Anda di halaman 1dari 59

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia – Nya kami dapat
menyelesaikan LKS untuk kelas XI SMA dengan kajian materi tentang “Sistem Pencernaan
Makanan”. Tujuan pembuatan LKS ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa mengenai
hubungan antara struktur, fungsi, proses dan kelainan pada sistem pencernaan manusia. Selain
itu, tujuan pembuatan LKS ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa tentang perbedaan
sistem pencernaan makanan pada manusia dan pada hewan khususnya ruminansia. Adapun
maksud dan tujuan dalam penyusunan LKS ini yaitu mengembangkan model pembelajaran
pada materi biologi Sistem Pencernaan Manusia agar siswa dapat lebih mudah memahami teori
dengan model yang dibawakan

LKS ini merupakan model bahan belajar (learning material) yang dapat digunakan guru untuk
belajar lebih mandiri dan aktif. Materi pada LKS ini dikembangkan berdasarkan kurikulum
yang sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia No. 63 Th. 2013.

Dengan adanya LKS ini, diharapkan agar siswa yang membacanya bisa mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai struktur, fungsi, proses serta kelainan pada sistem
pencernaan manusia dan proses pencernaan pada hewan ruminansia. Setelah mempelajari
materi ini, maka siswa diharapkan bisa melakukan berbagai aktifitas agar bisa terhindar dari
kelainan yang terjadi pada sistem penceraan manusia.

LKS ini terdiri dari beberapa komponen penting, antara lain: peta konsep, tujuan pembelajaran,
kata kunci, uraian materi, kegiatan praktikum, cari tahu, link, rangkuman, asah kemampuan
dan daftar istilah. Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan LKS ini. Untuk itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan LKS ini. Semoga LKS ini
dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.

Malang, 25 Oktober 2020

Tim Penyusun

ii | K A T A P E N G A N T A R
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................... iii

Daftar Gambar.................................................................................................. iv

Daftar Tabel ...................................................................................................... vi

Kompetensi Kurikulum 2013........................................................................... vii

Peta Konsep ........................................................................................................ 1

Sistem Pencernaan Part 1

Pre-Test Sistem Pencernaan Part-1 ........................................................... 2

Sub Bab 1. Makanan Bergizi .................................................................... 3

Sub Bab 2. Uji Kandungan Pada Makanan .............................................. 11

Analisis Permasalahan ............................................................................ 19

Sistem Pencernaan Part 2

Pre-Test Sistem Pencernaan Part-2 ......................................................... 21

Sub Bab 3. Pengertian dan Fungsi Sistem Pencernaan............................. 23

Sub Bab 4. Proses Sistem Pencernaan ..................................................... 24

Analisis Permasalahan ............................................................................ 41

Sistem Pencernaan Part 3

Pre-Test Sistem Pencernaan Part-3 ......................................................... 43

Sub Bab 5. Kelainan Pada Sistem Pencernaan Manusia .......................... 44

Analisis Permasalahan ............................................................................ 47

Daftar Pustaka ................................................................................................. 50

iii | D A F T A R I S I
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tujuh Bahan Pokok Makanan Sehat .................................................... 6

Gambar 2. Makanan Berkarbohidrat ................................................................... 12

Gambar 3. Makanan Berprotein ......................................................................... 13

Gambar 4. Organ Sistem Pencernaan ................................................................. 24

Gambar 5. Anatomi Mulut ................................................................................. 25

Gambar 6. Susunan Gigi Susu pada Anak – Anak dan

Gigi Permanen pada Orang Dewasa .................................................. 26

Gambar 7. Rumus Gigi dan Bagian – Bagian Gigi.............................................. 26

Gambar 8. Struktur Gigi ..................................................................................... 27

Gambar 9. Peta Rasa pada Lidah ........................................................................ 28

Gambar 10. Macam – Macam Papila .................................................................. 28

Gambar 11. Letak Kelenjar Ludah...................................................................... 28

Gambar 12. Proses gerak bolus secara peristaltik dari kerongkongan

menuju lambung ............................................................................. 29

Gambar 13. Posisi lidah dan epiglotis selama bernapas dan saat menelan ........... 30

Gambar 14. Struktur lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot ................ 31

Gambar 15. Struktur anatomi dan histologi usus halus........................................ 32

Gambar 16. Hati sebagai organ penghasil getah yang membantu

pencernaan makanan ....................................................................... 33

Gambar 17. Usus Besar dan Saluran Anus.......................................................... 35

Gambar 18. Perbandingan saluran pencernaan hewan karnivora dan herbivora ... 36

iv | D A F T A R G A M B A R
Gambar 19. Lambung Hewan Mamah Biak ........................................................ 38

Gambar 20. Saluran Pencernaan Ruminansia...................................................... 49

v|DA F TAR GA MBA R


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rumus Menghitung BMR ....................................................................... 9

Tabel 2. Mineral – Mineral yang Dibutuhkan Tubuh Manusia ............................ 14

Tabel 3. Vitamin yang Larut dalam Air .............................................................. 16

Tabel 4. Vitamin yang Larut dalam Lemak ........................................................ 17

vi | D A F T A R T A B E L
KOMPETENSI ISI KURIKULUM 2013
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/Semester : XI / Ganjil
Pertemuan :I
Materi Pokok : Sistem Pencernaan pada Manusia
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural, dan metakognitif abstrak terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang pengembangan dari yang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dipelajarinya di sekolah secara
dan humaniora dengan wawasan mandiri, bertindak secara efektif
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan kreatif, serta mampu
dan peradaban terkait penyebab fenomena menggunakan metoda sesuai
dan kejadian, serta menerapkan kaidah keilmuan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur 4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat
jaringan penyusun organ pada sistem makanan yang terkandung dalam
pencernaan dalam kaitannya dengan berbagai jenis bahan makanan
nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi dikaitkan dengan kebutuhan
yang dapat terjadi pada sistem pencernaan energi setiap individu serta
manusia teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan

vii | K O M P E T E N S I K U R I K U L U M
PETA KONSEP

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Makanan Bergizi Zat Makanan Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan


Makanan Pada Manusia Makanan Pada Ruminansia

Menu Seimbang Karbohidrat Alat pencernaan Makanan Alat pencernaan Makanan

Protein
Saluran Pencernaan Rongga Mulut
1. Tujuh Kelompok
Bahan pokok Lemak
makanan 1. Rongga mulut 1. Gigi Seri
2. Nilai gizi dan 2. Esofagus 2. Gigi Taring
ktiteria makanan a. Asam lemak 3. Lambung 3. Geraham Muka
bermutu jenuh 4. Usus halus 4. Geraham Belakang
3. Usaha Perbaikan b. Asam lemak 5. Usus besar
Gizi tak jenuh
6. Anus Lambung
4. Status Gizi
5. Kebutuhan Vitamin dan
Energi dan Mineral Kelenjar Pencernaan
Jumlah Makanan Terdiri dari 4 ruang :
6. BMR dan RME 1. Rumen
Air Kelainan pada sistem 2. Retikulum
7. Variasi dan
pencernaan makanan 3. Omasum
Komposisi
Makanan Zat makanan 4. Abomasum
tambahan 1. Malaabsorbsi
2. Malanutrisi Usus Halus dan Usus
Zat Warna 3. Keracunan makanan Besar
Zat Penyedap 4. Sembelit
Zat Pemanis 5. dll
Zat Pengharum

1|P ETA K ON SEP


PRE-TEST SISTEM PENCERNAAN PART-1

Langkah Kerja :
a. Cermatilah pertanyaan dibawah ini !
b. Kerjakanlah soal di bawah ini sesuai dengan pemahaman kalian dan secara
individu (Tahap Think)

Think
1. Apakah setiap manusia memiliki kebutuhan nutrisi yang sama?
Jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhinya!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Hitunglah kebutuhan kalori harian seorang wanita (pelajar) yang
masih berusia 17 tahun dengan berat badan 47 kg, tinggi badan 160
cm!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Bagaimanakah hubungan junk food dengan komposisi makanan sehat, bergizi, dan
seimbang bagi kesehatan ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

GOOD LUCK

2|P R E - TES T PA RT 1
SISTEM PENCERNAAN PART 1

PENDAHULUAN
Makhluk hidup seluruhnya membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, tak
terkecuali manusia. Makanan sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup karena dari situlah
diperoleh energi. Energi tersebut digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas seharihari.
Oleh karena itu, makanan yang kita makan haruslah makanan yang mengandung zat gizi yang
cukup atau sesuai dengan kebutuhan energi kita.

Apakah kamu sudah tahu apa saja makanan yang kita perlukan? Seringkali kita tidak
memperhatikan kandungan makanan yang kita makan, padahal kandungan tersebut sangat
penting bagi tubuh. Bagaimana proses pencernaan yang ada dalam tubuh kita? Mari kita ikuti
pembahasan berikut untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

SUB BAB 1. MAKANAN BERGIZI

Makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya sangat


bergantung pada makanan, karena dari sinilah makhluk hidup KATA KUNCI
akan mendapatkan energi. Tanpa makanan, makhluk hidup AKTIVITAS 1
tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari.
• Makanan
Setiap orang, baik laki – laki maupun perempuan, tua muda,
• Karbohidrat
sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan • Protein
porsi yang berbeda. Pola makanan yang bermasalah dapat • Lemak
menyebabkan penyakit, termasuk penyakit defisiensi • Mineral
• Vitamin
(kekurangan zat gizi tertentu), contohnya skorbut, xeroftalmia,
• Pencernaan
rakitis, dan beri – beri.

Makanan berisi zat – zat gizi yang memberikan tubuh energi untuk bergerak dan bahan
pembangun untuk pertumbuhan. Kita semua membutuhkan berbagai macam zat gizi agar tetap
bugar dan sehat. Makanan yang beragam ini disebut diet berimbang. Tanpa asupan gizi yang

3 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


cukup maka kemungkinan besar kita mudah terkena penyakit, misalnya penyakit yang
menyerang pencernaan. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :

a. Penghasil bahan bakar atau sumber energi (karbohidrat, lemak, dan protein).
b. Bahan pembangun tubuh dan menggantikan sel-sel tubuh yang rusak (protein dan
mineral).
c. Pengatur proses yang terjadi dalam tubuh dan sebagai pelindung tubuh terhadap
berbagai macam penyakit (protein, vitamin, dan mineral).

Tubuh manusia membutuhkan zat makanan dalam jumlah yang berbeda. Ada yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak (makronutrien), yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan air.
Ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, (mikronutrien) misalnya vitamin dan mineral.

1. MENU SEIMBANG
Indonesia mempunyai slogan susunan makanan sehat, bergizi, dan seimbang (menu
seimbang) yaitu Empat Sehat Lima Sempurna. Hidangan empat sehat berupa nasi, sayur,
lauk, dan buah, telah memenuhi tuntutan kesehatan karena mengandung zat makanan yang
kan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, pro- tein, vitamin, mineral, dan air. Untuk
menyempurnakan hidangan tersebut, dapat ditambah dengan susu sehingga menjadi lima
sempurna. Rumusan menu empat sehat lima sempurna adalah sebagai berikut :
a. Nasi
Nasi merupakan makanan pokok bagi penduduk di hampir semua wilayah
Indonesia. Nasi berasal dari padi. Nasi dapat juga diganti dengan sumber karbohidrat
lainnya, misalnya sorgum, ubi, jagung, sagu, singkong, kentang, talas, gandum, dan
garut.

b. Sayur
Tiap daerah mempunyai nama khas hidangan sayur yang diramu dan dimasak dari
berbagai macam bahan dan bumbu (rempah-rempah). Misalnya sayur bobor, sayur
asam, gudeg, oseng-oseng, dan lain- lain. Bahan sayur antara lain kol, wortel, sawi,
tomat, kangkung, daun singkong, kapri, kara, buncis, labu kuning, kacang panjang,
daun pepaya, dan nangka muda.

4 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


antara ibu dan bayinya. Ibu yang
c. Lauk menyusui bayinya juga memper- oleh
Lauk pauk dapat berupa bahan keuntungan sebagai berikut:
ma- kanan yang direbus atau 1) menjarangkan kehamilan.
digoreng begitu saja. Ada pula yang 2) mempercepat pulihnya rahim.
diramu dan dimasak dengan berbagai 3) terhindar dari kemungkinan
macam bahan dan bumbu serta diberi timbul- nya kanker payudara.
nama khusus. Misalnya tempe 4) isapan bayi saat menyusu akan
goreng, tahu bacem, telur rebus, men- dorong otot rahim untuk
dadar telur, rolade ayam, telur balado, tetap ber- kontraksi sehingga
bakso sapi, tahu saus tiram, pepes dapat mencegah pendarahan
gurami, perkedel, terik daging, opor setelah melahirkan (Padilla et al.
ayam, dan semur daging sapi. 2005; Tirtawinata 2006).

d. Buah 2. Tujuh Kelompok Bahan Pokok


Buah Hidangan buah dapat Makanan
dimakan langsung tanpa dimasak. Tujuh kelompok bahan pokok ma-
Contohnya mangga, sawo, pisang, kanan berdasarkan pola makan orang
salak, apel, nanas, pepaya, buah naga, Indonesia adalah sebagai berikut.
nangka, duku, mang- gis, rambutan, a. Kelompok bahan makanan asal susu
durian, dan belimbing. Banyak sebagai sumber makanan yang leng-
mengonsumsi buah dapat kap karena mengandung karbohidrat,
memudahkan buang air besar dan protein, lemak, mineral, terutama
mengencangkan kulit. kalsium dan fosfor, serta terutama
vitamin A, B1, dan B2. Contoh produk
e. Susu susu adalah susu, keju, dan yoghurt.
Di dalam susu terkandung b. Kelompok daging sebagai sumber
berbagai macam zat, terutama lemak, protein hewani, misalnya ikan, ung-
vitamin, pro- tein, dan kalsium. Air gas, telur, dan daging ternak.
susu ibu (ASI) sangat penting bagi c. Kelompok beras sebagai sumber
bayi karena selain zat-zat yang karbohidrat dan vitamin B. Misalnya
terkandung di dalamnya, juga untuk padi, jagung, sagu, gandum, tepung
menjalin ʼhu- bungan kejiwaan' tapioka, tepung maizena dari jagung.

5 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


d. Kelompok minyak sebagai sumber
Penggolongan pangan menurut
zat lemak dan vitamin A. Misalnya,
FAO (Food Agriculture Organization)
mar- garin yang terbuat dari minyak
yang dikenal sebagai Desirable Dietary
tumbuhan seperti kelapa, kelapa
Pattern (PPH Pola Pangan Harapan) ada
sawit, minyak kedelai, minyak biji
sembilan macam, yaitu padi-padian,
kapas, biji bunga matahari, kacang
umbi-umbian, sayur dan buah-buahan,
tanah; dan mentega yang terbuat dari
bumbu (rempah- rempah), gula, pangan
lemak susu.
hewani, minyak dan lemak, buah atau
e. Kelompok sayur-sayuran hijau dan
biji berminyak, dan kacang-kacangan
kuning sebagai sumber vitamin A,
(Tirtawinata 2006).
kalsium, zat besi, serta vitamin dan
mineral lainnya. 3. Nilai Gizi dan Kriteria Makanan

f. Kelompok buah-buahan berwarna Bermutu

dan berair sebagai sumber vitamin A Penyusunan menu tiap hari

dan mineral. berganti- an dari tujuh atau sembilan

g. Kelompok kacang-kacangan sebagai kelompok bahan pokok makanan,

sumber protein nabati, sumber vita- diharapkan dapat memperbaiki nilai gizi

min A, dan mineral. Misalnya taoge, makanan rakyat Indonesia. Nilai gizi

tahu, tempe, tauco, kecap, dan susu suatu makanan ditentukan berdasarkan

kedelai. Lihat Gambar 1. kandungan pro- tein, karbohidrat, lemak,


vitamin, mineral, dan serat nabati.
Makanan juga harus mudah dicerna,
mudah diolah, dan mudah diperoleh.
Kriteria makanan bermutu antara
Kelompok Susu Kelompok Daging
lain sebagai berikut:
a. bergizi tinggi
b. higienis mudah dicerna
Kelompok Beras Kelompok minyak c. cukup kalori
d. berasal dari berbagai jenis bahan
makanan

Kelompok Sayur Kelompok Buah Kacang - Kacangan e. warna, rasa, dan baunya membang-
kitkan selera makan.
Gambar 1. Tujuh bahan pokok makanan sehat.

6 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


4. Usaha Perbaikan Gizi b. Penyediaan Bahan Makanan
Agar masyarakat dapat mengonsumsi Umumnya, penyakit kekura-
makanan bermutu tinggi, pemerintah ngan gizi terjadi karena kekurangan
mengadakan usaha perbaikan gizi, protein atau zat asam amino esensial.
antara lain sebagai berikut. Untuk mengatasi masalah kekura-
a. Penyuluhan Gizi ngan gizi, dilakukan berbagai usaha,
Masyarakat diberikan penyu- misalnya sebagai berikut.
luhan tentang ilmu gizi, yaitu ilmu 1) Mengusahakan biji gandum yang
tentang hubungan makanan dan berkadar lisin tinggi melalui
kesehatan. Penyuluhan diadakan penerap- an prinsip genetika.
melalui organisasi PKK, karang Lisin adalah salah satu asam
taruna, sekolah, media massa, dan amino esensial. Diusahakan pula
pertunjukan seni budaya. Materi jenis unggul lainnya misalnya
penyuluhan antara lain meliputi cara padi, jagung, dan kedelai.
mengolah dan menghidangkan 2) Membuat makanan suplemen
makanan dengan benar. Contohnya (bahan makanan tambahan),
adalah sebagai berikut. misalnya sebagai berikut:
1) Sayur dicuci dulu baru kemudian (a) formula protein cair
dipotong-potong. Hal ini (b) ekstrak makanan alfalfa dan
bertujuan agar makanan bersih tepung tulang
dari kotoran lingkungan, (c) vitamin C dosis tinggi,
misalnya debu, pestisida, serta vitamin B kompleks, vitamin
senyawa kimia lain yang mung- A, D, E, dan K
kin masih menempel. (d) nutrien esensial berupa
2) Menu makan siang berbeda mineral dan asam amino
dengan menu makan pagi. (e) kolin, bioflavonoid, para-
3) Sayur direbus dengan air amino asam benzoat.
secukupnya dan dalam waktu
Makanan suplemen bisa
tidak terlalu lama. Setelah air
dikonsumsi oleh ibu hamil dan
mendidih, baru kemudian
menyusu, anak dalam partum-
dimasukkan dalam wadah
buhan, orang yang berusia lanjut
tertutup.

7 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


atau penderita penyakit tertentu. (b) Suplemen yang banyak
Pemanfaatan makanan suplemen mengandung Fe (zat besi)
harus hati-hati karena dapat dapat berefek sembelit.
menyebabkan hipervitaminosis 3) Mengolah beras dengan cara
(kelebihan vitamin) yang dapat tertentu agar kandungan gizinya
merusak kesehatan. Contoh meningkat. Misalnya padi yang
hipervitaminosis adalah sebagai digiling menyebabkan hilangnya
berikut. lapisan kulit ari (aleuron) yang
banyak mengandung protein
(a) Mengonsumsi niasin dalam
nabati. Hal ini diatasi dengan
dosis tinggi dapat menye-
cara parboiled. Beras parboiled
babkan kelainan fungsi hati
diperoleh dengan cara merendam
(vasodilatasi).
gabah (biji padi) hingga kulit ari
(b) Mengonsumsi vitamin C do-
agak longgar, kemudian
sis tinggi untuk mencegah
ditumbuk. Cara lain adalah
penyakit kulit, sariawan, dan
melapisi butiran beras dengan
menambah daya tahan tubuh
vitamin (Khosam 2004;
dapat berefek diare.
Tirtawinata 2006).
(c) Mengonsumsi vitamin A, D,
E, atau K melebihi kebutuhan
5. Status Gizi
dapat menimbulkan sin-
Status gizi seseorang dapat di-
droma toksik.
ketahui menggunakan rumus Broca atau
Selain hipervitaminosis, ke- menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh).
lebihan gizi juga timbul karena a. Rumus Broca
hal-hal berikut. Berat Badan Normal

(a) Hipermineral yang menim- = Tinggi Badan (TB) – 100

bulkan sindroma toksik, mi- Berat Badan Ideal

salnya hipertensi (tekanan = TB – 100 – 10% (TB – 100)

darah tinggi). Ini terjadi


karena kelebihan konsumsi
garam.

8 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


e. Semakin besar perbedaan suhu
𝐁𝐁 ling- kungan dengan suhu badan,
b. Rumus IMT = (𝐓𝐁)𝟐
semakin banyak makanan yang
BB dalam kilogram; TB dalam
dibutuhkan.
meter.
Jika IMT 16 – 18,4 berarti gizi kurang Setiap kali sesudah makan atau
IMT 18,5 – < 25 berarti gizi baik bekerja, suhu badan kita akan naik
IMT 25 – 30 berarti gizi lebih karena energi yang dikeluarkan dari
IMT > 30 – > 40 berarti obesitas proses metabolisme dalam tubuh akan
diubah menjadi energi panas (Solomon
6. Kebutuhan Energi dan Jumlah et al. 2005; Tirtawinata 2006).
Makanan
7. BMR dan RME
Jenis kelamin, umur, pekerjaan,
Energi orang dewasa dikatakan
berat badan, dan suhu lingkungan sangat
cukup jika dapat memenuhi beberapa
ber- pengaruh terhadap jumlah makanan
kebutuhan, antara lain pertumbuhan,
yang dibutuhkan seseorang. Berikut ini
melaksanakan kerja, makan, dan
adalah contoh variasi kebutuhan
metabolisme basal. Metabolisme basal
makanan seseorang.
adalah energi yang digunakan untuk
a. Laki-laki relatif lebih banyak
memelihara kegiatan tubuh minimal
memerlukan makanan daripada
dalam keadaan istirahat sempurna.
wanita. Ibu hamil dan ibu menyusui
Proses hidup yang perlu dipeli- hara
sebaiknya makan makanan bergizi
misalnya kerja jantung, pernapasan,
lebih banyak daripada biasanya.
aktivitas otak, fungsi ginjal, suhu badan,
b. Anak-anak memerlukan protein
dan keseimbangan osmotik.
lebih banyak untuk pertumbuhan dan
kecerdasan. Rumus Menghitung BMR
c. Pekerja otot relatif membutuhkan - Untuk Laki – Laki =1 x kg BB x 24 Jam
karbohidrat lebih banyak, sedangkan Di atas umur 50 tahun = 0,9 x kg BB x 24 Jam
pekerja otak lebih banyak - Untuk Wanita = 0,9 x kg BB x 24 Jam
membutuhkan protein dalam
Di atas umur 50tahun = 0,8 x kg BB x 24 Jam
menunya sehari – hari.
Tabel 1. Rumus Menghitung BMR.
d. Semakin bertambah berat badan
seseorang, semakin banyak makanan
yang dibutuhkan.

9 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


permukaan tubuh dan persentase lemak
tubuh. Seorang ahli biologi bernama
Tingkat metabolisme basal atau
Long dan kawan – kawannya telah
BMR (Basal Metabolic Rate) dihitung
menghitung bahwa BMR dan RME
dalam keadaan istirahat total (jasmani
berbeda ±3%. Akan tetapi, agar praktis
dan rohani) dan dalam ruang bersuhu
nilainya dianggap sama, karena
normal. Energi yang diperlukan untuk
kelaparan dapat menurunkan BMR
setiap meter persegi (m2) permukaan
sedangkan cuaca dingin dapat me-
tubuh disebut nilai metabolisme basal.
naikkan BMR.
Metabolisme basal seseorang ber-
gantung pada umur, jenis kelamin, dan 8. Variasi dan Komposisi Makanan
luas permukaan tubuh yang dihitung Setelah mengetahui pentingnya
berdasarkan BB. fungsi setiap zat makanan bagi tubuh,
kita perlu berlatih untuk menganalisis
Contohnya, BMR seorang laki-
dan menyusun menu seimbang yang
laki berumur 54 tahun dengan berat
sesuai dengan kegiatan sehari-hari.
badan (BB) 65 kg adalah 0,9 × 65 x 24 x
Contoh menu untuk laki-laki berusia 18
1 Kalori = 1.404 Kalori (1.404 kkal).
tahun. Misal dari contoh variasi dan
Pada umur dan berat badan yang sama,
komposisi makanan, telah diperoleh
BMR untuk wanita adalah 0,8 x 65 x 24
2.363,5 kkal. Sedangkan menurut
× 1 Kalori (1.248 kkal). 1 Kalori (1 kkal)
kebutuhan, kalori yang dibutuhkan
adalah jumlah panas yang diperlukan
adalah sebanyak 2.500 kkal. Jadi,
untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar
komposisi makanan tersebut sudah
1°C, yaitu dari 14,5°C menjadi 15,5°C.
memadai meskipun vitamin B dan
Ingat, Kalori dengan huruf K-kapital
jumlah kalori masih perlu ditambah. Jika
adalah setara dengan kilokalori (kkal).
menu tersebut ditambah dengan minum
BMR harus diukur 12 jam sesudah
susu, kebutuhan kalori dan zat gizi untuk
makan, karena dalam beberapa menit
orang tersebut sudah tercukupi
130% di atas nilai istirahat. sesudah
(Tirtawinata 2006).
makan, BMR dapat naik sampai ±30% di
atas nilai istirahat.

RME (Resting Metabolic Expen-


diture) adalah pemakaian energi isti-
rahat. RME sebanding dengan luas

10 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


SUB BAB 2. ZAT – ZAT MAKANAN

Makanan berisi zat-zat gizi yang memberikan tubuh energi untuk bergerak dan bahan
pembangun untuk pertumbuhan. Kita semua membutuhkan berbagai macam zat gizi agar
tetap bugar dan sehat. Makanan yang beragam ini disebut diet berimbang. Tanpa asupan gizi
yang cukup maka kemungkinan besar kita mudah terkena penyakit, misalnya penyakit yang
menyerang pencernaan.

Fungsi makanan bagi tubuh kita adalah:

a. Penghasil bahan bakar atau sumber energi (karbohidrat, lemak, dan protein).
b. Bahan pembangun tubuh dan menggantikan sel-sel tubuh yang rusak (protein dan
mineral).
c. Pengatur proses yang terjadi dalam tubuh dan sebagai pelindung tubuh terhadap
berbagai macam penyakit (protein, vitamin, dan mineral).

Tubuh manusia membutuhkan zat makanan dalam jumlah yang berbeda. Ada yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak (makronutrien), yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan air.
Ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, (mikronutrien) misalnya vitamin dan
mineral.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi tubuh kita karena 80% dari
kalori yang diperlukan tubuh berasal dari karbohidrat. Sebagai penghasil energi setiap
satu gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kalori. Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Sumber utama karbohidrat adalah beras,
jagung, sagu, gandum, singkong, ubi, kentang, talas, dan gula.
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Monosakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas satu molekul gula dan
merupakan karbohidrat yang paling sederhana. Contoh: glukosa dan fruktosa.
b. Disakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas dua molekul gula atau terdiri atas
dua unit monosakarida. Contoh: sukrosa/gula putih (gabungan glukosa dan

11 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


fruktosa), maltosa (gabungan glukosa dan glukosa), dan laktosa (gabungan
glukosa dan galaktosa).
c. Polisakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas banyak gugus gula atau terdiri
atas banyak unit monosakrida. Contoh: pati ( amilum), glikogen (gula otot), dan
selulosa (pembentuk dinding sel tumbuhan).

Karbohidrat yang diserap oleh tubuh manusia berbentuk monosakarida. Salah satu
monosakarida adalah glukosa. Di dalam hati, sebagian glukosa diubah menjadi glikogen
untuk disimpan.

Gambar 2. Makanan Berkarbohidrat.

Fungsi karbohidrat:

1. Sumber energi.
2. Menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
3. Berperan penting dalam proses metabolisme di dalam tubuh.
4. Pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

2. Protein
Protein tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Beberapa protein tertentu selain mengandung unsurunsur tersebut juga
mengandung unsur belerang (S) dan fosfor (P). Protein dibentuk oleh berbagai macam
asam amino (esensial dan nonesensial). Asam amino yang dibutuhkan tubuh ada 20
macam. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh, jadi harus didatangkan dari luar. Misalnya: leusin, lisin, metionin, fenilalanin,
dan sebagainya. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat dibuat
sendiri oleh tubuh.

12 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


Menurut sumbernya, protein dibagi
menjadi dua golongan, yaitu protein yang
berasal dari hewan disebut protein hewani
dan dari tumbuhan disebut protein nabati.
Protein hewani merupakan protein sempurna
karena mengandung asam amino esensial.
Protein hewani dapat diperoleh dari daging,
ikan, susu, dan telur. Sebaliknya, protein
nabati merupakan protein tidak sempurna Gambar 3. Makanan Berprotein.

karena kandungan asam amino esensialnya d. Membuat substansi penting, misalnya


kurang lengkap. Jumlahnya kurang untuk enzim dan hormon yang membantu
memenuhi keperluan tubuh, kecuali dari metabolisme tubuh. – Menjaga
kacang – kacangan, terutama kedelai. keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Setelah melalui proses pencernaan,
protein diserap oleh usus halus dalam bentuk 3. Lemak (Lipid)
asam amino. Kebutuhan protein setiap orang Lemak tersusun atas unsur-unsur
berbeda-beda sesuai dengan tingkat karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen

pertumbuhan dan kondisi orang tersebut. (O). Komponen lemak adalah asam

Faktor yang memengaruhi kebutuhan protein lemak dan gliserol. Setiap satu gram

antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, lemak menghasilkan 9,3 kalori.
kondisi tubuh, dan penyakit. Jika kebutuhan Kebutuhan lemak untuk orang dewasa

tersebut berlebih, maka kelebihannya akan adalah 0,5 – 1 gram/kg.BB/ hari.

dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea. Lemak yang kita makan bisa
berasal dari hewan disebut lemak hewani
Fungsi protein:
atau tumbuhan disebut lemak nabati.
a. Bahan pembangun sel-sel dalam Bahan makanan yang mengandung
jaringan tubuh. lemak hewan antara lain daging, telur,
b. Mengganti atau memperbaiki sel-sel susu, ikan, keju, dan mentega. Bahan
dalam jaringan tubuh yang rusak. makanan yang mengandung lemak
c. Penghasil energi. nabati antara lain kelapa, kemiri,
alpukat, durian, biji bunga matahari,

13 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


kacang tanah, dan kacang-kacangan berjalan normal, misalnya kalsium
lainnya. dan zat kapur.
Fungsi lemak adalah: b. Zat pembangun tubuh karena dapat
a. Sumber energi. memengaruhi bentuk rangka, yaitu
b. Pelarut beberapa vitamin, yaitu kalsium dan fosfor.
vitamin A, D, E, dan K. c. Mengatur tekanan osmosis dalam
c. Pelindung terhadap organ dalam tubuh.
tubuh. d. Memberi elektrolit untuk kerja otot
d. Pelindung tubuh dari suhu dan saraf.
rendah.
e. Cadangan makanan yang
tersimpan di bawah kulit. Tabel 2. Mineral – Mineral yang
f. Sebagai komponen bagian sel dibutuhkan oleh tubuh manusia
tertentu, misalnya membran sel.

4. Garam – Garam Mineral


Mineral adalah bahan kimia yang
terdapat dalam bahan makanan yang
diperlukan oleh tubuh kita. Perhatikan
tabel 2. Mineral tidak menghasilkan
energi. Kebutuhan tubuh terhadap
berbagai jenis mineral berbeda-beda.
Untuk kesehatan dan pertumbuhan yang
normal diperlukan mineral yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Kekurangan
salah satu mineral dalam tubuh dapat
menimbulkan penyakit yang disebut
defisiensi mineral.
Fungsi mineral adalah:
a. Zat pengatur sehingga menyebabkan
proses metabolisme dalam tubuh

14 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


15 | SISTEM PENCERNAAN PART-1
5. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh
sebagai pelengkap. Vitamin mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat kecil. Vitamin tidak menghasilkan energi. Vitamin berfungsi untuk pertumbuhan
yang normal dan membantu metabolisme tubuh. Peranan vitamin tidak dapat digantikan
oleh zat lain. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan penyakit deſ siensi.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan,
yaitu vitamin yang larut dalam air (B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D,
E, dan K). Perhatikan tabel 3 dan tabel 4.
Tabel 3. Vitamin yang Larut Dalam Air.

16 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


Tabel 4. Vitamin yang Larut dalam Lemak.

6. Air
Air terdapat dalam jumlah besar pada tubuh manusia, meskipun air bukan zat gizi.
Sekitar 60 – 70% berat tubuh kita adalah air. Fungsi air bagi tubuh adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pelarut reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.
b. Sebagai pelarut zat-zat sisa yang keluar dari tubuh dalam bentuk larutan.
c. Sebagai pengangkut hasil metabolisme ke seluruh tubuh (air merupakan bagian
terbesar yang menyusun darah).
d. Mempertahankan suhu tubuh (37 °C).

Air dapat diperoleh tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung air diperoleh dari air minum, sedangkan secara tidak langsung dari makanan
yang kita makan. Seorang dewasa memerlukan air sekitar 2 liter per hari.

17 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


Tubuh kita kehilangan air melalui urine, keringat, feses, dan pernapasan. Jika
kehilangan air dari tubuh tidak digantikan, maka dapat menyebabkan dehidrasi atau tubuh
kekurangan air. Dehidrasi dapat menyebabkan kejang otot dan tubuh menjadi lemah.

18 | SISTEM PENCERNAAN PART-1


ANALISIS PERMASALAHAN PART-1

Langkah Kerja :

a. Baca dan cermatilah artikel permasalahan di bawah ini!


b. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 siswa!
c. Diskusikan dan kerjakan soal permasalahan dengan pasangan kelompok masing
– masing yang ada di bawah sesuai dengan artikel di atasnya!
d. Tulislah jawaban hasil diskusi di dalam kolom yang telah disediakan!
e. Lakukan diskusi dengan semua kelompok di kelas!

Problem
Kebiasaan Sarapan Berhubungan dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa
SDN Sukoharjo 1 Kota Malang

Banyak anak usia sekolah yang tidak sarapan, padahal sarapan bermanfaat
untuk menunjang konsentrasi belajar anak sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sarapan dengan
konsentrasi belajar pada siswa di SDN Sukoharjo I Kota Malang. Jenis penelitian ini
merupakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan
pada 43 siswa kelas V yang dipilih secara acak menggunakan teknik simple random
sampling. Instrumen berupa kuesioner food recall 2 × 24 jam digunakan untuk
memperoleh data kebiasaan sarapan. Tingkat konsentrasi didapatkan dengan
menggunakan alat ukur Clerical Speed And Accuracy Test. Analisis hubungan antar
variabel menggunakan uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sepertiga responden terbiasa melakukan sekedar sarapan (37,2%). Tingkat
kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak yang terkategori inadekuat.
Sebanyak 25,3% siswa mempunyai tingkat konsentrasi belajar baik (23,3%) dan baik
sekali (46,5%). Meskipun demikian, terdapat beberapa siswa yang memiliki tingkat
konsentrasi belajar masih kurang sekali. Penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan dengan tingkat konsentrasi
belajar (p = 0,001). Proporsi siswa yang mempunyai tingkat konsentrasi yang baik
19 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 1
lebih tinggi pada mereka yang memiliki kebiasaan sarapan yang sehat dibandingkan
dengan yang sekedar sarapan dan tidak sarapan. Kesadaran siswa terhadap
pentingnya sarapan perlu digalakkan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani oleh
guru. Jadi dari artikel tersebut bagaimana dampak seseorang jika tidak terbiasa
mengkonsumsi makanan di pagi hari (sarapan)? Dan menu apa makan apa saja yang
harusnya kita konsumsi yang sesuai anjuran?
(Sumber: Verdiana, Lidia dan Lailatul Muniroh. 2017. Kebiasaan Sarapan Berhubungan dengan
Konsentrasi Belajar Pada Siswa SDN Sukoharjo 1 Kota Malang. Media Gizi Indonesia, Vol. 12 (1):
14-20.)

Pair
Analislah dengan pasangan kelompok masing – masing dan tulislah pertanyaan
masalah yang ada di dalam artikel tersebut!

Share
Tulislah jawaban sesuai dengan permasalahan yang sesuai anda diskusikan di atas
pada kolom di bawah ini!

GOOD LUCK

20 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 1
PRE-TEST SISTEM PENCERNAAN PART-2

Langkah Kerja :
a. Cermatilah pertanyaan dibawah ini !
b. Kerjakanlah soal di bawah ini sesuai dengan pemahaman kalian dan secara
individu (Tahap Think)

Think
1. Apa yang kamu ketahui tentang pencernaan mekanik dan pencernaan
kimiawi?Jelaskan!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

2. Makanan yang setelah di proses oleh lambung akan menjadi kim (bubur)
kemudian akan masuk ke dalam organ usus halus dan usus besar. Jabarkanlah
tahapan – tahapan atau proses apa saja yang akan terjadi di dalam organ usus
halus dan usus besar pada sistem pencernaan secara rinci!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

21 | P R E - T E S T P A R T 2
Pada gambar sebelah kiri adalah bagian lambung pada hewan ruminansia
sedangkan pada gambar sebelah kiri adalah lambung pada manusia. Sebutkan dan
jelaskan bagian lambung pada hewan ruminansia! Serta bandingkan bagaimana
proses pencernaan makanan pada lambung hewan ruminansia dengan lambung
manusia?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

4. Sistem pencernaan terdiri atas organ dan kelenjar pencernaan. Manakah yang
termasuk ke dalam kelenjar pencernaan? Jelaskan!

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

GOOD LUCK

22 | P R E - T E S T P A R T 2
SISTEM PENCERNAAN PART 2

SUB BAB 3. PENGERTIAN & FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang


melibatkan organ – organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar KATA KUNCI
pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya AKTIVITAS 2
merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan
berfungsi memecah bahanbahan makanan menjadi sari-sari • Pencernaan
mekanik
makanan yang siap diserap dalam tubuh.
• Pencernaan kimiawi
• Chyme
Makhluk hidup mendapatkan energi dari makanan yang
• Kelenjar
dimakannya. Makanan tersebut harus dicerna atau dipecah
pencernaan
menjadi molekul – molekul yang lebih kecil atau sederhana.
Proses pencernaan tersebut berlangsung di dalam saluran
pencernaan atau organ – organ pencernaan. Makanan dapat diserap oleh saluran pencernaan
makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh setelah berbentuk molekul-molekul yang kecil.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam


seperti berikut.

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk kasar menjadi
bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan menggunakan gigi di dalam mulut.
2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi
zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan
usus. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

23 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


SUB BAB 4. PROSES SISTEM PENCERNAAN

Makanan mengalami proses


pencernaan sejak makanan berada di dalam
mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa
makanan hasil pencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam
tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan
oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di
kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi
molekul yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim, terdapat di lambung.
Gambar 4. Organ Sistem Pencernaan.

5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.


6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

A. SALURAN PENCERNAAN DAN KELENJAR PENCERNAAN PADA MANUSIA


Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat
pencernaan sebagai berikut.
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan makanan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di
dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah. Perhatikan gambar 5. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

24 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Gambar 5. Anatomi Mulut.

Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang kemudian menjadi halus
karena telah dikunyah dengan geligi kita dan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus
barulah dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan kerongkongan.

a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi
membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini
akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien
dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami
perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Lihat
Gambar 6.2 a. Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai
berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah
makanan.

25 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Gambar 6. Susunan Gigi Susu pada Anak – Anak (a) dan Gigi Permanen pada Orang Dewasa (b).

Ketika usia anak berkisar antara 6 tahun hingga 14 tahun, gigi susu mulai
tanggal dan kemudian digantikan oleh gigi permanen (Gambar 6. b). Gigi permanen
berjumlah 32 buah, yang berarti ada penambahan geraham besar yang berjumlah 12
buah. Perhatikanlah rumus gigi berikut ini.

Gambar 7. Rumus Gigi dan Bagian – Bagian Gigi.

26 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Gambar 8. Struktur Gigi.

Perhatikan Gambar 8 di atas. Setiap gigi tertanam dalam rahang dan dilindungi
oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.

1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.


2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagianbagiannya sebagai berikut.

1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan
struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat
kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.

27 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


c. Kelenjar Ludah
b. Lidah
Terdapat tiga pasang kelenjar
Lidah dalam sistem pencernaan
ludah di dalam rongga mulut, yaitu
berfungsi untuk membantu mencampur
glandula parotis, glandula subma-
dan menelan makanan, memper-
ksilaris, dan glandula sublingualis atau
tahankan makanan agar berada di antara
glandula submandibularis. Amati
gigi-gigi atas dan bawah saat makanan
gambar 11 agar Anda mengenali letak
dikunyah serta sebagai alat perasa
ke-tiga kelenjar ludah tersebut.
makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai
alat perasa makanan karena mengan-
dung banyak reseptor pengecap atau
perasa berupa tonjolan – tonjolan yang
disebut papila. Lidah tersusun atas otot
lurik dan permukaannya dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengan-
dung kelenjar lendir (mukosa).

Gambar 11. Letak Kelenjar Ludah.

Keterangan :
1. Glandula parotis merupakan
kelenjar ludah di dekat telinga,
menyekresikan ludah yang me-
ngandung enzim ptialin (amilase).
2. Glandula submaksilaris merupakan
Gambar 9. Peta Rasa pada Lidah. kelenjar ludah di samping rahang
atas, menyekresikan ludah yang
mengandung air dan lendir.
3. Glandula submandibularis meru-
pakan kelenjar ludah di bawah
lidah, menyekresikan ludah yang
mengandung air dan lendir.

Gambar 10. Macam – Macam Papila.

28 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi
yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air
ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi
lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini
menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa).
Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air
liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.

2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus
dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut
menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus
menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui
kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui
kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak
peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot
yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan
menuju lambung dapat diamati pada Gambar 12 berikut.

Gambar 12. Proses gerak bolus secara peristaltik dari kerongkongan menuju lambung.

29 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Tahukah Anda mengapa saat menelan
makanan, bolus tidak dapat masuk ke dalam
saluran pernapasan? Simak Gambar 6.6 dan
penjelasan berikut, untuk mendapatkan
jawabannya. Sebelum seseorang mulai makan,
bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai
jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan,
epiglotis yang seperti gelambir mengendur
sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika
makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk
ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan
bergerak menuju kerongkongan, langit-langit Gambar 13. Posisi lidah dan epiglotis selama
bernapas (a) dan saat menelan (b)
lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian
belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu,
sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan
tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di
bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 12, Anda dapat mengetahui bahwa
lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.

Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak
yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat
otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya
otot-otot kerongkongan. Apabila otototot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan,
meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Lihat Gambar 14.

30 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai proses pencernaan secara mekanis.
Pencernaan ini disebabkan oleh otototot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot
polos yang berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.

Sementara itu, pencernaan


secara kimiawi dibantu oleh getah
lambung. Getah ini dihasilkan oleh
kelenjar yang terletak pada dinding
lambung di bawah fundus,
sedangkan bagian dalam dinding
lambung menghasilkan lendir yang
berfungsi melindungi dinding
lambung dari abrasi asam
lambung, dan dapat beregenerasi
Gambar 14. Struktur lambung yang tersusun dari
lapisan-lapisan otot. bila cidera. Getah lambung ini
dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung
bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga
mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan
lipase.

Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.


Tahukah Kamu ?
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung,
misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif
memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang
mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh
kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus
dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.

31 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu
dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekulmolekul peptida.
Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran
kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit
demi sedikit.

4. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter,
lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm.
b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m.
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Simaklah Gambar 15 berikut, agar Anda lebih mengenal struktur usus halus.

Gambar 15. Struktur anatomi dan histologi usus halus.

32 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekulmolekul pati yang telah
dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung,
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua
molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu
molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul
lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
a) Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam
pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi
pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat
alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar


16. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam
tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan,
hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat
penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan
unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga
berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan
darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk Gambar 16. Hati sebagai
disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh. organ penghasil getah yang
membantu pencernaan
makanan.

33 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus.
Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu
sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain
itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan
aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

b) Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan
oleh sel-sel berbentuk pulaupulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus
halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu
dalam pemecahan pati.
c) Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua
molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida
menjadi asam amino.

Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di
usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang
larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.

34 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral
dan perbedaan struktur bagianbagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam
penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl–, HCO3–, dan ion-ion bivalen. Ion K+
penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum.

Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di
dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam
amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu
membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi.
Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat
gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi,
yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).

Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk
ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak
dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

5. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki
panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan
kolon descendens. Di antara
intestinum tenue (usus halus) dan
intestinum crassum (usus besar)
terdapat sekum (usus buntu). Pada
ujung sekum terdapat tonjolan kecil
yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah
putih yang berperan dalam imunitas.

Gambar 17. Usus Besar dan Saluran Anus.

35 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan
peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang
diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding
kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari.
Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri
Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan
peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan
yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus. Lihat Gambar
17.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi
rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus
besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

B. SALURAN PENCERNAAN PADA RUMINANSIA


Hewan memamah biak (Ruminansia) adalah hewan herbivora murni, misalnya sapi,
kerbau, dan kambing. Perhatikan Gambar 6.22. Disebut hewan memamah biak karena
memamah atau mengunyah makanannya
sebanyak dua fase. Pertama saat makanan tersebut
masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak
dikunyah hingga halus dan terus ditelan. Selang
beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan
kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus.
Makanan hewan memamah biak berupa
rumput atau tumbuhan. Sel tumbuhan tersusun
dari bahan selulosa yang sulit dicerna. Oleh
karena jenis makanan tersebut, hewan memamah
biak mempunyai sistem pencernaan dengan
struktur khusus yang berbeda dengan hewan
Gambar 18. Perbandingan saluran pencernaan
karnivora dan omnivora. Perhatikan Gambar 18. hewan karnivora dan herbivora.

36 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


Saluran pencernaan hewan memamah biak
terdiri atas organ-organ berikut.
1. Rongga Mulut (Covum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut
berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
a. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk
yang sesuai untuk menjepit makanan berupa
tetumbuhan seperti rumput.
b. Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk
datar dan lebar.

Makanan yang direnggut dengan bantuan


lidah secara cepat dikunyah dan dicampur
dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan
masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan
lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan
panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.

3. Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara
yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan (perhatikan Gambar 6.24),
yaitu:

37 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


a. rumen (perut besar/perut urat daging),
b. retikulum (perut jala),
c. omasum (perut buku),
d. abomasum (perut kelenjar/perut masam).

Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai


dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan
Gambar 19. Lambung Hewan
abomasum 7–8%. Mula-mula makanan masuk ke Mamah Biak.
dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang
bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.

Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai


berikuta.

a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan.
Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat
populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang
menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase,
glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain
itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan
enzim pencerna lemak.
b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan
enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-
gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot
dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke
mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat.
Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan
retikulum.

38 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air
dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan
makanan diteruskan keabomasum.
d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan
asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi
pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang
dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung
mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.

Gambar 20. Saluran Pencernaan Ruminansia.

Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen yang dikeluarkan dinding


abomasum, juga sebagai desinfektan (zat pembunuh bakteri, karena bakteri akan mati
pada pH yang sangat rendah). Namun, bakteri yang mati dapat dicerna menjadi sumber
protein bagi hewan memamah biak. Dengan demikian, hewan memamah biak tidak
memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. Kemudian, makanan yang
telah halus dari ruang abomasum didorong masuk ke usus halus. Di usus halus ini sari-
sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya sisa
makanan keluar melalui anus. Perhatikan sistem pencernaan sapi pada Gambar 6.25
pada halaman sebelumnya.
39 | SISTEM PENCERNAAN PART-2
Apabila sapi meminum air, lipatan dinding antara rumen dan retikulum
membentuk saluran yang menghubungkan mulut-esofagus-omasum-abomasum.
Keadaan yang demikian mengakibatkan air yang diminum dapat langsung masuk ke
abomasum.

Pada anak sapi yang masih menyusu induknya, rumen, retikulum, dan omasum
masih kecil serta belum berfungsi. Saluran lipatan tertutup oleh gerakan refleks
sehingga air susu yang diisap dari puting susu induknya langsung masuk ke abomasum.

Pada kelinci, marmot, dan kuda, fermentasi selulosa terjadi di dalam sekum.
Sekum (usus buntu) adalah kantong (bagian usus besar) yang berada di antara
pertemuan usus halus dengan usus besar dan umbai cacing. Di dalam sekum banyak
bakteri selulolitik. Selain itu, pada hewan-hewan tersebut hanya terjadi pengunyahan
satu kali, sehingga feses yang dikeluarkan lebih kasar dan berserat daripada feses sapi
(yang mengalami pengunyahan selulosa dua kali).

40 | SISTEM PENCERNAAN PART-2


ANALISIS PERMASALAHAN PART-2

Langkah Kerja :

a. Baca dan cermatilah artikel permasalahan di bawah ini!


b. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 siswa!
c. Diskusikan dan kerjakan soal permasalahan dengan pasangan kelompok masing
– masing yang ada di bawah sesuai dengan artikel di atasnya!
d. Tulislah jawaban hasil diskusi di dalam kolom yang telah disediakan!
e. Lakukan diskusi dengan semua kelompok di kelas!

Problem
Gambaran Histopatologi Rumen dan Retikulum Sapi Bali Akibat Adanya
Benda Asing

Rumen dan retikulum memegang peranan penting dalam saluran pencernaan


ruminansia., Sapi bali secara tidak sengaja menelan benda asing pada saat makan,
karena mereka tidak dapat membedakan antara benda asing dan pakan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya benda asing dalam lambung dan gambaran
histopatologi rumen dan retikulum sapi bali akibat berbagai benda asing. Penelitian
ini menggunakan 10 sampel dari sapi bali yang terdiri dari sembilan sampel rumen
dan retikulum yang terdapat benda asing (plastik, logam, kayu dan batu) dan satu
sampel rumen dan retikulum sapi bali yang normal. Sampel diperoleh dari Rumah
Potong Hewan (RPH) Desa Mambal, Kecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung,
Bali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap rumen dan retikulum sapi
bali, terdapat berbagai benda asing berupa plastik, logam, kayu dan batu. Perubahan
histopatologi pada mukosa rumen dan retikulum berupa infiltrasi sel radang dari
ringan sampai berat. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ditemukan adanya benda
asing dalam rumen dan retikulum sapi bali, dan benda asing tersebut mengakibatkan
kerusakan jaringan. Dari hal tersebut, bagaimana alur proses pencernaan pada hewan
ruminansia (contohnya sapi)? Dan jika salah satu organ pencernaan dari rumen atau

41 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 2
retikulum tersebut terinfeksi karena adanya benda asing yang tertelan oleh sapi,
bagaimana fungsi organ tersebut? Jelaskan!
(Sumber: Depari, Eldarya Envisari, Annas Farhani, I Wayan Batan, dan I Made Kardena. 2017.
Gambaran Histopatologi Rumen dan Retikulum Sapi Bali Akibat Adanya Benda Asing. Jurnal Sain
Veteriner. Vol. 35 (1): 35-41. ISBN: 2407-3733.

Pair
Analislah dengan pasangan kelompok masing – masing dan tulislah pertanyaan
masalah yang ada di dalam artikel tersebut!

Share
Tulislah jawaban sesuai dengan permasalahan yang sesuai anda diskusikan di atas
pada kolom di bawah ini!

GOOD LUCK

42 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 2
PRE-TEST SISTEM PENCERNAAN PART-3

Langkah Kerja :
a. Cermatilah pertanyaan dibawah ini !
b. Kerjakanlah soal di bawah ini sesuai dengan pemahaman kalian dan secara
individu (Tahap Think)

Think
1. Seseorang yang menderita penyakit maag disarankan tidak mengonsumsi buah-
buahan yang berasa asam. Menurut kalian, makanan apa saja yang tepat
dikonsumsi oleh penderita maag? Jelaskan alasan kalian!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Bagaimana cara pemberian pertolongan pertama pada penderita diare?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Mengapa seseorang dapat mengalami konstipasi (sembelit)? Bagaimana mengatasinya?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

GOOD LUCK

43 | P R E - T E S T P A R T 3
SISTEM PENCERNAAN PART 3

SUB BAB 5. Kelainan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Apakah kalian pernah mengalami gangguan pada sistem


pencernaan makanan? Misalnya karena banyak memakan KATA KUNCI
makanan yang terlalu pedas, hal ini menyebabkan perut kalian AKTIVITAS 3
menjadi mules dan selalu ingin buang air besar bukan?
Sebenarnya mengapa hal tersebut bisa terjadi? Untuk  Penyakit
 Gastritis
mengetahui lebih jelasnya, maka kita akan membahas gangguan/
 Konstipasi
penyakit apa saja yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan  Xerostomia
kita.  Apendisitis
 Ambeyen
1. Gastritis
 Pankreastis
Gastritis atau maag adalah peradangan  Diare
 Sariawan
mukosa lam-bung. Beberapa penyebabnya adalah: jadwal
makan yang tidak teratur, terlalu banyak makan makanan
yang bertekstur keras dan panas, terlalu banyak minum minuman yang mengandung kafein.

2. Konstipasi/ Sembelit

Gangguan ini berarti lambatnya pergerakan feses melalui usus besar dan sering dihubungkan
dengan jumlah feses yang kering dan keras pada kolon yang menumpuk karena lamanya waktu
penyerapan cairan. Penyebab konstipasi adalah kebiasaan buang air yang tidak teratur dan
kurangnya minum air putih juga makan makanan yang berserat.

3. Xerostomia

Merupakan kelainan yang menyebabkan produksi saliva sedikit. Gangguan produksi


kelenjar ludah tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan/penyakit pada pusat ludah atau syaraf
pembawa rangsang ludah. Gangguan tersebut di atas dapat terjadi oleh karena rasa takut/cemas,
depresi

44 | SISTEM PENCERNAAN PART-3


4. Apendisitis 7. Diare

Apendisitis merupakan gangguan Diare terjadi akibat pergerakan


yang terjadi karena peradangan apendiks. yang cepat dari materi tinja sepanjang
Apendisitis terjadi jika ada sisa-sisa usus besar. Pada diare, infeksi paling luas
makanan yang terjebak dan tidak dapat terjadi pada usus besar dan ileum.
keluar dari umbai cacing (apendiks), Dimanapun infeksi terjadi, mukosa akan
sehingga lama kelamaan umbai cacing teriritasi secara luas sehingga kecepatan
tersebut akan membusuk dan akan timbul sekresinya sangat tinggi. Diare ada yang
peradangan hingga menjalar ke usus disebabkan oleh bakteri kolera dan
buntu. terkadang oleh bakteri lain seperti
Bacillus, patogen usus besar. Toksin
5. Hemoroid/ wasir/ ambeyen
kolera menstimulus sekresi elektrolit dan
Hemoroid/ wasir/ ambeyen cairan yang berlebihan dari ileum dan
merupakan gangguan pembengkakan usus besar. Orang yang mengalami diare
pada pembuluh vena di sekitar anus. akan kehilangan banyak cairan tubuh dan
Beberapa penyebab hemoroid adalah: jika diare berlangsung lama, si penderita
duduk terlalu lama, susah buang air besar dapat mengalami dehidrasi. Kondisi
karena tinja yang mengeras ataupun kesehatan anak-anak yang mengalami
mengangkat benda berat diare biasanya cepat menurun. Bobot

6. Pankreatitis tubuh juga menjadi turun drastis. Bahkan


jika tidak segera diobati dapat
Pankreatitis adalah peradangan pada
menyebabkan kematian pada anak-anak
pankreas, organ yang mengeluarkan
balita.
enzim pencernaan dalam saluran
pencernaan, dan sekaligus mensintesis 8. Sariawan
dan mensekresi insulin dan glukagon. Alat pencernaan yang terganggu
Pankreatitis dapat disebabkan oleh batu atau terserang oleh sariawan adalah mulut
empedu yang menyumbat saluran (bibir dan gusi) dan lidah. Ketika kita
pankreas, konsumsi alkohol yang kronis, terkena sariawan, bibir dan lidah kita
obat-obatan, trauma, infeksi, tumor, dan seperti terluka dan terasa perih khususnya
kelainan genetik. saat makan. Biasanya orang yang terkena

45 | SISTEM PENCERNAAN PART-3


penyakit ini menjadi malas makan,
sehingga kondisi tubuh turun. Orang
mudah terkena sariawan kemungkinan
karena kekurangan vitamin C atau daya
tahan lemah.

Berbagai gangguan sistem


pencernaan ini dapat terjadi karena
banyak hal, diantaranya:

1. Melakukan diet dengan ekstrim,


yaitu dengan mengonsumsi pil
pelarut lemak serta mengurangi
porsi dan jadwal makan.

2. Minuman keras yang dapat memicu


pengeluaran getah lambung.

3. Bulimia, yaitu makan besar –


besaran atau sebanyak – banyaknya
tetapi dimuntahkan kembali dengan
sengaja menggunakan obat
pencahar.

4. Memakan makanan kaleng yang


dapat terkontaminasi bakteri
Clostridium botulium.

5. Kurang berolah raga.

6. Makan kurang teratur dan dengan


porsi yang tidak seimbang.

46 | SISTEM PENCERNAAN PART-3


ANALISIS PERMASALAHAN PART-3

Langkah Kerja :

a. Baca dan cermatilah artikel permasalahan di bawah ini!


b. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 siswa!
c. Diskusikan dan kerjakan soal permasalahan dengan pasangan kelompok masing
– masing yang ada di bawah sesuai dengan artikel di atasnya!
d. Tulislah jawaban hasil diskusi di dalam kolom yang telah disediakan!
e. Lakukan diskusi dengan semua kelompok di kelas!

Problem
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Usia Dini dengan Kejadian
Gangguan Sistem Pencernaan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Bangsri I
Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara

Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada anak usia 0-6 bulan salah
satunya adalah gangguan sistem pencernaan yang disebabkan karena pemberian
makanan tambahan yang belum sesuai seperti susu formula maupun Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) lainnya yang diberikan terlalu dini. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan usia
dini dengan kejadian gangguan sistem pencernaan khususnya diare, muntah dan
konstipasi pada bayi usia 0-6 bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah non-
eksperimental observasional bersifat studi korelasi dengan desain penelitian case
control (studi kasus). Uji univariat pada variabel kasus didapatkan sebagian besar
praktik pemberian makanan tambahan usia dini kategori diberikan sebanyak 48
(80%) dan pada variabel kontrol tidak diberikan sebanyak 47 (78.3%). Hasil
gangguan sistem pencernaan didapatkan 10 orang (16.7%) dengan kategori sehat,
diare 18 (30%), muntah 22 (36.6%) dan konstipasi 10 (16.7%). Hasil uji bivariat
dengan uji chi square menghasilkan nilai p value = 0.000 dan nilai X 2 hitung =
47 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 3
48.889. dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pemberian makanan tambahan usia dini dengan kejadian gangguan sistem
pencernaan diare, muntah dan konstipasi pada bayi usia 0-6 bulan.Untuk itu
diperlukan perbaikan gizi bayi melalui pemberian ASI saja untuk anak usia 0-6
bulan. Dari permasalahan tersebut, bagaimana dampak balita jika diberi MPASI
sebelum pada waktunya? Dan jika dampaknya negative, bagaimana hal itu bisa
terjadi sehingga balita bisa terkena gangguan sistem pencernaan terutama diare ?
(Sumber: Winarsih, Biyanti Dwi dan Zumrotun. 2012. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan
Usia Dini dengan Kejadian Gangguan Sistem Pencernaan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas
Bangsri I Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat.
Vol. 1 (1): 25-38. ISBN: 2252-8865.)

Pair
Analislah dengan pasangan kelompok masing – masing dan tulislah pertanyaan
masalah yang ada di dalam artikel tersebut!

Share
Tulislah jawaban sesuai dengan permasalahan yang sesuai anda diskusikan di atas
pada kolom di bawah ini!

48 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 3
GOOD LUCK

49 | A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N P A R T - 3
DAFTAR PUSTAKA

Depari, Eldarya Envisari, Annas Farhani, I Wayan Batan, dan I Made Kardena. 2017.
Gambaran Histopatologi Rumen dan Retikulum Sapi Bali Akibat Adanya Benda
Asing. Jurnal Sain Veteriner. Vol. 35 (1): 35-41. ISBN: 2407-3733

Diastuti, Renni. 2009. Biologi untuk Kelas SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Pratiwi, D. A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2007. Biologi untuk SMA Kelas
XI. Jakarta: Erlangga.

Purnomo, Sudjino, Trijoko, dan Suwarno Hadisusanto. 2009. Biologi untuk SMA kelas XI.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tirtawinata, Tien Ch. 2006. Makanan dalam Perspektif Al Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta:
Balai penerbit FKUI

Verdiana, Lidia dan Lailatul Muniroh. 2017. Kebiasaan Sarapan Berhubungan dengan
Konsentrasi Belajar Pada Siswa SDN Sukoharjo 1 Kota Malang. Media Gizi
Indonesia, Vol. 12 (1): 14-20.

Winarsih, Biyanti Dwi dan Zumrotun. 2012. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan
Usia Dini dengan Kejadian Gangguan Sistem Pencernaan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
di Puskesmas Bangsri I Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1): 25-38. ISBN: 2252-8865

50 | DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai