Anda di halaman 1dari 8

Ketoasidosis Diabetikum

A. DEFINISI
Merupakan gangguan metabolisme akut yang terjadi pada hiperglikemi yang tidak
terkontrol. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan oleh karena terjadi dehidrasi berat,
gangguan keseimbangan elektrolit, jika tidak terdiagnosis dan tertangani dengan benar.
Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila
tidak ditangani secara tepat.
Diabetic Ketoasidosis (DKA) adalah suatu keadaan kekurangan insulin yang
menyebabkan tingginya kadar gula darah dan akumulasi dari asam organic dan keton. DKA
biasanya terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1.
Ketoasidosis diabetikum adalah dekompensasi metabolik akibat defesiensi insulin
absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius.

B. ETIOLOGI
Diabetes ketoasidosis terjadi ketika tubuh tidak memiliki insulin. Hal ini menyebabkan
sel otot, lemak dan hati tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energy. Hormone yang
lainnya seperti glucagon, hormone pertubuhan dan adrenalin akan memecah lemak menjadi
glukosa dan asam lemak. Asam lemak akan iubah menjadi keton secara oksidasi.
 Infeksi, dimana terjadi peningkatan kecepatan laju metabolisme tubuh.
 Gangguan penyediaan insulin, atau berkurangnya kadar insulin
 Krisis emosional
 Pe ↓ aktivitas latihan
 Pe ↑ intake makanan
 DM tidak terdiagnosis
C. Simptom
Beberapa gejala yang timbul pada DKA :
 Haus
 Sering berkemih
 Lemah
 Mual
 Hilang nafsu makan
 Bingung
 Nafas pendek
 Kulit kering
 Mulut kering

D. PATOGENESIS
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan
hyperglycaemia yang meningkatkan glycosuria. Meningkatnya lipolysis akan menyebabkan
over-produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan dikonversi (dirubah)
menjadi ketone, menimbulkan ketonnaemia, asidosis metablik dan ketonuria. Glycosuria akan
menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolite-seperti
sodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi, bila terjadi secara
hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan shock hypofolemik.
Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan derajad
ventilasi (peranfasan Kussmaul). Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan
mempercepat kehilangan air dan elektrolite. Sehingga, perkembangan DKA adalah
merupakan rangkaian dari iklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk
membantu pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipid normal.
E. Masalah Utama
1. Defisit volume cairan
2. Gangguan proses metabolism
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
4. Gangguan keseimbangan asam-basa b.d. peningkatan sisa metabolic asam

F. Treatment
1. Perawatan di rumah lebih diutamakan untuk pencegahan terjadinya DKA dan peningkatan
gula darah.
Jika anda diabetes tipe 1, anda seharusnya mengecek kadar gula darah setidaknya 3-
4 kali sehari. Penegecekan lebih sering jika sedang sakit, infeksi atau pun cedera. Untuk
penanganan meningkatnya kadar gula darah bisa dengan menggunakan insulin kerja
pendek, tetntunya setelah dikonsultasikan dahulu dengan dokter anda
Waspada jika ada tanda infeksi dan perbanyaklah minum non glukosa untuk menjaga
supaya tidak dehihdrasi
2. Penanganan Medis
Penggantian cairan secara intravena merupakan pertolongan pertama untuk diabetes
ketoasidosis. Hal ini berfungsi sebagai reverse dehidrasi dan mengurangi kadar glukosa
dan asam. Sejumlah cairan mungkin diperlukan, terutama ion potassium yang pada cairan
IV untuk mengkoreksi kekurangan.
Insulin diberikan untuk menurunkan kadar gula darah dan mencegah pembentukan
lebih lanjut dari keton.
Pasien dengan diabeteses ketoasidosis sudah seharusnya masuk ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Beberapa pasien dengan mild asidosis dan kekurangan cairan dan elektrolit
mungkin saja bisa dirawat di rumah. Tetapi harus tetap dengan monitor dokter.
Meskipun demikian, sangat penting untuk terus memantau kadar gula darah selama
di rumah. Setidaknya 4 kali sehari. Peningkatan kadar gula darah dapat diatasi dengan
penyesuaian dosis insulin.
Dengan penagngan yang tepat pasien dengan diabetes ketoasidodis bisa sembuh.
Komplikasi yang sering terjadi karena penanganan diabetes ketoasidosis diantaranya kadar
gula adarah, rendahnya ion potassium, akumulasi cairan di paru-paru (edem) atau
pembengkakan di otak (cerebral edem)
Langkah utama untuk mencegah terjadinya diabetes ketoasidosis adalah dengan
memonitor secara ketat kadar gula darah, terutama selam proses infeksi, stress, trauma
atau penyakit lain yang serius, penyuntikan insulin yang teratur dan berkonsultasi dengan
dokter jika diperlukan.

