Anda di halaman 1dari 17

KAPAL PURSE SEINE

Disusun uleh

Ayu Miranda (20160008)

UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH
2021
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak
mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila
sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam
tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok
manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-
produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk
mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman. Sumber daya
perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang
paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000).
Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk menangkap ikan
pelagis yang membentuk gerombolan. Kapal purse seine adalah kapal yang
dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk menangkap ikan, dan hewan
air lainya (selain paus) yang dikonstruksi khusus serta dilengkapi dengan jaring
kantong (purse seine) (Ardidja, 2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan
besar mata jaring yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan
antara panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal, terdiri
dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial speed) (Ardidja,
2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan
dengan jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian
gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring
dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.
Gambar Pengoperasian Kapal Purseine
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Tangkap Purse Seine


Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam
kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut dan cincin untuk
menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Peranan jaring terhadap
ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari
sergapan jaring ketika dilingkarkan. Alat tangkap purse seine (Pukat cincin)
merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK
dan nelayan dengan jumlah yang banyak. Persiapan purse seine dengan
kelengkapannya (desain, konstruksi dan alat bantu penangkapan ikan), kemampuan
mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan untuk mengoperasikannya
merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam setiap operasi
penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine; mengingat pengoperasian purse
seine harus aktif mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol
dan bergerak cepat dalam jumlah besar; atau melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau
lampu).
Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis alat tangkap
yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang
hidup umumnya membentuk kawanan atau bergerombol dalam suatu kelompok
besar. Purse seine dapat digolongkan dalam jaring lingkar karena dalam
pengoperasiannya jaring akan membentuk pagar dinding melingkar yang mengelilingi
kawanan ikan yang akan ditangkap. Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan
ikan, maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup
seolah membentuk suatu kantong besar.
2.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia
Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu
sebagai berikut :
 Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal;
 Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan dengan
satu kapal;
 Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.
Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2, yang pada bagian bawahnya
dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium terbalik sama kaki. Pengoperasian purse
seine melingkari ikan yang bergerombol disekitar rumpon dan atau lampu (lure purse
seine), atau secaralangsung tanpa menggunakan alat bantu ini.
Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai berikut :
 Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 meter, berkembang di laut
dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau disepanjang
perairan pantai pada umumnya coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah
ikan pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan tembang, lemuru, dan kembung.
 Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 meter hingga 600 meter
yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (off
shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.
 Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 meter hingga 1000 meter,
yang dioperasikan diperairan di perairan laut dalam di dalam Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utamanya : ikan cakalang
dan ikan tuna.
 Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter, berkembang di
perairan laut bebas (High sea fisheries).
Prototipe purse seine diberbagai perairan telah berkmbang sesuai dengan
fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan ikan sasaran di masing-masing
daerah penangkapan ikan dan penamaan purse seine sering dikaitkan dengan ikan
sasaran utama penangkapan sehingga berkembang beberapa tipe purse seine, antara
lain :
 Purse seine Lemuru/Tembang (sardine purse seine/anchovy purse seine),
 Purse seine Kembung (purse seine),
 Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine),
 Purse seine Cakalang (skipjack purse seine)
 Purse seine Tuna (tuna purse seine),
 Purse seine Cakalang dan Tuna skipjack and tuna purse seine).
2.1.2. Tipe Purse Seine
Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat System dan Two
Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe purse seine, diantaranya :
 Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih mungkin
menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang
untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan
yang bergerak dengan pergerakan yang cepat pada siang hari;
 Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area
operasi akan menjadi lebih luas;
 Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan demikian jumlah
operasi akan lebih banyak;
 Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan pekerjaan lain di dek
memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja akan lebih efisien
2.2. Dimensi Alat
Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari ujung
sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu jarak antara tali
ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau tinggi purse seine yang
berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian tengah atau pada bagian pembentuk
kantongnya.
2.2.1. Konstruksi Alat Tangkap
Alat tangkap purse seine ini tersusun atas beberapa bagian yaitu badan jaring
dan tali temali . Konstruksi dari bagian-bagian tersebut adalah bagian jaring, tetapi
nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi menjadi 2 bagian yaitu
“bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas badan jaring terdiri dari 3 bagian
yaitu: jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”. Jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6
#1”, dan jaring kantong, nilon #3/4”. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian
pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan
terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali
temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan
bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20
mata.
Bagian yang lainnya yaitu tali temali dengan konstruksinya yaitu : tali
pelampung dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 420m, tali ris atas dengan bahan PE Ø
6mm dan 8mm, panjang 420m. Lalu tali ris bawah dengan bahan PE Ø 6mm dan 8mm,
panjang 450m, tali pemberat dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 450m, tali kolor
bahan dengan bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m, dan yang terakhir tali slambar
dengan bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m. Bagian yang lain
yaitu pelampung, ada dua pelampung dengan dua bahan yang sama yakni synthetic
rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung
Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian
tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
Kemudian ada pemberat yang terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah
dipasang pada tali pemberat. Dan cincin yang terbuat dari besi dengan diameter lubang
11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m
dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
Parameter utama dari alat tangkap purse seine ini adalah dari ukuran mata jaring dan
ketepatan penggunaan bahan pembuat alat tersebut (Nedelec, 2000).
2.3. Alat Bantu atau Kelengkapan
Purse seine sebagai alat tangkap ikan yang pengoperasiannya dilingkarkan
terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar gerakannya terhadang,
sehingga berada di dalam lingkaran jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini
akan menentukan kecepatan tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring
yang dilengkapi dengan tali kerut (purse seine) melalui cincin-cincin (rings)
dikuncupkan dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga
membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap purse
seine ini alat bantu yang sering digunakan adalah rumpon dan lampu. Rumpon
digunakan pada saat pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini sudah dipasang
sebelumnya. Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk mengumpulkan ikan lalu
alat tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada saat
pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul
ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor,
petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Subani dan Barus, 1989).
2.3.1. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan
kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap,
seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor
(obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk
usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan
sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk
ikan yang media hidupnya itu air dapat terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya
(phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber
cahaya dan berkumpul disekitarnya. Teknik operasinya adalah sebagai berikut :
 Alat bantu lampu biasanya diletakkan pada kapal/perahu khusus. Jika hari mulai
gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu dinyalakan sambil melakukan
labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu dinyalakan atau sudah banyak ikan yang
bergerombol maka awak kapal yang ada di perahu lampu tersebut akan
memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap
dilakukkan. Bersamaan dengan itu, penarikkan jangkar perahu lampu dimatikkan.
 Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah
hanyutnya jaring pada saat pelingkaran
 Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih rendah jika
dibandingkan dengan mengjar gerombolan ikan, karena posisi gerombolan ikan ,
karena posisi gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.
 Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.
2.3.2. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang
dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari
empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor
(pemikat) dan pemberat (sinkers/anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada
kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat,
tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur
sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir
penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan
perahu penggerak (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan
ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat
rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada
waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul
disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada
beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon
induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh
yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara
menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun
nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di
sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Berikut teknik pengoperasian menggunakan rumpon :
 Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung. Dengan
demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus permukaan air
 Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk
memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang telah dilepaskan.
 Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
 Menarik tali kolor dari jaring. Setelah jaring bagian bawah tertutup maka
rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti
semula. Dengan demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk
menyelesaikan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan
selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan
ikan.
2.3.3. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan echosounder tidaklah jauh
berbeda dengan menggunakan alat bantu lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada
pencarian gerombolan ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada
tidaknya ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut berada.
Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat diprediksi. Dengan demikian,
para penangkap ikan dengan menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada
siang atau malam.
2.4. Metode Penangkapan
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan)
sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
 Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat
dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna
permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air,
ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan
ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara
yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar
permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini
hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat
mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa
ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi
terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan
diketemukan segera jaring dipasang.
 Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut
dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui
depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu
barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung
pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan
yang menjadi tujuan penangkapan.
 Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction,
swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan
pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas
diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan
cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak,
baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang
dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah
keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha
melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang
lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang
ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut
melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan
kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah
jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan
tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang
dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan
jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat
tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri.
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain
sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring
(wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.
2.5. Ikan Target dan Hasil Tangkapan
Ayodya (1988) menyatakan bahwa ikan yang menjadi tujuan penangkapan
jaring purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan dekat dengan permukaan
air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada suatu penangkapan (cachtable area) atau
di luar kemampuan tangkap jaring, maka harus diusahakan agar ikan datang berkumpul
dengan cara menggunakan bantuan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-
lain (Sismadi, 2006). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine
adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut
haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea
surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak
antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga
dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal
ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang
dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya
adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru
(Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain. Namun ada juga ikan yang sering
kali tertangkap jaring purse seine sebagai berikut :
o Madidihang (Yellowfin tuna)
o Tuna mata besar (Bigeye tuna)
o Cakalang (Skipjack tuna)
o Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
o Tongkol krai (Frigate tuna)
o Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
o Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
o Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
o Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
o Cucut lanjam (Spinner shark)
o Layang/Benggol (Indian scad)
o Selar kuning (Yellowstripe scad)
o Sunglir (Rainbow runner)
o Kwee (Bigeye trevally)
o Tetengkek (Torpedo scad)
o Layang deles (Shortfin scad)
o Teri (Anchovies)
o Lemuru (Bali sardinella)
o Japuh (Rainbow sardine)
o Tembang (Goldstripe sardinella)
o Siro (Spotted sardinella)
o Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
o Slengseng (Spotted chub mackerel)
o Golok-golok (Dorab wolf-herring)
o Alu-alu/ Manggilala/Pucul (Great barracuda)
o Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
o Manyung (Giant catfish)
o Bawal hitam (Black pomfret)
o Bawal putih (Silver pomfret)
o Swanggi (Purple-spotted bigeye)
o Gulamah/Tigawaja (Croackers)
o Layur (Hairtails)
o Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
o Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
o Kuniran (Sulphur goatfish)
o Kurisi (Threadfin bream)
o Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
o Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
o Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
o Lencam (Emperors)
o Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
o Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
o Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)
2.6. Kapal yang Digunakan
Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh
usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan
cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya
ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan
di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan
kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing.
Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-kapal purse seine
berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi
penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse
seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran
besar (30-50 GT dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP.
Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip. Sedang
Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine
juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar
300 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per
trip.
2.7. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan Purse
Seine
Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine,
para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit
lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar
di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh
zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada
ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi
kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar
yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan
akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar
gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi
sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar
karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang
kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan
kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan
menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk
penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias
sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk
penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang
besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana
saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun
umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa)
umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti
ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan
ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu
(menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai
beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak
terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak
bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan
ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah
III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi
dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi
cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring.
Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan
terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine
adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring
bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong.
Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat
melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai
dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan. Armada perikanan purse seine
di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko
berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin
antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi
penangkapan.
SUMBER REFERENSI

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.


Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil Tangkapan
Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 – 4
Tahun2000.
Au. Ayodya. Dosen Fakultas Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan Dewi
Sri. IPB. Bogor.
Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. http://aryansfirdaus.wordpress.com.
Diakses : 23 Februari 2012
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-
ikan/purse-seine/. Diakses : 24 Februari 2012
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. rizarahman.staff.
umm.ac.id/files/2010/03/M_7_Purse-Seine.pdf. Diakses : 24 Februari 2012
Anonim. 2012. Konstruksi Purse Seine. http://nautika-perikanan-laut.
blogspot.com/2009/04/purse-seine-jaring-lingkar.html. Diakses : 27 Februari 2012
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai