FERTILITAS
DISUSUN OLEH:
Nama : Sumardiono
Nim : 301301181030042
Kelas :C
MK : Demografi
Sumardiono
(301301181030042)
ii
Daftar Isi
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1. Pengertian Fertilitas.........................................................................................3
2.2. Beberapa Problema Pengukuran Fertilitas Penduduk..................................3
2.3. Pengukuran Fertilitas Tahunan......................................................................4
2.4. Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate)......................................................4
1. Tingkat fertilitas umum( General Fertility Rate = GFR)....................................7
2. fertilitas menurut umur( Age Spesific Fertility Rate =ASFR)............................8
2.5. Tingkat Fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific
Fertility Rates)............................................................................................................11
2.5 Standarisasi Tingkat Fertilitas (Standardized Pertility Rates)...................12
2.6 Pengukur Fertilitas Kumulatif......................................................................13
A. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates = TFR)......................................13
B. Gross Reproduction Rates (GRR)....................................................................14
C. Net Reproduction Rates (NRR)........................................................................15
2.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya fertilitas Penduduk
16
LAMPIRAN...................................................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................24
PENUTUP.......................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.
Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan
lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu
peristiwa kelahiran. Di samping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas
(fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis
seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. Seorang
perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak-
anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan abstinensi atau
menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan
untuk melahirkan sangat sulit untuk diukur. Ahli demografi hanya
menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live birth).
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia
dapat melahirkan lebih dari seseorang bayi. Disamping itu seseorang yang
meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulaim saat itu orang
tersebut tidak menmpunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang
perempuan yang teláh melahirkan seorang anak tidak berarti resiko
melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran
fertilitas, karena kelahiran melibatkan orang (suami dan istri), sedangkan
kematian hanya melibatkan satu orang saja(orang yang meninggal) Masalah
yang lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua
perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa
dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga. juga ada
beberapa perempuan yang bercerai menjanda memperhatikan masalah-
masalah di atas terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan
dan masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.
memperhatikan perbedaan antara kematian dan kelahiran seperti
tersebut di atas, memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran
fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan, dan pengukuran fertilitas
kumulatif. pengukuran fertilitas kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata
anak yang dilahirkan oleh seseorang perempuan hingga mengakhiri batas
usia subur. sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) ialah
mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut
1
1.2 Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa dapat memahami pengertian fertilitas dan Pengukuran
fertilitas lebih kompleks. Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai
berikut:
1. Memahami pengertian fertilitas.
2. Memahami Pengukuran fertilitas lebih kompleks
3. Mengetahui tentang apa memperhatikan perbedaan antara kematian dan
kelahiran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perempuan hingga mengakhiri batas usia subur. sedangkan pengukuran
fertilitas tahunan (vital rates) ialah mengukur jumlah kelahiran pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai
resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.
4
5.834 .400
CBR= x 1000
136.000.000
= 42,9
Ini berarti di Indonesia pada tahun 1975 tiap 1000 penduduk terdapat 42,3
kelahiran.
pada tahun 1980-an, kasar di dunia berkisar antara 10 hingga 53
kelahiran tiap tahun tiap 1000 penduduk. tingkat fertilitas tertinggi di
dijumpai di negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia, dan yang
terendah terdapat di negara Eropa. pada periode tahun 1960-an 83% dari
negara-negara sudah maju mempunyai tingkat fertilitas kasar sebesar 25,
dan sekitar 90% negara-negara yang sedang berkembang tingkat fertilitas
kasar lebih besar dari 35 (palmore, 1972 ).
Tabel
Negara-negara yang berpenduduk lebih dari 500.000 jiwa dengan tingkat
fertilitas kasar tertinggi dan terendah tahun 1982.
5
negara dan wilayah tingkat fertilitas kasar
Afrika 53
Tertinggi: kenya 27
terendah: mauritius
Amerila Latin
Tertinggi: Honduras 47
Nikaragua 47
Terendah: Kuba 14
Amerika Utara
Tertinggi: Kanada 16
terendah: Amerika Serikat 16
Asia
Tertinggi: Oman 49
Yaman Utara 49
Terendah: Jepang 14
Singapura 17
Hongkong 17
Eropa
Tertinggi: Albania 29
irlandia 22
Polandia 20
Terendah : Jerman Barat 10
Denmark 11
Italia 11
Oseania
Tertinggi: Papua Nu Gini 44
Terendah: Australia 15
Selandia Baru 17
Uni Soviet
Tertinggi dan
Uni soviet 18
terendah
6
Periode Tingkat Fertilitas Kasar
- 1930 47,4
- 1931-1936 47,2
- 1936-1941 47,1
- 1941-1946 42,8
- 1946-1951 43,8
- 1951-1956 48,9
- 1956- 1961 47,7
- 1961-1966 45,5
- 1966-1971 43,8
Sumber Alden Speare (1976)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat fertilitas kasar di
Indonesia sebelum PD II besarnya sekitar 47, kemudian pada masa PD II
dan perang kemerdekaan tingkat fertilitas menurun menjadi sekitar 43. pada
saat itu suasana perang terasa sekali sehingga orang takut untuk menambah
kelahiran. setelah tahun 1950-an suasana menjadi aman kembali terjadilah
ledakan penduduk( baby Boom). periode 1950-1959 Ditandai dengan angka
tingkat fertilitas kasar tertinggi, yaitu sebesar 48,9 kelahiran per 1000
penduduk. setelah tahun 1961 tingkat fertilitas kasar mulai menurun.
dampak kebijaksanaan demografi yang” pronatalis” jaman Orde Lama
adalah tingginya angka kelahiran. di lain pihak angka kematian sudah mulai
menurun Sehingga laju pertambahan penduduk alami terus meningkat.
sehubung dengan hal tersebut pemerintah Orde Baru memprioritaskan
kebijaksanaan demografi dengan usaha penurunan kelahiran dengan
mengimplementasikan program Keluarga Berencana (KB). Pelaksanaan
program Keluarga Berencana mulai mulai dilaksanakan di pulau Jawa dan
Bali dengan alasan bahwa kedua Pulau ini menghadapi masalah demografi
yang serius yang perlu mendapatkan penyelesaian dengan segera. setelah
PELITA 1 program berencana diperluas pelaksanaannya ke luar pulau
Jawa dan Bali.
perlu dicatat bahwa tujuan program KB tidak hanya menurunkan
jumlah anak yang dilahirkan, tetapi merupakan upaya utama untuk ikut
mewujudkan keluarga sejahtera. menurut undang-undang Nomor 10 Tahun
1992, Keluarga Berencana telah mendapatkan definisi yang baru dan
semakin luas yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (siswanto,1996).
Akibat pelaksanaan program ini terjadi penurunan angka kelahiran
kasar dari 39,9% kelahiran perseribu penduduk pada tahun 1870 menurun
menjadi 35,9 pada tahun 1976. jadi terjadi penurunan fertilitas sebesar
7
10%. pada pada tahun 2005 diperkirakan angka kasar sebesar 19,5
kelahiran perseribu penduduk ( Ananta, 1989)
Di samping penurunan angka kelahiran kasar, juga terjadi penurunan
angka kematian kasar, maka periode tahun 1980-1990 laju pertumbuhan
penduduk menurun( kecuali di pulau Kalimantan). pada periode tahun 1971
- 1980 laju pertumbuhan Indonesia sebesar 2,3% pada periode tahun
1980-1990 dan 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk terus menurun,
masih masing-masing menjadi 1,9% dan 1,3%.
Pulau 1930-1961 1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000
jawa dan 1,3 1,9 2,0 1,3 1,0
madura 2,1 2,9 3,3 2,6 1,8
sumatera 2,1 2,4 2,8 3,0 2,3
kalimantan 1,7 1,8 2,2 1,4 1,6
sulawesi 1,8 2,8 2,8 2,0 1,6
pulau-pulau lain
INDONESIA 1,5 2,1 2,3 1,9 1,3
Atau
B
GFR= xk
pf (15−49)
Dimana :
8
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah Kelahiran
Pf(15-49)= jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada
peretengahan tahun.
contoh:
pada tahun 1964 jumlah penduduk perempuan usia subur umur 15 - 49
tahun besarnya 30.351.000 jiwa, Sedangkan jumlah kelahiran pada tahun
tersebut sebesar 2.982.000 bayi. tingkat fertilitas umum untuk Indonesia
tahun 1964 dapat dihitung seperti berikut:
2.982.000
GFR= x 1.000
30.351.000
= 98,25 kelahiran per 1000 perempuan usia 15-49 tahun
Atau
Bi
ASFRi = xk
PF i
Dimana :
9
Bi = jumlaj kelahiran bayi pada kelompok umur i
PFi= jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = angka konstan = 1.000
Contoh :
Perhitungan tingkat fertilitas menurut umur untuk jawa Tengah pada
periode tahun 1971-1976
tingkat fertilitas
jumlah jumlah menurut umur
kelompok umur
perempuan kelahiran (ASFR) per
1000 perempuan
1 2 3 4=3/2x1000
15-19 1.170.505 151.697 129,6
20-24 589.154 208.001 242,1
25-29 777.519 186.138 239,4
30-34 842.807 169.910 201,6
35-39 810.804 103.621 127,8
40-44 683.817 44.937 65,7
45-49 504.942 4.999 9,9
jumlah ASFR 1.016,10
Dari gambar diatas terlihat bahwa tingkat fertilitas untuk Jawa Tengah
lebih tinggi dari Amerika Serikat untuk seluruh kelompok umur. yang
10
menarik perhatian ialah tingkat fertilitas kelompok umur 20 tahun di mana
untuk Amerika Serikat sangat rendah di bawah 20 dan Jawa Tengah sangat
tinggi sekitar 130 hal ini dipengaruhi oleh umur perkawinan pertama yang
tinggi untuk Amerika Serikat, dan rendah untuk Jawa Tengah.
Di Indonesia penurunan kelahiran akibat dari pelaksanaan program
Keluarga Berencana KB tidak hanya dapat dilihat dari penurunan tingkat
kelahiran kasar CBR dapat pula dilihat dari penurunan tingkat kelahiran
menurut kelompok umur ASFR seperti terlihat pada ada tabel di bawah
ini. dari tabel ini terlihat bahwa perempuan dari seluruh umur Mengalami
penurunan angka kelahiran, tetapi kelompok umur 15 - 19 Mengalami
penurunan tertinggi yaitu 54,2% selama 29 tahun.
jumlah kelahiran ke i
Tingkat fertlitas menurut kelahiran= xk
jml perempuan umur
15−49
pertengahantahun
11
Atau :
Bo i
BOSF=∑ xk
Pf (15−49)
Dimana :
BOSFR :Birth Order Spesific Fertility Rate
Boi : jml kelahiran urutan ke 1
Pf(15-49) : Jml perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
K : bilangan konstan = 1.000
Bo i
GFR=∑ xk
Pf (15−49)
12
yang lain. Seperti halnya dengan mortalitas, kalau kuta ingiri
memperbandingkan tingkat fertilitas di beberapa negara, maka pengaruh
variabel-variabel tersebut perlu dinetralisir dengan menggunakan teknik
standarisasi sehingga hanya satu variabel yang berpengaruh. Tekmik
standarisasi yang digunakan sama dengan teknik standarisasi yang
digunakan untuk pengukuran mortalitas. Kalau diketahw tingkat festilitas
menurut umur di negara A dan B, dan ingin dibandingkan tingkat
kelahiran umum di kedua negara tersebut, maka tingkat fertilitas menurut
umur dikalikan dengan jumlah penduduk standar dan masingmasing
kelompok umur. Sebagai contoh di bawah ini dibuat perhitungan Tingkat
Fertilitav Umum untuk negara India, Swedia, dan Philipina dengan
menggunakan penduduk perempuan di Swedia tahun 1960 sebagai
standar sepert terlihat dalam Tabel 10.7
13
1. tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa reproduksinya.
2. tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari
sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Hal ini
sesuai dengan riwayat kematian dari tabel kematian penampang
lintang (Cross sectional life table).
Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan
menjumlahkan Tingkat Fertilitas perempuan menurut umur, apabila
umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat
fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat
fertilitas umur lima tahunan, maka rumus dari tingkat fertilitas Total
atau TFR adalah sebagai berikut :
TFR=5 ∑ ASFR
Dimana :
TFR : total fertility rate
ȧ = penjumlahan tingkat fertilitas menurut umur
ASFRi=¿ tingkat fertilitas menurut umur ke I dari kelompok
berjenjang 5 tahunan.
14
B. Gross Reproduction Rates (GRR)
Gross reproduction rate ialah Jumlah kelahiran bayi perempuan
oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan
tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa reproduksinya, seperti tingkat fertilitas total. perhitungan gross
reproduction rate sebagai di bawah ini:
GFR=5 ∑ ASFR fi
i
Dimana :
15
dari 4000 bayi perempuan, beberapa dari perempuan tersebut
mempunyai kesempatan melahirkan hingga umur 20, sebagian hingga
umur 03, segian hingga umur 40, dan seterusnya dan hanya sebagian
yang dapat melewati usia 50 tahun (usia reproduksi) Jadi dari kohor
tersebut diutung jumlah perempuan-perempuan yang dapat bertahan
hidup pada umur tertentu dengan mengalikannya dengan
kemungkinan hidup dari waktu lahir hingga mencapai umur tersebut.
Dalam prakteknya perhitungan Net Reproduction Rate dapat didekati
dengan rumus di bawah ini :
n Lx
NRR=∑ ASFR fi x
i lo
Contoh perhitungan seperti terlihat dalam table 10.11
16
FAKTOR VARIABEL FERTILITAS
SOSIAL ANTARA
17
LAMPIRAN
18
19
20
21
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita.
Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir
hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk
melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas
mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang
lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia. Sumber-sumber data
fertilitas dapat diketahui melalui registrasi, sensus penduduk dan
survei.
Pengukuran fertilitas memiliki dua macam pengukuran, yaitu
pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif.
Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) adalah mengukur jumlah
kelahiran pada tahun tertentu yang dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun
tersebut. Sedangkan pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur
jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita hingga
mengakhiri batas usia subur.
Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan menentukan
fertilitas baik yang berupa faktor demografi maupun faktor non-
demografi. Yang berupa faktor demografi diantaranya adalah struktur
umur, umur perkawinan, lama perkawinan, paritas, distrupsi
perkawinan dan proporsi yang kawin sedangkan faktor non-demografi
dapat berupa faktor sosial, ekonomi maupun psikologi.
3.2 Saran
Demikianlah yang bisa saya sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan rujukan atau refrensi
yang saya peroleh.sehubungan dengan makalah ini penulis banyak
berharap kepada pembaca yang budiman memberikan kritik saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca
khusus pada penulis.
23
DAFTAR PUSTAKA
24