Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DESAIN PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si.

KELOMPOK 3:

DENIS PASCAL MAULANA 185030200111032

AMALIA MELATI PUTRI 185030200111083

FIAZ MUTHIA FIRLIANNA 185030200111089

SILVIA MAULINA 185030201111036

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Desain Penelitian. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian yang dibina oleh Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Jika dalam makalah ini terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap makalah ini
memberikan manfaat dan tambahan ilmu bagi para pembaca.

Malang, Maret 2021

Tim Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Desain Penelitian...............................................................................................2
2.2 Jenis Desain Penelitian....................................................................................................2
2.3 Perbedaan Desain Penelitian.........................................................................................12
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
Daftar Pustaka.....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian sendiri tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan kehidupan
manusia. Dengan adanya penelitian dapat mengembangkan atau membentuk teori baru.
Karena pentingnya penelitian, maka harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan
sesuai dengan ketentuan. Sehingga setiap pedoman yang sistematis menjadi perhatian
utama agar penelitian yang mandiri, subjekif, dan kritis dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian
dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Manfaat desain penelitian akan dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses
penelitian. Untuk menentukan desain penelitian yang akan digunakan, maka disesuaikan
dengan jenis dan tujuan penelitian yang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari desain penelitian?
2. Apa saja jenis penelitian?
3. Apa saja perbedaan desain penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang definisi desain penelitian
2. Mengetahui tentang jenis desain penelitian
3. Mengetahui tentang perbedaan desain penelitian

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Desain Penelitian
Menurut Creswell (2018) desain penelitian adalah rencana dan prosedur penelitian
yang mencakup keputusan dari asumsi luas hingga metode pengumpulan dan analisis data
yang terperinci. Keputusan keseluruhan melibatkan desain mana yang harus digunakan
untuk mempelajari suatu topik. Menginformasikan keputusan ini harus menjadi asumsi
pandangan dunia yang dibawa peneliti ke penelitian; prosedur penyelidikan (disebut
strategi); dan metode khusus pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Pemilihan
desain penelitian juga didasarkan pada sifat masalah penelitian atau isu yang dibahas,
pengalaman pribadi peneliti, dan khalayak penelitian.

2.2 Jenis Desain Penelitian


Klasifikasi desain penelitian dapat terbagi untuk tujuan studi eksploratif, deskriptif,
dan kausal. Setiap hal ini memiliki pendekatan atau strategi penelitian yang berbeda.
Studi Eksploratif
Penelitian ini bertujuan untuk menggali data, tanpa mengoperasionalisasi konsep atau
menguji konsep pada realitas yang diteliti. Penelitian ini paling sederhana dan mendasar
(biasanya kualitatif). Penelitian eksploratif dituntut untuk kreatif, berpikiran terbuka, dan
fleksibel, serta mampu mengembangkan bakat investigatif dan mampu mengeksplorasi
berbagai sumber informasi. Penelitian eksploratif juga umumnya menggunakan data
kualitatif sehingga penggunaan teknik pengumpulan data serta metodologinya umumnya
juga terkait dengan penelitian yang sifatnya kualitatif. Di mana penelitian kualitatif juga
dilihat sebagai penelitian yang lebih terbuka kemungkinan terhadap berbagai temuan baru
ketika dilakukan penelitian eksploratif di lapangan (Neuman, 2000: 21).
Penelitian eksploratif sering dilakukan di daerah-daerah penyelidikan yang baru, di
mana tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk memperluas cakupan atau meluaskan
suatu fenomena masalah, atau perilaku tertentui, (2) untuk menghasilkan beberapa ide
awal (atau "dugaan ") tentang fenomena itu, atau (3) untuk menguji kelayakan melakukan
studi lebih luas mengenai fenomena itu.
Misalnya, jika warga negara pada umumnya tidak puas dengan kebijakan pemerintah
berkaitan dengan resesi ekonomi, penelitian eksplorasi mungkin diarahkan untuk
mengukur tingkat ketidakpuasan warga, memahami bagaimana ketidakpuasan tersebut
diwujudkan, seperti frekuensi protes publik, dan dugaan penyebab ketidakpuasan tersebut,

2
seperti kebijakan pemerintah tidak efektif dalam menangani inflasi, suku bunga,
pengangguran, atau pajak yang lebih tinggi. Penelitian tersebut dapat mencakup
pemeriksaan angka yang dilaporkan publik, seperti perkiraan indikator ekonomi, seperti
produk domestik bruto (PDB), pengangguran, dan indeks harga konsumen, seperti yang
diarsipkan oleh sumber-sumber pihak ketiga, diperoleh melalui wawancara ahli, ekonomi
terkemuka, atau pejabat-pejabat penting pemerintah, dan / atau berasal dari mempelajari
contoh-contoh historis yang berkaitan dengan masalah yang sama. Penelitian ini mungkin
tidak akan membawa pemahaman yang sangat akurat dari masalah yang ditargetkan,
namun mungkin bermanfaat dalam melingkupi sifat dan luasnya masalah dan berfungsi
sebagai prekursor berguna untuk penelitian yang lebih mendalam.

Studi Deskriptif
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan
memvalidasi fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian deskriptif
merupakan penelitian naratif yang digunakan dalam desain riset kualitatif atau kualitatif.
Tujuan utama metode penelitian deskriptif ada tiga: mendeskripsikan, menjelaskan, dan
memvalidasi temuan penelitian. Peneliti mencapai tujuan tersebut setelah mendeskripsikan
karakteristik atau perilaku individu atau kelompok sosial yang diteliti. Sebuah penelitian
deskriptif umumnya memiliki pertanyaan yang berawal dari kata tanya ‘apa’
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap variabel
tertentu untuk menjelaskan fenomena sosial. Kontrol terhadap variabel berada di tangan
subjek penelitian atau partisipan. Jenis penelitian deskriptif menggambarkan kondisi apa
adanya, tanpa memberi perlakuan atau manipulasi pada variable yang diteliti. Jenis
penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan proses memperoleh data bersifat apa
adanya, lebih menekankan makna pada hasilnya.
Meskipun metode penelitian deskriptif memungkinkan untuk melibatkan berbagai
variabel, hanya satu variabel saja yang bisa digunakan untuk menjelaskan. Misalnya,
penelitian tentang motivasi perilaku selfie di Instagram. Peneliti bisa merancang banyak
variabel, tapi hanya bisa menggunakan satu saja, yaitu motivasi perilaku selfie.
Studi deskriptif sebagai desain penelitian kualitatif menafsirkan dan menguraikan data
yang ada bersamaan dengan situasi yang sedang terjadi. Penelitian ini juga
mengungkapkan sikap, pertentangan, hibungan serta pandangan yang terjadi pada sebuah
lingkup responden. Kesimpulan dalam penelitian deskriptif kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

3
Kesimpulan ini dikarenakan sejak awal masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
deskriptif kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Studi deskriptif sebagai desain penelitian kuantitatif mendeskripsikan data kuantitatif
yang didapatkan berkaitan dengan keadaan subjek dari suatu populasi. Penelitian
kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan korelasi (correlational research). Penelitian
korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian
korelasi memperlajari dua variabel atau lebih yakni sejauh mana variasi dalam satu
variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.
Keuntungan penelitian deskriptif:
 Metode riset deskriptif mampu menganalisis isu atau topik yang sulit atau tidak bisa
diukur secara numerik.
 Metode riset deskriptif mampu melakukan pengamatan dalam setting sosial yang
natural dan apa adanya.
 Metode riset deskriptif memiliki potensi untuk mengombinasikan penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
Kekurangan penelitian deskriptif:
 Metode riset deskriptif tidak bisa signifikansi temuan penelitian secara statistik.
 Metode riset deskriptif rentan terhadap bias karena kental nuansa opini subjektif.
 Metode riset deskriptif sulit diverifikasi ulang karena sifatnya yang observasional dan
kontekstual.