G. DIAGNOSIS
1. Klinis :
a. Keluhan poliuri,polidipsi
b. Riwayat berhenti menyuntik insulin
c. Demam /infeksi
d. Muntah
e. Nyeri perut
f. Kesadaran ;kompos mentis,delirium ,koma
g. Pernapasan cepat dan dalam (kussnaul)
h. Dehidrasi (turgor kulit menurun ,lidah dan bibir kering)
i. Dapat disertai syok hipovolemik

2. Kriteria diagnosis :
a. kadar glukosa : >250 mg / dl
b. pH : < 7,35
c. HCO 3- : rendah
d. Anion gap : tinggi
e. Keton serum : positf dan atau ketonuria

3. Diagnosis Banding
Ketosis diabetic, hiperglikemi hiperosmolar nonketotik/hyperglycemic,hyperosmolar
state,ensefalopati uremikum,asidosis uremikum ,minum alcohol,ketosis alkoholik ,ketosis
hipoglikemia ,ketosis starvasi ,asidosis laktat,asidosis hiperkloremik,kelebihan asisilat
,drug –induced acidosis ,ensepalopati karena infeksi,trauma kapatis,
H. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cito ; gula darah ,elektrolit,ureum ,kreatinin ,aseton darah urin
rutin,analisis gas darah ,EKG
Pemantauan :
1. Gula darah ; tiap jam
2. Na+,K+,CI- ; tiap 6 jam selama 24 jam ,selanjutnya sesuai keadaan.
3. Analisis gas darah : bila pH <7 saat masuk –diperiksa selama 6 jam s,d,pH>7,1 selanjutnya
setiap hari sampai setabil
4. Pemeriksaan lain ( sesuai indikasi );kultur darah ,kultur urin ,kultur pus

I. TERAPI (Penatalaksanaan Gawat)


Akses intravena (iv)2 jalur ,salah satunya dicabang dengan 3 way ;
1. Cairan :
a. NaCI 0,9% diberikan kr,lbh1-2 pada jam pertama ,lalu 1 L pada jam kedua ,lalu 0,5 L
pada jam ketiga dan keempat ,dan 0,25 L pada jam kelima dan keenam ,selanjutnya
sesuai kebutuhan .
b. Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L
c. Jika Na+>155 mEq/L – ganti cairan dengan NaCI 0,45 %
d. Jika GD<200 mg / dl – ganti cairan dengan dextrose 5 %

2. Insulin (regular insulin = RI ):


a. Diberikan setelah 2 jam rehidrasi cairan
b. RI bolus 180 mU/KgBB IV ,dilanjutkan ;
c. RI drip 90 mU/KgBB/jam dalam NaCI 0,9 %
d. Jika GD <200 mg/dL;kecepatan dikurangi –RI drip 45 mU/kgBB/jam dalam NaCI 0,9
%
e. Jika GD stabil 200-300 mg/dL selama 12 jam –RI drip 1-2 U / jam IV ,disertai slinding
f. scale setiap 6 jam;
GD – RI (Mg/dl) ( unit ,subkutan )
 <200 0
 200—250 5
 250—300 10
 300—350 15
 >350 20
Jika kadar GD ada yang < 100 mg/dL;drip RI dihentikan setelah sliding scale tiap 6
jam ,dapat diperhitungkan kebutuhan insulin sehari --- dibagi 3 dosis sehari subkutan
,sebelum makan ( bila pasien sudah makan )

3. Kalium
a. Kalium ( KCI ) drip dimulai bersaman dengan drip RI ,dengan dosis 50 mEq/ 6 jam
,syarat ;tidak ada gagal ginjal ,tidak ditemukan gelombang T yang lancip dan tinggi
pada EKG ,dan jumlah urine cukup adekuat.
b. Bila kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit kedua :
 <3,5 ----- drip KCI 75 mEq/6 jam
 3,0 -- 4,5 ----- drip KCI 50 mEq/6 jam
 4,5 -- 6,0 ----- drip KCI 25 mEq/6 jam
 >6,0 ------ drip dihentikan
c. Bila sudah sadar ,diberikan K+ oral selama seminggu

4. Natrium bikarbonat
a. Drip 100 mEq bila pH < 7,0, disertai KCI 26 mEq drip
b. 50 mEq bila pH 7,0 – 7,1 , disertai KCI 13 mEq drip
c. Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi yang mengancam
J. TATA LAKSANA UMUM
1. Oksigen bila PO < 80 mm Hg
2. Antibiotika adekuat
3. Heparin ;bila ada KID satau hiperosmolar ( > 380 mOsm/L)terapi disesuaikan dengan
pemantauan klinis
4. Tekanan darah ,frekuensi nadi ,frekuensi pernapasan ,temperatur setiap jam
5. Kesadaran setiap jam
6. Keadaan hidrasi ( turgor ,lidah ) setiap jam
7. Produksi urine setiap jam ,balans cairan
8. Cairan infus yang masuk setiap jam
9. Dan pemantauan labolatorik ( lihat pemeriksaan penunjang )

K. KOMPLIKASI
Syok hipovolemik ,edema paru ,hipertrgliseridemia,infark miokard akut
,hipoglikemia .hipokalemia ,hiperkloremia ,edema otak,hipokalsemia
DAFTAR PUSTAKA

http://brantas1984.wordpress.com/2009/05/19/kep-gawat-darurat-ketoasidosis-diabetikum/ .
Keperawatan Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetikum . Diakses pada tanggal 15 Oktober 2010
pada jam 19.30 WIB

http://cintalestari.wordpress.com/2009/09/07/diabetic-ketoacidosis/. Diabetik Ketoasidosis . Diakses pada


tanggal 15 Oktober 2010 pada jam 19.30 WIB

http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/07/ketoasidosis-dm/ Ketoasidosis DM . Diakses pada tanggal 15


Oktober 2010 pada jam 19.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai