Anda di halaman 1dari 24
Bab 4 GHITUNG BIAYA E INTERVENSI KESEHATAN Bhisma Murti i ist information) intervenst kesehatan diby. Informasi mg i (Witter, 2000). Pertama, informasi ree oi untuk menentukan besarnya sumber daya yang perlu parte kepada suatu intervensi kesehatan. Jika sumber daya dak dialokasikan dengan memadai, maka intervensi itu tidak dapat na ginan, dan hasil cakupan intervensi pada dijalankan sesuai dengan kein populasi tidak akan tercapal. Sebaliknya, penganggaran suatu inter- vensi dalam jumlah melebihi kebutuhan akan menyebabkan pembo- rosan sumber daya. Kedua, informasi biaya berguna untuk melakukan analisis biaya efektivitas (cost-effectiveness analysis). Ketiga, infor- masi biaya bermanfaat untuk menentukan harga pelayanan kesehatan; mengalokasikan dana asuransi (misalnya, dana pemerintah kepada PT Askes untuk pelayanan kesehatan keluarga miskin), ataupun mengon- trakkan program kesehatan kepada pihak luar (contracting out). Keempat, jlorrass biaya diperlukan untuk menentukan_prioritas errs oriat Kein, informasi biaya dapat digunakan untuk peroaiki Kinerja sistem Kesehatan, khususnya jika metode yang digunakan adalah activity-based costing (ABC). Ke informasi biaya yang diperlukan untuk program kesehat; Stare instrumen penting untuk membantu advokasi, Negosia: Peecrupakan patkan kepercayaan dari lembaga eksekutif mapas, (nek Mena membiayai usulan program kesehatan, “pun legislatif agar Bab ini mengupas tcknik menghitung biaya (costing), mengu- erangka kerja penzhitungan biaya intervensi kesehatan dengan raikan p Tingreit Oee cunber da, data yang diperlukan untuk ciperkrakan Kebuiuhan sumber daya, menjelaskan defnsi biaya meena alokasi by. pRODUKSI INTERVENSI KESEHATAN Sebelum menghitung biaya intervensi kesehatan perlu diketahui dulu proses Yang menghasilkan intervensi keschatan, disebut_produksi jntervensi Kesehatan. Produksi intervensi kesehatan membutuhkan meka surnber daya (~ input), mencakup tidak hanya pekerja, tetapi juga peralatan medis, bahan habis pakai, obat-obatan, gedung, kenda- sy dan teknologi, uniuk menghasilkan Suatu output berupa inter ensi Kesehatan Secara formal produksi intervensi kesehatan dapat Gituis Q= £(X1, X2, .-» XK), di mana Q= tingkat output, Xr, Xoe-Xs fdalah faktor-faktor produksi, yaitu aneka input yang dibutuhkan tintuk memproduksi output. Gambar 4.1 menyajikan proses produksi intervensi keschatan. Input (pekerja, © Outpt modal) Proses produksi_ | —»J= (interven k esehatan) > Gambar 4.1. Fungsi produksi intervensi kesehatan Biaya Masing-masing input yang dibutuhkan untuk memproduksi output {intervensi keschatan) memilikinilai ekonomis, disebut biaya. Secara teoreti, nilai ekonomi yang tepat dari suatu sumber daya adalah biaya pengorbanan (opportunity cost). Biaya pengorbanan adalah nila dari franfaat yang hilang dari suatu sumber daya karena sumber daya tersebut menjadi tidak tersedia untuk digunakan bagi altematif lain yang terbaik (Palmer dan Raftery, 1999; Drummond et al, 1999). Tetapi melakukan perhitungan biaya berdasarkan biaya pengorbanan terlalu kompleks dan sulit dilakukan. Salah satu pendekatan pragmatis 4 in niai sumber daya berdasarkan harg a nperkirakat adalah mer (paler dan Raftery, 1999; Drummond et al. pope" { input Yane diperlukan untuk memproduksi fe) 999) 4 atau unit price dari input. Kae disebut unit cost 4 i di pasar, maka harga input disebut harga pasar, Conaag let Klorokuin. biaya I unit alat semprot fogging Dyyp’ i input mencakup tingkat upah yap, harga pasar dani sehingga dapat digunakan untyy (market wage rate), a biaya tenaga kesehatan. Contoh, biaya per jam petu. iaya perjalanan petugas ke lokasi posyandu. Jayanan tersebut dibeli harga 1 butir tal Demikian pula berlaku di pasar memperkirakan gas penyemprot, bi "Shadow Price me ang dijumpai sumber daya dibutuhkan Di sektor kesehatan tidak ja r tetapi tidak diperjual-belikan di pasar, dalam intervensi kesehatan disebut “non-market good”. Contoh “non-market good” adalah tena- ga relawan kader kesehatan dan biaya waktu pasien. Nilai sumber aya yang tidak tersedia di pasar diperkirakan dengan “shadow price” (harga bayangan) (Palmer dan Raftery, 1999; Drummond et al., 1999). Shadow price mencerminkan nilai sesungguhnya dari perspektif masyarakat (atau biaya pengorbanan) dari sumber daya yang tidak dijual di pasar. Sebagai contoh, biaya kader kesehatan dapat diperki- rakan dengan menggunakan tingkat upah tenaga tak terampil (unskilled wage rate) yang berlaku di pasar (yang tentu lebih rendah daripada tenaga terampil) (Drummond et al., 1999; Hutton dan Baltussen, 2005) PRINSIP MEMPERKIRAKAN INTERVENSTSEHATAN NO) Dikenal beberapa metode un i {tuk memperkii i ‘chen kesehatan, dua neiodc Fae] ae Fee es igredient approach; dan (2) Actvity-based contre Seta: costing. ; Ingredient approach Se ebagian besar para peneliti ekonomi kesch; WHO P dalam projek CHOICE (choose health ines e922 Penelt intervention that is cost 5% 55 affective) menggunakan ingredient approach Clee ores, 2005; Evans et al, 2005), (eee ete Joins menganjurkan penggunaan ingredient approach ‘ni a buku inj biaya_intervenst kesehatan esensial. Intinya, wietode s approach membutuhkan informasi tentang kuantitas in, eoeue dibutuhkan untuk intervensi, dan unit cost masing-masi put fisik yang total adalah kuantitas-kuantitas input dikalikan der ing input. Biaya mereka (Evans et al., 2005). Gambar 4. ngan unit cost untuk menentukan biaya intervensi (costing) mencakup dua unsur inti: 1) P 5 daya (input) yang digunakan; (1) Pengukuran kuantitas sumber dan (2) Penentuan unit cost dari input tersebut. atau harga Data insidensi/ Data demografi prevalensi/ data sosio. mortalitas ekonomi = Data infrastruktur: Kelompok sasaran ¥. Kapasitas sistem (population at risk, Harga pasar atau | oputation in need) shadow price Skala intervensi - - a leeetebeygats| | tient di = daya (input) yang input yang Imervensi | ___,,} . dibutubkan untuk dibutuhkan kesehatan intervensi esensial Gambar 4.2. Kerangka kerja untuk menentukan biaya intervensi Kesehatan, menggunakan “ingredient approach i i it i kesehatan ditentukan Perhatikan, biaya suatu intervensi atau program i oleh kuantitas input, unit cost, dan perspektif pengguna (user) infor- masi biaya tentang definisi biaya. 56 de perh; ‘no (ABC) merupakan metode perhitun, a costing ( yang digunakan untuk menjalentay ¢°8 organisasi- Konsep dasar ABC adalah “gey he tu sos to produce a output (Baker, 1998), ny 4 % consume resour a mendefinisikan kegiatan-kegiatan utama berbaga; metode bekerja di dalam sebuah organisasi, kemudian mene}, individu yang O° ae kegiatan-kegiatan itu, dan_kemudian dari suri biaya-biay2 nae pelayanan. Sumber daya manusia dan keuang, kegiatan ke produ sebuah bagian (pusat produksi) enyey) é jatan dalam 3 ; ee telus untuk setiap produk dan pelayanay, ditelusuri, Ke kutansi tradisional, kareng dengan pendekatan 2 Jadi ABC berbeda hatian kepada kegiatan-kegiatan (activites) ye Tan prinsip acivty-based costing dibandingkan j tradisional. 1a: ‘ in biaya IPI kegiatan SU rmemusatkan pethe Gambar 4.3 menyaii dengan pendekatan akutans pone Produk/ Akutansi | Biaya Joy pelayanan tratisional ABC Biaya Kegiatan Brose | 7 pelayanan ——> dikonsumsi oleh Gambar 4.3 Prinsip akutansi tradisional dan activity- based costing (ABC) (Waters etal, 2001) Alokasi waktu petugas dari ancka kegiatan it dalam menentukan biaya overhead dan biay {Waters et al., 2001). 'u merupakan metode inti ‘a.tidak langsung lainnya Perspektif biaya Jawaban terhadap pertanyaan tentang berapa besar bi vensi Kesehatan, tergantung dari siapa yang jee O8¥A suatu inter- Pa yang akan mengeunakan infor: 57 tersebut. Penentuan jenis sumber day: vigunakn sejak dart produksi intervensi Keschaus hin : ues a ree (utlisasi) intervensi dan pengukuran kuantitas sates ae put, tergantuns sudut pandang pihak yang berkepentin laya terse- enentuan biaya. Sudut pandang tersebut mencakup pers ae dalam keluarga, masyarakat, organisasi_ pelayanan Fecehite "(a ae Rumah Sakit), dan perencana pada DepKes, departemen (misalnya, Jainnya, pemerintah daerah, organisasi asuransi Kesehatan Grace pr Askes) dan sebagainya (Dranove, 1996; Drummond etal (isang Suatu sumber daya dapat merupakan biaya menurut oe sudut pandang, telapt tidak merupakan biaya menurut sudut a se myecontoh, biaya perjalanan pasien (travel cost) raul patkan pelayanan kesehatan merupakan- sebuah biaya aaa ie pandang pasien, tetapi tidak menurut sudut pandang saan (DepKes). Sebaliknya, gaji petugas kesehatan pemerintah meru ai biaya bagi pemerintah yang membayar gaji tersebut, tetapi tea merupakan biaya bagi pasien. Biaya menurut perspeltif masyarakat (society) merupakan biaya yang paling inklusif (=mencakup cer sudut pandang). Umumnya penentuan biaya intervensi atau program kesehatan pemerintah menggunakan perspektif biaya pemerintah. Harga input yang biasa digunakan adalah harga pasar dari input tersebut. Seperti disebutkan di atas, meskipun secara teoretis harga yang tepat dari sebuah sumber daya adalah biaya pengorbanan dari sumber daya tersebut, tetapi pendekatan tersebut biasanya terlalu kompleks, sehingga pendekatan yang lebih pragmatis adalah menggu- nakan harga-harga pasar yang ada dari sumber daya tersebut. Jika guatu sumber daya tidak dijual di pasar, maka biaya sumber daya itu dapat diperkirakan dengan shadow price. UDATA PENDUKUNG PERHITUNGAN BIAYA INTERVENSI KESEHATAN Perhitungan biaya kan aneka macam program/intervensi/kegiatan kesehatan membutuh- data: (1) Data demografi; (2) Data sosio-ekonomi (misalnya, harga pasar suatu sumber daya); (3) Data epidemiologi, (4) Data infrastrukur. Berikut diuraikan kegunaan berbagai data tersebut, termasuk manfaatnya untuk menentukan kelompok sasaran intervenst- 58 Data demografi mlah penduduk total dan jumlah per Pp penduduk Menu ntuk mengidentifikasi dan men, arget population) intervensi, Teng h populasi bayi, balita, ibu eae dan angkatan kerja. My iu Data tentang JU kategori umur besamya populasi sasaran (1 dalam data demografi_adalal menyusui, wanita usia subur, diperlukan wu Data infrastruktur em Kesehatan sekarang diperlukan untuk mengetahui kemampuan sistem pelayanan kesehatan untuk mening. katkan skala pelayanan kepada populasi sasaran (Johns et al., 2003). Makin baik infrastruktur kesehatan, makin besar kemungkinan untuk meningkatkan skala intervensi. Sebaliknya, makin terbelakang atau makin terbatas pula kemampuan terbatas infrastruktur kesehatan, sistem untuk meningkatkan skala pelayanan kepada populasi sasaran. Data tentang kapasitas sist Data epidemiologi Data epidemiologi mencakup data insidensi, prevalensi penyakit, prevalensi faktor risiko, maupun data mortalitas ‘yang merupakan prioritas masalah kesehatan masyarakat. Data insidensi dan prevalensi penyakit digunakan untuk mengukur besarnya populasi sakit yang membutuhkan pelayanan kuratif (population in need). Makin besar populasi membutuhkan pelayanan kuratif, makin besar input yang dibutuhkan untuk memproduksi output, makin besar pula biaya total isha aa aaa Sedang data prevalensi faktor risiko erguna untuk mengukur besamya po Bade 7 risk) untuk mengalami penyakit. Nae Se eee tein besar biaya total intervens! kesehatan preventif. erisiko, makin Data epidemiologi diperoleh dari survei Kabupaten/kota memiliki data prevalensi eae ees idealnya fertentu, diperoleh dari suatu surveil setempat, re not rake data nasional dapat digunakan untuk reeeeat an ereeale, mmorbiditas dan mortalitas tersebut di kabupaten/kota. Dat said data Gata sosio-ekonomi, data sistenvinfiastruktur Kesha ee epidemiologi, diperlukan untuk mengidentifikasi besa al 59 n dan sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk hata kese j masalah kesehatan tersebut. mengatas elompok sasaran intervensi ntervensi kesehatan ditujukan untuk populasi sasaran tertentu. Popu- jae! sasaran intervensi dapat dibedakan menjadi dua kategori: (1) Populasi bersiko (population at risk) untuk intervensi pencegahan; (2) populasi yang membutubkan pelayanan kuratif (population in need) Kevena interversi Kesehatan esensial mencekup barang publik maupun barang swasta, maka “konsumen” atau “beneficiary” intervensi kese- hatan dapat merupakan kelompok populasi (barang publik), maupun individu (barang swasta). Perbedaan ini penting diketahui, karena membawa implikasi perbedaan penyebut (denominator), yakni jumlah’ “beneficiaries” Q, dalam menghitung biaya rata-rata (biaya per kapita) dari program atau intervensi, dalam rumus AC= TCiQ. INTERVENSI KESEHATAN ESENSIAL Intervensi kesehatan dapat dikategorisasi menurut lima dimensi: karakteristik epidemiologis intervensi, Karakteristik penyclenggaraan pelayanan, karakteristik penggunaan, Kebutuhan kapasitas pemerintah, dan besamya upaya yang diperlukan untuk melaksanakannya. Sebagai contoh, berdasarkan karakteristik dasar tingkat pencegahan epidemio- logis, intervensi kesehatan dapat dibagi menjadi: (1) Pelayanan kese- hatan preventif; dan (2) Pelayanan Kesehatan kuratif. Menurut karak- teristik tingkat pemberian pelayanan, intervensi kesehatan dapat dibagi menjadi: (1) Pelayanan Kesehatan primer; (2) Pelayanan kesehatan sckunder; dan (3) Pelayanan kesehatan tersier. Pelaksanaan intervensi tergantung dari sejauh mana intervenst tersebut_membawa implikasi kepada biaya finansial, penggunaan sumber daya non-finansial, kompleksitas intervensi, kapasitas institu- sional, dan penerimaan masyarakat. Fakior-faktor tersebut_perlu diperhatikan karena berkaitan dengan kemungkinan kendala imple- mentasi intervensi, baik pada sisi suplai maupun sisi permintaan intervensi kesehatan. Mengingat sumber daya dan kapasitas pemerin- tah di negara-negara_berkembang terbatas, maka perlu dilakukan 60 nentuan prioritas intervens! kesehatan yang akan iting aa Intervensi kesehatan yang dipilih adalah intervens; fie la a esensial, tidak terlalu kompleks untuk dilakukan, sesuni 4 latan y 2 kapasitas pemerintah, dan diterima oleh masyarakat. Tabel 4.) mee jikan contoh program di jan intervensi Kesehatan esensial yang due kan perhitungan biaya di 5 kabupaten dan 2 kota, di_propinsi Sune Kaltim, Sulu, NTT, dan Jateng, dalam Projek Peningkatan Skalg Intervensi Kesehatan Esensial 2005” (PMPK, 2006). Tabel 4.1 Program dan intervensi kesehatan esensial yang dilakukan rhitungan biaya, Penemuan kasus Dengue haemoraghic fever Fogsing Penggunaan abate Diare Penemuan Kasus Pengobatan i Imunisasi dasar Imunisasi hepatitis B Vaksinasi ibu hari Vakisanasi murid SD kelas 1 Vaksinasi murid SD kelas VI Keluarga Berencana Pelayanan kontrasepsi Giat Tablet best ibu hamid Tablet besi anak Vitamin A iby menyusui Vitamin A anak Kapsul yodium Pemanauan garam Penemuan kasus | Kesehatan maremal-———} Lenobatan kasus Pemerksaan Kehamilan dK Peolongan SPA Persainantenaga ese [tara | Pesaran por sari 280 keschatan Penesmuan kasie Feogendtin arya | Tuberkutoss pars Program dan intervensi keseha a Han esensial j Peshatgntttasi masalah Kesehatan prioeha’™ ail sesua Perhatikan bahwa intervensi keschatay dalam Tag Propins| iret: 1 Menge; cele *kup inter 61 9 if maupun kuratif, 4j Kesehatan, preventif-maupun Kuraif, seta mencak 5: puouik public good) dan barang swasta (private good), up barang Skala intervensi Terdapat beberapa definisi dan tujuan peningkatan skala. Peningkatan ala dalam buku ini memusatkan perhatian kepada biaya untuk meningkatkan skala dan Tingkup (scope) intervensi kesehatan untuk mmelayani lebih banyak orang (Johns dan Tan Torres, 2005). Pening- katan skala tersebut_ mencakup peningkatan cakupan (coverage) kegiatan atau output intervensi kesehatan, maupun perluasan suplai (penyediaan) Secara geografis ke daerah yang lebih terpencil. Pada tahap awal dilakukan perhitungan biaya_sumber daya yang diperlukan untuk intervensi pada skala yang terjadi saat ini (baseline dara). Perlu diingat, cakupan saat ini belum tentu menunjukkan penggunaan kapa- sitas maksimum dari semua sumber daya yang ada dalam sistem pela- yanan kesehatan. Biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan skala intervensi dari cakupan saat ini ke cakupan yang lebih tinggi merupa- kan biaya inkremental (incremental cost). Penggunaan kapasitas Penggunaan kapasitas (utilization capacity) adalah proporsi waktu penggunaan dibandingkan dengan waktu total beban Kerja dari suatu sumber daya (Johns et al., 2003). Konsep penggunaan kapasitas penting, sebab sejauh mana barang modal dan tenaga kerja digunakan dapat sangat mempengaruhi unit cost. Sebagai contoh, sebuah kompu- ter yang digunakan selama 5 jam dari 10 jam waktu Kerja per hari memiliki penggunaan kapasitas 50%. Jur imunisasi yang bekerja 4 jam dari 6 jam waktu kerja per hari memiliki penggunaan kepasitas Sebesar 4/6= 67%. Penggunan kapasitas khususnya penting dalam membadingkan cost-effectiveness intervensi,Untuk membuat perban- dingan yang valid tentang mana yang lebih cost-effective, intervensi A atau B, maka penggunaan kapasitas masing-masing intervens! seha- rusnya sama, Projek WHO-CHOICE memakai penggunaan kapasitas £0% sebagai norma standar ketika melaporkan taksiran cost-effective. ness guatu intervensi (Johns et al.,'2003). Dengan kata lain, diasumsi- 62 ; suatu intervensi tercapai bik a per "eeu ag n siensi teknis produk: h input Sed 30% (Evans et al., 200 ombinas! input terbaik untuk ae Efisien aksimathe kan kan efi jntervens! kesehatan (Murti, 200 . 2006) kapasitas sebual teknis meryu {put di sini adalah ouput; ou KONSEP DAN! ISI BIAYA smpedakan dua Kategori bes a See Ope. Model perhitune™” jaya me! Biaya sesaal- ‘on-rekuren biay@ modal; modal mencaku biaya ki jaya rekuren construksi fasilitas ke : o dapat dibagi lagi poi i: rasional Biay# pembelian peralatan pesar. Bi ; 1) Bia tangsung; 29 (2) Biaya tak langsung. G y ‘| i -_ Gambar menyajikan Kategori D ya, hubunganny@ dengan perhitungai 44 intervensi Kesehatan, 4 rencana angeara” tahunan gan biaya Harga input Kuantitas input {input price, amit cost) Biaya intervensi Biaya — bee langsung, rata-rata operasional, (TCIQ) biaya rekuren Searnaies verhes (biaya tidak aoe oral Biaya langsung) ) z ae nggaran tahi Biaya non- re rekuren Tahun Gambar 4.4 Kategori bi 5 ia menurut “ingredient apy 9 pethitungan pproach”. dan ren, apa inevene le \eana an; i kesehatal ggaran taht in junan. itan dengan i IGN aya nyamuk sealer \ ee tise secara lan, ara dengue. Disha rr eh car laa isebut Peyemprotan faennas ae . a Ya intervene . Biaya ung (indirect cost) adalah biaya yang secara tidak | itervensi, misal i fan dengan suatu inter » Misalnya biaya list oe gaji petugas pembersih fasilitas, dan sebagzinya, B gedng ini disebut jue biaya overhead. abel 42 al biaya, mencakup definisi dan contoh biaya intery Ls ort ia iaya overhead, dan biaya modal, tidak Hn angsung IK untuk Biaya tak menyajikan ensi (=biaya abel 4.2 Kategori biaya: biaya intervensi (=biaya langsung), piaya overhead, dan biaya modal sung), Biaya intervensi | Baya overhead Bi Sainer | Semua biaya ‘Semua biaya Biya yon yang kel ; berulang yang berulang yang idak | satu kali waktu, berkaitan langsung | berkaitan langsung | tidak benulang, dengan suatu dengan suatu intervensi kesehatan ‘Obat, vaksin, bahan medis habis pakai, tes diagnostik, gaji/ honor tenaga kese- hatan intervensi kesehatan Biaya pemelihraan, utilitas (listrik, air, telepon), biaya fasilitas, gaji tena ga administra biaya supervisi dan manajemen, biaya pemasaran sosial/ KIE, biaya pelati- han. biaya transpor Biaya Konstruksi fasilitas medis, pembelian perala- tan besar, kendara- an Biaya intervensi Biaya intervensi (intervention cost) adalah biaya input yang langsung berhubungan dengan suatu intervensi kesehatan, disebut juga biaya ingame. BEDE! 2 ea an ean Fe EE ee aaa ‘emberi pelayanan kepada pasien eas ee oe ca, et al., 2005). Coritoh, obat-obatan, ae os “jalan, rawat inap, tes laboratorium, dan pesan Kunjungan rawtl jan kepada pasien, merupakan biaya past pendidikan kes earn en definisi biaya antara sejumlah Pent © 64 ku ini menegaskan, bj 2 si. Pertama, bul g aya in ni, perl gxlorifke biaya medik kuratif perorangan yang - : Z any merup) kan juga mencakup biaya intervens) Kesent i melain! bukan_ pasien. yaitu komunitas 2 