Anda di halaman 1dari 14

Terapi Gen pada Penyakit Kanker

Teresa Liliana Wargasetia


Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Abstrak
Kemajuan dalam bidang biologi molekuler telah memunculkan teknologi untuk
memanipulasi gen-gen in vivo untuk pengobatan penyakit melalui terapi gen. Akhir-akhir ini,
penyakit-penyakit target untuk terapi gen telah meluas dari kelainan metabolik kongenital
menjadi penanganan terhadap penyakit kanker. Pendekatan terapi gen untuk pengobatan
kanker meliputi koreksi kecepatan tumbuh sel-sel kanker, pengontrolan kematian sel-sel kanker,
upaya untuk membuat sistem imun membunuh sel-sel kanker, dan strategi bunuh diri.
Berbagai metode yang telah dicoba digunakan dalam pengiriman gen-gen ke dalam sel-
sel target pada terapi gen kanker adalah dengan menggunakan virus, liposom, dan nanosphere;
penyuntikan DNA secara langsung; dan teknik gene gun. Terapi gen untuk kanker payudara
meliputi penggantian gen supresor tumor dan terapi antionkogen. Sedangkan terapi gen untuk
kanker paru-paru dan kanker kepala dan leher dilakukan melalui penggantian gen supresor
tumor p53 dengan menggunakan vektor retrovirus LTRp53A, adenovirus Adp53 dan virus
Onyx-015 yang sedang dalam tahap uji klinis.
Studi terapi gen pada glioma maligna melalui terapi gen interferon-β masih dalam
tahap penelitian dan dalam pengembangan untuk aplikasi klinis. Banyak tantangan yang harus
dihadapi dalam terapi gen kanker namun sejauh ini telah menunjukkan kemajuan pada hasil uji
klinis. Berbagai penyakit kanker sedang berada pada fase uji klinis lanjutan dan sedang
dipelajari untuk dapat mencapai standar penggunaan klinis.

Kata kunci : terapi gen, kanker, onkogen, virus

Pendahuluan tuk generasi baru kedokteran


Sejak Watson dan Crick berbasis teknologi canggih, ter-
menemukan struktur double helix masuk kedokteran gen (diagno-
DNA pada tahun 1953, teknologi sis genetik dan terapi gen), ke-
rekombinan DNA dan biologi dokteran regeneratif, kedokter-
molekuler berkembang dengan an robotik, kedokteran moleku-
sangat cepat. Bahkan urutan ler dan nano-medicine. (Yoshida,
DNA lengkap dari genom ma- J. et al., 2004) Perkembangan
nusia yang berjumlah 3 milyar akhir-akhir ini dalam biologi sel
pasangan basa telah berhasil di- dan molekul memang tidak ha-
identifikasi melalui proyek ge- nya berkontribusi pada pema-
nom manusia (1990-2003). Ke- haman mengenai dasar mole-
majuan ini membuka jalan un- kuler penyakit namun juga

24
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

menyediakan teknologi poten- bolik kongenital menjadi tumor-


sial untuk manipulasi gen-gen in tumor malignan yang tidak da-
vivo. Dengan pengetahuan bah- pat disembuhkan oleh pengobat-
wa penyakit-penyakit pada ma- an yang ada dan bahkan penya-
nusia disebabkan oleh abnor- kit-penyakit tumor jinak kronis
malitas ekspresi dan regulasi yang menyebabkan penurunan
gen, terapi gen berkembang de- kualitas hidup. (Yoshida, J. et
ngan harapan bahwa gen-gen al.,2004) Para peneliti melihat
fungsional yang disisipkan ke potensi terapi gen untuk pena-
dalam sel dapat memperbaiki nganan kanker, suatu penyakit
fungsi sel dan menghasilkan akibat abnormalitas regulasi dan
produk gen yang diperlukan, ekspresi gen. Walaupun kemote-
lalu mengkompensasi kelainan rapi dan radioterapi memper-
genetik dan menyembuhkan panjang kemampuan bertahan
penyakit. hidup dan dapat mengobati kan-
Terapi gen pertama kali ker pada beberapa kasus,
dilakukan pada 14 September namun kekurangan-
1990 di USA yang didesain un- kekurangannya pun banyak.
tuk mengobati defisiensi adeno- Sel–sel target kemote-rapi
sine deaminase (ADA). Transfer adalah sel-sel yang berpro-
ex vivo gen ADA ke dalam lim- liferasi, bukan sel-sel kanker
fosit pembuluh darah tepi dan secara spesifik. Kemoterapi juga
sel-sel progenitor sumsum tu- mempunyai efek samping se-
lang belakang dari penderita hingga dosis yang diperboleh-
severe combined immunodeficiency kan terbatas, dan pada sebagian
yang berkaitan dengan defisi- besar tumor-tumor solid terjadi
ensi adenosine deaminase (ADA kekambuhan yang cepat setelah
-SCID) menghasilkan perbaikan terapi. Berbeda dari terapi
imunitas selular dan humoral konvensional, terapi gen untuk
pada pasien yang ditangani. kanker menjanjikan pengobatan
(Ming, Y. 1996) Sejak saat itu, yang spesifik terhadap kanker,
telah dilakukan lebih dari 600 uji efek toksik yang lebih sedikit
klinis dilakukan di seluruh du- dan potensi yang lebih besar
nia, dan lebih dari 4.000 pasien untuk sembuh. (Ming, Y. 1996)
telah menerima terapi gen. Dari 350 uji klinik terapi
(Yoshida, J. et al., 2004) gen yang dilaporkan oleh Na-
Akhir-akhir ini, penyakit- tional Institutes of Health
penyakit target untuk terapi gen Recombinant DNA Advisory
telah meluas dari kelainan meta- Committee USA pada bulan

25
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

Maret 2000, 67% adalah terapi - sel-sel kanker melawan kerja


gen untuk penanganan kanker. sistem imun tubuh.
(Anderson, W.F., 2000) Hingga Oleh karena itu terapi gen
pertengahan Juli 2004, di Jepang untuk mengobati kanker
telah dikembangkan dua puluh didasarkan pada koreksi kece-
protokol terapi gen. Diantara- patan pertumbuhan, kontrol
nya, lima belas berkaitan de- kematian sel dan membuat sis-
ngan kanker. Penyakit-penyakit tem imun membunuh sel-sel
kanker yang dijadikan target kanker. Pendekatan lain untuk
meliputi karsinoma sel ginjal, terapi gen kanker adalah de-
kanker paru-paru, kanker ngan strategi bunuh diri.
oesophagus, kanker payudara,
kanker prostat, kanker otak 1. Koreksi kecepatan tumbuh
(malignant glioma), leukemia, dan sel-sel kanker.
kanker kolon. (Yoshida, J. et al., Suatu pendekatan untuk
2004) mengontrol kecepatan tumbuh
sel-sel kanker adalah dengan
melibatkan penggunaan oligo-
Pendekatan Terapi Gen untuk nukleotida antisense. Oligonuk-
Pengobatan Kanker leotida antisense adalah pasang-
Secara umum, terapi gen an basa dari produk-produk gen
dilakukan dengan cara meng- regulator pertumbuhan spesifik
ganti atau menginaktifkan gen (onkogen seperti ras, PKC-a, raf,
yang tidak berfungsi, menam- c-myc, HER-2/neu). Onkogen
bahkan gen fungsional, atau dapat menyebabkan pertum-
menyisipkan gen ke dalam sel buhan sel yang tidak terkontrol
untuk membuat sel berfungsi bila gennya rusak, terlalu
normal. banyak kopi dari gen-gen ini di
Sel-sel kanker mempu- dalam sel atau terlalu aktif.
nyai tiga karakteristik yang di- Ketika oligonukleotida antisen-
kontrol secara genetis untuk se berikatan dengan produk-
mempertahankan kelangsungan produk onkogen dari kanker,
hidup dan pertumbuhan: oligonukleotida tersebut meng-
- sel-sel kanker mempunyai ke- hambat fungsi onkogen, meng-
cepatan pertumbuhan yang hasilkan penurunan pertum-
tidak normal buhan kanker dan memperpan-
- sel-sel kanker tidak mati keti- jang kelangsungan hidup pasi-
ka tubuh mengisyaratkan hal en. Efektivitas oligonukleotida
itu antisense tampaknya mening-

26
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

kat bila dikombinasikan dengan yang menyokong angiogenesis.


kemoterapi. Angiogenesis adalah pertum-
Oligonukleotida antisense buhan pembuluh-pembuluh da-
terhadap c-myb, c-muc, H-c-ras, rah baru yang diperlukan seba-
bcr/abl, PCNA, dan CDC2) telah gai sumber nutrisi untuk per-
memperlihatkan penghambatan tumbuhan tumor. Melalui meto-
pertumbuhan sel dan proliferasi de antiangiogenik maka per-
berbagai tipe sel secara in vitro. tumbuhan sel-sel kanker akan
(Milligan, J.F., et al. 1994) Studi terganggu.
in vivo memperlihatkan bahwa
trans-feksi antisense c-fos meng- 2. Pengontrolan kematian sel
hasilkan inhibisi pertumbuhan kanker.
dan tingkat keinvasifan tumor, Sejumlah gen yang juga
penghambatan produksi protein digunakan untuk terapi gen
c-fos, induksi diferensiasi sel dan kanker adalah gen-gen yang
kemampuan pasien untuk ber- berperan untuk menekan per-
tahan hidup yang lebih lama. tumbuhan tumor. Gen-gen pe-
(Arteaga, C.L., Holt, J.T., 1996) nekan tumor berfungsi men-
Pendekatan lain untuk desak sel untuk “bunuh diri”
menjadikan onkogen sebagai bila sel-sel telah berubah sifat
target adalah melalui transfeksi menjadi kanker. Gen-gen ini
sel dengan anti onkoprotein. Hal mengalami kerusakan pada ber-
itu membuat sel-sel mempro- bagai tipe kanker sehingga para
duksi antibodi rantai tunggal ilmuwan berupaya mengganti
intrasel yang menginaktifasi gen-gen yang rusak tersebut
onkoprotein di dalam sel. Anti- dengan gen-gen yang sehat. Gen
ErbB-2 single-chain antibody yang pertama diidentifikasi
(ScFv) dilaporkan berikatan de- mempunyai fungsi penekan
ngan daerah ekstrasel ErbB-2 tumor yaitu Rb yang mengkode
yang baru disintesis sehingga fosfoprotein p105Rb. P105Rb
membuat ErbB-2 tetap berada di berperan penting dalam dife-
dalam sel dalam keadaan non rensiasi dan replikasi sel-sel
aktif. (Ming, Y. 1996) yang tidak berdiferensiasi. Mu-
Pendekatan terapi lainnya tasi pada gen Rb menyebabkan
untuk mengontrol pertumbuhan retinoblastoma dan osteosarco-
sel-sel kanker adalah dengan te- ma. Hilangnya fungsi Rb ber-
rapi gen antiangiogenik. Terapi kaitan dengan karsinoma paru,
gen antiangiogenik dilakukan kandung kemih, prostat dan
dengan mengacaukan gen-gen sejumlah kanker payudara.

