Anda di halaman 1dari 10

Nama : Putu Srianjani

NIM : 2008551092

Kelas : B

Topik : Etika, Moral, Hukum, Dan Etika Farmasi

RESUME KULIAH

Dalam perkuliah pada Selasa, 9 Februari 2021 yang membahas mengenai Etika, Moral,
Hukum, Dan Etika Farmasi. Ad beberapa hal yang dapat saya pelajari dalam kelas diskusi tersebut.
berikut resume perkuliahan saya,

1. Pengertian Etika

Etika adalah sistem prinsip-prinsip moral yang mempengaruhi bagaimana orang membuat keputusan dan
menjalani hidup mereka. Etika berkaitan dengan apa yang baik bagi individu dan masyarakat dan juga
digambarkan sebagai filsafat moral. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai
mengenai benar atau salah yang dianut masyarakat. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai
"the discipline which can act as the performance index or reference for our control system".

Istilah etika berasal dari kata etos Yunani yang dapat berarti kebiasaan, karakter atau disposisi.

Etika mencakup beberapa berikut:

• Bagaimana menjalani kehidupan yang baik

• Hak dan tanggung jawab kita

• Bahasa benar dan salah

• Keputusan moral – apa yang baik dan buruk?

Etika dapat berwujud pemikiran sistematis yang kritis tentang moralitas, yang dihasilkan etika secara
langsung bukan kebaikan, melainkan pengertian yang mendasar dan kritis. Etika dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu etika umum dan etika khusus.

a) Etika Umum

Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mangambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

b) Etika khusus

Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Penerapannya
dapat berupa bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Selain itu
penerapannya juga dapat berupa bagaimana menilai prilaku diri dan orang lain dalam bidang kegiatan
dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan.

Dalam etika khusus, padat dibagi menjadi

Etika individu adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri,
Etika institusional yaitu bagaimana mengorganisir agar tanggung jawab bisa dijalankan, mencari
prosedur atau modalitas apa yang bisa menolong. Sehingga dengan upaya mencari sistem,
prosedur, sarana modalitas maka dapat memudahkan tindakan etis.
Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia
sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini menyangkut hubungan manusia
dengan manusia, baik secara individu maupun dalam kelembagaan (organisasi, profesi, keluarga,
negara, dan lainnya).
2. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat. Secara
mendasar, dari perspektif etimologi, moral berasal dari bahasa Latin yaitu Moralis. Istilah moral
pada umumnya digunakan untuk menyebut seseorang lainnya dalam tindakan sosial yang bernilai
positif atau merujuk ke hal- hal baik.

Kaidah dasar moral:

1) Tindakan berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (nonmaleficence)


General:
➢ melindungi & mempertahankan hak yang lain
➢ mencegah terjadi kerugian pada yang lain
➢ menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

Specific:

➢ menolong orang cacat,


➢ menyelamatkan orang dari bahaya
➢ Mengutamakan kepentingan pasien
➢ Membantu pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah
sakit/pihak lain
2) Menghormati harkat martabat manusia (respect for persons).
Bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi (personal) yang
memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung jawab secara
pribadi terhadap keputusannya sendiri.
3) Keadilan /justice
Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka
(kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan / membahagiakannya)
b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban
sesuai dengan kemampuan pasien).
4) Budi pekerti
Budi pekerti adalah sebuah nilai luhur yang dimiliki seseorang karena kebiasaan yang
diterapkan sejak dahulu dan mengakar menjadi sesuatu yang dilakukan sehari-hari.
Seseorang yang memiliki budi pekerti, akan memiliki moral yang kemudian dapat
diwujudkan menjadi sebuah etika yang baik.

3. Perbedaan etika dengan moral

Etika dan Moral mempunyai arti yang sama namun, untuk pemakaiannya di dalam kehidupan
sehari-hari sedikit berbeda. Berikut saya sajikan beberapa perbedaan etika dengan moral.
PERBEDAAN
ETIKA MORAL
Etika tidak mutlak tapi lebih baik apabila Moral merupakan kewajiban mutlak yang harus
manusia memilikinya. dimiliki oleh manusia
Akal dan pikiran menjadi sumber yang paling Masyarakat itu sendiri yang menjadi sumber
mendasar paling mendasar
Etika tidak selalu diikuti dengan moral. Moral harus diikuti dengan etika.
Etika kurang pas apabila dikatakan untuk moral lebih tepat, karena moral lebih mengarah
seseorang yang melakukan perbuatan baik ke sifat manusia.
karena etika ialah sebuah studi
etika bersifat normatif-sistematis (filosofis) sifatnya normatif-imperatif (praktis)
Contoh: Contoh:
✓ Mengucap salam ketika kita bertamu ✓ Tidak korupsi yang mengakibatkan
atau memasuki rumah masyarakat merugi
✓ Membuang sampah pada tempatnya ✓
✓ Meminta maaf ketika apabila salah

4. Hubungan Etika dengan Moral


Hubungan moral dan etika sangat erat, mengingat etika membutuhkan moral sebagai
landasan atau pijakan di dalam melahirkan sikap/perilaku tertentu. Beberapa mengartikan
moral dan etika secara etimologis tidak ada bedanya yaitu suatu norma atau nilai yang men-
jadi pegangan seseorang atau suatu kelompok. Sehingga jika terjadi pelanggaran atas norma
tersebut seringkali seseorang dikatakan bahwa perbuatannya tidak etis atau tingkah lakunya
“bejat” dan tidak bermoral. Contohnya seseorang menjual organ orang yang sudah
meninggal hal ini merupakan tindakan sadis, tidak etis dan tidak bermoral. Dengan demikian
kata etis dan tidak bermoral merupakan suatu kata yang nampaknya seperti anak kembar,
namun pada kenyataannya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
5. Hukum
Hukum berasal dari kata bahasa Belanda “recht orde”, ialah susunan hukum, artinya memberikan
tempat yang sebenarnya kepada hukum (Djamali, 2001).
Pada dasarnya tidak ada satupun definisi tentang hukum yang mempunyai arti sama, karena
hukum adalah merupakan sesuatu yang abstrak. Namun secara mendasar dapat disimpulkan
bahwa hukum merupakan suatu sistem atau tatanan asas–asas dan kaidah–kaidah hukum yang
tidak lepas dari masalah hukum mengatur kehidupan manusia di dalam masyarakat.
6. Etika Profesi

Pengertian Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau
suatu keterampilan dari pelakunya. Suatu pekerjaan atau suatu jabatan yang disebut dengan profesi
tidak bisa dipegang oleh sembarang orang, namun tetapi memerlukan suatu persiapan dengan melalui
pendidikan serta pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.

a. Kode Etik
Berdasarkan definisi “kode” dan “etika” dapat diartikan bahwa kode etik merupakan sekumpulan
atau ketentuan yang menjadi pedoman tingkah laku masyarakat yang bersumber atau yang
didasar pada moral. Dari sudut filsafat kode etik sebagai asas yang diwujudkan dalam norma
yang diterima sekelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku karena norma itu diturunkan
dari asas. Menurut Harlen Sinaga (2011) kode etik dapat disimpulkan mengandung:
1. Sekumpulan asas yang bersumber dan berkaitan dengan akhlak atau moral.
2. Asas tersebut diwujudkan dalam peraturan atau norma sebagai landasan tingkah laku
sekelompok masyarakat.

Kode etik dapat digunakan untuk menjamin pelayanan terhadap masyarakat oleh profesi
tertentu diperlukan kode etik. Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang wajib ditegakkan oleh
anggota dari komunitas profesi tertentu. Kode etik disusun oleh wakil-wakil yang duduk dalam
asosiasi profesi tertentu.

Pada dasarnya kode etik dirumuskan untuk kepentingan organisasi profesi dan
anggotanya. Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah:

1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi


Kode etik profesi melarang anggotanya untuk tidak mencemarkan nama baik profesi dan
disebut juga kode kehormatan.
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
Kesejahteraan ini adalah kesejahteraan material, mental dan spiritual. Kode etik umumnya
melarang bagi anggotanya melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan kode etik.
3. Yang dimaksud kesejahteraan adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.
Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan anggotanya melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
memuat peraturan yang tidak pantas atau tidak jujur pada saat anggota profesi berinteraksi.
4. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Dalam tujuan ini diharapkan anggota profesi dapat dengan mudah untuk mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdian profesinya.
5. Untuk meningkatkan profesi
Memuat tentang norma-norma dan anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya dan bagaimana meningkatkan mutu
organisasi profesi.
6. Anggota profesi dan klien/pasien
Anggota profesi dan sistem kesehatan, anggota profesi dan profesi kesehatan dan anggota
profesi dengan sesama anggota profesi
7. Prinsip kode etik
✓ Menghargai otonom
✓ Melakukan tindakan yang benar
✓ Mencegah tindakan yang dapat merugikan
✓ Memberlakukan manusia dengan adil
b. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi idealnya disusun oleh profesi itu sendiri, dengan melibatkan orang - orang yang
memahami seluk beluk profesi tersebut dan para ahli etika, dan dengan didukung oleh organisasi
profesi yang solid.
Menurut Sumaryono, fungsi kode etik profesi memiliki tiga makna, yaitu:
1. Sebagai sarana kontrol sosial;
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain;
3. Sebagai pencegah kesalah pahaman dan konflik.
Selain fungsi diatas kode etik juga dapat menyelamatkan reputasi suatu profesi dengan jalan
menyediakan kriteria eksplisit yang dapat dipakai untuk mengatur perilaku para anggotanya.
Meningkatkan praktik secara lebih kompeten dan lebih bertanggungjawab oleh para anggotanya
dan melindungi khalayak dari ekspoitasi yang dilakukan oleh praktik-praktiknya yang tidak
kompeten.
Dalam sanksi atas pelanggaran kode etik pada umumnya identik dengan sanki terhadap
pelanggaran norma-norma agama, kesusilaan, atau sopan santun. Organisasi profesi memiliki arti
penting yaitu,
• Secara intern, organisasi profesi dapat memberikan sanksi yang telah disepakati
bersama kepada anggotanya yang melanggar.
• Organisasi yang solidmemungkinkan untuk mengambil tindakan atas pelanggaran
yang dilakukan oleh penyandang profesi yang bersangkutan.

Jika pelanggaran yang terjadi tidak lagi sekedar berkaitan dengan kode etik, tetapi sudah
memasuki wilayah norma hukum, maka pemberian sanksinya, di samping oleh organisasi profesi
yang bersangkutan (seperti pemecatan keanggotaan), harus juga diserahkan kepada negara.

7. Etika Farmasi
Pekerjaan kefarmasian membutuhkan tingkat keahlian dan kewenenangan yang didasari
oleh suatu standar kompetensi, dan etika profesional farmasi tidak hanya
mendorong/meningkatkan kinerja bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan memberikan
peningkatkan kontribusi fungsional /peranan farmasi bagi masyarakat.
Kode Etik Tenaga Kefarmasian
➢ Kewajiban Terhadap Profesi
Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat,
kehormatan profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya
Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuan sesuai dengan perkembangan teknologi
Seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya
sesuai dengan standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan kode
etik profesi
Serorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus menjaga profesionalisme dalam
memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi
➢ Kewajiban Ahli Farmasi Terhadap Teman Sejawat
Seorang Ahli Farmasi Indonesia memandang teman sejawat sebagaimana dirinya
dalam memberikan penghargaan
Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan
teman sejawat secara material maupun moral
Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa meningkatkan kerjasama dan memupuk
keutuhan martabat jabatan kefarmasiaqn,mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugas.
➢ Kewajiban Terhadap Pasien/Pemakai Jasa
Seorang tenaga teknis kefarmasian harus bertanggung jawab dan menjaga
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien/pemakai jasa secara
professional
Seorang tenaga teknis kefarmasian harus menjaga rahasia kedokteran dan rahasia
kefarmasian, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak
Seorang tenaga teknis kefarmasian harus berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat
atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat atau baik.
➢ Kewajiban Terhadap Masyarakat
Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagi suri teladan ditengah-tengah masyarakat
Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya memberikan
semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang- undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang kesehatan khususnya
dibidang Farmasi
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha – usaha
pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan
Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang profesinya
kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus menghindarkan diri dari usaha- usaha yang
mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan farmasian.
SUMPAH TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN

1. Bahwa saya, sebagai tenaga teknis kefarmasian, akan melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya,
menurut undang – undang yang berlaku, dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.

2. Bahwa saya, sebagai sebagai tenaga teknis kefarmasian, dalam melaksanakan tugas atas dasar
kemanusiaan, tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan
agama.

3. Bahwa saya, sebagai tenaga teknis kefarmasian, dalam melaksanakan tugas, akan membina kerja
sama, keutuhan dan kesetiakawanan, dengan teman sejawat.

4. Bahwa saya, sebagai tenaga teknis kefarmasian, tidak akan menceritakan kepada siapapun, segala
rahasia yang berhubungan dengan tugas saya, kecuali jika diminta oleh pengadilan, untuk keperluan
kesaksian.

KODE ETIK APOTEKER

BAB I - Kewajiban Umum

1. Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah /Janji
Apoteker
2. Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode
Etik Apoteker Indonesia
3. Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.
4. Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya
5. Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
6. Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain
7. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
8. Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dibidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya

BAB II - Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien

1. Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan


masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani
BAB III - Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien

1. Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin


diperlakukan
2. Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan kode Etik
3. Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama
yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian,
serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya

BAB IV - Kewajiban Apoteker Terhadap Sejawat Petugas Kesehatan Lain

1. Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan


meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lain
2. Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lain

BAB V - PENUTUP

1. Seorang Apoteker bersungguh- sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik

SUMPAH / JANJI APOTEKER

( PP No. 20 Tahun 1962 )

Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa :

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam bidang
kesehatan;
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan
saya sebagai apoteker
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur jabatan kefarmasian;
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik,kepartaian, atau
kedudukan sosial;
6. Saya Ikrarkan Sumpah / Janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsyafan;
Dari hasil resume mengenai pembelajaran Etika, Moral, Hukum, Dan Etika Farmasi, dalam
menjalani profesi, harus melibatkan etika dan moral kita. Sehingga tidak terjadi penyimpanagn dengan
kode etik yang sudah dibentu atau ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi profesi. Kemudian sebagai
profesi apoteker juga memerlukan etika dan moral untuk menjalankan kewajibannya. Jika terdapat
pelanggaran, itu semua sudah terdaftar dalam undang-undang atau hukum.

Sekian materi yang dapat saya tanggakap dari perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai