas alternatif
5. Produk perusahaan agar tidak ditinggalkan oleh konsumen dalam hal ini
perusahaan perlu mengadakan penjagaan kualitas sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen atau dapat disebut juga dengan pemeliharaan standar
kualitas
1. Bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang perlu ditentukan standarnya.
Penetapan standar bahan baku ini dapat digunakan juga sebagai pedoman atau
petunjuk bagi karyawan mesin yang langsung memproses bahan baku. Jadi,
kualitas bahan baku akan sangat baik apabila terlebih dahulu ditentukan standar
kualitasnya.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses produksi, di
mana akan sangat menentukan tercapai atau tidaknya standar kualitas produk
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu ditentukan atau diperhatikan
mengenai standar jam kerja dan standar upah kerja.
3. Peralatan produksi
Peralatan produksi suatu perusahaan sangat perlu untuk ditentukan standarnya.
Penggunaan peralatan produksi tanpa memperhatikan standar pemakaian
maksimal dari masing-masing mesin akan menimbulkan berbagai macam
kesulitan yang akhirnya akan menyebabkan produk akhir tidak sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Produk yang dihasilkan mengalami kerusakan
atau tidak memenuhi standar karena peralatan produksi rusak dan kurang
pemeliharaannya.
4. Proses produksi
Proses produksi juga sangat mempengaruhi produk dan produktivitas
perusahaan. Apabilaperusahana tidak mempunyai standar dalam proses
produksi, maka produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang berbeda satu
dengan yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya standar proses produksi,
sehingga lama waktu proses akan dapat direncanakan dan perusahaan dapat
memperkirakan waktu penyelesian proses dengan baik. Dengan demikian akan
dapat dihasilkan proses produk yang sama kualitasnya dan memenuhi standar
kualitas yang ada.
check Sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagam sebab akibat,
scatter diagram, dan diagram proses (Render, B. 2006).
Berikut adalah gambar 2.1. 7 (tujuh) alat bantu dalam pengendalian
kualitas.
1. Lembar Pemeriksaan
Gambar 2.1.(Check Sheet)Dalam Pengendalian Kualitas
Alat Bantu
Check
(Sumber Sheet2006)
: Render, atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan
penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah
barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang
dihasilkannya. Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk
mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui
area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan
mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya
28
4) Method (metode).
5) Environment (lingkungan).
Gambar 2. 5. P Charts