Studi Kausal
Peneltian secara kausal bertujuan untuk mencari penjelasan atau pengujian tentang
masalah, fenomena, perilaku yang diamati. Merupakan tipe penelitian yang memberikan
penjelasan dengan menggambarkan kondisi subyek atau obyek penelitian dengan
menjelaskan kedudukan serta hubungan antara variabel berdasarkan fakta.
Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan
akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya menggunakan metode
eksperimen yaitu dengan mengendalika variabel independen yang akan mempengaruhi
variabel dependen pada situasi yang telah direncanakan. Penelitian kausal menjelaskan

4
pengaruh perubahan variasi nilai dalam suatu variabel terhadap perubahan variasi nilai
variabel lain. Dalam penelitian kausal, variabel independen sebagai variabel sebab dan
variabel dependen sebagai variabel akibat.
Elemen penting dari kausal adalah bahwa A menghasilkan B atau A memaksa B
terjadi. Secara empiris, kita tidak pernah bisa mendemonstrasikan kausalitas A-B dengan
pasti. Alasannya adalah kami tidak mendemonstrasikan hubungan sebab akibab seperti itu
secara deduktif. Tidak seperti kesimpulan induktif. Dengan demikian, ini adalah
pernyataan probabilitas bahwa A menghasilkan B berdasarkan apa yang kita amati.
Jika kita mempertimbangkan kemungkinan hubungan yang dapat terjadi antara dua
variabel, kita dapat menyimpulkan ada tiga kemungkinan:
1. Symmetrical (simestris), adalah hubungan dimana dua variabel berfluktuasi bersama-
sama, tetapi kami berasumsi bahwa perubahan pada kedua variabel tersebut tidak
disebabkan oleh perubahan pada variabel lainnya. Kondisi simetris paling sering
ditemukan ketika variabel merupakan indikator alternative penyebab lain atau variabel
independen. Kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara kehadiran kerja yang
rendah dan partisipasi aktif dalam klub berkemah perusahaan adalah hasil dari
(bergantung pada) faktor lain, seperti preferensi gaya hidup.
2. Reciprocal (timbal balik), Hubungan timbale balik terjadi ketika dua variabel saling
mempengaruhi atau memperkuat satu sama lain. Hal ini bisa terjadi jika pembacaan
sebuah iklan mengarah pada penggunaan suatu merek produk. Penggunaannya, pada
gilirannya membuat orang tersebut peka untuk melihat dan membaca lebih lanjut
tentang iklan merek tertentu.
3. Asymmetrical (asimetris), Sebagian besar analisis riset mencari hubungan asimetris.
Dengan ini kami mendalilkan bahwa perubahan dalam satu variabel (variabel
independen) bertanggung jawab atas perubahan variabel lain (variabel dependen).
Identifikasi IV dan DV sering terlihat jelas, tetapi terkadang pilihannya tidak jelas.
Dalam kasus terakhir ini kami mengevaluasi independensi dan ketergantungan atas
dasar: (1) Sejauh mana setiap variabel dapat diubah. Variabel yang relative tidak dapat
diubah adalah variabel independen (IV) (misalnya usia, status sosial, teknologi
manufaktur saat ini). (2) Urutan waktu antar variabel. Variabel independen (IV)
mendahului variabel dependen (DV).

5
Sebagian besar studi penelitian tidak dapat dilakukan secara eksperimental dengan
memanipulasi variabel. Kesimpulan kausal dibuat meskipun mungkin tidak permanen atau
universal, kesimpulan ini memungkinkan kita untuk membangun pengetahuan tentang
dugaan penyebab dari waktu ke waktu. Kesimpulan empiris seperti itu member kita
perkiraan kebenaran yang berurutan.

Creswell (2018) juga menyebutkan jika desain penelitian meliputi kualitatif,


kuantitatif, dan metode campuran. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif tidak boleh
dipandang sebagai kutub yang berlawanan atau dikotomi; sebaliknya, mereka mewakili
tujuan yang berbeda dalam sebuah kontinum (Newman & Benz, 1998). Suatu penelitian
cenderung lebih kualitatif daripada kuantitatif atau sebaliknya. Penelitian metode
campuran berada di tengah kontinum ini karena menggabungkan unsur-unsur pendekatan
kualitatif dan kuantitatif.

Survei
Penelitian survei memberikan deskripsi kuantitatif atau numerik tentang tren, sikap,
atau pendapat suatu populasi dengan mempelajari sampel dari populasi tersebut. Ini
termasuk studi cross-sectional dan longitudinal menggunakan kuesioner atau wawancara
terstruktur untuk pengumpulan data-dengan maksud untuk menggeneralisasi dari sampel
ke populasi (Fowler, 2008).
Survei adalah penelitian yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari
responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai
instrumen pengumpulan data. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen survei biasanya
disusun menjadi kuesioner yang diisi sendiri oleh responden, baik di atas kertas atau
melalui komputer. Instrumen survei lainnya adalah wawancara dan observasi terstruktur.
 Survei deskriptif
Survei ini dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial tertentu
kemudian dijelaskan secara deskriptif atau naratif.
 Survei eksplanatori
Survei eksplanatori menekankan pada pencarian hubungan kausalitas atau sebab-
akibat antara variabel-variabel yang diteliti.

6
Eksperimen
Penelitian eksperimental berusaha untuk menentukan apakah perlakuan tertentu
mempengaruhi suatu hasil. Peneliti menilai hal ini dengan memberikan perlakuan khusus
kepada satu kelompok dan kelompok lain kemudian menentukan bagaimana kedua
kelompok menilai suatu hasil. Eksperimen mencakup eksperimen yang sebenarnya,
dengan penugasan acak subjek ke kondisi perlakuan, dan eksperimen semu yang
menggunakan penugasan yang tidak acak (Keppel, 1991).
Eksperimen adalah studi yang melibatkan intervensi oleh peneliti di luar yang
diperlukan untuk pengukuran. Intervensi yang biasa dilakukan adalah memanipulasi
beberapa variabel dalam suatu pengaturan dan mengamati bagaimana hal itu
mempengaruhi subjek yang sedang dipelajari. Peneliti memanipulasi variabel independen
dan kemudian mengamati apakah variabel dependen dipengaruhi oleh intervensi.
Rancangan percobaan yang paling sederhana adalah percobaan acak dua kelompok, post-
test-only, randomized, dimana satu kelompok mendapatkan perlakuan dan kelompok lain
tidak mendapatkan perlakuan.
Eksperimen biasanya dikaitkan dengan pendekatan hipotetis-deduktif untuk
penelitian. Tujuan dari percobaan adalah untuk mempelajari hubungan sebab akibat antar
variabel. Desain eksperimental kurang berguna atau sesuai untuk menjawab pertanyaan
penelitian eksplorasi dan deskriptif.
a. Eksperimen lapangan
Eksperimen lapangan adalah eksperimen di mana hubungan sebab-akibat dipelajari
dengan sejumlah campur tangan peneliti, tetapi masih dalam pengaturan alami di mana
peristiwa berlanjut dengan cara normal.
Contoh, manajer bank sekarang ingin menentukan hubungan sebab-akibat antara
tingkat bunga dan bujukan yang ditawarkan kepada klien untuk menyimpan uang di
bank. Dia memilih 4 cabang dalam radius 60 mil. Hanya untuk satu minggu, dia
mengiklankan tarif tahunan untuk sertifikat deposito baru yang diterima dengan tingkat
bunga menjadi 9% di satu cabang, 8% di cabang lain, dan 10% di cabang ketiga. Di
cabang keempat, tingkat suku bunga tetap di 5%. Dalam seminggu, dia akan dapat
menentukan efek, jika ada, dari suku bunga pada mobilisasi simpanan.
Di atas adalah percobaan lapangan karena tidak ada selain suku bunga yang
dimanipulasi. Harapannya, keempat cabang yang dipilih kurang lebih sesuai dalam hal
ukuran, jumlah penabung, pola simpanan, dan sejenisnya, sehingga hubungan bunga-

