Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MANUFACTURING READINESS LEVELS (MRL) PT DAHANA DALAM

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN


PROPELAN SPHERICAL POWDER

MANUFACTURING READINESS LEVELS ANALYSIS PT DAHANA IN


IMPLEMENTATION PROGRAM OF DEVELOPMENT
SPHERICAL POWDER PROPELLANT

Ersha Mayori 1, Timbul Siahaan 2, Romie Oktovianus Bura 3

Program Studi Industri Pertahanan


Fakultas Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan
(ershamayori888@gmail.com, timbulsiahaan57@yahoo.com, romiebura@idu.ac.id)

Abstrak – Pembangunan Industri Pertahanan dilakukan dengan tujuan agar membangun industri
yang kuat dan mandiri. Pembangunan pabrik propelan spherical powder di PT DAHANA
diharapkan memenuhi kebutuhan propelan sehingga dihasilkan kemandirian dalam industri
pertahanan. Industri yang bergerak di bidang manufaktur harus mampu melihat kemampuannya
dalam proses pengembangan produk. Metode yang dilakukan yaitu penelitian kombinasi (mixed
methods) melakui kombinasi antara metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Hasil pengolahan
data menjelaskan bahwa tingkat kesiapan manufaktur PT DAHANA dalam produksi propelan
melalui implementasi program pembangunan pabrik propelan spherical powder berada pada
tingkat MRL 2 dengan persentase yaitu 88% dan berada pada tahap pra-pengambilan keputusan
pengembangan kemampuan dan solusi material. Analisis terhadap tingkat elemen risiko
manufaktur berada pada tingkat MRL 2, MRL 3, dan MRL 4. Pencapaian MRL 3 dan MRL 4 untuk
elemen risiko ini dapat dijelaskan melalui terpenuhinya beberapa kriteria dalam tingkat MRL 3 dan
MRL 4.
Kata Kunci: Industri Pertahanan, Kemandirian Industri Pertahanan, Manajemen Industri, Tingkat
Kesiapan Manufaktur, Elemen Risiko Manufaktur.

Abstract – The Development of defense industry carried out to building a strong and independent. The
construction industry of a spherical powder propellant in PT DAHANA is expected to meet the needs
of propellants until the independence in the defense industry achieved. Industries focused in
manufacturing must ability to see their capabilities in the product development process. The method
used is mixed methods through a combination of qualitative methods and quantitative methods. The
results of data processing explains the manufacturing readiness levels of PT DAHANA in propellant
production through the implementation of the spherical powder propellant industries construction
program at the level of MRL 2 with a percentage of 88% and have the pre-decision of developing
capacity and material solutions stage. Analysis of the level of manufacturing risk elements at the level
of MRL 2, MRL 3, and MRL 4. The MRL 3 and MRL 4 risk element achieved can be explained by reached
several criteria in the level of MRL 3 and MRL 4.
Keywords: Defense Industry, Self Defense Industry, Industry Management, Manufacturing Readiness
Levels, Risk Element of Manufacturing.

1
Program Studi Industri Pertahanan, Fakultas Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
2
Program Studi Industri Pertahanan, Fakultas Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
3
Program Studi Industri Pertahanan, Fakultas Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 1


P
Pendahuluan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
embuatan perencanaan sistem dan keselamatan segenap bangsa
pertahanan negara harus Indonesia dari segala ancaman yang
memperhatikan seluruh wilayah datang 6.
yang ada dengan memberikan hak dan Sistem pertahanan yang kuat
kewajiban dari setiap warga negara untuk merupakan modal penting bagi suatu
turut serta dalam upaya pembelaan negara untuk dapat menghadapi dan
negara 4. Hal ini juga dinyatakan dalam mengatasi ancaman yang dapat dimiliki
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 melalui keberadaan industri pertahanan 7 .
tentang Pertahanan Negara disebutkan Industri pertahanan yang memiliki
bahwa pertahanan negara merupakan kemampuan sangat diperlukan sebagai
salah satu fungsi pemerintahan negara upaya dari komponen pendukung untuk
yang dilaksanakan melalui Sistem meningkatkan komponen utama dan
Pertahanan Rakyat Semesta 5. Peraturan cadangan dalam menghadapi segala
Menteri Pertahanan RI Nomor 11 Tahun ancaman. Kerjasama antar pemangku
2009 tentang Rencana Kerja kepentingan (stakeholders) seperti
Pembangunan Pertahanan Negara Tahun BUMNIP, KKIP, Kemhan dan pemerintah
2010 menyebutkan bahwa Sistem diperlukan untuk menghasilkan industri
Pertahanan Negara yang bersifat pertahanan yang kuat, mandiri dan
semesta melibatkan seluruh warga berdaya saing 8.
negara, wilayah, dan sumber daya Komite Kebijakan Industri
nasional lainnya, serta dipersiapkan Pertahanan (KKIP) yang telah dibentuk
secara dini oleh pemerintah dan oleh pemerintah memiliki tugas untuk
diselenggarakan secara total, terpadu, dapat mewujudkan kemandirian industri
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan pertahanan dengan mengkoordinasikan

4 7
Indria Samego. 2015. “Kontekstualisasi KINA Edisi 2. Bangkitnya Industri Pertahanan
‘Sishanneg’: Pemberdayaan Wilayah Lokal. (Jakarta: Media Ekuitas Produk
Pertahanan dalam Perspektif Perubahan”. Indonesia, 2012). hlm. 1-62.
8
Jurnal Pertahanan, vol 5, No.1, hlm. 1-14. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia,
5
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang “Mewujudkan Mimpi Besar Industri
Pertahanan Negara. Pertahanan”, dalam
6
Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 11 http://www.kemenperin.go.id/artikel/12334/M
Tahun 2009 tentang Rencana Kerja ewujudkan-Mimpi-Besar-Industri-Pertahanan,
Pembangunan Pertahanan Negara Tahun 2018, diakses pada 8 Oktober 2018.
2010.

2 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


antara kebutuhan militer dan saat ini memiliki program yaitu
pengembangan 9. KKIP melalui rapat pembangunan pabrik propelan spherical
kerjanya telah membentuk 7 program powder. Pembangunan fasilitas produksi
Prioritas Nasional Industri Pertahanan baru di PT DAHANA ini adalah salah satu
yang juga dinyatakan dalam Keputusan wujud upaya mendorong kemandirian
Menteri Pertahanan Nomor 1008 Tahun industri propelan di Indonesia12. Hasil
2017 tentang Kebijakan Pertahanan produksi propelan spherical powder ini
Negara Tahun 2018. 7 prioritas industri akan digunakan untuk pengisian Munisi
pertahanan tersebut yakni meliputi Kaliber Kecil (MKK) yang di produksi oleh
pesawat tempur, medium tank, kapal PT Pindad 13 .
selam, radar, propelan, roket, dan rudal Berdasarkan paparan Ibu Bondan
(peluru kendali) 10. Melalui program ini Tiara Sofyan pada seminar nasional
diharapkan kemandirian dalam tentang propelan di Pindad, telah
pemenuhan kebutuhan Alat Utama dicanangkan roadmap pembangunan
Sistem Persenjataan (Alutsista) dapat pabrik propelan dari tahun 2015 hingga
tercapai. tahun 2019. Roadmap tersebut terbagi ke
Salah satu dari 7 program prioritas dalam dua tahapan yaitu tahap pertama
nasional industri pertahanan yang saat ini di tahun 2015-2016, dan tahap kedua di
masih dalam tahap pengembangan yaitu tahun 2018-201914. Gambaran mengenai
propelan. Pemerintah melalui tahapan-tahapan roadmap
Kementrian Pertahanan telah pembangunan pabrik propelan dapat
menetapkan PT DAHANA sebagai lead dilihat pada Gambar 1.
integrator dalam pengembangan
propelan 11. Pemerintah dan PT DAHANA

9
Aulia Fitri & Debora Sanur. “Pemberdayaan Peledak Nasional. (Jakarta: Majalah DAHANA,
Industri Pertahanan Nasional dalam 2019. hlm. 1-24.
13
Pemenuhan Minimum Essential Forces Pindad. “Pindad Gelar Seminar Nasional
(MEF)”. Kajian Singkat Terhadap Aktual dan Propelan”. dalam
Strategis. Vol.11, No. 22. hlm. 25-30. https://www.pindad.com/pindad-gelar-
10
Keputusan Menteri Pertahanan Nomor 1008 seminar-nasional-propelan, 2018, diakses pada
Tahun 2017 tentang Kebijakan Pertahanan 13 Juli 2018.
14
Negara Tahun 2018. Bondan Tiara Sofyan. Kebijakan
11
Kina Edisi 2, Op. Cit. Pengembangan Kemampuan Industri
12
D’File Edisi 90 Februari 2019. Resmikan Pabrik Propelan di Indonesia. PPT yang disampaikan
Baru, DAHANA Wujudkan Kemandirian Bahan pada Seminar Propelan di PT Pindad, Tanggal 8
Mei 2018.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 3


Gambar 1. Roadmap Pembangunan Pabrik Propelan
Sumber: Sofyan, 2018 15.

Berdasarkan roadmap Nitrogliserin (NG) milik Balitbang


pembangunan pabrik propelan Kementrian Pertahanan yang telah
direncanakan pada tahun 2019 bahwa dibangun di Kawasan Energetic Material
proyek pembangunan telah dilaksanakan. Center (EMC) PT DAHANA di Kabupaten
Namun kondisi terkini dari pembangunan Subang, Jawa Barat 17.
pabrik propelan spherical powder masih Jung18 menyatakan bahwa dengan
dalam tahap peletakan batu pertama melakukan analisis mengenai tingkat
pada saat acara peresmian sarana dan kesiapan manufaktur didapat korelasi
prasarana pabrik propelan spherical yang positif dengan performa
powder pada 30 Januari 2019. Sarana dan operasional. Sehingga diharapkan dapat
prasarana lain yang telah dibangun dan memberikan kemajuan dalam
diresmikan yaitu gedung pelayanan dan peningkatan kesiapan industri
laboratorium, water treatment plant, dan manufaktur. Menurut Siahaan et al.,
power plant 16, serta sarana & prototipe (2018) 19 menyatakan bahwa melalui

15
Bondan Tiara Sofyan, Loc. Cit. of a Smart Manufacturing System Readiness
16
D’File Edisi 90 Februari 2019, Op. Cit. Assessment”, International Federation for
17
Buku PT. DAHANA, From Nothing to Be Information Processing AICT 488, 2016, hlm.
Something: Sepenggal Kisah Transformasi 705–712.
19
Perusahaan 1966-2019, (Jakarta: Balai Pustaka, Timbul Siahaan, Sovian Aritonang, & Egkrateia
2019), hlm. 34. jungPutra, “Analisis Kesiapan PT. Pindad
18
Kiwook Jung, Boonserm Kulvatunyou, Sangsu dalam Memproduksi Brass Cup Sebagai Bahan
Choi, & Michael Paul Brundage. “An Overview Baku Munisi Guna Mendukung Pertahanan

4 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


penguasaan teknologi manufaktur dalam Berdasarkan penelitian Wheeler &
suatu industri, akan tercipta proses Michael 21, DoD 22, dan Morgan 23 analisis
manufaktur yang perlahan akan stabil dan MRL dilakukan berbarengan dengan
matang. Ketika proses manufaktur yang identifikasi sembilan bidang risiko
dimiliki masih belum siap, maka manufaktur. Elemen-elemen risiko
diperlukan strategi untuk meningkatkan manufaktur yang diidentifikasi yaitu
kesiapan industri. Sehingga melalui meliputi teknologi & basis industri,
analisis tingkat kesiapan manufaktur desain, material, biaya & pendanaan,
dapat membantuk proses penyusunan kemampuan dan kontrol proses,
strategi hingga akhirnya dapat diperoleh manajemen kualitas, SDM manufaktur,
kemandirian industri pertahanan yang fasilitas, manajemen manufaktur. Melalui
bebas dari kekhawatiran terhadap risiko-risiko tersebut dapat dibuat
embargo bahan baku. rekomendasi untuk meningkatkan
Analisis mengenai tingkat kesiapan tingkat kesiapan manufaktur yang
manufaktur dari PT DAHANA perlu seharusnya. Sehingga dengan analisis ini
dilakukan untuk dapat menilai kesiapan dapat memberikan masukan bagi industri
produksi propelan spherical powder yang untuk menghasilkan kelancaran program
saat ini sedang dalam tahap implementasi pembangunan pabrik baru.
program pembangunan pabrik propelan
Metode Penelitian
spherical powder. Pada penelitian ini
Metode penelitian yang digunakan
dilakukan analisis mengenai tingkat
adalah penelitian kombinasi (Mixed
kesiapan manufaktur atau Manufacturing
Methods). Menurut Sugiyono metode
Readiness Level (MRL) menggunakan
penelitian kombinasi (mixed methods)
tools yang dikembangkan oleh Defense of
adalah suatu metode penelitian yang
Department Deskbook/DoD 20.

Negara “, Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, Cell Stacks and System for the Back-up Power
2018. and Material Handling Equipment Emerging
20
DOD, Manufacturing Readiness Level (MRL) Markets, Technical Report NREL/TP-560-
Deskbook Version 2018, (US: OSD 45406, (United States: National Renewable
Manufacturing Technology Program with the ENergy Laboratory, May 2009.
22
Joint Service/Industry MRL Working Group, DOD, Op. Cit.
23
2018). Retrieved from Jim Morgan, Manufacturing Readiness Levels
http://www.dodmrl.com/MRL_Deskbook_201 (MRLs) and Manufacturing Readiness
8.pdf Assessments (MRAs), Performed by
21
Daniel Wheeler, & Michael Ulsh, AFRL/RXMT, Report Documentation, (US:
Manufacturing Radiness Assessment for Fuel Manufacturing Technology Division, 2007).

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 5


dilakukan melakui kombinasi atau
KUAL KUAN
penggabungan antara metode kualitatif
dengan metode kuantitatif untuk Kual Kual Kuan Kuan

digunakan secara bersama-sama dalam Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Seluruh


Data Data Data Data Data
suatu kegiatan penelitian sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, Gambar 2. Proses Peneitian dalam Model
Urutan Pembuktian (Sequential Exploratory).
terpecaya, reliable, dan objektif24. Jenis
Sumber: Sugiyono, 2011 26.
pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian Metode kualitatif yang digunakan

deskriptif analisis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

mendeskripsikan atau menjelaskan hal program yang sedang dilaksanakan.

yang diperoleh berdasarkan keadaan Sedangkan metode kuantitatif yang

yang ada 25. digunakan untuk melihat persentase

Desain penelitian yang digunakan kesiapan dilihat dari keadaan saat ini.

dalam penelitian kali ini menggunakan Lokasi penelitian ini yaitu di PT

salah satu model dalam metode DAHANA yang berada di Kabupaten

penelitian campuran yaitu sequential Subang, Provinsi Jawa Barat. Alasan

exploratory. Langkah yang dilakukan peneliti melakukan penelitian di tempat

yaitu mengumpulkan dan menganalisis ini dikarenakan sebagai tempat

data kualitatif kemudian mengumpulkan pelaksanaan program pembangunan

dan menganalisis data kuantitatif. pabrik propelan spherical powder.

Prioritas utama pada penelitian ini adalah Penelitian juga dilaksanakan di Balitbang

penelitian kualitatif, namun diperlukan Kementrian Pertahanan dan LAPAN.

data kuantitatif sebagai pelengkap data Pemilihan tempat penelitian ini

kualitatif yang diperoleh melalui dikarenakan Balitbang Kementrian

pengisian kuisioner oleh narasumber. Pertahanan juga turut serta dalam

Gambaran prosesnya dapat dilihat perencanaan dan pengawasan

sebagai berikut: pembangunan pabrik propelan spherical


powder serta sarana dan prasarananya.

24
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Approach: Second Edition, (USA: Sage
R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2011). Publication, 1994).
25 26
John Williams Creswell, Research Design: Sugiyono, Op. Cit.
Qualitative, Quantitative and Mixed Method

6 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


Tabel 1. Narasumber dalam Teknik Pengumpulan Data

Elemen Risiko Narasumber

Teknologi & Dasar Industri 1. Direktur Teknologi dan Pengembangan


Desain (PT. DAHANA).
Biaya & Pendanaan 2. Deputi Direktur Perencanaan
Material Perusahaan dan Logistik (PT. DAHANA).
Kemampuan & Kontrol Proses 3. Kepala Pusat EMC.
Manajemen Kualitas 4. Senior Manager K3LH & Teknologi.
SDM Manufaktur 5. Manajer Rekayasa dan Pengembangan
Fasilitas Bahan Peledak Militer
Manajemen Manufaktur (PT DAHANA).
6. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
Puslitbang Sumdahan (Balitbang Kemhan).
7. Peneliti Utama Pustek Roket (LAPAN).
Sumber: Diolah peneliti, 2019.

