Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

MATA KULIAH: KIMIA UMUM


JUDUL PERCOBAAN:
MEMPERSIAPKAN LARUTAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. Diana Fahrunnisa (4203321004)
2. Hanna Anita Putri Sipayung (4201121024)
3. Lestina M Lumban Tobing (4203121041)
4. Putri Andita Br Sinulingga (4203321006)
5. Rahmat Hidayat (4203121003)

KELAS : PSPF C 2020


MATKUL : KIMIA UMUM
DOSEN PENGAMPU : DRA. RATU EVINA DIBIYANTINI M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
I. JUDUL PERCOBAAN: MEMPERSIAPKAN LARUTAN
II. TUJUAN PERCOBAAN:
1. Dapat mengetahui bagaimana menentukan konsentrasi larutan dari padatan
2. Dapat mengetahui bagaimana menentukan volume dari larutan
3. Dapat mengetahui rumus kimia dari larutan
4. Dapat melakukan percobaan dengan baik
III. TINJAUAN TEORI:
A. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan
yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).

Menurut (Keenan, 1996) larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu
sebagai berikut:
 Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif
terhadap jumlah zat pelarut.
 Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat
terlarut.
 Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau
sudah terjadi pengendapan.
 Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat
terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
 Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak,
asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan,
2004).
B. Konsentrasi
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume (berat, mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah
dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Menurut (Baroroh, 2004) satuan-satuan dari konsentrasi adalah sebagai berikut:
1. Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol
seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
2. Persen Berat
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
3. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

4. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
1. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
2. Persen massa
Massa bahan yang terkandung dalam 100g larutan.
3. Persen volume
Volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
4. Persen massa per volume
Massa bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan
5. Parts Per Million (ppm)
Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam larutan.
C. Pengenceran
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal
ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat
ini bisa merusak kulit (Khopkar, 1990).
Menurut (john, 2011), rumus yang digunakan pada pengenceran adalah sebagai
berikut:
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana:
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
D. Pencampuran
Pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih senyawa, baik itu
berbentuk cair, padat, maupun gas. Proses pencampuran dimaksudkan untuk membuat
suatu bentuk keseragaman dari beberapa konstituan baik likuid-solid (pasta), atau
solid-solid dan kadang-kadang likuid-gas. Berbagai proses pencampuran harus
dilakukan di dalam industry pangan seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung
dengan gula atau CO2 dengan air. Pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu
atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya, sehingga
dihasilkan suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik padat, padat-cair,
maupun cair-gas. Prinsip dari pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan
pengayakan dan distribusi dua atau lebih beberapa komponen yang mempunyai sifat
berbeda, yang mana derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang
dibutuhkan, keadaan produk atau jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Pencampuran bermanfaat untuk mendapatkan hasil dari pencampuran
dari beberapa bahan agar didapatkan karakteristik bahan yang sesuai dengan yang
diinginkan atau dibutuhkan (Wirakartakusumah, 1992).

IV. ALAT DAN BAHAN:


➢ Alat :
1. Neraca analitik
2. Botol semprot
3. Labu ukur
4. Kaca arloji
5. Corong
6. Gelas kimia
7. Spatula
8. Pipet kaca

➢ Bahan :
1. CuCl2
2. Air
V. PROSEDUR PENGAMATAN
langkah-langkah yang terlibat dalam menyiapkan larutan yang akurat dari padatan
1. pertama-tama tentukan konsentrasi atau molaritas yang diperlukan molaritas
adalah ukuran jumlah bahan yang dilarutkan dalam satu liter solusi persamaan ini
membantu molaritas sama mol dibagi dengan liter
2. selanjutnya tentukan volume larutan yang diperlukan untuk laboratorium pastikan
volume diukur dalam liter
3. akhirnya tentukan rumus kimia bahan yang dibutuhkan dari rumus massa molar
dapat harus ditentukan. Ingatlah jika kita menggunakan padatan anhidrat atau
terhidrasi periksa label untuk memastikan menyatukan volume molaritas dan
massa molar. Kita dapat dengan mudah menemukan massa bahan kimia yang
dibutuhkan

VI. HASIL PENGAMATAN


Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dengan demikian ada yang disebut
zat terlarut dan zat pelarut. Pelarut adalah zat atau komponen, umumnya berwujud cair
yang jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat terlarut adalah zat atau komponen baik
yang berwujud gas, cair maupun padatan yang jumlahnya lebih kecil sehingga terbentuk
larutan homogen. Larutan yang pelarutnya berwujud padatan dan zat terlarutnya juga
berwujud padatan disebut paduan.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu larutan
atau pelarut. Pelarut dapat berupa zat cair sedangkan zat terlarut dapat berupa cair, gas
dan padatan. Hal ini sesuai dengan Koesmono (2013) yang menyatakan bahwa
konsentrasi larutan yaitu zat terlarut sejumlah pelarut yang di dalamnya merupakan zat
cair.
Untuk menyiapkan larutan yang akurat, diperlukan persiapan bahan-bahan yang
lengkap, takaran yang tepat dan prosedur yang tepat. Dari langkah-langkah yang sudah
dipaparkan, langkah-langkah sederhana ini akan memastikan bahwa kita selalu
menyiapkan larutan yang akurat
contoh ini membutuhkan 500 mL 0,5 mol tembaga 2 klorida larutan rumus
molaritas perkalian silang untuk mencari mol mengalikan mal dengan formul Bobot
dalam hal ini kita mulai dengan padatan tembaga 2 klorida dihidrat, berat rumusnya
adalah 170,49 gram per mol, hal ini menyebabkan sejumlah 42,62 gram padatan yang
dibutuhkan untuk larut dalam 500 mL larutan menggunakan keseimbangan Tain jumlah
padatan yang dibutuhkan labu ukur memberikan pengukuran volume yang paling
akurat,
1. tambahkan beberapa air
2. tambahkan ke dalam pengaduk padat dan aduk terus tambahkan air dan aduk
sampai volume larutan yang benar tercapai.

VII. KESIMPULAN
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas Lambung
Mangkurat.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika.
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Jakarta: Erlangga.
Keenan. 1986. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Toto, Ervan. 2014. Pembuatan dan Pengenceran Larutan.


http://ervantoto.blogspot.com/2014/09/i.html.

Anda mungkin juga menyukai