Oleh :
YUYUN ANGRAINI
PO.71.3.251.16.1.100
Oleh
YUYUN ANGRAINI
PO.71.3.251.16.1.100
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa atas limpahan rahmat hidayah-Nya sehingga penyusunan Karya
yang merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan tugas akhir
terselesaikan.
Ucapan terima kasih tak terhingga teruntuk orang tua tercinta, Ayahanda
memelihara keduanya. Terima kasih atas segala doa, cinta, kasih sayang, dan
dukungan baik moral maupun material yang diberikan selama penulis menempuh
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah
ini tidak dapat terslesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan
Dr. H. Asyhari Asyikin, S.Farm, M.Kes selaku pembimbing pertama dan bapak
v
diberikan kepada penulis selama proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir
ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada :
Kesehatan Makassar.
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf tata usaha yang telah banyak
akhir.
vi
7. Sahabat-sahabatku : Irawati, Rusniati, Sri Kartini dan Uswatun
menjalani perkuliahan.
8. Kepada seluruh mahasiswa kelas B Elixir 2016 yang selama ini sama-
10. Dan untuk semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu-ersatu,
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini
jauh dari sempurna,dan hal ini semata-mata karena keterbatasan yang ada pada
penulis. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diarapkan demi tercapainya hasil
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : PO.71.3.251.16.1.100
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan bahwa sebagian keseluruhan karya tulis ilmiah ini merupakan
hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan sama
sekali.
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................…………….. v
ABSTRAK...........................................................................................……..ix
DAFTAR ISI......................................................................................……... x
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................….....….. 1
A. Latar Belakang........................................................…….. 1
B. Rumusan Masalah...................................................…….. 3
C. Tujuan Penelitian.....................................................……..
3
D. Manfaat Penelitian..................................................…….. 4
A. Vaksin.....................................................................…….. 5
C. Imunisasi................................................................……... 12
x
A. Jenis Penelitian.......................................................……...18
F. Variabel Penelitian..................................................……...20
G. Definisi Operasional...............................................…….. 20
A. Hasil Penelitian.......................................................…….. 23
B. Pembahasan.............................................................……..26
A. Kesimpulan ...........................................................……... 36
B. Saran.......................................................................……...36
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................……... 37
LAMPIRAN.......................................................................................…….. 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Persuratan................................................................................. 41
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi penting untuk diberikan, hal ini karena kira-kira 3 dari 100
100 kelahiran akan meninggal karena batuk rejan. Dari setiap 200.000 anak,
1 anak akan menderita penyakit polio. Satu dari 100 anak akan meninggal
vaksinisasi ini telah tersedia di masyarakt, akan tetapi tidak semua bayi telah
1
2
antara lain pemantauan suhu yang harus sesuai dengan sensitivitas vaksin,
pengiriman vaksin, 60% vaksin terpapar suhu beku ketiga dibawa oleh
lemari es, dari 25 sampel 60% mengalami pembekuan, dan juga selama
menunjukkan bahwa semua vaksin disimpan pada suhu 20C - 80C, pada
lemari es. Penyimpanan pelarut vaksin pada suhu 20C s.d 80C atau pada
Hasil penelitian dari Gebble Prisiliya Lumentut dkk (2005) pada tiga
adanya beberapa permasalahan yang yang terjadi seperti yang tertera di atas,
B. Rumusan Masalah
Rappang?
C. Tujuan Penelitian
Kemenkes RI.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Vaksin
1. Pengertian vaksin
kuman yang telah dilemahkan, dimatikan, atau rekayasa genetika dan berguna
produk biologi yang tidak stabil dan mudah menjadi rusak akibat pengaruh
suhu dan kelembaban udara yang tinggi. Oleh sebab itu, vaksin seringkali
(Rinansita,2017).
mengalami kerusakan. Suhu penyimpanan vaksin adalah 2oC - 8oC atau -15oC
s/d -25oC. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin sangat sensitif terhadap panas
sehingga vaksin hanya dapat disimpan pada lemari es dan freezer. Umur
vaksin polio akan lebih lama bila disimpan pada suhu freezer jika
lain meliputi jumlah sasaran, volume vaksin yang akan dimuat, sumber energi
5
6
yang ada, sifat, fungsi serta stabilitas suhu sarana penyimpanan, suku cadang
dan anjuran WHO atau hasil penelitian atau uji coba yang pernah dilakukan.
(Hasyim,2012).
2. Penggolongan Vaksin
1.) Berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (Live Attenuated) Vaksin
yang berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan dibedakan atas dua,
genetika).Contoh vaksin dari rekayasa genetik yang saat ini telah tersedia:
1. Perencanan
negara.
1. Penentuan Sasaran
3. Perencanaan Pendanaan
8
a. Pengadaan Logistik
Auto Disable Syringe, safety box, peralatan cold chain, emergency kit dan
b. Pendistribusian
diantar oleh level yang lebih atas atau diambil oleh level yang lebih
c. Penyimpanan
semua vaksin disimpan pada suhu 2oC - 8 oC, pada lemari es. Khusus
9
Sarana penyimpanan
3. Tenaga Pengelola
maka setiap jenjang administrasi dan unit pelayanan dari Tingkat Pusat
a. Puskesmas Induk
Akhir (TPA).
C. Imunisasi
1. Pengertian
dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut
antigen). Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman atau
tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
bukan dibuat oleh individu. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang
akibat terpapar pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpapar secara
memori. (Hasyim,2012).
lebih kecil. dan diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga
disubsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, baik dari segi harga maupun
tidak kuat dan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
lain: status imun, faktor genetik, serta kualitas dan kuantitas vaksin
(Hasyim,2012).
1. Definisi Puskesmas
itu tentunya tidak lepas dari berbagai kendala yang muncul dalam
Kecmatan Dua Pitue dan merupakan salah satu dari 14 Puskesmas yang
118 orang yatu Pegawai negeri sipil sebanyak 49 orang dari Kepala
Laboratorium).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
1. Observasi
18
19
2. Wawancara
3. Checklist
Data yang dip eroleh dari hasil checklist pengelolaan dan penanganan
Skor tidak sesuai : jumlah poin x 0 ( skor jawaban yang tidak sesua )
F. Variabel Penelitian
G. Defenisi Operasional
1. Variabel terikat
2. Variabel bebas
Kec. Duapitue Kab. Sidenreng Rappang pada bulan Mei-Juni 2019 mengenai
Tabel 4.1 Hasil penelitian di Puskesmas Tanru Tedong mengacu pada Permenkes
No. 12 Tahun 2017.
Observasi Hasil
Perencanaan Perencanaan dalam melakukan penyelenggaraa
Sekolah (BIAS)
Pengadaan Dalam hal Pengadaan, pengambilan vaksin di gudang
23
24
Provinsi.
Monitiring & Evaluasi Setelah melakukan imunisasi petugas Puskesmas
program imunisasi.
Sumber : Data Primier, 2019
yang sesuai dengan Permenkes RI No. 12 Tahun 2017. Hasil yang diperoleh dari
10 indikator tersebut adalah ada 1 indikator yang tidak sesuai dengan Pedoman
Tedong vaksin yang ada tidak disusun berdasarkan sensitifitasnya terhadap suhu.
Hal ini diakibatkan karena kuranngnya jumlah petugas yang menagani vaksin.
B. Pembahasan
Rappang selama bulan Mei-Juni 2019. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
vaksin belum sepenuhnya sesuai dengan pengelolaan dan penyimpanan yang baik
dan benar menurut Permenkes No.12 Tahun 2017. Terbukti hasil persentase yang
dilakukan :
a. Perencanaan
imunisasi yang dilakukan diawal tahun untuk mendata jumlah bayi yang akan di
imunisasi. Pendataan juga dilakukan di setiap sekolah dalam setiap desa diawal
tahun ajaran baru untuk memperoleh jumlah siswa sasaran imunisasi yang pasti
bagian yang penting dari perencanaan karena target dipakai sebagai salah satu
Dalam perencanaan hal yang juga harus diperhatikan adalah sistem rantai
dingin vaksin atau Cold Chain. Sarana Cold Chain dibuat secara khusus untuk
menjaga potensi vaksin agar khasiat vaksin tetap terjaga demi menghindari
27
bahwa proses Perencanaan yang dilakukan oleh Puskesmas Tanru Tedong telah
b. Pengadaan
Swasta, Puskesmas dan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang lain. Setelah
proses pengadaan.
28
persetujuan dari penanggung jawab imunisasi yang telah diketahui oleh Kepala
logistik imunisasi berupa vaksin, ADS, Safety Box, dan peralatan Cold Chain
oleh Puskesmas Tanru Tedong telah sesuai dengan Permenkes No. 12 Tahun
2017.
c. Penyimpanan
adalah suhu, sinar matahari, dan kelembaban. Untuk menjaga kualitas vaksin
maka vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan yaitu 2o-8oC
hasil penelitian lemari es yang digunakan hanya berisi vaksin, selain itu juga tidak
ditemukan adanya vaksin yang rusak atau kadaluarsa. Suhu lemari es khusus
penyimpanan vaksin juga menunjukkan suhu 3oC maka dari itu suhu lemari es
sesuai dengan suhu yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Lemari es tempat
sesuai dengan pedoman pengelolaan vaksin oleh Kemenkes RI. Hal ini
vaksin heat sensitive diletakkan di rak bawah tepat di atas cool pack berada,
karena golongan vaksin ini akan rusak jika terkena paparan panas yang berlebih,
BCG, polio dan campak. Sedangkan untuk vaksin frezee sensitive diletakkan di
rak paling atas pada lemari es penyimpanan vaksin, karena golongan vaksin ini
akan rusak jika terkena suhu dingin di bawah 0 oC, contoh vaksin golongan ini
vaksin tetap terjaha dan tidak terjadi kerusakan vaksin akibat suhu.
30
“(1) untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada tempat dengan kendali
dari hasil wawancara dan obseravasi langsung maka sistem penyimpanan vaksin
Tahun 2017.
d. Pendistribusian
dan dari gudang farmasi kabupaten/kota vaksin lalu diambil oleh petugas
kecil pelayanan kesehatan seperti posyandu dan sekolah. Vaksin yang akan di
distribusikan tersebut dimasukkan ke dalam vaccine carier atau cold box yang di
dalamnya telah dilengkapi dengan beberapa cool pack dan thermometer. Cool
pack tersebut bertujuan agar kondisi vaksin tetap dalam kondisi dingin sesuai
petugas dapat lebih mudah untuk mengontrol suhu vaksin yang ada di dalam cold
31
box. Hal yang juga harus dibawa ketika mendistribusikan vaksin ke Posyandu
adalah ADS (Auto Disable Syringe), Safety Box serta Peralatan Anafilaktik. Auto
Disable Syringe (ADS) adalah alat suntik sekali pakai untuk pelaksanaan
pelayanan imunisasi. Safety Box adalah sebuah tempat yang berfungsi untuk
menampung sementara limbah bekas ADS yang telah digunakan dan pemakaian
petugas yang bertanggung jawab untuk menangani vaksin hanya 2 orang dan itu
tersebut adalah jumlah kendaraan yang disediakan oleh piha Puskesmas Tanru
Tedong yang terbatas dan kurang memadai serta jarak ke unit-unit pelayanan
e. Penggunaan
hal ini bertujuan agar vaksin yang akan digunakan tidak mengalami kerusakan.
yang poten dan aman serta sesuai dengan khasiatnya. Sisa vaksin yang sudah
dibawa ke lapangan namun belum dibuka harus segera dipakai pada pelayanan
berikutnya sedangkan yang sudah dibuka harus dibuang. ADS yang telah
imunisasi, stok dan pemakaian vaksin, ADS, Safety Box, monitoring suhu, kondisi
Pencatatan stok dan pemakaian vaksin juga dilakukan, petugas puskesmas yang
masuknya vaksin yang terperinci menurut jumlah nomor batch dan tanggal
kadaluarsa hjuga harus dicatat dalam kartu stok. Sisa atau stok vaksin harus selalu
dihitung pada setiap kali penerimaan dan pengeluaran vaksin. Pencatatan suhu
lemari es juga dilakukan setiap dua kali dalam sehari yaitu pagi ketika datang dan
sore sebelum pulang, hal ini dilakukan agar mutu dankualitas vaksin tetap terjaga.
diperlukan, untuk sarana Cold Chain seperti lemari es, mini freezer, vaccine
careier, dan container harus dilakukan pencatatan nomor seri dalam kolom
keterangan di dalam buku. Sedangkan untuk peralatan habis pakai seperti ADS
membuat laporan berdasarkan apa yang dicatat sebelumnya baik itu cakupan
imunisasi ataupun stok dan pemakaian vaksin. Pelaporan ini dilakukan setiap satu
kali dalam sebulan. Hasil laporan yang telah dibuat oleh Puskesmas Tanru Tedong
dan berjenjang”.
sasaran imunisasi kegiatan pemantauan ini memanfaatkan data yang ada dari
setiap bulansecara teratur dan tepat waktu. Kegiatan pemantauan ini dilakukan
untuk memantau kualitas, hasil serta menilai respon antibodi saaran imunisasi
proses kegiatan bila dibandingkan dengan target atau yang diharapkan. Kegiatan
evaluasi ini dilakukan secara berkala. Dari angka-angka yang dikumpulkan oleh
pihak Puskesmas Tanru Tedong selain dilaporkan juga perlu dianalisa seperti
analisa stok vaksin, indeks pemakaian vaksin, suhu lemari es serta cakupan per
tahun.
efektif dan akan mencagah kerusakan vaksin akibat suhu yang tidak sesuai.
penunjang alat pemadam api sederhana yang tersedia dalam ruangan tempat
A. Kesimpulan
yang baik dan benar maka disimpulkan bahwa pengelolaan dan penanganan
Rappang termasuk dalam kategori sesuai dengan skor 90%. Namun masih tetap
B. Saran
penyimpanan yang baik dan benar sehingga perlu dipertahankan serta terus
pendistribusian.
36
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2009, Pedoman Pengelolaan Vaksin, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
Jakarta. http://Pedoman.pengeloaan.vaksin.ac.id.pdf, diakses diakses 10
Februari 2019
37
38
Lampiran 1
SKEMA KERJA
Pengolahan Data
Kesimpulan
39
40
Lampiran 2
Chek list
No Pengamatan Skor
Ya Tidak
1 Lemari es yang digunakan khusus 1
untuk menyimpan vaksin
2 Vaksin yang tersedia tidak ada yang 1
kadaluarsa
3 Suhu lemari es 2o-8oC 1
4 Susunan vaksin heat sensitive
diletakkan di rak bawah dan vaksin 0
freeze sensitive diletakkan di rak atas
5 Selama proses pendistribusian vaksin
diletakkan dalam vaccine carier atau
1
cold box yang berisi coll pack dan
thermometer
6 Dilakukan pemantauan suhu secara
rutin dua kali sehari yaitu pagi saat 1
datang dan sore sebelum pulang
7 Adanya kartu monitoring suhu 1
8 Adanya pedoman pengelolaan vaksin 1
9 Adanya pencatatan dan pelaporan
semua kegiatan berkaitan dengan 1
pengelolaan dan penanganan vaksin
10 Adanya evaluasi yang dilakukan
1
setelah dilakukannya imunisasi
Jumlah 9 1 9
Persentase 90%
Lampiran 3
PERSURATAN
41
42
43
Lampiran 3
DOKUMENTASI
Kondisi Bagian
Dalam tempat
penyimpanan vaksin
44
Safety Box