Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH KESELAMATANDAN

KESEHATAN KERJA (K3)

Disusun Oleh :
Nama : Muchlis salamun
Dosen Pengumpul :
Nama : Nelda Maelissa, ST., MT

MANAJIMEN PROYEK KONSTRUKSI

POLITEKNIK NEGRI AMBON

Tahun Ajaran 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Keselamatan Dan kesehatan kerja dengan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu dosen pada
bidang studi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang K3 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nelda Maelissa, ST., MT, selaku dosen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon 21 Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat perindustriannya. Alat


perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan
dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat
dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja,
seperti misalnya peluang kecelakan keija yang meningkat dan juga penyakit yang bisa
ditimbulkan baik pada pekeija maupun lingkungan sekitarnya.

Kecelakaan keija merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan.


Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban
jiwa pekeijap. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kemgian bagi
pemsahaan karena diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya
manusia yang sesuai pemsahaan. Kemgian yang langsung yang nampak dari timbulnya
kecelakaan keija adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan
biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan
manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya
waktu keija.

Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko
kecelakaan dalam pekeijaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga keij auntuk melindungi seluruh/sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan keija. APD dipakai
sebagai upaya terakhir dalam usaha mehndungi tenaga keija apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
1.1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1. Apa definisi APD ?
1.2.2. Sejauh apa ruang lingkup APD ?
1.2.3. Apa tujuan, manfaat, jenis dan kegunaan APD ?
1.2.4. Apa saja kekurangan dan kelebihan APD?
1.2.5. Bagaimana cara memilih dan merawat APD?

1.1. Tiijuan Penulisan


Tiijuan dalam penulisan makalah ini antara lain :

1.3.1. Untuk memperdalam pemahaman pentingnya APD dalam melakukan


pekeijaan dibidang industri.

1.3.2. Untuk mengetahui fungsi dari APD


1.3.3. Untuk menambah wawasan pada masyarakat luas mengenai APD, sehingga
Kecelakaan dapat berkurang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI


Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga
disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekeija sesuai bahaya dan risiko
keija untuk menjaga keselamatan pekeija itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga keija
apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan
baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai
usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu mehndungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati
agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
• APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga keija.
• Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
• Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
• Bentuknya harus cukup menarik.
• Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.

• Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang


dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya.
• Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
• Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
• Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

2.2. DASAR HUKUM


1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
a. menjelaskanpada tiap tenaga keija baru tentang APD
b. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga keija untuk memakai APD
c. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara
Cuma-Cuma
1. Permenakertrans No.Per.Ol/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajipan pengurus menyediakan alat pelindung
diri dan wajib bagi tenaga keija untuk menggunakannya untuk pencegahan
penyakit akibat keija
2. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir 1 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat keija, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan, dan gizi
serta penyelenggaraan makanan di tempat keija
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga keija yang mengelola pestisida harus
memakai alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian keija, sepatu lars tinggi,
sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung
pernapasan.

2.3. TUJUAN, MANFAAT, JENIS DAN KEGUNAAN DARI ALAT


PELINDUNG DIRI

2.2.1. Tujuan
• Melindungi tenaga keija apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
• Meningkatkan efektivitas dan produktivitas keija.
• Menciptakan lingkungan keij a yang aman.

2.2.2. Manfaat
Untuk mehndungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan keija.

2.2.3 Jenis
Alat Pelindung Diri (APD) di bagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. APD bagian kepala meliputi:
• Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung
mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
• Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet)
• Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
• Alat Pelindung Penglihatan : Kaca Mata
• Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff), Sumbat Telinga (Ear Plug)
• Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.
2. APD bagian badan meliputi:
• Alat Pelindung Seluruh Badan : jas laboratorium
• Alat Pelindung Badan Bagian Muka : Apron
• Alat Pelindung Bagian Dada : Rompi Pelindung
3. APD bagian anggota badan meliputi:
• Alat Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves).
• Alat Pelindung Kaki: sepatu bot.

2.2.4 Kegunaan
Alat Pelindung Kepala:
• Alat Pelindung Kepala Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) : Melindungi
kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, teqatuh dan terkena arus listrik.
• Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin.
• Hats/cap : Mehndungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berputar.
• Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari
tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik. Biasanya
digunakan oleh pemadam kebakaran.
Alat Pelindung Muka Dan Mata :
• Melindungi muka dan mata dari:
• Lemparan benda-benda kecil.
• Lemparan benda-benda panas
• Pengaruh cahaya

Alat Pelindung Telinga:


• Sumbat Telinga (Ear plugs ) yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi
(daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya
(komunikasi) tak terganggu.
• Tutup Telinga (Ear muff) frekuensi 2800^4-000 Hz sampai 42 dB (35-45 dB)
Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan
antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi;
tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

Alat Pelindung Pernafasan:


• Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:
• Kekurangan oksigen
• Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)
• Pencemaran oleh gas atau uap.

Alat Pelindung Tangan:


• Sarung Tangan (Gloves) Jenis pekeijaan yang membutuhkan sarung tangan :
• Pengelasan/ pemotongan (bahan kulit)
• Bekeij a dengan bahan kimia (bahan karet)
• Beberapa pekeijaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila tidak
menggunakan sarung tangan (seperti benda yang masih panas, benda yang
sisinya tajam dlsb.).
• Beberapa pekerjaan perawatan.

Alat Pelindung Kaki:


• Untuk mencegah tusukan
• Untuk mencegah tergelincir
• Tahan terhadap bahaya listrik

Alat Pelindung Badan:


• Pakaian Pelindung: digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya,
misal api, asap, bakteri, zat-zat kimia, dsb.

Safety Belt:
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan teijatuh, biasanya digunakan pada
pekeqaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.

2.4. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ALAT PELINDUNG DIRI


1. Kekurangan
• Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat
pelindung diri yang kurang tepat
• Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi
yang berpotensi menimbulkan bahaya.
• Tidak menj amin pemakainya bebas kecelakaan
• Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
• Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
• Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap pembahan tertentu.
• Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa keija tertentu seperti kanister,
filter dan penyerap (cartridge).
Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
2. Kelebihan
• Mengurangi resiko akibat kecelakan
• Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
• Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi
tidak berfungsi dengan baik.
Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
2.5. CARA MEMILIH DAN MERAW4T ALAT PELINDUNG DIRI
1. Cara memilih
• Sesuai dengan jenis pekeij aan dan dalam jumlah yang memadai.
• Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis
pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengeijakan tugas tersebut atau
selama berada di areal pekeijaan tersebut dilaksanakan.
• Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor,
ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan
pekerjaannya.
• Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

2. Cara merawat
• Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
• Melakukan pembersihan secara berkala.
• Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya
kerusakan atau tidak layak pakai.
• Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika
tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
• Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm keija yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan
3. Secara spesifik cara merawat alat pelindung diri sebagai berikut:
a. Helm Safety! Helm Keija (Hard hat)
• Helm keija dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm keija yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya).
• Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
helm keija dan telah mengikuti training.
b. Kacamata Safety (Safety Glasses)
• Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan.
• Penyimpanan kacamata safety harus teijamin sehingga terhindar dari debu,
kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau
kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
• Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
kacamata safety dan telah mengikuti training.
c. Sepatu Safety (Safety Shoes)
• Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
• Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
sepatu safety dan telah mengikuti training.
d. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/Respiratory Protection)
• Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan.
• Kondisi dan kebersihan alat pehndung pernafasan menjadi tanggung jawab
karyawan yang bersangkutan,
• Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen
lini.
e. Sarung tangan
• Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
• Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
Penyimpanan sarung tangan harus teijamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang
ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar
bahan-bahan kimia berbahaya.
BAB III
PENUTUP

A .KESIMPULAN
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan, engineering, administratif atau siapapun yang memiliki resiko
kecelakaan atauapun bahaya dalam bekeija. Oleh karena itu APD harus benar-benar di
pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD
bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai Alat Pelindung Diri:
• Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi resiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
• Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
• Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
• Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan.

B.SARAN
• Setiap pekeija sebaiknya menggunakan Alat Pelindung Diri.
• Penyuluhan tentang Alat Pelindung Diri kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
• Penggunaan Alat Pelindung Diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga
keija.
Pemantauan terhadap Alat Pehndung Diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.
LAMPIRAN

Safety helmet. Safety helmet dengan pelindung waja

Safety helmet pemadam kebakaran Safety glasses

Goggles. Masker
.
Respirator. Ear muff

Ear plug. Hand gloves untuk panas

.
Hand gloves karet. Safety belts
Safety shoes
DAFTAR PUSTAKA

1. Suma’mur, P. K. 1987. Keselamatan Kega dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan


Pertama.
CV. Haji Mas Ahung. Jakarta
2. Silai ah i, Bennet MA, DR & Silai ah i, Rumondang B. MPH, 1985. Manajemen
Keselamatan
dan Kesehatan Keqa, PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
3. Budiono, A.M. 1992. Hiperkes dan Keselamatan Keija. PT. Tri Tunggal Tata Fajar.
Jakarta.
4. Gill F.S 2003, Buku Saku Kesehatan Keija, EGC, Jakarta
Teja H. MT et al Konsul Sehat Divisi Kesehatan Sutera Foundation; Alat Pelindung
Diri; 4 April 2008 hiperkes.wordpress.com accessed 23 Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai