DCFD 5 C 1591265169
DCFD 5 C 1591265169
SKRIPSI
Oleh
SAMUEL TARIGAN
090200350
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
SKRIPSI
Disetujui Oleh
SAMUEL TARIGAN
090200350
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang
sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta mahluk hidup
masyarakat dan kehidupan Indonesia baru sejak 1945. Blueprint dari rancangan
hendaknya dapat menangkap proses dan kerja besar tersebut, yaitu usaha untuk
melakukan transformasi nilai dari suatu tatanan kehidupan lama menjadi sesuatu
yang baru. Upaya itu harus didukung kemauan politik dari pemerintah pusat,
propinsi, juga pemerintah daerah sendiri dalam bentuk, kebijakan, fasilitas, dan
dukungan lain.
wadah hukum adat dan perda dalam kapasitas dan intensitas keberagaman, harus
lagi, hukum di Republik ini ditegakkan atas dasar kepentingan kekuasaan clan
Tuhan di dunia.
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar
perusakan lingkungan hidup akan merupakan beban sosial, yang pada akhirnya
ditimbulkan kegiatan usaha terhadap warga dan masyarakat tempat kegiatan usaha
tersebut berada. Hal ini penting karena beberapa alasan. Pertama, keberadaan
para pejabat tersebut dengan pejabat baru yang akan melindungi kepentingan
mereka dengan lebih baik. Pemberian kekuasaan kepada pemerintah daerah untuk
merupakan salah satu unsur dalam menciptakan demokrasi yang stabil dan
responsif.
menimbulkan dampak hingga keluar batas tempat kegiatan mereka biasanya hal
itu terjadi akibat meningkatnya arus lalu lintas pasokan, karyawan, dan produk,
tetapi seringkali hal itu muncul dalam bentuk kebisingan, cahaya yang
mencukupi.
memahami secara terperinci apakah mereka harus tunduk kepada suatu peraturan
yang baru (atau dibebaskan dari peraturan tersebut), jenis kegiatan bisnis seperti
apa yang dapat didefinisikan sebagai suatu “gangguan” yang perlu ditangani, jenis
mengkaji dampak yang timbul, berapa besar biaya yang akan dibebankan (dan
dasar perhitungan) dan berapa lama hal ini akan berlangsung. Di negara modern di
ditimbulkan oleh kegiatan usaha. Pada awal tahun 1926, pemerintah kolonial
dikenal dengan nama ”Izin H.O”. Setelah kemerdekaan, sistem ini dikenal sebagai
Indonesia, Menteri dalam Negeri menerbitkan Peraturan No. 7 tahun 1993 tentang
dengan berjalannya waktu, izin yang bersifat wajib tersebut disebut sebagai
untuk mengendalikan tingkah laku warga. Sedangkan izin dalam arti sempit
mengaturnya, karena hukum ini mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan
Negara belajar tentang perizinan karena izin merupakan suatu hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat. Izin harus dimohonkan terlebih dahulu dari orang
dalam arti sebenarnya ataupun orang dalam arti atrificial person yang berbentuk
badan hukum.
a. Provinsi
b. Kabupaten/Kota
adalah melalui interaksi yang terjalin dalam pelayanan publik yang dilakukan oleh
Hubungan dalam bentuk pelayanan yang diberikan ini, dapat menjadi tolak ukur
dalam menilai baik buruknya suatu bentuk pelayanan. Apabila masyarakat merasa
dilayani dengan baik, maka terdapat nilai kepuasan tersendiri yang bisa
pelayanan yang baik, maka masyarakat akan merasa tidak nyaman dan hilang
kebijakan berbentuk Perda, keputusan kepala daerah, dan peraturan lainnya. Salah
5. Dana perimbangan
Dengan mengacu pada pembahasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa
izin merupakan hal konkret yang harus di utamakan dalam sebuah pendirian
badan usaha, khususnya di bidang restoran. Pada penelitian ini pembahasan hanya
dibatasi pada perihal prosedur izin gangguan restoran di Kota Medan. Undang-
Gangguan (Hazard Ordonantie/H.O.) Stbl. 1926 Nomor 226 Jo. Stbl.1940 Nomor
14 dan Nomor 450 tentang Izin Gangguan. Namun secara lebih khusus, Pemprov
Kota Medan telah menerapkan Perda Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Retribusi
Izin Gangguan. Izin Gangguan (H.O.) sebenarnya berfokus pada kegiatan usaha
(PAD).
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
b. Secara praktis diharapkan pula penelitian ini dapat berguna bagi peneliti
D. Keaslian Penulisan
ada beberapa judul yang hampir sama dengan judul diatas antara lain :
Restoran Di Kota Medan Berdasarkan Perda No. 22 tahun 2002 tentang Retribusi
tentang izin gangguan dan perpanjangan izin gangguan restoran di Kota Medan
dan Bagaimana pengawasan dan sanksi izin gangguan. oleh karena itu penulisan
ini asli. Bila ternyata terdapat skripsi yang sama dengan skripsi ini sebelum dibuat
E. Tinjauan Pustaka
Terdapat dua tradisi besar gagasan Negara Hukum di dunia, yaitu Negara
Hukum dalam tradisi Eropa Kontinental yang disebut Rechtsstaat dan Negara
Hukum dalam tradisi Anglo Saxon yang disebut dengan Rule of Law.Frederich
yaitu: 1
sebagai berikut: 2
golongan kepada ordinary law of the land yang dilaksanakan oleh ordinary
court ini berarti tidak ada orang yang berada di atas hukum, baik pejabat
maupun warga negara biasa berkewajiban untuk mentaati hokum yang sama.
3. Konstitusi adalah hasil dari the ordinary law of the land, bahwa hukum
1
Adi Sulistiyono, Negara Hukum: Kekuasaan, Konsep, dan Paradigma Moral, Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, Cetakan ke I, 2007, hal 32
2
Philipus M. Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, sebuah studi
tentang Prinsip-Prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan
Umum dan Pembaentukan Peradilan Administrasi, Peradaban, hal 75
(3) menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”, sehingga tidak
diragukan lagi bahwa Indonesia adalah sebagai negara hukum karena secara tegas
ditetapkan dalam bentuk norma hukum tertinggi. namun selama ini seringkali
konsep negara hukum disamakan begitu saja dengan konsep rechtstaat dan
konsep the rule of law. Hal ini dapat dimaklumi karena bangsa Indonesia
Indonesia seyogianya tidak begitu saja mengalihkan konsep the rule of law
atau konsep rechstaat sebagai Jiwa dan isi dari negara hukum Indonesia, karena
pada dasarnya Indonesia telah memiliki konsep negara hukumnya sendiri, yaitu
negara hukum Pancasila. Hal ini dapat dilihat dalam hubungannya dengan Alenia
ke-4 Pembukaan UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa: Kemudian daripada
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
3
Ibid. hal 66-67
Mencermati bunyi dari Alenia ke-4 Pembukaan UUD NRI 1945 di atas
dapat ditarik benang merah bahwa sebenarnya konsep negara hukum Indonesia
merupakan perpaduan tiga unsur yaitu Pancasila, hukum nasional dan tujuan
negara. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh. Pancasila merupakan
untuk mencapai tujuan negara. Tidak ada artinya hukum nasional disusun apabila
negara;
berdasarkan atas hukum yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis;
merdeka.
4
Sudjito bin Atmoredjo, Negara Hukum dalam Perspektif Pancasil, dalam Kongres
Pancasila kerjasama dengan Mahkamah Konstitusi RI dan Gadjah Mada, Balai Senat UGM,
Yogyakarta, 30, 31, dan 1 Juni 2009.
5
Sri Soemantri Martosoewignjo, 1992, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia,
Alumni, Bandung, hal 11.
unsure yang bertalian erat dengan usulan penelitian ini, yaitu unsur semua
tindakan harus berdasar hukum dan unsur adanya pengakuan terhadap jaminan
hak asasi manusia. Unsur semua tindakan harus berdasarkan atas hukum memiliki
arti bahwa setiap tindakan penyelenggara negara serta warga negara harus
bernegara, dengan kata lain setiap orang warga negara Indonesia harus patuh dan
tunduk pada norma hukum yang berlaku. Terkait dengan hal tersebut maka dalam
Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia sebagai salah satu unsur
Negara hukum telah dipenuhi oleh negara Indonesia. Jaminan hak asasi manusia
6
I Made Arya Utama, Hukum Lingkungan, Sistem Hukum Perizinan Berwawasan
Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung.2007, hal 12
asasi manusia adalah diaturnya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, hal
tersebut diatur dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI 1945 yang menyatakan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk mewujudkan hak tersebut adalah
2. Penegakan Hukum
hukum itu bersifat abstrak. Menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh
atau konsep yang abstrak itu. Penegakan hukum adalah usaha untuk mewujudkan
7
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Cetakan Kedua, Yogyakarta, 2003,
hal.229
hukum. 8
Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada
kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian
filosofis tersebut, memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih
konkret. 9
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Dalam rangka usaha ini maka
penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat
diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi.
pada hakikatnya diskresi berada di antara hukum dan moral (etika dalam arti
sempit). Atas dasar uraian tersebut dapatlah dikatakan, bahwa gangguan terhadap
8
Soedjono, Penegakan Hukum dalam Sistem Pertahanan Sipil, Karya
Nusantara,Bandung, Bandung, 1978, hal.1
9
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 2
10
Ibid. hal 3
kaidah-kaidah yang bersimpang siur, dan pola perilaku tidak terarah yang
law enforcement begitu populer. Selain itu, ada kecenderungan yang kuat untuk
hidup.
hukum: 12
menerapkan hokum
diterapkan
11
Ibid. hal 9
12
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal.4-5
lebih tertib.
2. Kemanfaatan (Zweckmassigkeit);
hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai
masyarakat.
3. Keadilan (Gerechtigkeit)
hukum harus adil. Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat
penegakan hukum adalah peranan dari penegak hukum untuk mencermati kasus
13
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Cetakan Kedua,
Yogyakarta, 2005, hal.1.
norma-norma hukum, sebagai suatu upaya preventif, dan juga dimaksudkan untuk
hukum, sebagai upaya represif. Di samping itu, yang terpenting adalah bahwa
masyarakat.
Sangsi biasanya diletakkan pada bagian akhir setiap peraturan yang dalam bahasa
latin dapat disebut in cauda venenum, artinya di ujung suatu kaidah hukum
terdapat sanksi. 15
14
Tegoeh Soejono, Penegakan Hukum di Indonesia, Prestasi Pustaka, Cetakan Pertama,
Jakarta, 2006, hal.136-137
15
Ibid, hal.233
a. Bestururdwang;
penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum
administrasi atau (bila masih) melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh
Pencabutan ini dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya
yang pasti, terutama denda administrasi yang terdapat dalam hukum pajak.
16
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Bumi Aksara, Cetakan Kedua, Jakarta, 1999,
hal.21
17
Philipus M. Hadjon, et.all, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta,1993, hal.245
18
Ibid, hal.246
19
Ridwan HR, Op.Cit, hlm.243
kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar
paksaan pemerintahan. 21
mengendalikan tingkah laku warga. Menurut Spelt dan Ten Berge, izin adalah
20
Ibid, hal.247-248
21
Ibid, hal. 246
22
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Bumi Aksara, Cetakan Kedua, Jakarta, 1999,
hal.21
benda yang sedikit, dan juga dapat ditujukan untuk pengarahan, dengan
Seperti diketahui dari luas wilayah yang begitu besar, jumlah penduduk
yang banyak, maka pemekaran daerah dilakukan. Sebagai konsekuensi dari asas
perizinan pun juga menjadi salah satu yang didistribusi, tidak hanya menjadi
daerah.
23
Ateng Syafrudin, 1994. Butir-butir Bahan Telaahan Tentang Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Layak Untuk Indonesia, dalam Paulus Efendi Lotulung, Himpunan Makalah
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Citra Aditya Bhakti, Bandung, hal. 64
tersebut pemerintah membuat perencanaan (het plan) baik untuk jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan yang dibuat oleh pemerintah
sarana perizinan.
masyarakat. Hal seperti itu misalnya nampak dalam hal anggota masyarakat
perpanjangan izinnya untuk setiap periode tertentu. Dalam hal seperti itu setiap
kali pendaftaran ulang atau perpanjangan dilakukan, maka akan dilihat pula
dampak dari kegiatan yang diizinkan. Apabila kegiatan itu memberikan dampak
setidak-tidaknya tidak menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi pihak lain,
asas campur tangan terhadap kegiatan ekonomi merupakan bagian dari asas utama
kegiatan usaha mereka. Masalah perizinan dewasa ini sering dikeluhkan oleh
masyarakat luas. Tak jarang terdengar keluhan para investor yang mengatakan
rumit dan panjangnya proses pengurusan perizinan. Hal yang seperti itu tentu
ditiadakan untuk kemudian disatukan dalam bagian lainnya. Memang ada yang
memandang izin sebenarnya dapat dikatakan sebagai sebuah insentif bagi kegiatan
Akan tetapi sebenarnya mengenai insentif itu sendiri tidak selamanya mendesak
Dalam rangka penanganan kegiatan usaha, maka yang selama ini banyak
Izin Usaha Industri. Akan tetapi kegiatan usaha tidak selalu dalam bidang industri,
mendapatkan Izin Usaha Industri pun juga dapat disyaratkan adanya jenis izin-izin
yang lain. Yang diperlukan sebagai persyaratan dalam pengajuan permohonan izin
F. Metode Penelitian
permasalahan.
