Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi Keterlibatan Furkasi dan Penatalaksanaannya

1. Klasifikasi Keterlibatan Furkasi


Penegakan diagnosis keterlibatan furkasi membutuhkan probing pada area tersebut.
Pemeriksaan ini menggunakan probe Nabers yang dapat mengakses area furkasi.1

1.1. Klasifikasi Glickman (1953)


Klasifikasi Glickman merupakan klasifikasi yang paling umum digunakan dalam
diagnosa keterlibatan furkasi.Glickman mengklasifikasikan furkasi menjadi empat grade:1-4
 Grade 1 (tahap awal atau insipien)
Poket merupakan poket suprabony dan utamanya mengenai jaringan lunak. Kehilangan
tulang awal dapat terjadi, ditandai dengan peningkatan kedalaman probing, namun
biasanya tidak terdapat perubahan radiografis yang terlihat.
 Grade II (cul-de-sac)
Tulang rusak pada satu atau lebih bagian dari furkasi, namun sebagian dari tulang
alveolar dan ligamen periodontal tetap utuh, sehingga memungkinkan penetrasi parsial
dari probe ke furkasi. Jika terdapat lesi furkasi multipel, lesi ini tidak bersambungan
satu sama lain. Radiograf terkadang tidak menunjukkan keterlibatan furkasi, terutama
pada molar maksila dikarenakan tumpang tindihnya gambaran akar. Pada beberapa
gambaran radiograf, keberadaan gambaran “panah” pada furkasi menunjukkan
kemungkinan keterlibatan furkasi.
 Grade III (through and through)
Tulang interradikular hilang seluruhnya, tidak melekat lagi pada kubah furkasi, namun
jaringan gingiva menutupi bagian fasial dan/atau lingual. Praktisi kemungkinan tidak
dapat melewatkan probe melalui furkasi dikarenakan adanya hambatan pada ridge
bifurkasi atau margin tulang fasial-lingual. Akan tetapi, jika praktisi menambahkan
kedalaman probing bukal dan lingual, maka akan didapatkan total probing yang sama
atau lebih besar dibandingkan dimensi bukal-lingual dari gigi pada orifis furkasi.
Radiograf dengan paparan dan angulasi sesuai dapat menunjukkan area radiolusen pada
furkasi gigi.
 Grade IV (through and through)
Tulang interradikular telah rusak, dan jaringan lunak telah resesi ke arah apikal
sehingga furkasi secara klinis terlihat. Terdapat terowongan di antara akar dari gigi
tersebut sehingga probe dapat melewati gigi dari satu aspek gigi ke bagian lain.

Gambar 1. Klasifikasi Glickman dari keterlibatan furkasi. (A) Keterlibatan furkasi grade I. Walaupun ruang
terlihat pada furkasi, tidak ada komponen horizontal yang terlihat pada probing. (B) Furkasi grade
II pada tengkorak kering. Tercatat komponen horizontal dan vertikal dari cul-de-sac ini. (C) Furkasi
grade III pada molar maksila. Probing mengkonfirmasi bahwa furkasi bukal berhubungan dengan
furkasi distal dari molar ini, akan teetapi furkasi terisi dengan jaringan lunak. (D) Furkasi grade IV.
Jaringan lunak telah resesi yang memungkinkan pandangan langsung ke furkasi.1

1.2. Klasifikasi Goldman (1958)2


Goldman mengklasifikasikan keterlibatan furkasi, sebagai berikut:
 Grade I: incipient
 Grade II: cul-de-sac
 Grade III: through and through

1.3. Hamp, Nyman, and Lindhe (1975)1,3


Hamp, Nyman, dan Lindhe mengusulkan sistem klasifikasi yang mengacu pada
kehilangan perlekatan horizontal dan dibagi menjadi tiga derajat, yaitu:
 Derajat I: kehilangan perlekatan horizontal <3 mm dari lebar total area furkasi.
 Derajat II: kehilangan perlekatan horizontal >3 mm namun tidak melewati lebar total
area furkasi.
 Derajat III: Destruksi “through and through” jaringan periodontal pada area furkasi.

1.4. Ramjford and Ash (1979)2,3


Ramjford dan Ash mengusulkan sistem yang sama dengan Hamp, Nyman, dan Lindhe
namun menggunakan ukuran 2 mm dibandingkan 3 mm, sebagai berikut:
 Kelas I: keterlibatan awal
Kerusakan jaringan tidak boleh melebihi 2 mm (atau lebih dari sepertiga lebar gigi pada
furkasi.
 Kelas II: keterlibatan cul-de-sac
Kerusakan jaringan meluas lebih dalam dari 2 mm (atau lebih dari sepertiga lebar gigi)
ke arah furkasi.
 Kelas III: keterlibatan through and through
Kerusakan jaringan meluas sepanjang furkasi, sehingga instrumen dapat melalui akar
dan keluar pada sisi lain gigi.

Gambar 2. Representasi skematik dari lesi furkasi non-paparan: (a) Kelas I: lesi insipien. Kehilangan perlekatan
horizontal 2 mm atau kurang; (b) Kelas II: kehilangan perlekatan horizontal 3 mm atau lebih; (c)
Kelas III: kehilangan perlekatan horizontal menyeluruh (through and through).3

Gambar 3. Lesi furkasi non-paparan: (kiri) Kelas I; (tengah) Kelas II; (kanan) Kelas III. 3

Gambar 5. Lesi furkasi terpapar: (kiri) Kelas I; (tengah) Kelas II; (kanan) Kelas III. 3

Gambar 4. Representasi skematik dari lesi furkasi terpapar: (a) Kelas I: lesi insipien. Kehilangan perlekatan
horizontal 2 mm atau kurang; (b) Kelas II: kehilangan perlekatan horizontal 3 mm atau lebih; (c)
Kelas III: kehilangan perlekatan horizontal menyeluruh (through and through).3
1.5. Tarnow and Fletcher1,3
Tarnow dan Fletcher menggunakan subklasifikasi yang mengukur kedalaman vertikal
yang dapat dilakukan probing dari furkasi ke arah apikal, hal ini digunakan untuk melengkapi
klasifikasi horizontal (I-III). Subklas yang diusulkan yaitu:
 Subklas A: kehilangan tulang vertikal 3mm atau kurang.
 Subklas B: kehilangan tulang vertikal 4-6 mm.
 Subklas C: kehilangan tulang dari forniks 7 mm atau lebih.

2. Penatalaksanaan Keterlibatan Furkasi


Tujuan dari terapi furkasi yaitu: (1) memfasilitasi pemeliharaan, (2) mencegah
kehilangan perlekatan lebih lanjut, dan (3) menghilangkan defek furkasi sebagai masalah
pemeliharaan periodontal. Pemilihan mode terapeutik bervariasi berdasarkan kelas dan
keterlibatan furkasi, perluasan dan konfigurasi kehilangan tulang, serta faktor anatomis lain.1

2.1. Penatalaksanaan Berdasarkan Klasifikasi Keterlibatan Furkasi


Berdasarkan Klasifikasi Glickman, jenis perawatan yang disarankan yaitu:1,2
 Kelas I: defek awal
Dikarenakan poket suprabony dan belum memasuki furkasi, pemeliharaan oral hygiene
serta scaling dan root planning dapat efektif menangani kondisi tersebut. Jika terdapat
margin restorasi overhanging, groove fasial, atau proyeksi email servikal, dilakukan
eliminasi dengan odontoplasty, recontouring, atau penggantian restorasi.
 Kelas II awal
Keterlibatan horizontal dangkal tanpa kehilangan tulang vertikal signifikan biasanya
merespon baik terhadap prosedur flap lokal (open flap debridement) yang disertai
dengan odontoplasty, osteoplasty, dan ostectomy. Sedangkan furkasi kelas II dalam
yang terisolasi dapat merespon prosedur flap yang disertai dengan osteoplasty dan
odontoplasty. Perawatan ini mengurangi kubah furkasi dan mengubah kontur gingiva
sehingga memfasilitasi pembersihan plak oleh pasien.
 Kelas II-IV: defek lanjut
Defek lanjut ditunjukkan dengan adanya perkembangan komponen horizontal
signifikan pada satu atau lebih furkasi dari gigi akar banyak (kelas II akhir, kelas III,
atau kelas IV) atau perkembangan dari komponen vertikal dalam. Perawatan non-bedah
biasanya tidak efektif dikarenakan ketidakmampuan instrumentasi permukaan gigi.
Bedah periodontal, terapi endodontik, dan restorasi gigi dibutuhkan untuk
mempertahankan gigi (tunneling, root resection)

2.2. Penatalaksanaan Berdasarkan Jenis Perawatan


2.2.1. Terapi Non Bedah
a. Prosedur Pemeliharaan Oral Hygiene1
Banyak alat yang digunakan untuk mengakses area
furkasi untuk pemeliharaan oral hygiene, mencakup
rubber tip, sikat gigi spesifik maupun umum, serta alat
lain yang memungkinkan menyediakan akses bagi
pasien.1
Gambar 6. (A) penggunakan Perio-Aid pada furkasi untuk
pembersihan plak. (B) Proxy brush digunakan untuk
pembersihan plak pada lesi furkasi.1

b. Scaling dan Root Planing


Fase ini merupakan fase paling awal untuk mengontrol plak pasien sebelum
melanjutkan ke koreksi bedah.1,2 Prosedur ini mengeliminasi poket, menyembuhkan
inflamasi dan memperbaiki ligamen periodontal dan margin tulang di sekitarnya pada
furkasi Grade I Glickman.2

2.2.2. Terapi Bedah


a. Open Flap Debridement2
Mengelevasi flap dan memvisualisasikan permukaan akar memungkinkan eliminasi
faktor etiologis lokal. Prosedur ini digunakan pada klasifikasi Kelas II-III Ramjford dan
Ash.2

b. Bone Grafting (Regenerasi)1,2


Regenerasi dilakukan pada penanganan keterlibatan furkasi untuk menginduksi
perlekatan baru.1 Berbagai prosedur menggunakan bahan graft telah diujikan pada kelas
keterlibatan furkasi yang berbeda yang menunjukkan keberhasilan, seperti penggunaan
bone morphogenic protein.1,2

c. Reseksi Akar dan Hemiseksi


Reseksi akar didefinisikan sebagai pembuangan akar tanpa acuan bagaimana mahkota
akan dirawat. Perawatan keterlibatan furkasi grade II lanjut atau grade III seringnya
membutuhkan prosedur ini. Keuntungan yang didapat dari prosedur ini yaitu akses ke
permukaan akar yang tersisa untuk dilakukan scaling dan root planning untuk kontrol
plak pasien.2

Gambar 7. Reseksi akar pada keterlibatan furkasi grade III.4

Hemiseksi merupakan pembelahan gigi berakar dua menjadi dua bagian terpisah.
Proses ini disebut juga bikuspidisasi atau separasi dikarenakan mengubah molar
menjadi dua akar terpisah. Hemiseksi cenderung dilakukan pada molar mandibula
dengan keterlibatan furkasi kelas II bukal dan lingual atau kelas III.1

Gambar 8. Hemiseksi molar kedua kanan dengan keterlibatan furkasi grade II dalam, selanjutnya akan
dipisahkan dengan terapi ortodontik untuk memfasilitasi restorasi.1

d. Ekstraksi
Ekstraksi gigi dengan defek through and through (kelas III dan IV) dan kehilangan
perlekatan lanjut merupakan terapi yang sesuai bagi pasien yang tidak dapat atau tidak
berkeinginan melakukan kontrol plak yang memadai, memiliki level aktivitas karies
yang tinggi, yang tidak mau berkomitmen terhadap program pemeliharaan yang sesuai,
atau memiliki faktor sosioekonomis yang tidak memungkinkan terapi yang lebih
kompleks.1
Referensi
1. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier. 2019. 653, 655-8, 658.e3.
2. Parihar AS, Katoch V. Furcation involvement and its treatment: a review. J Adv Med
Dent Scie Res. 2015;3(1):82-86.
3. Pilloni A, Rojas MA. Furcation involvement classification: a comprehensive review
and a new system proposal. Dent J. 2018;6(34):3-8.
4. Saha AP, Saha S, Biswas BK. Management of furcation involvement: a case series. Int
J Oral Health Med Res. 2018;5(3):41, 44.

Anda mungkin juga menyukai