7
tabungan tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor ketiga. Tetapi ada kemungkinan
bahwa beberapa faktor lain mempengaruhi temuan tersebut.
b. Eksperimen Laboratorium
Eksperimen laboratorium adalah eksperimen di mana peneliti mengeksplorasi
hubungan sebab-akibat, tidak hanya melakukan kontrol tingkat tinggi tetapi juga dalam
pengaturan yang artifisial dan sengaja dibuat.
Contohnya seorang bankir, dia merekrut 40 siswa yang semuanya jurusan bisnis di
tahun terakhir studi mereka dan berusia kurang lebih sama. Dia membaginya menjadi
empat kelompok dan memberi mereka masing-masing chip seharga $1000 yang
menurut mereka dapat mereka gunakan untuk membeli kebutuhan mereka atau
menabung untuk masa depan atau keduanya. Dia menawarkan kepada mereka, dengan
cara insentif, bunga atas apa yang mereka simpan tetapi memanipulasi suku bunga
dengan menawarkan tingkat bunga 6% pada tabungan untuk kelompok 1, 8% untuk
kelompok 2, 9% untuk kelompok 3, dan mempertahankan bunga pada tingkat rendah
1% untuk kelompok 4. Di sini, manajer telah menciptakan lingkungan laboratorium
buatan dan memanipulasi tingkat bunga untuk tabungan. Jika bankir menemukan
bahwa simpanan oleh empat kelompok meningkat secara progresif, sejalan dengan
kenaikan suku bunga, dia akan mampu membangun hubungan sebab-akibat antara
tingkat bunga dan disposisi untuk menabung.
Percobaan ini setting yang dibuat-buat, interferensi peneliti sudah maksimal, sejauh
setting berbeda, variabel independen telah dimanipulasi, dan sebagian besar faktor
gangguan eksternal seperti usia dan pengalaman telah dikendalikan.

Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data primer untuk mengumpulkan data dalam
metode kualitatif. Wawancara bervariasi berdasarkan jumlah orang yang terlibat selama
wawancara, tingkat struktur, kedekatan pewawancara dengan pasrtisipan, dan jumlah
wawancara yang dilakukan selama penelitian. Wawancara dapat dilakukan secara individu
(wawancara mendalam individu) atau kelompok
Wawancara Individu :
- Tujuan Penelitian:
a. Mengeksplorasi kehidupan individu secara mendalam
b. Membuat sejarah kasus melalui wawancara berulang-ulang dari waktu ke waktu

8
c. Menguji survey
- Masalah Topik:
a. Pengalaman individu yang terperinci, pilihan, biografi
b. Masalah sensitive yang mungkin memicu kecemasan
- Peserta:
a. Peserta dengan waktu terbatas atau mereka yang sulit merekrut (misalnya peserta
elit atau berstatus tinggi)
b. Peserta dengan kemampuan bahasa yang memadai (misalnya mereka yang
berusia lebih dari tujuh tahun)
c. Peserta yang perbedaannya akan menghambat partisipasi.

Wawancara Kelompok :
- Tujuan Penelitian:
a. Arahan peneliti ke bidang penyelidikan dan bahas bidang
b. Jelajahi berbagai sikap, pendapat, dan perilaku
c. Amati proses consensus dan ketidaksepakatan
d. Tambahan detail kontektual ke temuan kuantitatif
e. Masalah topik:
f. Masalah kepentingan umum atau perhatian bersama
g. Masalah yang hanya sedikit diketahui atau bersifat hipotesis
- Peserta:
a. Peserta yang latar belakangnya mirip atau tidak terlalu berbeda sehingga
menimbulkan konflik atau ketidaknyamanan
b. Peserta yang dapat mengartikulasikan ide-idenya
c. Peserta yang menawarkan berbagai posisi dalam suatu masalah
Individu yang melakukan wawancara membutuhkan pemahaman lebih lengkap
tentang dilema dan bagaimana wawasan digunakan. Jadi, pewawancara yang terampil
haruslah seorang yang dapat memahami pemaham tentang suatu masalah tanpa harus
memiliki pengalaman sebelumnya dengan produk atau layanan atau menjadi ahli teknis.
Observasi
Observasi menyangkut pengamatan yang direncanakan, pencatatan, analisis, dan
interpretasi perilaku, tindakan atau peristiwa. Berbagai pendekatan observasi telah
digunakan dalam penelitian bisnis. Metode ini dilakukan dengan mengamati secara

9
langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat, melainkan juga merekam,
menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian-kejadian yang ada. Terdapat empat
dimensi kunci yang menjadi karakteristik jenis observasi :
a. Studi observasi terkontrol versus tidak terkontrol
Perbedaan dapat dibuat antara observasi yang dilakukan secara terkontrol atau
tidak terkontrol. Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasional dilakukan
dibawah kondisi yang diatur dengan cermat sedangkan observasi tidak terkontrol
teknik pengamatan yang tidak terlalu berusaha untuk mengontrol, memanipulasi, atau
mempengaruhi situasi.
b. Observasi partisipan dan non-partisipan
Dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah terlibat langsung dalam
tindakan aktor, tetapi mengamatinya dari luar, misalnya melalui cermin satu arah atau
kamera. Dalam observasi partisipan, peneliti mengumpulkan data dengan
berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari kelompok atau organisasi yang diteliti.
c. Studi observasi terstruktur versus tidak terstruktur
Observasi terstruktur yaitu pengamat memiliki hal yang telah ditentukan
sebelumnya Format untuk pencatatan observasi dapat dirancang dan disesuaikan
secara khusus untuk setiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian.  Pengamatan
terstruktur umumnya bersifat kuantitatif.
Pada awal studi, mungkin juga pengamat tidak memiliki gagasan pasti tentang
aspek-aspek tertentu yang membutuhkan fokus. Mengamati peristiwa saat
berlangsung juga dapat menjadi bagian dari rencana seperti dalam banyak bentuk
lainnya penelitian eksplorasi dan kualitatif. Dalam kasus seperti itu, pengamat akan
merekam hampir semua yang ada diamati. Studi semacam itu akan menjadi studi
observasi yang tidak terstruktur . 
Pengamatan tidak terstruktur pada akhirnya dapat mengarah pada serangkaian
hipotesis tentatif yang diuji selanjutnya penelitian yang bersifat deduktif. Karenanya,
penemuan induktif melalui observasi dapat membuka jalan untuk selanjutnya
pembangunan teori dan pengujian hipotesis.
d. Observasi tertutup versus tidak tertutup
Observasi tertutup berkaitan dengan apakah anggota kelompok sosial yang diteliti
diberitahu bahwa mereka sedang diselidiki. Keuntungan utama dari observasi
tertutup adalah bahwa subjek penelitian tidak terpengaruh. dilingkupi oleh kesadaran
bahwa mereka sedang diamati. Memang, reaktivitas atau sejauh mana pengamat

10
mempengaruhi situasi yang diamati bisa menjadi ancaman utama bagi validitas hasil
studi observasional.
Pengamatan yang tidak disembunyikan lebih menonjol, mungkin mengganggu
keaslian perilaku yang diteliti.