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini dibagi adalah
di Daerah.
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
internet.
25
Soerjono Soekanto dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. V, IND-HILLCO,
Jakarta, 2001, hal. 13.
26
Ibid
27
Ibid
tersebut.
3. Analisis Data
Analisi data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisa bahan hukum
deduktif, artinya perumusan analisa dari hal yang umum yakni mengenai syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam perizinan gangguan; menuju hal yang khusus
G. Sistematika Penulisan
Berikut ini adalah sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Penulisan
A. Pengertian Perizinan
dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki. Ateng Syafrudin
mengatakan bahwa izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang
undangan. 28 Selanjutnya Bagir Manan mengatakan bahwa izin dalam arti luas
umum dilanggar. N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge mebagi pengertian izin dalam
Izin adalah suatu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum
mengendalikan tingkah laku warga. Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa
28
Ridwan HR, Op.Cit, hal.152
29
Ibid, hal.153
dan persyaratan terntentu. Dari pengertian ini ada beberapa unsur dalam
dan persyaratan. 31
melakukan pengawasan sekedarnya. Yang pokok pada izin dalam arti sempit
30
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Cetakan Pertama,
Surabaya, 1993, hal.2
31
Ridwan H.R, Op.Cit, hlm.155
yaitu:
1. Instrumen yuridis
2. Peraturan perundang-undangan
3. Organ pemerintah
4. Peristiwa konkrit
bersifat konstitutif, yakni ketetapan yang menimbulkan hak baru yang sebelumnya
tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum dalam ketetapan itu.
Dengan demikian izin merupakan insturmen yuridis yang bersifat konstitutif dan
konkrit. 32
mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkan guna
mencapai tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung
masyarakat adil dan makmur dijelmakan. Hal ini berarti, lewat izin dapat
diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu dapat terwujud.
32
Ibid, hal.157
33
Ibid, hal.160
berikut: 34
berikut:
2. Yang dialamatkan;
3. Diktum;
5. Pemberian alasan;
6. Pemberitahuan-pemberitahuna tambahan.
Izin dapat juga diartikan sebagai dispense atau pelepasan / pembebanan dari suatu
larangan.
34
Ibid, hal.161-162
orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya,
3. Usaha mikro dan kecil yang kegiatan usahanya di dalam bangunan atau persil
yang dampak kegiatan usahanya tidak keluar dari bangunan atau persil.
Dalam Permendagri 27/2009 di atas, tidak ada aturan tentang sanksi bagi
pemilik tempat usaha yang tidak memiliki izin gangguan. Akan tetapi, pasal 7
berwenang untuk mengatur teknis dan persyaratan pemberian izin gangguan, dan
juga berwenang untuk mengatur sanksi bagi pelaku usaha yang tidak memiliki
izin gangguan.
35
Pasal 1 ayat [3] Permendagri No. 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin
Gangguan Daerah
sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi
pengawasan. Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali
yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi. Misalnya tentang hal ini
adalah dilarang mendirikan suatu bangunan, kecuali ada izin tertulis dan pejabat
oleh W.F. Prins sebagai berikut pada izin, memuat uraian yang limitatif tentang
uraian yang limitative tentang hal ini tidak selamanya jelas. Sebagai contoh
gangguan (Hinder Ordonantie) tahun 1926 Staatblad 1926-236, yang mana pada
Pasal 1 ayat (1) ditetapkan secara terperinci objek-objek yang dapat menimbulkan
handeling waarop in het algemeen belang special toezicht vereist is, maar die, in
khusus tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama
undangan 38
36
S.J. Fockema Andreae. Rechtsgoeerd Handvoidenboek Tweede Druk, J.N. Wolter
Ultgeversmaatshappi, N.V. Croningen, 1951, hal. 311
37
Ateng Syafrudin. Perizinan Untuk berbagai Kegiatan, Makalah tidak dipublikasikan,
hal 1
38
M.M. Van Praag. Algemeen Nederlands Administratief Recht, Jurisdische
Boekhandelan Uktgeverji A Jongnbloed & Zoon S-Gravenhage, 1950, hal 54
(vergunning) 39
beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Staatsblad Tahun 1940
Nomor 450
B. Sifat Izin
Negara yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyai sifat sebagai
berikut :
1. Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha Negara yang
penerbitannya tidak terkait pada aturan dan hukum tertulis serta organ
yang berwenang dalam izin memiliki kadar kebebasan yang besar dalam
2. Izin bersifat terkait, adalah izin sebagai keputusan tata usaha Negara yang
penerbitannya terkait pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis
undangan mengaturnya.
39
E. Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta, Ichtiar, 1957, hal 187
hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak akan ada tanpa keputusan
tersebut.
berkaitan kepadanya.
tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakunya
relative pendek.
7. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya tergantung pada
8. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya tergantung pada
Pembedaan antara izin yang sifatnya pribadi dengan izin yang bersifat
Izin yang bersifat pribadi tidak dapat dialihkan pada pihak lain, misalnya SIM
tidak dapat dialihkan pada pihak lain, misalnya terdapat penjualan perusahaan
pada pihak lain, maka izin HO-nya secara otomatis beralih pada pihak lain dngan
penertib dan sebagai fungsi pengatur. Sebagai fungsi penertib, dimaksudkan agar
izin atau setiap izin atau tempat-tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan
masyarakat lainnya tidak bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban dalam
izin yang telah diberikan dengan kata lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut
dijelaskan berikut :
2. Budgetering
pendapatan bagi Negara. Pemberian lisensi dan izin kepada masyarakat dilakukan
kedaulatan dari rakyat, maka retribusi perizinan hanya bisa dilakukan melalui
peraturan perundang-undangan.
3. Reguleren
tindakan dan perilaku masyarakat. Jika perizinan terkait dengan pengaturan untuk
pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, tata ruang, dan aspek strategis
lainnya, maka prosedur dan syarat yang harus ditetapkan oleh peraturan
strategi tersebut.
Tujuan dan dan fungsi pemberian izin adalah untuk pengendalian daripada
Dari sisi pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut :
mengatur ketertiban.
membiayai pembangunan.
Dari sisi masyarakat tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan sifatnya yang merupakan bagian dari ketetapan, izin selalu
dibuat dalam format tertulis. Sebagai ketetapan tertulis, secara umum izin memuat
1. Kewenangan lembaga
surat dan penandatangan izin akan nyata lembaga mana yang memberikan izin.
Pada umumnya pembuat aturan akan menunjuk lembaga berwenang dalam sistem
perizinan, lembaga yang paling berbekal mengenai mated dan tugas bersangkutan,
dan hampir yang terkait adalah lembaga pemerintahan. Oleh karena itu, bila dalam
umum bahwa huminte yang berwenang, maka dapat diduga bahwa yang dimaksud
ialah lembaga pemerintahan haminte, yakni wali haminte dengan para anggota
2. Pencantuman alamat
Izin ditujukan pada pihak yang berkepentingan. Biasanya izin lahir setelah
keputusan yang memuat izin akan dialamatkan pula kepada pihak yang memohon
40
N.M. Spelt dan J.B.J.M, Ien Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus
M. Hadjon, Surabaya: Yundika, hal 11-15
memuat uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan. Bagian keputusan
ini, dimana akibat-akibat hukum yang ditimbulkan oleh keputusan ini, dimana
merupakan inti dari keputusan. Setidak-tidaknya dictum ini terdirib atas keputusan
pasti, yang memuat hak-hak dan kewajiban-kewijaban yang dituju oleh keputusan
ini.
4. Persyaratan
demikian pula dengan keputusan yang berisi izin ini. Ketentuan-ketentuan ialah
hukum administrasi.