27
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

Introduksi alel normal dari gen Pengontrolan genetik un-


Rb pada sel-sel retinoblastoma tuk kematian sel kanker dilaku-
dan osteosarcoma menghasilkan kan melalui manipulasi gen p53
perubahan pertumbuhan sel dan abnormal yang ada pada se-
morfologi sel menjadi normal jumlah kanker. Cara untuk
serta menekan tumorigenitas melakukan hal tersebut adalah
dari sel-sel tersebut pada tikus. dengan mentransfer gen p53
(Ming, Y. 1996) normal dengan menggunakan
P53 adalah fosfoprotein adenovirus ke dalam sel kanker
inti multifungsi yang mempu- yang mengandung gen p53
nyai peran utama dalam modu- abnormal. Transfer melewati
lasi transkripsi gen, mengatur membran sel tumor ke nukleus
siklus sel, mengaktifkan apopto- ini dapat mengembalikan kon-
sis, dan mempertahankan stabi- trol genetik yang normal. Uji
litas genomik. Pada sel-sel nor- klinik yang mempelajari aktivi-
mal, DNA dapat menjadi abnor- tas pendekatan dengan adeno-
mal karena berbagai sebab na- virus-p53 melibatkan pengobat-
mun tubuh mempunyai meka- an pada berbagai pasien, ter-
nisme untuk mengoreksi atau utama pada pasien dengan
menghilangkan sel-sel kanker kepala dan leher, kanker
abnormal. Pada sel-sel normal, ovarium, dan kanker paru-paru.
gen p53 bertanggung jawab Uji klinik fase III yang
untuk mem-perbaiki DNA membandingkan terapi gen
abnormal. Bila DNA tidak dapat adenovirus-p53 dengan pena-
diperbaiki oleh gen p53, gen nganan standar pada kanker
tersebut mem-beri sinyal pada kepala dan leher dan kanker
sel yang memi-liki DNA ovarium sedang dilakukan. Gen
abnormal untuk mati melalui p15 dan p16 merupakan gen-gen
mekanisme apoptosis. Pada sel- penekan tumor yang juga sering
sel kanker, gen p53 menjadi digunakan pada uji klinik.
abnormal dan tidak dapat Perlakuan lain dengan
menyebabkan apoptosis pada gen p53 sebagai target adalah
sel-sel abnormal. Diper-kirakan dengan menggunakan virus
50% hingga 60% kanker pada ONYX-015. Virus ini tidak
manusia berkaitan dengan gen mengganti gen yang mengin-
p53 yang bermutasi atau tidak duksi apoptosis, namun virus
adanya ekpresi p53. (Mujoo, K., tersebut telah dimodifikasi se-
et al., 1996) hingga hanya tumbuh dalam
sel-sel kanker dengan fungsi p53

28
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

abnormal. Hal ini menyebabkan kanker-kanker lokal maupun


kematian sel-sel kanker yang yang telah bermetastasis. Pen-
terserang virus dan tampaknya dekatan ini telah ditoleransi de-
tidak mempengaruhi sel-sel ngan baik dan memperlihatkan
normal dengan fungsi p53 yang keberhasilan ketika dibanding-
normal. (Anderson, W.F., 2000) kan dengan kontrol pada uji fase
Uji klinis fase III dengan ONYX- I/II. Pada uji fase III, injeksi gen-
015 juga sedang berjalan de- gen interleukin-2 atau gen-gen
ngan, membandingkan pende- interferon gamma langsung ke
katan ini dengan terapi standar lokasi kanker diharapkan meng-
pada penderita kanker kepala hasilkan kecepatan respon 15-
dan leher. 20% yang sama dengan yang
diamati setelah penanganan de-
3. Upaya untuk membuat ngan sitokin secara sistemik.
sistem imun membunuh sel- Banyak pengobatan imun
sel kanker. dicoba untuk meningkatkan ak-
Terdapat sejumlah sito- tivitas limfosit pada daerah kan-
kin yang mempunyai aktivitas ker. Satu pendekatan yang dico-
imun melawan kanker ketika ba adalah injeksi gen yang
disuntikkan ke dalam pembuluh memfasilitasi ikatan limfosit
darah vena atau subkutan yaitu dengan sel-sel kanker (plasmid
interleukin-2, interleukin-12, al- HLA-B7) secara langsung ke
fa interferon, gamma interferon lokasi kanker. Hal ini memung-
dan faktor penstimulasi koloni kinkan limfosit untuk diidenti-
makrofag granulosit. Sitokin- fikasi dan merusak kanker. Pen-
sitokin ini juga efektif ketika dekatan ini ditoleransi dengan
diinjeksikan langsung ke lokasi baik dan efektif pada uji fase I-II.
kanker. Uji fase III sedang dilakukan
Gen-gen untuk berbagai untuk mempelajari peran
sitokin tersebut dapat diisolasi. Allovectin-7 (plasmid HLA-B7)
Injeksi gen-gen sitokin ke dalam untuk meningkatkan imunitas
sel-sel kanker akan menyebab- melawan kanker pada penderita
kan sel-sel kanker memproduksi melanoma serta kanker kepala
sitokin dan meningkatkan eks- dan leher.
presi antigen pada permukaan
sel kanker. Hal ini memung- 4. Strategi bunuh diri.
kinkan sistem imun untuk me- Strategi bunuh diri ada-
ngenali kanker yang mengarah lah pendekatan terapi dengan
pada respon imun terhadap menyisipkan suatu gen yang

29
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

membuat sel-sel kanker sangat sel-sel target. Hal tersebut


sensitif terhadap obat. Pada saat merupakan aspek yang sangat
pasien diberi obat, obat tersebut menantang dari terapi gen.
hanya membunuh sel-sel yang Ilmuwan menggunakan berba-
mengandung gen tersebut. Hal gai wahana pengiriman yang
itu juga disebut kemosensitisasi. disebut vektor. Gen-gen umum-
Strategi bunuh diri meli- nya dikirimkan secara in vivo,
batkan introduksi dari suatu gen yaitu gen-gen dimasukkan ke
yang mengkode enzim non dalam sel-sel yang ada di dalam
mamalia ke dalam sel-sel tumor, tubuh. Kadang-kadang gen-gen
diikuti oleh pemberian dosis dimasukkan ke dalam sel di luar
tinggi prodrug non toksik sis- tubuh (ex vivo) dan kemudian
temik. Enzim yang dipilih untuk dikembalikan kepada pasien.
tujuan ini mengkatalisis reaksi Beberapa metode pengiriman
yang tidak terjadi dalam sel-sel melibatkan:
mamalia sehingga pro-drug non - Virus, seperti virus penyebab
toksik dimetabolisme menjadi flu atau penyakit infeksi
bentuk toksik di dalam tubuh lainnya. Ilmuwan akan “me-
pasien. Ekspresi enzim itu diba- ngaitkan” virus pada gen
tasi sehingga konversi prodrug yang dimaksud di dalam sel.
menjadi bentuk toksik hanya Virus yang digunakan sudah
terjadi pada daerah tumor. Me- dimodifikasi sehingga tidak
lalui cara ini, konsentrasi tinggi akan menyebabkan penya-
dari obat kemoterapi hanya ter- kit.
batas pada daerah tumor sehing- - Liposom, suatu globul lemak
ga hanya membunuh sel-sel dan air yang digunakan un-
tumor secara selektif tanpa resi- tuk membawa gen-gen ke
du toksisitas sistemik. Percobaan dalam sel. Nanosphere adalah
di bidang ini menggunakan partikel sintetik yang juga
enzim virus yang menghasilkan dapat digunakan untuk pe-
Virus-Directed Enzyme / Prodrug ngiriman gen. Gen-gen yang
Therapy (VDEPT) sebagai termi- dimaksud dibawa oleh plas-
nologi alternatif untuk strategi mid (DNA pendek berben-
bunuh diri. (Ming, Y. 1996) tuk sirkular). Liposom dan
nanosphere dapat larut ke
dalam sel dan melepaskan
Metode Pengiriman Gen gen-gen.
Gen-gen baru membutuh- - Penyuntikan DNA secara
kan cara untuk masuk ke dalam langsung ke dalam jaringan

30
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

seperti otot atau kelenjar sifik dan mengarah pada eks-


yang disebut mengirimkan presi produk gen yang diper-
DNA telanjang karena DNA tahankan masih sangat sulit
yang mengandung gen tidak untuk dicapai. Terapi gen p53
dibungkus oleh apapun se- dengan adenovirus saat ini
perti plasmid atau vektor sedang diuji dalam kombinasi
lainnya. Metode ini cukup dengan docetaxel pada kanker
menjanjikan, tetapi ada ke- payudara lanjut. Uji yang me-
kurangannya yaitu bahwa libatkan intra lesi p53 juga
sis-tem imun dapat melihat sedang dalam proses penelitian.
DNA telanjang sebagai ma- Terapi antionkogen
teri asing dan melawannya, mengunakan urutan antisense
sehingga gen-gen biasanya terhadap c-fos dan c-myc sedang
hanya dapat bekerja untuk dipelajari pada kanker payuda-
waktu yang singkat. ra. Sejumlah gen yang berkaitan
- Gene gun adalah teknik de- dengan kanker payudara dijadi-
ngan menggunakan butiran kan target dengan mengguna-
emas kecil dibungkus de- kan teknik antisense pada model
ngan DNA yang disuntikkan preklinis. Terapi gen dengan gen
secara langsung ke dalam E1A adenovirus yang berikatan
sel-sel. Penggunaan gene gun dengan promo-ter HER-2 telah
dapat menghindari beberapa dipelajari dalam bentuk terapi
masalah yang berkaitan de- antionkogen untuk menurunkan
ngan penggunaan virus un- ekspresi HER-2. Uji fase I dari
tuk mengirimkan gen-gen, gen E1A –liposom pada kanker
tetapi efeknya tidak lama. payudara dan ovarium memper-
Terapi Gen pada Kanker lihatkan reduksi protein HER-2.
Payudara Uji fase II sedang dilakukan.
Terapi gen pada kanker Uji terapi gen yang dida-
payudara dilakukan dengan sari nononkogen atau supresor
mengganti gen supresor tumor tumor melibatkan transfeksi da-
yang rusak. Terapi gen juga di- ri modulator imun seperti anti-
lakukan dengan menghentikan gen-antigen dan sitokin seperti
ekspresi onkogen melalui peng- hal-nya proteksi dari sel-sel tu-
gunaan antisense urutan DNA nas dengan gen multidrug
atau gen yang berkaitan dengan resistance (MDR-1) atau mem-
ekspresi onkogen. Namun pe- bersihkan sel-sel tunas dengan
ngiriman gen yang efisien de- gen proapoptotik bcl-xs atau de-
ngan target sel-sel kanker spe- ngan gen herpes virus thymi-

31
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

dine kinase (HSV-TK) dan gan- yang rendah. Ekspresi gen p53
cyclovir. (Osborne, C., et.al., setelah injeksi terjadi sebagai
2004) respon imun terhadap adeno-
virus. Vektor berupa virus me-
nyebar di antara sel-sel tumor
Terapi Gen untuk Kanker Paru- dan mendorong kematian sel
paru serta Kanker Kepala dan melalui apoptosis. (Moon, C., et
Leher al, 2003)
Perbaikan jalur gen su-
presor tumor dengan penggan-
tian gen-gen supresor tumor pa- Terapi Gen pada Tumor Otak
da sel-sel kanker telah dipelajari Tumor otak (glioma ma-
pada kanker paru-paru serta ligna) bersifat terlalu invasif un-
kanker kepala dan leher. Gen tuk dapat diobati dengan opera-
yang paling banyak dipelajari si reseksi saja. Secara umum, pa-
adalah gen supresor tumor p53 sien glioma maligna menerima
yang dikirimkan oleh vektor terapi ajuvan, termasuk terapi
adenovirus. Uji klinis terkini pa- radiasi, kemoterapi dan terapi
da kanker paru-paru serta kan- imun setelah operasi reseksi
ker kepala dan leher secara kon- tetapi prognosisnya tetap buruk.
sisten memperlihatkan terjadi- Terapi gen merupakan
nya transduksi dan ekspresi strategi baru untuk menangani
gen, mediasi apoptosis dan res- penyakit ini. Namun jumlah te-
pon klinis. Uji klinis terapi gen rapi gen pada penyakit-penyakit
dengan p53 pada kanker paru- sistem saraf pusat hanya sedikit
paru dan kanker kepala dan karena sistem saraf pusat adalah
leher dapat dilihat pada tabel 1. organ yang kompleks dan
Uji klinis dengan peng- dibatasi oleh blood-brain barrier.
gantian gen p53 menunjukkan
bahwa injeksi intratumor secara
langsung memberikan toksisitas

Tabel 1. Uji klinis terapi gen dengan p53 pada kanker paru-paru dan kanker
kepala dan leher.

Tipe Tumor Fase Vektor Cara pengiriman Jumlah


pasien

32
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

NSCLC I LTRp53A (retrovirus) Intratumoral 7


NSCLC I Adp53 (adenovirus) Intratumoral 25
NSCLC I Adp53 (adenovirus) Intratumoral plus cisplatin 23
NSCLC II Adp53 (adenovirus) Intratumoral plus radiasi 17
HNSCC I Adp53 (adenovirus) Intratumoral 18
HNSCC II Onyx-015 Intratumoral 36
HNSCC II Onyx-015 Intratumoral plus cisplatin, 5- 30
fluorouracil

NSCLC : Non-small cell lung cancer


HNSCC : Head and neck squamous cell carcinoma (Moon, C., et.al., 2003)

Oleh karena itu sangatlah pen- dan STAT1, dan aktivasi


ting untuk mengembangkan sis- Dnase γ.
tem pengiriman gen yang tepat. 2. Transfer gen interferon-β
Sistem pengiriman gen yang memproduksi sitokin-sito-
digunakan sekarang adalah kin seperti interleukin (IL)-1
dengan liposom. β, IL-6 dan tumor necrosis
Studi terapi gen pada factor (TNF)-α sebagai tam-
glioma maligna adalah melalui bahan terhadap interferon-β.
terapi gen interferon-β yang Gabungan dari sitokin-sito-
masih pada tahap penelitian da- kin memberikan efek antitu-
sar dan sedang dikembangkan mor yang kuat pada sel-sel
untuk aplikasi klinis. Terdapat glioma.
empat mekanisme antitumor 3. Transfer gen interferon-β
dari terapi gen interferon-β mengaktifkan respon imun
untuk glioma maligna yaitu: sistemik dan memfasilitasi
1. Transfer gen interferon-β infiltrasi sel imun ke dalam
melalui liposom dapat tumor otak. Sel-sel yang
menginduksi apoptosis pada menginfiltrasi tumor teruta-
sel-sel resisten protein inter- ma adalah CD8-positive cyto-
feron-β. Induksi apoptosis toxic T lymphocytes (CTLs)
berkaitan dengan level dan makrofag-makrofag.
mRNA interferon-β intrasel, 4. Transfer gen interferon-β ke
pemanjangan waktu fosfori- sel-sel glioma juga mempro-
lasi molekul-molekul pada duksi beberapa faktor-faktor
jalur transduksi sinyal inter- kemotaktik seperti monocyte
feron-β, seperti JAK1, Trk2 chemotactin protein (MCP)-1

33
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

dan IP-10. (Yoshida, J. et al., gen-gen yang diinginkan ke da-


2004) lam setiap sel yang memer-
Mekanisme antitumor dari tera- lukannya. Metode dengan ke-
pi gen interferon-β untuk glioma berhasilan yang paling baik
maligna secara skematis dapat adalah dengan menyuntikkan
dilihat pada gambar 1. virus pembawa gen secara lang-
sung ke dalam tumor yang rela-
tif mudah dicapai seperti pada
Keberhasilan dan Tantangan tumor kepala dan leher. Tan-
Terapi Gen pada penyakit tangan lain adalah mencegah
Kanker gen baru memasuki DNA sel-sel
Tantangan terberat dal- pada tempat yang salah yang
am terapi gen pada penyakit
kanker adalah memasukkan

Gambar 1. Mekanisme antitumor dari terapi gen interferon-β untuk glioma maligna
(Yoshida, J. et al., 2004)

berpotensi menyebabkan pe- nyakit lain (bukan kanker). Sela-


nyakit seperti leukemia seperti in itu virus yang membawa gen-
yang terjadi baru-baru ini pada gen dapat menyebabkan infla-
uji klinis untuk mengobati pe-

34
Terapi Gen pada Penyakit Kanker
Teresa Liliana Wargasetia

masi atau diserang oleh sistem penggunaan klinis. (Yoshida, T.,


imun. 2004.)
Terapi gen mungkin
menjadi sangat efektif bila di-
kombinasikan dengan terapi ti- Penutup
pe lain seperti kemoterapi dan Terapi gen pada penyakit
radiote-rapi. (Moon, C., et.al, kankermasih dalam tahap pene-
2003) Banyak studi menunjuk- litian, tetapi kemajuan yang pe-
kan bahwa terdapat potensi sat telah diperoleh pada bebera-
yang besar untuk mengkom- pa uji klinik. Walaupun banyak
binasikan terapi gen dengan tantangan yang harus dihadapi,
pendekatan farmasi, imunologis namun metode ini, telah me-
dan radioterapi untuk mem- nunjukkan toleransi yang baik
bunuh sel-sel kanker secara dan efektif bagi sejumlah kan-
lebih efektif dan dalam jumlah ker. Untuk pasien-pasien de-
yang besar. Pengembangan tek- ngan kanker yang tidak respon-
nik untuk pengiriman gen-gen sif terhadap penanganan kon-
supresor tumor secara sistemik vensional, maka terapi gen
adalah penting dalam aplikasi tampaknya perlu dipertimbang-
terapi gen. Masih panjang jalan kan.
ke depan sebelum hasil dari
studi preklinik dan klinik dari
strategi terapi gen mencapai po- Daftar Pustaka
Anderson, W.F. 2000. Gene Therapy Scores
tensi yang penuh, namun demi-
against Cancer. Nature Med.6(8):
kian strategi ini telah menun- 862-863.
jukkan betapa pentingnya terapi Anonymous. 2004. Cancer Treatment
Involving Experimental Gene
gen sebagai langkah ke depan
Therapy.
pada penanganan kanker. http://patient.cancerconsultants.c
(Moon, C., et.al, 2003) Terapi gen om/gene_cancer_news.aspx?id=1
7688. Accessed on 1/28/2005.
merupakan integrasi dari Anonymous. 2004. Gene Therapy for
berbagai sub bidang ilmu ke- Cancer.
dokteran, oleh karena itu kema- http://www.plwc.org/plwc/Shar
ed/plwc_ArticleViewPrint/1,1890
juan di bidang genetik/geno- ,33246.00.html.
mik, vektorologi, biologi sel-sel Arteaga, C.L., Holt, J.T. 1996. Tissue-
tunas dan imunologi akan mem- targeted Antisense c-fos Retroviral
Vectors Inhibits Established Breast
percepat studi tentang prinsip- Cancer Xenografts in Nude Mice.
prinsip dan keamanan terapi Cancer Research 56:1098-1103.
gen menuju tercapainya standar Accessed on 1/17/2005.

35
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

Milligan, J.F., Jomes, R.J., Froehler, B.C. et Osborne, C., Wilson, P. & Tripathy, D.
al. 1994. Development of 2004. Oncogenes and Tumor
Antisense Therapeutics. Annals of Suppressor Genes in Breast
the New York Academy of Sciences. Cancer: Potential Diagnostic and
716:228-41. Therapeutic Applications. The
Ming, Y. 1996. Advances in Cancer Gene Oncologist 9:361-377.
Therapy. McGill Journal of Med. Yoshida, J., Mizuno, M. & Wakabayshi.
2:93-106. 2004. Interferon-β Gene Therapy
Moon, C., Oh, Y. & Roth, J.A. 2003. for Cancer: Basic Research to
Current Status of Gene Therapy Clinical Application. Cancer Sci
for Lung Cancer and Head and 95(11): 858-865.
Neck Cancer. Clinical Cancer Yoshida, T., Ohnami, S. & Aoki, K. 2004.
Research 9:5055-5067. Development of Gene Therapy to
Mujoo, K., Maneval, D.C., Anderson, S.C. Target Pancreatic Cancer. Cancer
et al., 1996. Adenoviral-mediated Sci 95(4):283-289.
p53 Tumor Supressor Gene
Therapy of Human Ovarian
Carcinoma. Oncogene 12:1617-1623.

36
37

Anda mungkin juga menyukai