ARGENTOMETRI
Oleh :
Nama : Lia Marliana Fasha
NRP : 083020032
Kelompok/ Meja : III (tiga)/01 (Satu)
Asisten : Vita Hediana P
Tgl. Percobaan : 21 November 2009
Cara Volhard :
Ag+ + CNS → AgCNS ↓
Fe3+ + 3 CNS → Fe(CNS)3
(Berlebih)
Fe + CNS- → Fe (CNS)3+
(Merah)
Cara Fajans :
+ -
Ag + Cl → AgCl ↓
AgCl + n Ag+ → AgCl n Ag+
AgCl n Ag+ + n Fe → AgCl n Ag+ Fe-
(Putih) (Kuning Hijau) (Merah)
II TINJAUAN PUSTAKA
4.2. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan oleh praktikan dalam
pengujian sampel kali ini dilakukan dengan metode fajans.
Metode fajans adalah metode pengujian argentometri
dengan penggunaan fluorencens sebagai indikator
absorbsi.
Penggunaan metode fajans dilakukan agar hasil dari
reaksi larutan yang dititrasi menjadi warna merah bata,
tetapi yang terjadi adalah perubahan warna merah yang
tidak jelas. Hal ini disebabkan oleh pencampuran terhadap
indikator absorbs yaitu Fajans yang sudah rusak karena
kadar luarsa sehingga hasil yang didapat kurang begitu
maksimal.
Praktikan melakukan penghitungan di awal titrasi
dengan indikator yang rusak karena waktu yang kurang
mencukupi dalam melakukan praktikum sehingga
pengecekan lebih lanjut tidak bisa dilakukan. Dengan
waktu yang lebih panjang pengecekan lebih lanjut
mengenai indikator maupun penitran dapat dilakukan
perbandingan hasil dengan metode lain tapi dengan
batasan menggunakan penitran yang sama sehingga dapat
diketahui larutan mana yang rusak dan tidak bisa
dimanfaatkan lagi dalam percobaan kali ini.
Karena faktor-faktor tersebutlah maka praktikan
mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori,
sehingga keakuratan pun berkurang penghitunganpun
berkurang.
Perbedaan dari metode yang digunakan oleh
praktikan yaitu metode Fajans dengan metode percobaan
yang ada dalam argentometri hanya terdapat perbedaan
dalam penggunaan indikator, peniter dan suasana
pengujian. Yang dimaksud suasana pengujian adalah
suasana keasaman dari larutan yang dititer oleh penitran.
Pada metoda fajans dilakukan suasana sedikit asam.
Metode Fajans: Pada metode ini digunakan indikator
absorbsi. senyawa yang biasa digunakan adalah fluoresein
dan eosin (Anonim, 2008)
Senyawa organik yang berwarna digunakan untuk
mengadsorpsi pada permukaan suatu endapan sehingga
mengubah struktur organiknya dan warna tersebut masih
memungkinkan untuk mengubah diri menjadi lebih tua lagi
sehingga sering digunakan sebagai pendeteksi titik akhir
titrasi pada endapan perak disebut sebagai indikator
adsorpsi (Anonim, 2008)
Fluoresein tersubstitusi dapat bertindak sebagai
indikator untuk titrasi perak dengan memanfaatkan
kelebihan elektron/ion pada klorida jika perak nitrat
ditambahkan kedalam larutan natrium klorida. Ion-ion
klorida ini dikatakan membentuk lapisan teradsorpsi primer
dan dengan demikian menyebabkan partikel koloidal perak
klorida itu bermuatan negatif. Partikel negatif ini kemudian
cenderung menarik ion-ion positif dari dalam larutan untuk
membentuk lapisan adsorpsi skunder yang terikat lebih
longgar. Jika perak nitrat terus-menerus ditambahkan
sampai ion peraknya berlebih, ion-ion inilah akan
menggantikan ion klorida dalam lapisan primer. Maka
partikel-partikel menjadi bermuatan positif, dan anion
adalam larutan ditarik untuk membentuk lapisan skunder
(Anonim, 2008)
Reaksi dalam suasana asam :
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan argentometri metode
Fajans bahwa pada pembuatan larutan baku primer NaCl
0,03 N di dapat NaCl yang harus ditimbang sebanyak
0,175 gram, pada sampel Q diperoleh konsentrasi sampel
sebesar 0,017 N.
Perbedaan metode yang dilakukan dari tiap praktikan
hanya berbeda penggunaan indikator, suasana larutan dan
warna yang dihasilkan dalam pereaksian.
5.2. Saran
Saran pada percobaan argentometri adalah
disarankan kepada para praktikan untuk lebih berhati-hati
dalam melakukan penambahan indikator supaya terhindar
dari kesalahan dalam pentitrasiannya. Serta praktikan
harus memahami dengan jelas metode yang akan
digunakan pada percobaan argentometri supaya tidak
terjadi kekeliruan dalam pemakaian zat atau bahan karena
bisa berakibat berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA