Anda di halaman 1dari 5

Assalamu'alaikum ibu tutor, saya akan mencoba menjawab pertanyaan diskusi tersebut.

1. pengertian hukum secara leksikologis (kamus) dan apa yang dimaksud dengan
hukum Allah (Syari’at)
menurut KBBI, hukum secara umum, diartikan 1 peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; 2 undang-undang,
peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; 3 patokan (kaidah,
ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang tertentu; 4 keputusan
(pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan); vonis;
secara khusus hukum Allah menurut KBBI diartikan sebagai kepastian yang ditentukan oleh
Allah; takdir Allah;
Selanjutnya, secara khusus hukum Allah atau disebut syari'at Islam atau bisa disebut syir’ah.
Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang
untuk minum. Perkataan “syara’a fiil maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau
datang pada syari’ah.
Kemudian kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan
untuk manusia.
Kata “syara’a” berarti memakai syari’at. Juga kata “syara’a” atau “istara’a” berarti
membentuk syari’at atau hukum. Dalam hal ini Allah berfirman, “Untuk setiap umat di antara
kamu (umat Nabi Muhammad dan umat-umat sebelumnya) Kami jadikan peraturan (syari’at)
dan jalan yang terang.” [QS. Al-Maidah (5): 48]
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) tentang urusan itu
(agama), maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang yang tidak
mengetahui.” [QS. Al-Maidah (5): 18]. “Allah telah mensyari’atkan (mengatur) bagi kamu
tentang agama sebagaimana apa yang telah diwariskan kepada Nuh.” [QS. Asy-Syuuraa (42):
13].
Syari'at Islam ini dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut.
Pertama adalah ilmu tauhid atau ilmu keagamaan dimana diartikan sebagai hukum atau
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama Islam, yang
tidak boleh diragukan dan harus benar-benar menjadi keimanan kita. Misalnya, peraturan
yang berhubungan dengan Dzat dan Sifat Allah swt. yang harus iman kepada-Nya, iman
kepada rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan iman kepada hari akhir
termasuk di dalamnya kenikmatan dan siksa, serta iman kepada qadar baik dan buruk.
Kedua adalah Ilmu Akhlak, dimana memiliki arti peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan pendidikan dan penyempurnaan jiwa. Contohnya adalah segala peraturan yang
mengarah pada perlindungan keutamaan dan mencegah kejelekan-kejelekan, seperti kita
harus berbuat benar, harus memenuhi janji, harus amanah, dan dilarang berdusta dan
berkhianat.
Ketiga adalah Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh mengandung dua bagian:
pertama, ibadah, yaitu yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan manusia dengan
Tuhannya. Dan ibadah tidak sah (tidak diterima) kecuali disertai dengan niat. Contoh ibadah
misalnya shalat, zakat, puasa, dan haji. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang menjelaskan
tentang hukum-hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh dapat juga
disebut Qanun (undang-undang).
Selanjutnya, lebih khusus lagi fiqih dibagi menjadi 7 bagian yang susunannya disusun
berdasarkan dari Kitab Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma’ (kesepakatan) dan Ijtihad para
ulama kaum muslimin. ketujuh bagian tersebut adalah sebagai berikut.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, shalat,
puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih Ibadah.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan. Seperti pernikahan,
talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan
Fikih Al Ahwal As sakhsiyah.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan diantara
mereka, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan
ini disebut Fiqih Mu’amalah.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin (kepala
negara). Seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan
hukum-hukum syari’at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang
dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya.
Dan ini disebut dengan Fiqih Siasah Syar’iah.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku kejahatan,
serta penjagaan keamanan dan ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh,
pencuri, pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai Fiqih Al ‘Ukubat.
● Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri lainnya. Yang
berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini
dinamakan dengan Fiqih As Siyar.
● Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik maupun yang
buruk. Dan ini disebut dengan adab dan akhlak (muslim.or).

