3
lssN 0t26-04?2
Terakrcditasi SK Dikti Nor 26lDIKTI/Kep/2005
ABSTRACT
Key words : silages, carbohydrate source, additives, napier grass, rice bran
penting karena produktivitas temak merupakan menggunakan aditifbahan lokal baik inokulum
fingsi dari ketenediaan pakan dan kualitas (Leq, bakteri asam laktat maupun bahan aditif dari
1991). sumber karbohidrat. Tujuan penelitian ini adalah
Pembuaan silase sudah dikenal lama sekali untuk melihat pengaruh aditifdedak padi pada
dan berkembang pesat di negarayang beriklim sub- pembuatan silase rumput gajah dengan
topis. Prinsip pembuatan silase adalah fermenhsi menggunakan inokulum bakteri asam laktat
hijauan oleh mikroba yang banyak menghasilkan Lactobaci I lus plant arum IBL-2.
asam laktat. Milaobayang paling dominan adalah
dari golongan bakteri asam laktat homofermentatif MATERI DAII METODE
yang manpu melakukan fermenasi dalam keadaan
Penelitian pembuatan silase ini dilakukan di
aerob sampai anaaob. Asam laKtat yang dihasilkan
Laboratorium Mikrobiologi, Pusat Penelitian
selama proses fermentasi akan berperan sebagai
Bioteknologi LIPL Bahan yang digunakan dalam
zat pengawet sehingga dapat menghindarkan
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
penelitian ini adalah dedak padi (DP),
I"actobacilhn plantoum BL2 lang diisolasi dari
1
Rendahnya kandungan bahan kering dan WSC
(waler soluble carbohydrate) dwi HMT tropis
buah stsobedMdyastuti eral.,1998), rumput gajah
(Pennisetum purpureum), dan silo mini tower
(C.) yang dipotong segar manyebabkan rendahnya
kapasitas 800-1000 g. Rumput gajah dipotong-
kualitas fermentasi. Kondisi iklim lingkungan saat
potong menjadi ukuran 3-5 cm, dan kemudian
pelayuan sangat mempengaruhi agar dapat
dilayukan selama 4 jam (fudwan & Widyasruti,
memberikan efek posit'rf padapola fermentasi silase.
2003). Perlakuan yang diberikan dalam penelitian
Bakteri asam laktat secara alami ada di ini dengan beberapa penambahan lwel dedak padi
tanaman s€hingga dapat secara otomatis berperan yaitu, 0 (DP 0%), l (DP l%), 3 (DP 37o) dan 5%
pada saat fermentasi, tetapi untuk
@P 570) (wAr). Rwnput gajah yangalahdicampur
mengoptimumkan fase ensilase dianjurkan unok rata dengan dedak padi kemudian dimasukan
melakukan penambahan aditif seperti inokulum kedalam silo sambil ditambahkan L. p lantarum
bakteri asam laktat dan aditif lainnya untuk lBL-2 0,1%;o vlw atau sekitar 106 cfir/g hijauan
menjamin berlangsungnya fermentasi asam lakat (Weinberg eral., 2003). Selaqiutrya silase tersebut
yang sempuma. Inokulum bakteri asam laktat difurkubasi selama 30 hari
@a suhu nung. Masing-
merupakan aditif yang populer di antara aditif masing perlahun mempunyai tigakali ulangan.
lainnya seperti asaq enzim dan sumber karbohidrat Rancangan percobaan yang digunakan
(Bolsen etal.,1995). Bahkan inokulum silase ini adalah rancangan acak lengkap. Data statislik yang
dapat juga berpeluang sebagai probiotik karena dipeoleh selanjutrladianalisis dengan morghitung
sifatrya yang masih dapat bertahan hidup sampai sidik ragam ANOVA. Apabila perlakuan
bagian lambrmg uama dari rumfuunsiayaitu rumen menunjukkan pengaruh yang nyata, maka
(Weinberg er a/., 2004). dilakukan ujijarak duncan (Steel & Tonie, 1995).
Bakteri asam laktat yang digunakan Peubah yang diamati .:dalah bahan koing (% BK),
sebaiknya bersifathomofermentat'rf sehinggahanya abu (%), bahan organik (% BO), suhu silase ("C),
menghasilkan asam lakat selama proses ensilase' persentase kerusakan silase (7o), pH silase,jumlah
Aditif dari sumber karbohidrat yang dapat bakteri asam laktat (BAL log l0 (cfu/ml)
dimanfaatkan diantaranya adalah dedak padi, (Cappucino & Sherman, 200 1 ), total asam (mg/
molaseq sumber pati, pulp kulit jau( dan bungkil ml), asam laktat (g/kg BK silase) (Barker &
ketapa. Bagi Indonesia peluang sangat terbuka Summerson, 1941), %ADF dan % NDF (Goering
untuk mengembangkan teknologi silase dengan & Van Soest, 1975).
Perlakuan pH
asam
Total Asam laktat
(mdml) (g.kg'r BK)
920
Ers
*to
0% t% 3% 5%
penggilingan padi dengan karbohidrat atau serat Salah satu cara untuk menyeleksi inokulum
kasar sebesar l0% dapat menstimulasi yang akan digunakan dalam pembuatan silase
pertunbuhan BAL. Ditinjau dari harganya bahan adalah perlu dikeuhui qtarat konsmsi glnkosarya.
ini murah dan mudah didapatkaq sehingga cocok Inokulum IBL-2 mengkonsumsi glukosa sebesar
untuk aditifsilase. 63,40/odzn kandungan glukosa awal sebesar
Toul asam yarg dihasilkan oleh penambalun 1137,9 mg/ml dan menghasilkan OD (Optical
DP 5% lebihtinggi 29,69lo (P<0,05) dibadlrykan Density) sebesar 1,74 pada 620 nm. Hal ini
dengan kontrol, sedangkan antara perlakuan level menunjukkan bahwa BAL lBL2 cukup mampu
dedak padi tidak terdapat perbedaan yang nyata. memanfaatkan karbohidrat yang tersedia pada
Total kandungan asam yang dihasilkan akan bahan silase yang salah satunya disediakan oleh
mempengaruhi pH pada akhir pembuatan silase. dedak padi (Tabel2).
Hal ini terlihat pada DP 5% yang mempunyai total Tingkat kelarutan detergen asam dan netal
asam tertinggi (6,77 mg/rnl) sehingga menghasilkal menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).
pH terendah yaitu 3,88 (Iabel l). Toal asam yang Perlakuan DP 3% lebih tinggi 29,97% kandungan
dihitung dari cairan atau jus silase merupakan ADFnya dibandingkan dengan perlakuan lainnya"
Sumber karbohidrat DP 0/o mempunyai
kumpulan dari asam-asam organik dan salah satu 3
komponen asam organik yang terkandung dalam keseimbangan yang cukup terhadap kebutuhan
toal asam adalah asam laktat. Pada Tabel I terlihat mikroorganisme pada saat fermentasi silase
bahwa pada DP 5%, kandungan asam laktat sehinggamempunyai tingkatkelarutanyangpaling
sebesar I12,54 gAg BK silase merupakan yang tinggidibandingtandenganpedakuanlanglainnya
t€ftinggi dibandingkandengnpetlakuan lainnya Persentase ADF mencerminkan tingkat kecemaan
Vol. 28 No. 3 PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK
DP 0% (Konrol) 43xld
DP I% 7,1 x 107
DP3% 6,8 x ld
DP 5% 6,4 x 106
pada suasana asam yang teiedi pada saluran dominan. Tingkat kelarutan pada detergen netral
pencemaantemak Trngkatkelanrtanpadadetergen mencerminkan kecemaan pada kondisi rumen
netal perlakuan DP 1% dan DP 5% berbeda nyata beberapa saat dan selanjuhya pH rumen dan
(P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan saluran pencemaan lainnya berkisar antara 5-6,
perlakuan DP 3% akan tetapi dengan kontol tidak sehingga kemampuan bahan yang mempunyai
berbeda nyata. tingkat kelanrtan asam yang cukup berperan untuk
'Ijandraatmadja et al. (1994) melakukan menuju salumnpencemaan bedkuulya"
pengujian terhadap 4% dan 8% molasses yang Kandungan asam laktat dalam silase akan
ditambahkan pada pembuatan silase dari Panicr:nr berpengaruh terhadap jumlah BAL dan derajat
maximum cv. Hamil, pangola grass (Digitaria keanman L. plantarurz I BL-2 dengan perlahan
decumbens) dur setaia (Setaria sphacelata cv, akan mengalami penunrnanjunlah koloni (CFU/
Kaangula). Pangola grass memberikan peftedaan ml) sejalan dengan penurunan pH silase (Gambar
yang nyata lebihtinggi untuk komposisi kimia pada 2). DP s%jurnlah koloni sebesar 6,4x lff cfir/ml,
silase, dengan NDF dan persentase kandungan DP 3%(6,8 x l06cfir/ml), DP I Yo(7,1x107ctu|
lignin rendah dan BAL homofermentatif lebih ml), dan pada DP 0% sebesar 1,2 x lOt cfir/ml.
t20
Lrktat (g/kg Bn
y=(653x+84,345
BAL ( l0 Tcfnlg)
y = - 13,35x + 46,23
o% t% 3%
-m
Iflel d€dak padi
Tingkat keasaman yang semakin tinggi secara pada perlakuan dengan menggunakan molases,
perlahan akan terakumulasi dan membunuh BAL dedak padi dan kombinasi keduanya.
itu sendiri (McDonald et al., 1991). Hasil analisis beberapa nutrien silase dari
Filya (2003) mengatakan penggunaan perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang
inokulum L. buchneri tunggal atau kombinasi nyata (Tabel 3). Bahan kering yang dihasilkan
denganBALhomofermentatifdapatmeningkalkan berkisar antara 20,04%-24,90%. Penambahan
sabilitas aerob silase dengan penghambatan pada dedak padi pada pembuatan silase dapat
aktivitaslsartataul@mir. Tmgkatk€tusakansangt meningkatkan kemampuan BAL memanfaatkan
katbohidmt terlarut sehingga banyak kadar air yang
menentt*an pada keberhasilan pernbuatan silase,
jadi kalau pada pembuatan silase mempunyai dilepaskan dari rumput atau dengan adanya
pe6edaan antaradaya adhesi dan kohesi, Sehingga
tingkat kerusakan diatas 5% berarti dapat
dengan semakin banyak sumber karbohidrat yang
dikatakan bahwa silase tersebut gagd (Johnson et
ditambahkan akan menunukan kadar batnn kering
al., 1998). Gagal disini dapat diartikan banyak
secara perlahan.
silase yang terbuang dan dapat dihitung sebagai
Balnnorganikyangdihasilkanbe*isarantara
kerugian"
7 6,83o/o-7 8,92%6. Bahan organik yang te*andug
Persentase kerusakan pada penelitian ini
dengan penambahan sumber karbohidrat
berkisar antara 1,25% sampai 1,28% dan masih
seharusnya akan semakin meningkat akan tetapi
dikategorikan berhasil (Gambar I ). Persentase pada penelitian ini tidak terjadi. Hal ini diduga
kehitangan dapal diasumsikan sebagai kehilangan karuupadapenambatunDP lolo-5%masihtrelum
berat bahan kering, sehingga secara berat basah terlalu berpengaruh pada bahan organik.
atau segar tidak terjadi pengurangan berat, akan Kandungan abu yang dihasilkan berkisar antara
tetapi dalam perhinlrgn bahan kering telah terjadi 12,140/o-12,7 4o/o. Hasil penelitian Filya (2003)
kehilangan bahan kering. Persentase kehilangan mengemukakan bahwa pengganaart L buchneri
bahan kering di bawah I 0% (Gambar I ) masih dikombinasikan dengan Z. plantarum dapat
dikaakan normal. Yokota et a/. (1998) melapod<an meningkatkan stabilitas aerob pada silase dan
kegiatan penelitian pada pemanenan pertama pada penghanbatanpadaaktivitaspast, penunmanptl
nnnprtgajah segar pada kondisi musim hujan(8,6% ammonia-N dankehilangan selama fumentasi akan
BK, 67,6% NDF) yang dipotong dengan ukuran tetapi tidak berbeda nyata terhadap BK BO dan
3 cm, yang dilakukan perlakuan dengan NDF silase.
menggunakan 4% molasses dar/atau 15% dedak
padi (2% lemak kasar) yang diinkubasikan pada KESIMPTJLAN
silo plastik. Bahan kering yang dihasilkan 13,4%;
20,1o/o dan 22,5Yo, sedangkan pada tingkat Penggunaan aditif dedak padi pada
kehilangan BK didap a[<an 5,6o/oi 0,3o/o dm 3,0o/o pembuatan silase dengan berbagai level dedak