5. Penggunaan alasan
keputusan itu. Ketentuan undang-undang berperan pula dalam penilaian oleh yang
berkepentingan tentang apa yang harus dilakukan dalam hal mereka menyetujui
tempat kerja dan usaha kecil dari gangguan masyarakat umum.” (Penekanan
perusahaan dagang milik Belanda dari penolakan masyarakat dan dari persaingan
beberapa praktik usaha tertentu, dan bukan untuk melindungi industri dari
usaha (dan bukan sebaliknya) lebih sesuai dengan semangat di era 1920-an dan
gerakan reformasi pemerintahan kotamadya yang pada waktu itu sedang terjadi.
tahun 1924 dan diamandemen pada tahun 1940 tidak dapat dirujuk-silang dengan
Namun lebih penting lagi, tidak jelas apakah Izin Gangguan pernah
AMDAL atau UKL/UPL secara otomatis sebagai pelanggaran terhadap izin H.O.
merupakan gagasan yang baik. Sama halnya, menggabungkan izin H.O. ke dalam
definisi yang memadai tentang gangguan; dan kedua, adalah bahwa peraturan
tersebut tidak menyebutkan jenis-jenis usaha apa saja yang wajib memiliki izin
H.O. Kedua kelemahan ini merupakan masalah inti dari administrasi izin H.O.
harus tunduk pada peraturan dan siapa yang tidak, merupakan peraturan yang
sangat merugikan bagi iklim usaha, karena (secara praktis) semua investor
usaha mereka sendiri pun mungkin tidak menimbulkan gangguan yang berarti.
akan tetapi salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk menyelesaikannya
adalah dengan menyebutkan dengan jelas jenis-jenis usaha (atau kegiatan) yang
Izin Gangguan yang selanjutnya disebut izin adalah pemberian izin tempat
usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat
Daerah. 41
(2) Materi yang diatur dalam peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
a. kriteria gangguan;
41
Peraturan menteri dalam negeri nomor 27 tahun 2009 Tentang pedoman penetapan izin
gangguan di daerah
d. penyelenggaraan perizinan;
e. retribusi izin;
f. peran masyarakat;
merupakan salah satu instrumen yuridis yang paling banyak digunkan dalam
hukum administrasi.
yaitu dengan adanya Resolusi 1836 yang isinya tentang keharusan adanya izin
42
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988, hal. . 723.
sekitar pabrik. 43
asas keselarasan atau asas berlakunya sistem hukum Indonesia yang diselaraskan
dengan hukum yang berlaku di Belanda. Asas konkordansi diatur dalam I.S. Pasal
131 ayat 2 yang berbunyi: “Untuk golongan bangsa Belanda untuk itu harus
dianut undang-undang di negeri Belanda”. Hal ini berarti, bahwa hukum yang
yakni dengan Stbl 1927-No. 499 kemudian diubah lagi dengan stbl. 1932 – No. 80
dan No. 341, hingga paling akhir dengan Stbl. 1940-No. 14 dan No. 450 yang
Secretaris tanggal 18 April 1928 No. 792/II (Bb. 11629) diperingatkan cara-cara
43
John Salindeho, Undang-undang Gangguan dan Masalah Lingkungan, Sinar Grafika,
Jakarta, 1993, hal. 23
44
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal. 178.
45
John Salindeho, Op.Cit., hal 43
mendirikan berbagai bidang usaha tanpa memiliki Izin Tempat Usaha (Izin
gangguan) bagi setiap orang yang akan mendirikan berbagai bidang usaha,
listrik yang disambung dari penerangan aliran listrik karena dapat menimbulkan
daerah. Hal ini sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
masing tempat.
(2) Formulir permohonan izin gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
b. nama perusahaan;
c. alamat perusahaan;
d. bidang usaha/kegiatan;
e. lokasi kegiatan;
46
Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2009 tentang Pedoman
Penetapan Izin Gangguan Di Daerah
peraturan perundang-undangan.
Perizinan ini diberikan kepada pribadi atau badan yang melaksanakan kegiatan
usaha yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan (tidak termasuk
Kepemilikan surat izin ini nantinya dapat terkait dengan pengembangan usaha
yang bersangkutan karena untuk mengurus izin usaha lain disyaratkan telah
yang baru: paling lama 14 hari kerja sejak persyaratan diyatakan lengkap.
Pengurusan Untuk Izin (HO) Perpanjangan paling lama lima (5) hari kerja sejak
dilampiri persyaratan yang sudah lengkap diterima oleh loket izin gangguan.
8. Pemarafan izin gangguan oleh Kepala Seksi Penanaman Modal dan Kepala
Medan
sebagaimana dimaksud pada Pasal ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan. Dan
Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan.
Izin Gangguan adalah Pemberian Izin Tempat Usaha kepada orang pribadi
atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan
gangguan tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh
47
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan
dan atau memiliki tempat usaha wajib memiliki izin gangguan dari Kepala
Daerah.
industri yang berada dalam kawasan industri dan di luar kawasan industri
PMDN/ PMA.
industri yang dijalankan secara teratur dalam suatu bidang usaha tertentu
4. Luas ruang tempat usaha adalah luas ruangan atau bangunan, baik yang
perusahaan industri.
a. yang dijalankan dengan alat kerja tenaga uap, air dan gas, demikian
penyimpanan petasan.
korek api.
pemurnian, pabrik tepung dan perusahaan roti serta pabrik setrup buah-
buahan.
n. Pabrik tapioka.
o. Pabrik untuk mengerjakan karet, getah (gumi) getah perca atau bahan-
berikut :
b. tempat penembakan.
panti pijat, panti mandi uap, biolskop, pusat pasar seni, dunia fantasi,
fasilitas wisata tirta, usaha sarana fasilitas olah raga, balai pertemuan,
dagangan.
j. apotik.
pelumas.
orang.
solar, premium, residu, spritus, alkohol dan gas elpiji dan sejenisnya.
y. Warung nasi, mie, bakso, sate dan sejenisnya termasuk warung es/ice
cream.
aa. Tempat pencucian kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil dan lain-
lain).
b. Foto copy KTP pemilik atau penanggung jawab yang masih berlaku.
sebanyak 3 lembar.
yang bersangkutan.
f. Bagi perusahaan berbentuk CV. dan Fa. melampirkan foto copy akte
yang dilegalisir.
akte pendirian dan perubahan beserta foto copy pengesahan dari Dinas
(sewa/milik sendiri).
48
Pasal 7 ayat 1 dan 2 Perda No. 22/2002
tanah, minyak solar, premium, residu, spritus, alcohol dan gas elpiji
dan sejenisnya.
Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga diketehui
oleh Lurah setempat dan Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa Dan
sejenisnya
Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga diketahui
angkutan barang maupun orang, tempat penyimpanan/ pool Di dalam suatu negara
modern, bestuur (pemerintah) mempunyai fungsi yang sangat luas, tidak hanya
membuat peraturan. Oleh karena itu, didalam negara modern, pemerintah banyak
Dengan demikian, fungsi bestuur ini semakin hari semakin luas. Regeling adalah
pengaturan tidak hanya undang-undang dalam arti formal yakni yang dibuat oleh
Presiden dan DPR), tetapi juga undang-undang dalam arti materiil, yaitu setiap
Oleh karena itu didalam setiap negara modern, semakin hari campur tangan
usaha, yaitu pengawasan yang bersifat rutin dan pengawasan mendadak atau
sering dikenal dengan Sidak. Pengawasan rutin dilakukan secara kontinyu dengan
interval waktu tertentu atau berkala (misal: dilakukan setiap satu bulan sekali pada
dilakukan pada kondisi kegiatan dan/atau usaha yang sudah stabil, sedangkan
Sidak dilakukan pada kegiatan dan/atau usaha yang sedang bermasalah (ada kasus
pada jam dini hari tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak penanggung
Pengawasan juga dapat digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yang lain, yaitu
pengawasan oleh pihak penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sendiri (self
monitoring) dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak lain, misalnya oleh
dan dilakukan untuk memenuhi persyaratan izin atau peraturan yang ada.
Pengawasan jenis ini memerlukan kejujuran dari pihak penanggung jawab usaha
dilakukan secara rutin atau berkala dan bersifat sesaat, karena terbatasnya dana
dan tenaga. Tujuannya adalah sebagai cross check atas hasil pengawasan yang
telah dilakukan oleh pihak penanggung jawab kegiatan dan/atau usaha. Dengan
kepada pemerintah. Pengawasan yang bersifat cross check ini lebih baik
penanggungjawab kegiatan.
fungsional dilakukan oleh SKPD yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
wajib memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar peraturan daerah
produk hukum. Demikian halnya dengan Peraturan Daerah yang pada umumnya
tentang Pedoman Penetapan izin gangguan sanksi hukum yang terapkan dalam
Peraturan Daerah tersebut adalah sanksi administratif dan sanksi pidana. Fokus
49
Wayan Parsa I, 1995, Pengaturan Sanksi Administratif Dalam Peraturan Daerah
Tingkat I Bali di Bidang Lingkungan Hidup, Laporan Penelitian, FH.Unud Denpasar, hal. 1
terjadi di atas didahului oleh surat teguran. Karenanya sangat tidak dibenarkan
bentuk peringatan dan sanksi tanpa didahului surat teguran atau perintah tertulis.
1. Dalam patroli yang dilakukan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota
melakukan Pelanggaran
2. Hasil temuan dari Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan ini
Surat Izin Gangguan, dari hasil temuan tersebut kemudian petugas PPNS
50
Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Edisi Revisi, Cet. Ke II, Djabatan,
Jakarta, hal. 99-101.
51
Prajudi Atmosudirjo,1981, Hukum Administrasi, cet. Keempat, Jakarta : Ghalia
Indonesia, hlm. 101.
surat pernyataan.
teguran I, II dan III. Dalam surat teguran tersebut menyatakan agar pemilik
tempat usahanya.
5. Sampai pada batas waktu dua minggu sejak dikeluarkannya surat teguran ke
III oleh petugas PPNS pemilik tempat-tempat usaha tersebut tetap tidak
7. Dari hasil rapat kemudian Tim Penegakan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Kota Medan
sudah melakukan pelanggaran diberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis,
Teguran lisan diberikan pada waktu ditemukan bukti pelanggaran pada saat
dilakukan pengawasan, dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari setelah diberikan
teguran lisan tidak ada tindakan dan upaya pemulihan maka Kepala SKPD
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberian teguran tertulis pertama belum ada
memberikan teguran kedua dan apabila teguran kedua belum diindahkan oleh
Pelayanan Perizinan akan memberikan teguran ketiga dan diberi waktu 30 (tiga
puluh) hari untuk segera menghentikan pelanggaran, dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari setelah pemberian teguran tertulis ketiga sebagaimana dimaksud ayat
(6) tidak ada tindakan dan upaya pemulihan maka Kepala SKPD Pelayanan
pembekuan izin, dan (e) pencabutan dan pembatalan izin, tampaknya menjadi
sanksi-sanksi, sedangkan (b) penolakan izin, dan (c) penundaan izin nampaknya
izin-izin lain (selain H..O.) yang dapat saja diterbitkan oleh Pemda untuk pemberi
umum terbatas pada pelanggaran yang sangat serius. Sanksi-sanksi tersebut harus
tetap terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan izin H.O. itu sendiri, kecuali
masyarakat.
penegakan suatu produk hukum. Demikian halnya dengan Peraturan Menteri yang
Tahun 2009 Tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah sanksi hukum
yang terapkan dalam Peraturan Daerah tersebut adalah sanksi administratif dan
Pamong Praja Kota Medan, tempat-tempat usaha yang telah dikenai sanksi
52
Wayan Parsa I, 1995, Pengaturan Sanksi Administratif Dalam Peraturan Daerah
Tingkat I Bali di Bidang Lingkungan Hidup, Laporan Penelitian, FH.Unud Denpasar, hal. 12.
53
Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Edisi Revisi, Cet. Ke II, Djabatan,
Jakarta, hal. 99-101.
54
Prajudi Atmosudirjo,1981, Hukum Administrasi, cet. Keempat, Jakarta : Ghalia
Indonesia, hal. 101.
terjadi di atas didahului oleh surat teguran. Karenanya sangat tidak dibenarkan
bentuk peringatan dan sanksi tanpa didahului surat teguran atau perintah tertulis3.
1. Dalam patroli yang dilakukan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja
melakukan pelanggaran
2. Hasil temuan dari Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan ini
Surat Izin Gangguan, dari hasil temuan tersebut kemudian petugas PPNS
5. Sampai pada batas waktu dua minggu sejak dikeluarkannya surat teguran
ke III oleh petugas PPNS pemilik tempat-tempat usaha tersebut tetap tidak
usaha tersebut.
7. Dari hasil rapat kemudian Tim Penegakan Peraturan Daerah Kota Medan
tempat usaha tersebut Tim Penegakan Peraturan Daerah Kota Medan terus
tersebut.
Walikota Medan adalah Tim Penegakan Peraturan Daerah Kota Medan sesuai
A. Kesimpulan
Daerah dan Perda Kota Medan No. 22 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin
Gangguan
Tahun 2002
izin gangguan pada Pasal ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan
B. Saran
lingkungan hidup.
dengan ditunjang fasilitas yang memadai agar lebih optimal dan didasari
A. Buku
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Bumi Aksara, Cetakan Kedua, Jakarta,
1999.
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Bumi Aksara, Cetakan Kedua, Jakarta,
1999.1
E. Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta, Ichtiar, 1957, hal 187
N.M. Spelt dan J.B.J.M, Ien Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh
Philipus M. Hadjon, Surabaya: Yundika,1993