Subjek penelitian dipilih 5 narasumber yang diperoleh kemudian dilakukan


dari PT DAHANA, 1 dari Balitbang pengolahan atau analisa data melalui
Kementrian Pertahanan, dan 1 dari reduksi data, penyajian data, dan
LAPAN. penarikan kesimpulan. Keseluruhan data
Berdasarkan penilaian mengenai dilakukan pemeriksaan keabsahan data
tingkat kesiapan manufaktur yang dengan metode triangulasi data.
dikembangkan oleh DoD (2018), terdapat Pengolahan data dilakukan dengan
9 elemen manufaktur yang dapat menggunakan tools yang digunakan yaitu
dianalisis. Melalui elemen-elemen risiko MRL Tools. Berdasarkan 5 kuisioner yang
manufaktur tersebut, peneliti telah dibagikan dilakukan perhitungan
menggunakan sebagai acuan dalam persentase yang diperoleh dengan
pembuatan kisi-kisi instrumen serta aspek menggunakan bantuan MRL Quick yang
yang dianalisis. Elemen-elemen risiko dikembangkan oleh BPPT (Badan
manufaktur yang digunakan disesuaikan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
dengan objek penelitian. Narasumber Adapun rumus umum yang digunakan
beserta aspek yang dianalisis dapat dilihat yaitu:
pada Tabel 1. Nilai MRL = (0xa) + (0,2xb) +
Teknik Pengumpulan data yang (0,4xc)+(0,6xd)+(0,8xe)+(1xf)
n indikator
dilakukan melalui wawancara, observasi,
Keterangan:
pengisian kuisioner, dan penggunaan
a: jumlah indikator dengan nilai 0%
data pendukung (dokumentasi). Data
b: jumlah indikator dengan nilai 20%

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 7


c: jumlah indikator dengan nilai 40% Jawa Barat. Secara resmi pada tahun 1973
d: jumlah indikator dengan nilai 60% berdasarkan PP No. 36/1973 dinyatakan
e: jumlah indikator dengan nilai 80% sebagai Perusahaan Umum DAHANA.
f: jumlah indikator dengan nilai 100% Pada tahun 1989 DAHANA dinyatakan
g. n indikator = jumlah kuisioner sebagai Badan Usaha Milik Negara di
yang diisi bidang industri strategis, hingga pada
Data hasil perhitungan kemudian tahun 1991 ditetapkan sebagai
dilakukan analisis data. Indikator Perusahaan Perseroan.
dinyatakan terpenuhi ketika memiliki nilai PT DAHANA teruji dan telah terbukti
persentase sebesar 80%. Sehingga mampu menyediakan bahan peledak dan
penilaian dapat dilanjutkan pada level memberikan jasa peledakan secara
selanjutnya. Langkah ini diadopsi dari terpadu yang digunakan untuk berbagai
penelitian Hayuningtyas 27. Indikator tidak kebutuhan dan kondisi dengan
terpenuhi ketia memiliki persentase memuaskan. PT DAHANA juga telah
kurang dari 80%. mampu menangani proses peledakan
dengan lengkap mulai dari planning,
Hasil dan Pembahasan calculation, persiapan drill hole,
PT DAHANA configuration blasting, penyediaan
PT DAHANA adalah Badan Usaha Milik energetic material, blasting, hingga
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang operational safety. PT DAHANA selalu
industri strategis dengan menyediakan melakukan pengembangan, meliputi
layanan bahan peledak. Sejarah Explosives Manufacturing, Drilling and
dibentuknya PT. DAHANA sebagai Blasting, Related Services, dan Defence
pemimpin di industri bahan peledak Related yang ditujukan untuk pelanggan
berawal dari proyek Angkatan Udara di seluruh Indonesia dan kawasan ASEAN.
Republik Indonesia (AURI) pada tahun PT DAHANA memiliki suatu
1966 yang disebut dengan Proyek kawasan yang disebut Energetic Material
Menang. Lokasi awal didirikannya PT. Center (EMC). Kawasan EMC merupakan
DAHANA yaitu di Tasikmalaya, Provinsi kawasan terintegrasi yang didalamnya

27
Maulida Hayuningtyas & Taufik Djatna, Postharvest”, International Conference on
“System Analysis for Technology Transfer Industrial and System Engineering (IConISE),
Readiness Assessment of Horticultural Vol. 337, 2018, Hlm. 1-7.

8 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


terdapat berbagai sarana dan prasarana Penilaian kesiapan manufaktur
PT DAHANA. Di kawasan EMC menggunakan Manufacturing Readiness
PT DAHANA juga terdapat KAMPUS Levels adalah tools penting untuk menilai
Dahana yang merupakan Kantor kesiapan dan risiko dalam manufaktur.
Manajemen Pusat PT DAHANA. KAMPUS Penilaian diarahkan pada langkah
DAHANA ini dibangun dengan konsep penetapan tujuan untuk peningkatan
menjaga lingkungan dengan bangunan kesiapan manufaktur dan mengurangi
hijaunya. Selain gedung perkantoran, di risiko manufaktur, merencanakan dan
kawasan EMC juga terdapat pabrik, memperkiraan biaya yang diperlukan
gudang, workshop, laboratorium bahan untuk mencapai tujuan tersebut,
peledak dan pengembangannya yang pengambilan keputusan dari kesiapan
terintegrasi, serta arena uji coba. Di teknologi atau proses untuk beralih ke
kawasan EMC PT DAHANA selalu desain sistem atau pabrik, dan mencapai
memproduksi berbagai macam bahan keputusan untuk melanjutkan ke fase
peledak. Melalui dukungan EMC yang akuisisi berikutnya. Oleh karena itu,
dibentuk sebagai pusat produksi dan penilaian kesiapan manufaktur harus
penelitian serta pengembangan bahan membandingkan antara keadaan saat ini
berenergi tinggi, PT DAHANA akan dari objek yang dinilai dengan skala MRL,
mampu memenuhi tantangan kebutuhan menjabarkan risiko manufaktur yang
bahan peledak secara spesifik yang terkait dengan sasaran yang belum
digunakan untuk berbagai medan dan tercapai, dan mengidentifikasi rencana
keperluan, dan memberikan peningkatan mitigasi risiko manufaktur 28.
dan perluasan dalam rantai nilai tambah Berdasarkan perhitungan terhadap
produk. Selain itu, diharapkan mampu 5 kuisioner yang telah dibagikan kepada
mengoptimalkan resources allocation, narasumber, diperoleh hasil bahwa PT
seperti investasi, bahan baku, kapasitas DAHANA memiliki tingkat Manufacturing
produksi, dan tenaga kerja. Readiness Levels (MRL) dalam program
pengembangan propelan melalui
Manufacturing Readiness Levels pembangunan pabrik spherical powder
berada pada skala MRL 2. Penjelasan lebih