entif Y2 sinya, biaya input yang dibutuhkan 4. (eb pha vensi kesehatan preventif juga ee jaya petugas penyemprot insektisida men, halnya biay2 bidan pemasang IUD. pakan biay@ int * pei biaya langsung dan biaya tidak Tangsung ua, ya ketika klasifikast a digunakay tu dermal is satuan kerja (RAS! encana anggara oat 0 m untuk digunakan lintas untuk peng rancang seca" WT i SK) dirancang ik untuk sektor kesehatan. Akibatnya, departemen, biaya juga bersifat unum, tidak spesifik untuk definisi a ;, perhitungan biaya intervensi kese- sektorKesehanty ee aii terhadap definisi biaya menurut hatan pete a cae enyesuaian. maka taksiran biaya inter- RASK fsa tidak ee he dari sesungguhnya (overestimate). venison 9 ngsung menurut RASK adalah bias eR Cont sing dapat telus bayanye,Definist tersebut tidak spesi- fik membatasi bahwa kegiatan tersebut adalah intervens} kesehatan. Karena fokus perhitungan biaya adalah intervens! kesehatan, maka seharsya input yang dihitung biayanya adalah input yang dibutuh- an langsung untuk intervensi kesehatan. Contoh, biaya bidan yang memasang IUD merupakan biaya langsung. Tetapi biaya perjalanan yang dibutwhkan bidan itu untuk memasang IUD di puskesmas eae uma Pn tidak Imigsung, Jikan defiisi RASK yang chap bys Lento Ee bidan juga akan diklasifikasikan lebih besar daripada scanty ia eee taksiran biaya yang (ATK) untuk pencatatan dan pelayor emikian juga biaya alat tulis kukan bidan bukan merupakar poran kesehatan maternal yang dila- ‘sung (biaya intervensi), melainkan biz seb AT mm iya ak lngsung, sebab ATK ties li pra veel keschatan yang gnosis uu f 3. menyaji we han cai he conch ia intervensi untuk 9 paten, di 5 provinsi nsi, tahun 2005, hasil Perhitung an “Prey i ek Penin; \ekat- 65 Jntervensi Kesehatan Esensial 2005” (PMPK, 2006). Infor- an nt biaya intervensi berguna agar sumber daya dapat dialo- ee dengan efisien, dan memilih intervensi yang didahulukan kasi di iprioritaskan) sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Gai abel 4.3 Biaya intervensi dari 9 program Kesehatan di kabupaten, menurut = pros (dalam jularupiah), tahun 2005. Sumber: data primer. Kutai Padang Semarang Knegara—Sikka Minahasa —Pariaman Progam _(ateng) (Kalin) (NTT) (Sulut) (Sumber) pale 192 136 871 83.8 89.3 Die 123 1229378507 73 51.5 tame 1,450 1,740 668 733... 1,720 KB 4,090 2,170 1,880 1810 1490 Nutisi 378 430 239 268. 3 ISPA 41.6 309 93 25.8 129 Maternal 1,980 1,950 1,260 1,290 1,370 Malaria 0 193 93 10.9 12 1B 1,250 319 185 230 244 Informasi tersebut memungkinkan pengguna untuk membandingkan biaya intervensi satu dengan lainnya, yaitu intervensi mana yang rela- Uiflebih mahal atau lebih murah. Contoh, perhitungan biaya langsung dapat memberikan informasi apakah biaya penyemprotan insektisida (insecticide spraying) lebih mahal daripada biaya kelambu yang diberi obat (impregnated bednets) dalam program pengendalian malaria. Informasi tentang biaya intervensi memungkinkan pengguna untuk menentukan prioritas, yaitu intervensi mana di antara_ program pengendalian malaria tersebut yang akan dibiayai dulu, Biaya overhead Biaya overhead adalah biaya-biaya yang dibutuhkan berulang untuk melayani berbagai intervensi atau program yang berbeda, tetapi tidak berhubungan langsung dengan intervensi Kesehatan itu sendiri. Contoh, biaya staf pendukung, biaya wilities (listrik, air minum, ee pon), biaya pemeliharaan gedung, biaya pembelian suku cadang alat, biaya bahan bakar kendaraan, biaya supervisi, biaya manajemen 66 an biaya overhead. Biaya overhead uous an langsung untuk masing-masing ity tidak con overhead perlu dibagi untuk masing-masing eon Biaya-biay’ tersebut. Sebagai contoh, biaya Pemeliharaan ee si atau ee “ding berdasarkan persentase biaya tahunan dag — aren tersebut (Johns et al., 2003). pel 44 Biaya rekuen 9 program Kesehatan esensial di kabypy 3 Tabel 44 prov piah). Sumber: data primer 2005 (dalam juta rupial rovinsi, tahun se negara Sika Minahasa arin, e Sue (Kaliim) (NTT) (Sulut) (Sumbar 7 378 4230 236 306 284 pe 335° (546 300 381 303 ae 2450 2,380,210 904 2290 eae 4710 2670 2,260 2,310 1,730 fe ‘S64 7485 556 484 on 152 245 12d 212 180 Maternal 2240 2,450 1,560 1,740 1,820 | Malaria 93.9 432 (238 269 305 | B 1.400 Sa 297 416 449 Biaya rekuren Biaya rekuren (recurrent cost) disebut juga biaya operasional, adalah biaya yang dikeluarkan secara berulang untuk _intervensi atau Program. Biaya rekuren mencakup biaya intervensi (biaya langsung) dan biaya overhead. Contoh, biay obat, jasa medis dokter (fee-for service), honor staf pendukung, biaya pemeliharann dan wtility (listrik, air minum, telepon). Setelah pemerintah atay donor m struktur untuk suatu program kesehatan, atau kota bertanggungjawab untuk menay untuk operasional program itu, Biaya rekuren adalah biaya-biaya yan ‘menjalankan intervensi atay Program itu, Biaya informasi kepada Pengguna tentang beban fi dibadapi Kabupaten atau kota. Jelas biaya rel 8 diperlukan untuk rekuren memberikan inansia] tahunan ae i ig ren ini sangat Bae 67 enganggaran. Tabel 4.4 : ie rujuan pengangearan menyajikan biaya ao jam esehatan esensial di sjumiah aban woe ins, 005, hasil perhitungan “Projek Peningkat ti tan sensi 2005" (PMPK, 2006) nae piaya modal Biaya modal (capital cost) adalah biaya untuk R pesar, membangun sistem dan_menyediakan See modal bethea untuk memulai suatu program keschatan, dsebut jugs Son up cost”. Biaya modal merupakan biaya non-rekuren, ae ‘start M7 ctoarkan sekali (one-time cosi), setidaknya dikelinkas tea es fonsko waktu satu tahun (Drummond etal, 1999), Biaya n Eom th, tiperhirungkan tahunan ditambah biaya overhead merupakan bane rogram (Johns et al., 2003 rece merupsken biays re .. 2003). Contoh, biaya konstruksi fasilitas k hatan, biaya renovasi gedung, pengadaan peralatan besar, kendaraan, adalah biaya modal. Sebagian input modal berkaitan langsung dengan intervensi schingga biaya bisa ditentukan langsung untuk eee itu (misalnya, alat semprot insektisida) sebagian input modal isang diiitine dal lengsung (misalayas gedine gust kendaraan’ sees tee nakan bersama oleh berbagai program atau intervensi). ef Input modal didanai di muka sebelum dimulainya suatu program. disebut one-time cost atau start-up cost. Karena biaya modal tidak dikeluarkan berulang dalam setahun anggaran, maka umumnya organisasi Kesehatan tidak memasukkan biaya modal ke dalam daftar input yang dianggarkan. Anggaran kesehatan hanya memasukkan biaya operasional (biaya rekuren) saja, Scbagian organisasi keschatan membuat anggaran tahunan yang memuat input modal yang dihitung tahunan dengan memperhatikan depresiasi (penurunan nia) dari input modal tersebut (Drummond et al, 1999). Sebagian organisa heechatan lainnya menghitung biaya modal tahunan untuk angesran Biaya modal tahunan diperhitungkan karena implementasi intervensi mia program memerlukan ruangan, gedurg, Kendaaan, dan sebo#A sya, yang. digunakan sendiri oleh program tersch, 988 dligunakan roe ee dengan program lainnya. Demikian Jugs biaya modal biasa- nya dihitung, jika menyangkut input modal yang produktif, sedemikian 68 jodal perlu diinternalisasikan ke data oe esebain yang diberikan. ™ har modal mengandung dua komponen; (l biayg 2) depresiasi (Drummond et al. 1999) oP et. biaya pengorbanan (opportunity cosy). Cont ‘ex biaya pengorbanan, nilai ekonomis yang hilang tana, mmengandu i tanah telah mengorbankan peluang melatg. Katey Pilih rer fin yang memberikan manfaat positif. Biay "Ms. tasi pada usa kan dengan menerapkan tingkat bunga (ince banan dire ere odal yang diinvestasikan. Interest rate sa kepada re yakni tingkat bunga yang digunakan dalam Mengkon. discount fh tesil yang akan diterima di masa mendatang menjag vii sat ini Qresen’ value). Tingkat bunga yang digunakan aes agin biaya pengorbanan misalnya 3% per tahun (Witter et a, ee Biaya modal merupakan investasi suatu aset yang berlangsung selama jangka waktu tertentu. Sebagian besar aset, misalnya Peralatan dan gedung, menjadi aus (secara fisik) atau usang (secara teknologis), sehingga mengalami depresiasi (=penurunan nilai) dengan berjalannya waktu, Sejumlah prosedur tersedia untuk menghitung depresiasi input modal, misalnya garis lurus, balans menurun, dan sebagainya Terdapat sejumlah metode untuk mengukur dan menilai biaya modal dalam sebuah evaluasi ekonomi, dua di antaranya sebagai berikut (Drummond et al., 1999; Hutton dan Baltussen, 2005): (1) Menghitung “equivalent annual cost"; (2) Menggunakan nilai sewa Tuangan gedung, Pethitungan aset : modal menggunakan “eguivalen annual cost" (=annualized ae et 2 Prod, banan; dan ( mengandung TeSt ray) Ma dengan al. 1999; Hutton dan Baltussen ees aset itu (Drummond et Aihitung dengan rumus sebagai ‘bei (Oi pale annual cost” mn¢ \. avn ctal., 1999): 1-(4ry0 di mana: K = harga beli (pengeluaran awal) 69 2 umur kegunaan perlatan 8. giscount rate (interest rate, suku bunga) z = annuity factor (n tahun pada suku bunga 1). D; se count Table (Lihat Apendiks) ga 1). Diperoleh dari E = equivalent annual cost Contoh, harga beli kendaraan Rp 100,000,000. Suku bunga 7%, Fepunan 10 tahun. Hitung equivalent annual cost. aa Jjawab: dari Discount Table, untuk 7%, dan n=10, maka A= oe eeiaeoraar A= 7.0236. : 1-(1100777°) E=14,237,750 Jadi biaya tahunan ekuivalen adalah Rp 14,237,750. Pendekatan ini dapat diperluas untuk menghitung equivalent annual cost di mana aset modal tersebut memiliki nilai jual kembali, dengan rumus sebagai berikut (Drummond et al, 1999): : uae peer =—Aiar) di mana, $= harga jual kembali. Contoh, jika harga jual sekarang Rp 70,000,000. Hitung equivalent annual cost. Jawab: dari Discount Table untuk =7%, dan n=10, maka A= 7.0236. E= 8,809,414 Jadi biaya tahunan ekuivalen adalah Rp 8,809,414. 70 ah menggunakan nilai sewa dari lokasj Yan, yang bisa memberikan fing St 1 Yang Sug adal: pendekatan ne an yang serupa Y@ - lang ditaksir biayanya. Nilaj sew. dengan Tuas yang sed an gedung ) biaya pengorbanan dari aset te, sama den} jasi maupun mencakup GePree va tepat jika terdapat pasar scwa yang ‘ame i di daerah pedalaman. Jadi pore le " i Tetapi ne vmnya tidak dijump? tif, yang UM sarankan untuk men ing, veh pence pertama ( ‘Hutton hitung biaya dari sebuah ‘ran Baltassen, 2005), "8 Biaya program : Biaya program (programme cost, “non-patient cost’) adalah biaya. ia ne biaya yang dihadapi di tingkat administrasi kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat, yaitu biaya-biaya yang tidak dihadapi di tempat pemberian intervensi kepada penerima pelayanan. Komponen biaya program mencakup administrast, pelatihan-pelatihan, atau kampanye rodia (Jos et al, 2003). Jelas di sini biaya program merupakan biaya overhead ditambah dengan biaya modal tahunan yang dipergu- akan untuk menjalankan program. Biaya total Biaya total (total cost, TC) merupakan biaya keseluruhan untuk racers ba output dengan kuantitas tertentu. Dalam perhi- a eye lengan metode ingredient approach, biaya total adalah oe — a oe kvantitas-kuantitas input dan wait cost input- i ee ag ee Nesta biaya, biaya total merupakan eku i (omuaed cpt! ex) (Lihat ¢ amen nae ee coo bya (unk 9 program leery ‘abel 4.5 menyajikan on aS Propinsi, tahun 2095, ean esensial di sejumlah igkatan Skala Intervens} Kesehatan a Perhitungan “Projek sensial 2005” (PMPK, 2006). Pethatikan, besar kecilnya j ecilnya biaya intervensi keschatan dalam masing = th 8 dari jum -masing prog nt jumnial Si Sasaran untuk masin 12-Masin; q m, i n jauh jarak Mput. Unit cos : rst makin besar unit cost k tr Sari produse arena bia: n 'y transportasi, ‘sen input, 71 pi 19 program kesehatan rape! 45 Biaya total 9 P esensial di sejum Tabel > tahun 2005 (dalam juta Sumber: dat re pee di 5 prope Kutai K. Pal Semarang negara’ Sikka sae progam (tens) (Kaltim) (NTT) nana oan ee eS 619 338 428 a pa 598 689 371 468 a Imunisast 2,750 2,570 1,310 1,030 a a 4.970 2810 2,330 2.400 ae Ga 827 880 556 cnet ISPA 4i7 389 193 Soi Maternal 2,610 2,720 1,710 1,890 2 cas Malaria 359 577 av 31d 357 So a 1,660 74 368 noua Biaya variabel Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya input untuk suatu interven- si yang bervariasi dalam jangka pendek (sekitar satu tahun) menurut jumlah orang yang dilayani. Dengan kata lain, variable cost adalah biaya-biaya yang berubah dengan berubahnya tingkat output. Contoh, obat-obatan, vaksin, jasa medis dokter (fee-for service). Biaya tetap Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya input untuk intervensi kesehatan yang dalam jangka pendek (sekitar satu tahun) tidak berubah dengan berubahnya tingkat output. Contoh, struk\ur administrasi, barang modal (gedung, peralatan besar, Kendaraaan), gaji petugas Kesehatan, dan sebagainya, bersifat tetap dalam jangka gaji_ staf pendukung, pendek, sehingga merupakan biaya tetap. Meskipun demikian, sumber daya tetap dalam jangka panjang dapat bervariasi. Biaya semi-variabel j-variabel (sem k intervensi yal ketika men\ variable cost, semi-fixed cos!) adalah biaya ing tidak berubah menurvt tingkat output Biaya semi capai tingkat output tertentv Biaya semi- input untu! tetapi berubah 72 karena input yang bersangkutan telah meneg variabel Calaale maksimum, sehingga diperlukan tambap i hap, sitas re s yang sama. Contoh, biaya petugas Kesehatan ,. "PU baru dan J tidak segera meningkat dengan bertambanyg ya? staf pend a ‘oviput mencaapai tingkat tertentu, maka cy" eschatan tambahan perlu dipekerjakan, sehingga mening? petugas ugas Kesehatan Demikian juga, sewa gedung mer, 8s ea kan biaya pel vil Jika biaya tetap, biaya variabel, dan biaya n biaya semi-vari oleh baya total. Gambar 45 meq kan akan diper' : ee caine variabel, biaya tetap, dan biaya semi-variabe| an pi 4 Biaya total Baya Biaya semi- vatibel Bay variabel Biaya tetap Kuantitas output Gambar 4.5 Biaya tetap, biaya variabel, biaya semi-variabel, dan biaya total Biaya rata-rata Biaya rata-rat : Giant ad eee AC) adalah biaya rata-rata per unit biaya raterata merupakan sy fenean kuantitas output, TC/Q. Jadi mit cost untuk i Fi Program kesthatan tertentu,Biaya rata suatu.intervensi atau untuk melayani masing-maci rata menunjukkan berapa bia si ini sangatberpuna wgte ne Orang Untuk ae male ae a om untuk tujuan pengan suatu intervensi. Informa- cara epeciath Bit rasta tana oes 2000) Tabel tungan “Projek Peninghstarn PPPinsi, 9 program kesehatan 2005" (MPR 200, ees, Skala Ineryenatt” 2005, hasil perhi- Fala, yaitaQ, bisa merges > Pebilang gaya esehatan_ Esensial akan jumish kague et mus biaya rata "e dilayani (misainya, (misal 3 “ged umlah kasus TB yang diobati atau populasi yang dilayani (misaln penyemprotan insektisida malaria). ya, abel 4.6. Biaya rata-rata 9 program keschatan esensial di kabupaten 5 opinsi, tahun 2005 (dalam rupiah) Sumber: data primer Kutai K Semarang Negara Sika ae (Jateng) __(Kaltim) (NTT) ee cn Dengue 768 1,169 1,215 1,430 1,107 ine 42,585 60,608 64,435 «86,893 76,023 Imunisasi. 50,687 68,172 3142542309 72.996 s 40,227 55,253 71,361 63,643 «51,008 Gizi 3,680 6,636 5,077 4,261 4,062 ISPA 73,373 119,016 230,852 156,698 131,686 Maternal 91,788 116448 112,209 150,160 113,907 Malaria 403 1,091 1,116 1,193 1040 1B 207,628 279,370 333,588 199.135 331,943 Biaya marginal Biaya marginal (marginal cost, MC) adalah pertambahant biaya untuk memproduksi pertambahan satu unit output, (TC dari x+1 unit)- (TC dari x unit). Serupa dengan biaya marginal adalah biaya inkremental (incremental cost), yaitu biaya total yang dibutuhkan untuk mening- katkan skala intervensi saat ini ke skala intervensi yang lebih tinggi. Biaya yang diperlukan untuk meningkatkan skala sekarang menjadi skala yang lebih tinggi, atau lingkup yang lebih luas, merupakan biaya marginal. Biasanya keputusan untuk membiayai suatu intervensi dibuat berdasarkan biaya marginal ketimbang biaya total, misalnya biaya untuk meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan maternal dar tingkat sekarang menjadi tingkat kualitas yang ideal. MENGALOKASIKAN BIAYA BERBAGAI INTERVENSI enis sumber daya digunakan untuk berbagai inter- ktu yang sama atau berbeda. Biaya tersebut tidak id. Sebagai contoh, seorang bidan tidak Tidak jarang suatu j vensi, baik pada wal harus berarti biaya overhea 74 Jayanan kelua erjaanny2 dalam pelay’ 72 berene aniya meh a kan tugas-tugas pelayanan Kesehatan ee (KB), tap just sntenatal pertolongan persalinan, pemeliharaan a ral (peers melayani berbagai intervensi, meskipun tiday -partum)- Jadi overhead. Bagaimana cara mengalokasikan biay, termasuk bi a i¢ masing-masing intervensi tersebut? Mobil puskes. tenaga bidan ie Lage digunakan petugas kesehatan untuk mencapaj mas keliling tid sips digunakan untuk keperluan rujukan_pasien, syandU, pi a ‘alanan untuk dua atau lebih intervensi yang implikasinya, biay® tis akan lebih keeil daripada jumlah biaya perja. diakukan bersame-* asing intervensi jika dilakukan terpisah. Bagai- Janan dari meee biaya bahan pakar dan pemeliharaan untuk mana ee ol vegiatan? Demikian jug@ ruangan gedung digunakan ET a perbagai macam intervens! kesehatan yang berlainan layal ‘. wnns ee galokasikan biaya penggunaan ruangan gedung untuk intervensi? h untuk mengidentifikast biaya overhead untuk intervensi adalah mengidentifikasi sumber-sumber i jl intervensi yang berbeda, lalu gunaan sumber daya overhead tersebut. Sebagai listrik, air minum yang digunakan oleh suatu akukan berdasarkan uas meter persegi itau program itu, jika ruangan diguna- gram lainnya. Demikian pula alokasi biaya staf dan peralatan dapat dlakukan dengan menghitung persenta- se waktu staf dan peralatan yang digunakan untuk masing-masing intervensi itu (Witter, 2000; Johns et al., 2003; Evans et al., 2005). Tabel 4.7 menyajikan dimensi yang menentukan biaya dari ancka input. Perhatikan bahwa jika biaya modal berkaitan dengan sumber daya yang digunakan oleh lebih dari sebuah nya, ruany Z sebuah program (misal- niangan gedung), maka biaya modal dapat dial da yang cerupa dengan mengalbkasian bay aver open ee et al, 1999; Witter, 2000; Johns et al. an (ammoas gedung dan kendaraan untuk suatu intervensi dape Perhitungan biaya Fenghinaigt prepordil peg /ashik ee acikan dengan tanga’ yang diginakan’ leh seatu|interreaci OUR oe ‘@u program diukur mosing-masing i daya yang harus smengalokasikan pene contoh, alokasi kuantitas intervensi atau program dil yang digunakan oleh intervensia ian bersama dengan program-pro 7s perdasarkan Juas (meter persegi), jika ruangan tersebut terbagi dengan verrankepitan 1ainnya. Pendekatan ini mempunyai arti bahwa somber sumber daya dapat dibagi (divisible) atau dapat digunakan persama lintas intervensi. Pendekatan ini tepat karena sebagian besar sumber daya memang bisa dibagi lintas intervensi atau program. Secara teoretis, semua biaya yang berkaitan dengan intervensi-inter- vyensi yang sedang dinilai, bisa dialokasikan (Johns et al., 2003). ‘bel 4.7 Mengglokasikan biaya dari aneka macam input Eat Dimensi yang menentukan biaya Materi dan bahan habis Kuantitas atau volume yang digunak: pakai (misal, obat, ATK) rs gee is Utilities i ‘Luag ruangan/waktu yang digunakan Peralatan Waktu yang digunakan Kendaraan ‘Waktu yang digunakan Ruangan gedung Luas ruangan/waktu yang digunakan Staf Waktu bekerja Bahan habis pakai Volume/kuantitas yang digunakan SUMBER DATA Data yang diperlukan untuk memperkirakan biaya intervensi dapat dibagi menjadi dua sumber: (1) Data sekunder; (2) Data primer. Data sekunder tentang biaya biasanya berasal dari catatan-catatan keuangan yang terdapat pada penyedia pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit, puskesmas, dan sebagainya), DepKes, penjamin pelayanan keschatan (PT Askes), dan sebagainya. Jika data dari sumber primer tidak Iengkap atau tidak memadai, maka peneliti perlu mengukur biaya secara langsung (direct measurement), dengan cara mengumpulkan data melalui survei dan pengamatan. Data tentang harga-harga input dapat diperoleh di tingkat program kesehatan, yakni di tingkat kabupaten atau kota. Untuk barang-barang kesehatan yang diimpor disarankan agar dilakukan penyesuaian terhadap harga-harga lokal dari barang tersebut untuk Fremperhitungkan tarif impor ataupun subsidi (Hutton dan Baltussen, 2005). 76

Anda mungkin juga menyukai