2. Hukum Islam secara garis besar dibagi ke dalam beberapa bagian,


sebutkan dan jelaskan dengan baik juga sertakan contoh-contohnya!
Hukum Islam secara garis besar menjadi lima hal yang diantaranya adalah wajib, sunnah,
haram, makruh, dan mubah.
a. wajib, merupakan suatu amalan yang telah ditetapkan Allah, apabila seorang muslim
mengerjakan suatu amalan maka akan mendapat imbalan pahala dari Allah, namun
apabila tidak dikerjakan akan mendapatkan imbalan dosa yang membawa ke neraka.
contohnya adalah puasa Ramadhan setiap tahun
b. sunnah, suatu amalan dikerjakan akan mendapat pahala, namun apabila ditinggalkan
tidak akan mendapat dosa. contohnya adalah sholat sunnah rawatib lima waktu
c. haram, sesuatu perkara yang yang dilarang untuk mengerjakannya oleh Allah,
contohnya adalah maka daging babi
d. makruh, suatu perkara yang apabila ditinggalkan akan lebih baik dan mendapat pahala
dari mengerjakannya, contohnya adalah makan atau minum sambil berdiri
e. mubah, Mubah adalah suatu perkara atau hal yang boleh untuk dikerjakan dan boleh
juga untuk ditinggalkan ( sesuka hati mau pilih yang mana ) namun tidak melanggar
yang diharamkan Allah, contohnya makan dan minum yang disuka
3. Hukum Islam dibangun di atas beberapa prinsip, sebutkan prinsip-prinsip tersebut dan
jelaskan!
prinsip-prinsip hukum Islam menurut Juhaya S. Praja sebagai berikut :
1. Prinsip Tauhid
Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia ada dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu
ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat La’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain
Allah). Prinsip ini ditarik dari firman Allah SWT QS. Ali Imran Ayat 64.

2. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar


Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan yang baik
dan benar yang dikehendaki dan ridho Allah dan menjauhi hal yang dibenci Allah.

3. Prinsip Keadilan
keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika dimaknai
sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah ditujukan bukan
karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat keuntungan dari ketaatan dan tidak pula
mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun ketaatan tersebut
hanyalah sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara pendidikan yang dapat membawa
kebaikan bagi individu dan masyarakat.

3. Prinsip Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama atau hukum Islam disiarkan
tidak berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi.
Kebebasan yang menjadi prinsip hukum Islam adalah kebebasan dalam arti luas yang
mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan individu maupun kebebasan komunal.
Keberagama dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.

4. Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam Konstitusi Madinah (al-Shahifah), yakni
prinsip Islam menentang perbudakan dan penghisapan darah manusia atas manusia. Prinsip
persamaan ini merupakan bagian penting dalam pembinaan dan pengembangan hukum Islam
dalam menggerakkan dan mengontrol sosial, tapi bukan berarti tidak pula mengenal
stratifikasi sosial seperti komunis.

5. Prinsip Saling Tolong Menolong


Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan sesuai
prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

6. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak terlanggarnya
hak-hak Islam dan umatnya , tegasnya toleransi hanya dapat diterima apabila tidak merugikan
agama Islam.
4. Jelaskan pengertian sunnah atau hadits baik secara etimologis maupun secara istilah
dan ada berapa macam bentuk-bentuk sunnah?
jika dipandang secara etimologis atau bahasa, sunnah dapat dipahami sebagai metode
atau jalan. hal ini saya ambil dari Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang
berbunyi sebagai berikut: “Barang siapa yang mencontohkan jalan yang baik di
dalam Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang yang
mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan
barang siapa yang mencontohkan jalan yang jelek, maka ia akan mendapat dosa dan
dosa orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit
pun.” (HR. Muslim: 2398).
berdasarkan hadist tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa menurut bahasa atau
etimologis, sunnah berarti metode atau jalan, yang mencakup makna konotasi positif
maupun negatif. Adapun jika dilihat dari sudut terminologi atau secara istilah, maka
makna sunnah sangat beragam tergantung konteks kata sunnah itu sendiri. Definisi
menurut para fukaha (ulama pakar dalam disiplin ilmu fikih). Menurut mereka,
sunnah adalah suatu amal yang dianjurkan oleh syariat namun tidak mencapai derajat
wajib atau harus. Adapula versi lain, sunnah adalah segala perbuatan yang apabila
dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan maka tidak berdosa. Makna ini
memiliki beberapa kata yang serupa yaitu mustahab (dianjurkan) ataupun mandub,
salah satu tingkatan hukum-hukum syariat yang lima: wajib, haram, makruh, mubah,
dan sunnah.
Macam-macam Sunnah
1. Sunnah Qauliyah. Sunnah Qauliyah adalah bentuk perkataan atau ucapan yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang berisi berbagai tuntunan dan
petunjuk syarak, peristiwa-peristiwa atau kisah-kisah, baik yang berkenaan dengan
aspek akidah, syariah maupun akhlak. contohnya adalah Hadis tentang doa Nabi
Muhammad saw. kepada orang yang mendengar, menghafal dan menyampaikan ilmu.
2. Sunnah fi’liyah adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Kualitas sunnah fi’liyah menduduki tingkat kedua setelah sunnah
qauliyah. Sunnah fi’liyah juga dapat maknakan sunnah Nabi Saw. yang berupa
perbuatan Nabi yang diberitakan oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah dan
lain-lain seperti melaksanakan shalat manasik haji dan lain-lain, Hadis tentang tata
cara shalat di atas kendaraan,
3. Sunnah Taqririyah adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad Saw.
terhadap apa yang datang atau dilakukan para sahabatnya. Dengan kata lain sunnah
taqririyah, yaitu sunnah Nabi Saw. yang berupa penetapan Nabi Saw. terhadap
perbuatan para sahabat yang diketahui Nabi saw. tidak menegornya atau melarangnya
bahkan Nabi Saw. cenderung mendiamkannya. Beliau membiarkan atau mendiamkan
suatu perbuatan yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan penegasan apakah
beliau membenarkan atau menyalahkannya. Contohnya:Hadis tentang Tayamum,
4. Sunnah Hammiyah ialah: suatu yang dikehendaki Nabi Saw. tetapi belum
dikerjakan. Sebagian ulama hadis ada yang menambahkan perincian sunnah tersebut
dengan sunnah hammiyah. Karena dalam diri Nabi saw. terdapat sifat-sifat, keadaan-
keadaan (ahwal) serta himmah (hasrat untuk melakukan sesuatu). misalnya ketika
beliau hendak menjalankan puasa pada tanggal 9 ‘Asyura, sebagaimana diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas ra: “Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra. berkata saat Rasulullah
saw. berpuasa pada hari ‘Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk
berpuasa; Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat
diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Pada
tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).”
Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah saw. wafat..” (HR Muslim)
5. Jelaskan urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW dalam hukum Islam!
urgensi Sunnah Rasullullah SAW dalam hukum islam adalah sebagai penjelas hukum
-hukum yang ada di dalam Al Qur’an disertai contoh melakukan hukum-hukum Allah
tersebut melalui yang dilakukan Rasullullah SAW, jadi apabila hanya berpegang Al
Qur’an saja dan tidak memakai Hadist Sahih, maka akan menafsirkan sendiri hukum
yang diperintahkan Allah dan pasti akan salah dalam penerapannya karena bagaikan
alat elektronik yang tidak disertai buku panduan yang menjelaskan bagaimana
mengoperasikannya

https://muslim.or.id/83-fiqih-islam.html
https://kbbi.web.id/hukum
http://www.konsultasislam.com/2010/08/pengertian-syariat-islam.html

Anda mungkin juga menyukai