28
DOD, Op. Cit.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 9


lanjut mengenai kriteria dalam Tujuan ini dapat dicapai jika industri dapat
Manufacturing Readiness Levels (MRL) melakukan identifikasi peluang yang ada
yang dimiliki PT. DAHANA pada skala MRL untuk mencapai tujuan program.
1 dan 2 untuk program pembangunan PT DAHANA sebagai industri yang
pabrik spherical powder dapat dilihat ditunjuk sebagai lead integrator dalam
dalam sub berikut: pengembangan propelan memiliki tujuan
a. MRL 1 untuk dapat menguasai proses dalam
Kategori MRL 1 berada pada tingkat
pemenuhan kebutuhan bahan baku
MRL yang terendah. Proses yang
untuk alpalhankam yaitu propelan.
dilakukan adalah dengan dimulainya studi
Kondisi ini merupakan titik fokus
atau kajian mengenai penelitian dasar.
perusahaan yang ditekankan pada proses
MRL 1 memiliki persentase yaitu 97,34%
manufaktur.
dengan kriteria terpenuhi karena lebih
Melalui dikuasainya teknologi
besar dari nilai minimum untuk terpenuhi
proses pembuatan propelan spherical
yaitu 80%.
powder, diharapkan akan terpenuhinya
PT DAHANA telah melakukan
kriteria aspek mandiri dalam pentingnya
berbagai kegiatan yang memenuhi
pembangunan industri propelan. Selain
indikator MRL 1. Telah ditentukan bahwa
itu, juga diharapkan dapat memenuhi
PT DAHANA sebagai lead integrator
kriteria aspek teknologi, sehingga
dalam pengembangan propelan. Dalam
PT DAHANA dapat mempelajari lebih
pelaksanaannya, PT DAHANA telah
lanjut mengenai teknologi yang
melakukan riset dasar berupa kajian
digunakan dan prosesnya sehingga dapat
mengenai program pembangunan pabrik
dilakukan pengembangan.
propelan spherical powder. Riset dasar
b. MRL 2
yang dilakukan ini juga disertakan
Kategori MRL 2 ditandai dengan
Kementrian Pertahanan, Universitas, dan
identifikasi penggambaran penerapan
Lembaga Terkait.
konsep manufaktur baru. Tingkat
Program pembangunan pabrik
kesiapan MRL 2 mencakup identifikasi,
propelan spherical powder ini bertujuan
studi tertulis, analisis material dan
untuk dapat memiliki kemampuan
pendekatan proses, serta memahami
industri pertahanan yang mandiri dalam
memenuhi kebutuhan apalhankam.

10 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


kelayakan dan risiko manufaktur 29. MRL 2 Identifikasi kesiapan dan risiko
memiliki persentase yaitu 88% dengan manufaktur dapat dilihat melalui sistem
kriteria terpenuhi karena lebih besar dari yang dimiliki PT DAHANA untuk
nilai minimum untuk terpenuhi yaitu 80%. pengadaan bahan baku. PT DAHANA
Di PT DAHANA telah dibangun menerapkan sistem multi sourching
sarana dan prasarana pabrik nitrogliserin bahan baku agar tidak bergantung
yang merupakan bahan dasar dalam kepada satu supplier. Pengadaan bahan
pembuatan propelan spherical powder baku juga diharapkan dapat diperoleh
dan siap untuk dioperasikan. Namun dari sumber dalam negeri.
masih belum bisa dioperasikan karena
Analisis Elemen Risiko Manufaktur
masih menunggu fasilitas lanjutan yaitu
Proses penilaian tingkat MRL yang
pabrik propelan spherical powder.
dimiliki oleh suatu industri penting untuk
Dalam mendukung program
menilai kesiapan dan risiko manufaktur.
pembangunan pabrik propelan spherical
Penilaian juga diarahkan pada langkah
powder ini, PT DAHANA telah melakukan
untuk meningkatkan kesiapan dan
pendekatan mengenai identifikasi dan
mengurangi risiko manufaktur.
analisis material dan proses. Proses
Tabel 2. Ringkasan Capaian Tingkat Elemeen
identifikasi dan analisis yang dilakukan Risiko berdasarkan MRL
yaitu untuk mencari solusi mengenai Elemen Risiko
Indikator
1 2 3 4
pemenuhan material atau bahan baku Teknologi & Dasar 3 3
untuk proses pembuatan propelan Industri
Desain 3 2
spherical powder yaitu nitroselulosa. Biaya & Pendanaan 2 2
Material 3 2 2 2
PT DAHANA telah melakukan penelitian
Kemampuan & 2 2 2
dengan Balai Selulosa untuk mengatasi Kontrol Proses
Manajemen Kualitas 4 4 4
pengadaan nitroselulosa. Namun masih SDM Manufaktur 4
belum dihasilkan solusi pemenuhan Fasilitas 4 4
Manajemen 3 3
kebutuhan bahan baku nitroselulosa. Manufaktur
Sumber: Diolah peneliti, 2019.
Masih diperlukan solusi lain untuk
mengatasi permasalahan ini. Pemahaman mengenai tingkat MRL
dapat lebih mendalam dengan

29
DOD. Op. Cit.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 11


diguakannya elemen-elemen risiko plant yang diperlukan untuk penguasaan
manufaktur 30. Berikut tingkat elemen proses pembuatan propelan. Melalui
risiko yang dimiliki PT DAHANA dalam identifikasi ini, dapat membantu dalam
program pengembangan propelan pengambilan keputusan pemilihan pihak
melalui pembangunan pabrik propelan penyedia teknologi dan perencanaan
spherical powder. mengenai pengembangan teknologi
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat manufaktur.
bahwa PT DAHANA telah melakukan 2. Desain
berbagai langkah yang memenuhi kriteria Elemen risiko ini telah ditunjukkan
indikator elemen risiko manufaktur dalam berupa identifikasi tujuan produk dan
tools MRL. Penjelasan mengenai langkah identifikasi pemenuhan bahan baku.
yang telah dilakukan berdasarkan elemen Pemenuhan bahan baku akan dilakukan
risiko manufaktur yaitu sebagai berikut: melalui multi sourching. PT DAHANA
1. Teknologi & Dasar Industri melakukan kegiatan penelitian dan
Elemen risiko ini telah ditunjukkan pengembangan sebagai upaya untuk
berupa identifikasi kemampuan pengembangan bahan baku propelan
perusahaan. PT DAHANA telah spherical powder. PT. DAHANA telah
melakukan kajian bersama pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan
dan stakeholder terkait mengenai material yang digunakan untuk
kemampuan PT DAHANA untuk pembuatan propelan spherical powder
melaksanakan pembangunan pabrik melalui program Research and
propelan spherical powder. Berdasarkan Engineering yang dimiliki.
kajian tersebut, dinyatakan PT. DAHANA Program pembangunan pabrik
mampu untuk diberikan tugas sebagai propelan spherical powder ini memiliki
industri yang mengembangkan propelan desain awal yaitu berupa requirement
khususnya propelan spherical powder. untuk memenuhi kebutuhan pengisian
Konsep awal untuk teknologi munisi kaliber kecil di PT Pindad dan
manufaktur telah dibuat dan dihasilkan sebagai upaya mencapai kemandirian
perencanaan plant. PT DAHANA dan dalam pemenuhan kebutuhan propelan.
stakeholder telah melakukan identifikasi 3. Biaya & Pendanaan

30
DOD, Op. Cit.

12 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


Elemen risiko ini telah ditunjukkan bahan baku juga dilakukan sesuai dengan
berupa identifikasi investasi karakteristik masing-masing.
pembangunan dan perkiraan biaya 5. Kemampuan & Kontrol Proses
operasi. PT DAHANA memiliki sistem Elemen risiko ini telah ditunjukkan
manajemen pendanaan dalam berupa identifikasi pendekatan proses,
pengembangan produk. PT DAHANA namun belum dibentuk kriteria
telah melakukan analisis biaya yang kecepatan proses. Pada saat
diperlukan untuk melaksanakan program perencanaan telah diidentifikasi plant
pembangunan pabrik propelan spherical yang diperlukan untuk pabrik propellant
powder. Teridentifikasi bahwa program spherical powder beserta prosesnya.
pembangunan pabrik propelan spherical Pembuatan desain awal ini bertujuan
powder menggunakan dana dari untuk memudahkan stakeholder dalam
pemerintah. memahami kebutuhan yang diperlukan.
4. Material Sehingga ketika proses pemilihan
Elemen risiko ini telah ditunjukkan penyedia teknologi, dapat dilakukan
berupa identifikasi sifat bahan baku yg sesuai dengan spesifikasi yang
tersedia, ketersediaan, dan prosedur ditentukan.
penanganan bahan baku. Telah dilakukan 6. Manajemen Kualitas
validasi terhadap sifat material dan dinilai Elemen risiko ini telah ditunjukkan
untuk manufaktur dasar di laboratorium berupa identifikasi dan telah dilakukan
berdasarkan berdasarkan pabrik strategi manajemen kualitas, identifikasi
nitrogliserin yang sudah dibangun. Selain risiko kualitas pemasok. PT DAHANA
itu juga teridentifikasi mengenai prosedur memiliki sistem manajemen mutu dan
penyimpanan material untuk proses manajemen dalam mengelola risiko dan
produksi. Sistem penyimpanan bahan memperoleh peringkat 1 The Best
baku dari pabrik nitrogliserin yang Coorporation for Risk Management of The
digunakan memungkinkan juga dilakukan Year 2014. Sistem yang dimiliki PT.
untuk pabrik propelan spherical powder DAHANA untuk manajemen kualitas ini
nantinya, meskipun prinsip teknologinya menunjukkan bahwa PT DAHANA sangat
belum diketahui karena belum ditentukan mengutamakan kualitas dalam
pihak penyedia teknologi. Penyimpanan menghasilkan produk. Kemampuan
untuk menganalisis risiko-risiko

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 13


menunjukkan PT DAHANA mampu untuk powder. Di PT DAHANA telah dibangun
melihat potensi risiko manufaktur. fasilitas Ballistic Test sebagai tempat
Pada program pembangunan pengujian dan laboratorium untuk
sarana dan prasarana pabrik propelan pemeriksaan produk. Progres yang
spherical powder telah dilakukan dimiliki saat ini yaitu sedang dalam tahap
pengecekan kualitas eksternal produk pengadaan peralatan yang diperlukan
bersama stakeholder terkait yaitu pihak untuk pengujian produk. Dalam
penyedia teknologi, pemerintah dalam prosesnya, dibentuk suatu manajemen
hal ini Balitbang Kementrian Pertahanan, fasilitas yaitu pada saat penerimaan
dan PT DAHANA. Pengecekan internal peralatan dilakukan verifikasi yang
yang dilakukan oleh PT DAHANA yaitu melibatkan antara pihak Kementrian
dilakukan di balistic test sebagai wujud Pertahanan dalam hal ini Balitbang
sistem manajemen kualitas bahan baku, Kemhan, pihak penyedia teknologi, dan
proses, dan prosuk. PT DAHANA. Verifikasi ini bertujuan untuk
7. SDM Manufaktur memastikan bahwa peralatan yang
Elemen risiko ini telah ditunjukkan diterima sesuai dengan jumlah dan
berupa telah terlibat SDM untuk verifikasi spesifikasi yang telah disetujui bersama,
teknologi dan telah diperkirakan jumlah serta melihat bahwa peralatan tersebut
SDM untuk operasional. PT DAHANA bekerja dengan baik. Selain itu, di
telah melakukan penetapan keterlibatan PT DAHANA juga telah dibangun fasilitas
SDM yang ada dalam program dan laboratorium untuk pemeriksaan produk
identifkasi jumlah SDM yang diperlukan yang dibangun menjadi satu dengan
untuk operasional nantinya. Berdasarkan ballistic test.
pengelolaan SDM yang ada di 9. Manajemen Manufaktur
PT DAHANA, dapat dilihat untuk program Manajemen manufaktur
pembangunan pabrik spherical powder ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
mampu untuk mengelola sumberdaya perusahaan sebagai langkah yang dapat
manusianya. membantu proses manufaktur berjalan
8. Fasilitas secara efektif dan efisien Untuk elemen
Elemen risiko ini telah ditunjukkan risiko manajemen manufaktur masih
berupa terdapat fasilitas sarana dan belum dibentuk suatu manajemen
prasarana pabrik propelan spherical manufaktur. Perencanaan mengenai

14 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


pembangunan pabrik propelan spherical kesiapan manufaktur menggunakan
powder telah dilakukan, akan tetapi kriteria MRL untuk mengelola risiko juga
teknologi yang akan digunakan masih akan meningkatkan operasi perusahaan,
belum ditentukan. Oleh karena itu yang mengarah pada peningkatan
manajemen manufaktur dan penjadwalan kualitas, pengurangan waktu siklus,
produksi untuk pabrik propelan spherical pengurangan biaya, dan memberikan
powder belum dibentuk. Namun disisi dampak positif yang lain (DOD, 2018).
lain, PT DAHANA memiliki kemampuan Berdasarkan hasil dan analisa
dalam hal manajemen operasi pabrik. pembahasan, tingkat MRL yang dimiliki
Pada tahun 2014 PT DAHANA oleh PT DAHANA dalam pengembangan
memperoleh peringkat 2 The Best propelan melalui program pembangunan
Operation Management of The Year 2014. pabrik propelan spherical powder saat ini
dalam tingkat MRL 2. Berdasarkan
Tingkat Manufacturing Readiness Levels
gambar 3, tingkat MRL 2 memiliki kriteria
PT DAHANA dalam Produksi Propelan
yaitu identifikasi dalam pra-pengambilan
Penilaian kesiapan manufaktur
keputusan untuk pengembangan
menggunakan kriteria Manufacturing
kemampuan dan solusi material.
Readiness Level (MRL) dibuat untuk
Hal ini juga didukung keadaan saat
melakukan proses evaluasi terstruktur
ini dimana dalam program pembangunan
dari teknologi, komponen, proses
pabrik propelan spherical powder baru
pembuatan, sistem, atau subsistem, serta
dilakukan kajian awal mengenai
mengelola risiko manufaktur dalam
kemampuan dari PT DAHANA. Penentuan
proses transfer teknologi sambil
pihak penyedia teknologi masih belum
meningkatkan kemampuan proyek
dilakukan sehingga pembangunan pabrik
pengembangan teknologi untuk
juga belum dilaksanakan. Namun,
mentransisikan teknologi baru.
walaupun belum ada bangunan pabrik
Penerapan penilaian tingkat kesiapan
propelan spherical powder, PT DAHANA
manufaktur menggunakan MRL oleh
telah memiliki kemampuan dalam
suatu industri harus diaplikasikan sebagai
identifikasi dan analisis terhadap
elemen yang tidak terpisahkan dengan
beberapa hal yang diperlukan dalam
proses pengenalan produk baru dari
proses pembuatan propelan spherical
industri. Penerapan penilaian tingkat

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 15


Gambar 3. Kriteria MRL Dihubungkan dengan TRL.
Sumber: Morgan, (2015).31

31powder dan merupakan karakteristik sehingga dapat membantu dalam proses


tahap pra-pengambilan keputusan. pengambilan keputusan.
Jika dilihat berdasarkan analisa
terhadap elemen risiko yang ditunjukkan Kesimpulan dan Rekomendasi
pada Tabel 2, dapat dikatakan bahwa Berdasarkan analisis dan pembahasan
PT DAHANA saat ini mampu mencapai dalam penelitian ini maka dapat
tingkat MRL 4 dengan memenuhi kriteria disimpulkan bagaimana nilai tingkat
pada MRL tersebut. Tingkat MRL 4 kesiapan manufaktur pada program
memiliki kriteria yaitu kemampuan pembangunan pabrik propelan spherical
produksi dalam skala laboratorium. Hal ini powder dan elemen-elemen risiko
juga dikuatkan dengan hasil wawancara, berdasarkan tools MRL dalam proses
telah disebutkan bahwa pada tahun 2020 pembangunan pabrik propelan spherical
diperkirakan PT DAHANA akan mampu powder. Tingkat MRL yang dimiliki PT
untuk melakukan produksi dalam skala DAHANA dalam pengembangan propelan
laboratorium. Tingkat MRL 4 dapat melalui implementasi program
dicapai dengan meningkatkan pembangunan pabrik propelan spherical
kemampuan PT DAHANA dalam powder berada pada tingkat MRL 2
memahami elemen risiko manufaktur, dengan persentase yaitu 88%, lebih besar