Studi Kasus
Studi kasus merupakan kombinasi metodologi penelitian yang kuat wawancara
individu dan (kadang-kadang) kelompok dengan analisis catatan dan observasi. Peneliti
mengekstrak informasi dari brosur perusahaan, laporan tahunan, kuitansi penjualan, dan
artikel koran dan majalah bersama dengan pengamatan langsung (biasanya dilakukan
dalam pengaturan alami peserta), dan menggabungkannya dengan data wawancara dari
peserta. Tujuannya adalah untuk mendapatkan banyak perspektif dari satu organisasi,
situasi, peristiwa, atau proses pada suatu titik waktu atau selama periode waktu tertentu.
Hasil penelitian dapat digunakan untuk bereksperimen dengan modifikasi proses
pengembangan produk baru atau dengan pemilihan tampilan dan proses penempatan
untuk menghasilkan transaksi yang bernilai lebih tinggi. Masalah penelitian biasanya
berupa bagaimana dan mengapa masalah, sehingga menjadi penelitian deskriptif atau
eksplanatori. Peneliti memilih organisasi atau situasi tertentu untuk dijadikan profil
karena contoh atau subjek ini menawarkan kasus yang kritis, ekstrim, atau tidak biasa.
Peneliti paling sering memilih banyak subjek daripada satu subjek, untuk dipelajari
karena peluang untuk analisis lintas kasus. Dalam mempelajari banyak subjek,
pemahaman yang lebih dalam tentang subjek muncul. Ketika beberapa unit dipilih, itu
karena Studi kasus, juga disebut sebagai sejarah kasus, merupakan kombinasi metodologi
penelitian yang kuat
Peneliti memilih organisasi atau situasi tertentu untuk dijadikan profil karena contoh
atau subjek ini menawarkan kasus yang kritis, ekstrem atau tidak biasa. Peneliti paling
sering memilih banyak subjek daripada satu subjek, untuk dipelajari karena peluang
untuk analisis lintas kasus. Dalam mempelajari banyak subjek, pemahaman yang lebih
dalam tentang subjek muncul. Ketika beberapa unit dipilih, itu karena mereka
menawarkan hasil yang serupa untuk alasan yang dapat diprediksi (replikasi literal) atau
hasil yang berlawanan untuk alasan yang dapat diprediksi (replikasi teoritis).

11
Dalam studi kasus, peserta wawancara diundang untuk menceritakan pengalaman
mereka bersama mereka dipilih mewakili tingkat yang berbeda dalam organisasi yang
sama atau perspektif yang berbeda dari organisasi yang sama situasi atau proses untuk
memungkinkan kedalaman perspektif. Fleksibilitas pendekatan studi kasus dan enekanan
pada pemahaman konteks subjek yang sedang dipelajari memungkinkan kekayaan
pemahaman yang kadang-kadang diberi label deskripsi yang tebal.
Selama analisis, analisis kasus tunggal selalu dilakukan sebelum analisis lintas kasus
dilakukan. Penekanannya adalah pada perbedaan apa yang terjadi, mengapa, dan dengan
akibat apa. Di arena bisnis, studi kasus semacam itu telah meneliti perubahan produk
baru pengembangan, proses penjualan, praktik perekrutan, dan program pelatihan.

2.3 Perbedaan Desain Penelitian


Kualtitatif
 Bersifat umum, fleksibel, dan dinamis
 Dapat berkembang selama proses penelitian
 Dapat diubah ketika proses penelitian untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan
temuan di lapangan
 Judul penelitian dapat berubah

Kuantitatif
 Bersifat khusus, terperinci, detail, dan statis
 Sudah direncanakan sebelum penelitian
 Tidak dapat diubah selama proses penelitian berlangsung
 Judul penelitian tetap

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Desain penelitian merupakan tahapan penelitian untuk perencanaan pengumpulan,
pengukuran, dan analisis data yang akan diterapkan selama proses penelitian. Tahap ini
menentukan bagaimana jalannya penelitian sehingga dalam memilih jenis desain
penelitian perlu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis desain penelitian meliputi
studi eksploratif, studi deskriptif, studi kausal. Creswell juga membagi menjadi desain
kuantitatif, kualitatif, dan campuran. Setiap jenis desain penelitian memiliki karakteristik
dan kekuangan serta kelebihannya masing-masing.

13
Daftar Pustaka
Cooper, D.R. dan Schindler, P.S. 2014 Business Research Methods. New York: McGraw-
Hill.
Creswell, John W. dan Creswell, J. David. 2018. Research Design: Qualitative, Quantitative,
and Mixed Methods Approaches. Fifth Edition. Los Angeles:SAGE Publications.
Sekaran, U. Research Methods for Business: A Skill-Building Approach. Second Edition.
Singapore:John Wiley & Sons, Inc.

14

Anda mungkin juga menyukai