31
Jim Morgan, Manufacturing Readiness
Assessment Overview, (USA: Airfoce Research
Lab, 4 Januari 2015).

16 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


dari nilai minimum untuk terpenuhi yaitu menunjukkan bahwa PT DAHANA telah
80%, dan berada pada tahap pra- memiliki identifkasi mengenai risiko
pengambilan keputusan pengembangan manufaktur.
kemampuan dan solusi material. Tingkat MRL yang dimiliki oleh PT
Program pembangunan pabrik DAHANA saat ini dapat ditingkatkan
propelan spherical powder hingga saat ini menjadi tingkat MRL 4. Berdasarkan
baru dilakukan kajian awal mengenai analisis dan pembahasan terhadap 9
kemampuan PT DAHANA dan masih elemen risiko yang telah dilakukan, dapat
belum dilakukan penentuan pihak diberikan rekomendasi praktis yaitu:
penyedia teknologi sehingga sampai saat 1. Perlu dilakukan penilaian
ini masih belum dapat dilakukan produksi produktivitas dan
propelan spherical powder. Meskipun manufakturabilitas awal dari
belum dibangun pabrik propelan spherical konsep yang disukai. Hal ini
powder, PT DAHANA telah memiliki dapat digunakan sebagai bahan
kemampuan dalam identifikasi dan pertimbangan dalam pemilihan
analisis terhadap beberapa hal yang konsep desain dari pihak
diperlukan dalam pembuatan propelan penyedia teknologi.
spherical powder dan telah tersedia 2. Perlu dilakukan identifikasi dan
sarana dan prasarana pabrik propelan pengembangan terhadap model
spherical powder. biaya produksi untuk identifikasi
Tingkat analisis elemen risiko biaya proses, bahan baku, dan
manufaktur dalam pengembangan keperluan lainnya beserta
propelan melalui implementasi program dengan risiko-risiko biaya
pembangunan pabrik propelan spherical produksi berdasarkan
powder berada pada tingkat MRL 2, MRL eksperimen laboratorium.
3, dan MRL 4. Perbedaan tingkatan MRL 3. Perlu dilakukan validasi dan
yang dicapai ini dapat terjadi karena penilaian terhadap sifat material
hanya terdapat beberapa kriteria dalam dan penanganan khusus yang
tingkat MRL sama yang terpenuhi. akan digunakan dalam skala
Tingkatan elemen risiko manufaktur yang laboratorium dan identifikasi
dimiliki lebih tinggi daripada tingkatan peningkatan skala material yang
kesiapan manufaktur, hal ini digunakan.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 17


Daftar Pustaka Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Buku Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Alfabeta.
Buku PT DAHANA. (2019). From Nothing
To Be Something: Sepenggal Kisah Bahan Ajar
Transformasi Perusahaan 1966-2019. Sofyan, Bondan Tiara. (2018). Kebijakan
Jakarta: Balai Pustaka. Pengembangan Kemampuan
D’File Edisi 90 Februari 2019. (2019). Industri Propelan di Indonesia. PPT
Resmikan Pabrik Baru, DAHANA yang disampaikan pada Seminar
Wujudkan Kemandirian Bahan Propelan di PT Pindad, Tanggal 8
Peledak Nasional. Majalah DAHANA. Mei 2018.
hlm. 1-24. Undang-undang
DOD. (2018). Manufacturing Readiness Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002
Level (MRL) Deskbook Version 2018. tentang Pertahanan Negara.
US: OSD Manufacturing Technology
Lain-lain
Program with the Joint
Service/Industry MRL Working Keputusan Menteri Pertahanan Nomor
Group. 1008 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Pertahanan Negara Tahun 2018.
Wheeler, D., & Michael, U. (2009).
Manufacturing Radiness Assessment Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor
for Fuel Cell Stacks and System for 11 Tahun 2009 tentang Rencana
the Back-up Power and Material Kerja Pembangunan Pertahanan
Handling Equipment Emerging Negara Tahun 2010.
Markets, Technical Report NREL/TP- Jurnal
560-45406. United States: National
Renewable Energy Laboratory. Fitri, A., & Debora, S. (2019).
Pemberdayaan Industri Pertahanan
Morgan, Jim. (2007). Manufacturing Nasional dalam Pemenuhan
Readiness Levels (MRLs) and Minimum Essential Forces (MEF).
Manufacturing Readiness Kajian Singkat Terhadap Aktual dan
Assessments (MRAs), Performed by Strategis, 11(22), 25-30.
AFRL/RXMT, Report Documentation.
US: Manufacturing Technology Hayuningtyas, M., & Taufik, D. (2018).
Division. System Analysis for Technology
Transfer Readiness Assessment of
Morgan, Jim. (2015). Manufacturing Horticultural Postharvest.
Readiness Assessment Overview. International Conference on
USA: Airfoce Research Lab. Industrial and System Engineering
Creswell, John Williams. (1994). Research (IConISE), 337, 1-7.
Design: Qualitative, Quantitative and Samego, Indria. (2015). Kontekstualisasi
Mixed Method Approach: Second ‘Sishanneg’: Pemberdayaan
Edition. USA: Sage Publication. Wilayah Pertahanan dalam
KINA Edisi 2. (2012). Bangkitnya Industri Perspektif Perubahan. Jurnal
Pertahanan Lokal. Jakarta: Media Pertahanan, 5(1), 1-14.
Ekuitas Produk Indonesia. hlm. 1-62. Jung, K., Boonserm, K., Sangsu, C., &
Michael P. B. (2016). An Overview of

18 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020


a Smart Manufacturing System
Readiness Assessment.
International Federation for
Information Processing AICT 488,
2016, 705–712.
Siahaan, T., Sovian, A., & Egkrateia, P.
(2018). Analisis Kesiapan PT. Pindad
dalam Memproduksi Brass Cup
Sebagai Bahan Baku Munisi Guna
Mendukung Pertahanan Negara.
Jurnal Pertahanan dan Bela Negara.
Website
Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia. (2018). “Mewujudkan
Mimpi Besar Industri Pertahanan”,
dalam
http://www.kemenperin.go.id/artik
el/12334/Mewujudkan-Mimpi-Besar-
Industri-Pertahanan, diakses pada 8
Oktober 2018.
Pindad. (2018). “Pindad Gelar Seminar
Nasional Propelan”. dalam
https://www.pindad.com/pindad-
gelar-seminar-nasional-propelan,
diakses pada 13 Juli 2018.

Analisis Manufacturing Readiness Levels… | Mayori, Siahaan, Bura | 19


20 | Jurnal Industri Pertahanan | Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai