Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

TAKSONOMI VERTEBRATA
(PISCES : OSTEICHTHYES)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

KELOMPOK : IV (Empat)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN

TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013

@Copyright Lasinrang Aditia


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Taksonomi Vertebrata dengan judul “Pisces


(Osteichthyes)” yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia


Nim 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : IV (empat)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, Desember 2013

Kordinator Asisten Asisten

(Suryyana S.Si) ( Nurbaiti )


60300110038

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)


A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis
ikan yang tergolong Osteichthyes dan mengetahui susunan morfologi serta
anatominya.
B. Dasar Teori
Pada ikan oeteichthyes memiliki mulut berahang, skeleton sebagian atau
seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (cranium tulang rawan)
dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe
ganoid, sikloid atau ctenoid yang semuanya berasal mesodermal, atau tidak
bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya tinggal 4
celah. Insang-insang itu tertutup oleh operculum. Biasanya ada gelembung renang
yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Notokorda ditempati
oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang saraf
cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonerfros. Ada system portal renal. Pada
ikan bentuk lebih primitif dalam ususnya terdapat katup spiral (Mukayat, 1989).
Hampir semua ikan bertulang keras memiliki endoskeleton dengan matriks
kalsium fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutup dengan sisik pipih
bertulang . Ikan bertulang keras umumnya perenang yang dapat menontrol arah,
siripnya yang lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan
dibandingkan dengan sirip hiu yang lebih kaku. Dan masih banyak lagi informasi
dan kelebihan dari ikan bertulang keras yang akan kita ketahui (Campbell, 1999).
Ikan bertulang keras bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang
insang Air disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar diantara celah
insang karena pergerakan operkulum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang
insang tersebut. yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu
penutup pelindung yang disebut operculum. Proses ini memungkinkan seekor
ikan bertulang untuk bernafas saat diam atau tidur. Adaptasi lain dari sebagian
besar ikan bertulang keras yang tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung
renangsuatu kantung udara yang membantu mengontrol
pengambangan ikan tersebut. Perpindahan gas-gas antara kantung renang dan
darah mengubah volume kantong itu dan menyesuaikan kerapatan ikan.
Akibatnya, banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu,
dapat menghemat energi dengan cara tidak bergerak (Jasin, 1992).
Terdapat bebarapa macam sisik yang terdapat pada ikan osteichthyes sisik
cycloid, squama tpe terbentuk dari corium/dermis. Bentuk circuler atau ovoid,
secara mikroskopis tampak adanya garis-garis koncentrik, garis-garis radier,
guanophora, dan sel-sel pigmen. Ctenoid , bagian tepi luarnya mempunyai satu
baris/lebih rigi-rigi seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisik, sedang bagian tepi
yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga memperkuat pelekatannya
Ganoid bagian terbesar dari squama, tipe ini terdiri dari lapisan-lapisan tulang dan
permukaan luarnya diselubungi oleh genoin yaitu suatu material yang mempunyai
email yang dibentuk oleh corium (Rudiyanto, 2011).
Baik ikan bertulang rawan maupun ikan bertulang keras menjadi sangat
beranekaragam selama masa Devon dan Karboniferus, tetapi jika hiu pertama kali
muncul dilaut, ikan bertulang keras muncul pertama kali di air tawar. Gelembung
renang telah termodifikasi dari paru-paru sederhana yang telah membantu
memperbesar pertukaran gas pada insang, mungkin di dalam kolam atau rawa
yang tenang dengan kandungan oksigen yang rendah (Rudiyanto, 2011).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Senin/09 Desember 2013
Waktu : 08.00-10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,
pisau kater, jarum pentul.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ikan bandeng
(Chanos chanos), ikan kakap (Latjanus campechanus) dan tissue.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
a. Pengamatan bentuk luar (Morfologi)
1. Meletakkan ikan yang telah mati pada papan seksi.
2. Mengamati bentuk luar / morfologi ikan yang meliputi: celah mulut,
insang, sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip anus, bentuk sisik,
gurat sisi serta bagian ekor.
3. Membuat gambar struktur morfologi ikan beserta penjelasan.
b. Pengamatan organ bagian dalam (Anatomi)
1. Membuat torehan di bagian sebelah belakang anus ke arah punggung
dengan scalpel sampai menyentuh tulang belakang dengan menggunakan
pisau kater.
2. Melakukan pemotongan mulai dari anus ke arah kepala sampai ke dekat
katup insang.
3. Melanjutkan pemotongan ke arah punggung lewat pangkal sirip dada
sampai tertumbuk pada tulang belakang.
4. Menahannya dengan jarum dan satu di batas badan dan ekor, satu lagi di
batas kepala dan badan.
5. Membuka dinding badan dengan menggunakan pinset & yang di
sebelahnya di tahan dengan pinset. Selanjutnya mengamati sistem ikan
yang meliputi sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem sirkulasi,
sistem ekskresi & menggambar hasil pengamatan yang dilakukan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Ikan bandeng (Chanos chanos)
1. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)

Keterangan:
1. Sirip punggung (Pinna dorsalis) 7. Mulut (Cavum oris)
2. Sirip ekor (Pinna caudalis) 8. Rahang atas (Maxilla)
3. Sirip dubur (Pinna analis) 9. Mata (Vesus)
4. Sirip Perut (Pinna ventralis) 10. Katup insang
5. Sirip dada (Pinna pectoralis) 11. Gurat sisik (Pinna lateralis)
6. Rahang bawah (Mandibula) 12. Sisik Cycloid
2. Anatomi ikan bandeng (Chanos chanos)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca) 5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren) 6. Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine) 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum) 8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang

b. Sistem pencernaan
(Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
(Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)
c. Sistem peredaran darah
(Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena

d. Sistem reproduksi

Keterangan:
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka

Jantan
Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka

Betina
e. Sistem pengeluaran
(Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)

b. Ikan kakap (Latjanus campechanus)


1. Morfologi ikan kakap (Latjanus campechanus)

Keterangan:
1. Sirip punggung (Pinna dorsalis) 7. Mulut (Cavum oris)
2. Sirip ekor (Pinna caudalis) 8. Rahang atas (Maxilla)
3. Sirip dubur (Pinna analis) 9. Mata (Vesus)
4. Sirip Perut (Pinna ventralis) 10. Katup insang
5. Sirip dada (Pinna pectoralis) 11. Gurat sisik
6. Rahang bawah (Mandibula) 12. Sisik Cycloid
2. Anatomi Ikan ikan kakap (Latjanus campechanus)

Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca) 5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren) 6. Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine) 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum) 8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang
b. Sistem pencernaan
(Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
(Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)

c. Sistem peredaran darah


(Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena
d. Sistem reproduksi
Keterangan:
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka

Jantan
Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka

Betina

e. Sistem pengeluaran
(Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)
2. Pembahasan
a. Ikan bandeng (Chanos chanos)
1. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)
Bandeng dikenal juga sebagai milkfish dan memiliki karakteristik
tubuh langsing seperti peluru dengan sirip ekor bercabang sebagai
petunjuk bahwa bandeng memiliki kemampuan untuk berenang dengan
cepat. Tubuhnya berwarna putih keperak-perakan dan dagingnya
berwarna putih susu. Bandeng yang hidup di alam memiliki panjang
tubuh mencapai 1 m.
Dari pengamatan morfologi yang dilakukan dapat diamati bagian
dari ikan bandeng yaitu: Pinna analis yaitu sirip yang berada pada bagian
ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu
dalam stabilitas berenang ikan. Hidung pada ikan bukan di gunakan
untuk bernapas melainkan digunakan sebagai alat penciuman. Pinna
ventralis yaitu sirip yang berada pada bagian perut ikan dan berfungsi
dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga
berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu
kedalaman. Pinna dorsalis yaitu yaitu sirip yang berada pada bagian
dorsal, sirip ini tidak terdapat pada semua jenis ikan. Pinna pectoral yaitu
sirip yang terletak di posterior operculum atau pada pertengahan tinggi
pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan
maju, ke samping dan diam (mengerem).
Sisik cycloid merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana
didalamnya terdapat garis-garis melingkar disebut circulii, anulii, radii,
dan focus. Katup insang yaitu katup yang mengatur pernapasan yang
dilakukan ikan untuk membuka atau menutup insang. Pinna caudalis
yaitu sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya
disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi
sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai
kemudi ketika bermanuver. Maxilla yaitu tulang rahang atas pada ikan.
Mandibula yaitu tulang rahang bagian bawah pada ikan. Gurat sisi yaitu
merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan
mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada
linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk
menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang
menampung sel-sel sensori dan pembuluh syaraf.
2. Anatomi ikan bandeng (Chanos chanos)
Anatomi ikan bandeng yaitu memiliki insang sebagai alat
pernapasan pada ikan. Ginjal yaitu alat pembuangan ampas metabolisme
protein terutama berupa urea. Empedu yaitu cairan kental yang
dihasilkan oleh sel-sel hati dan mempunyai warna coklat tua dan pahit.
Lambung merupakan organ yang berperan dalam pencernaan makanan
dan dapat juga sebagai tempat penyimpanan makanan. Hati yaitu organ
yang berperan dalam proses pencernaan makanan, sebagai organ
metabolisme yang menghasilkan empedu. Hati juga berperan dalam
menetralisir racun yang masuk dalam tubuh. Gelembung renang
berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara dalam darah. Vertebrae
yaitu ruas tulang punggung pada ikan. Jantung organ yang berfungsi
dalam proses peredaran darah di dalam tubuh. Kloaka merupakan organ
saluran ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme, saluran
reproduksi. Esophagus merupakan saluran pencernaan yang
menghubungkan antara mulut dan lambung. Saluran reproduksi yaitu
saluran yang membawa sel telur atau sperma untuk dikeluarkan melalui
kloaka. Mulut merupakan organ yang digunakan untuk memakan
makanan. Usus merupakan saluran yang panjang, sebagai tempat
penyerapan sari-sari makanan.
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Sistem respirasi dari ikan bandeng yaitu archus brancialis atau
lengkung insang yaitu terdiri dari tulang rawan dan memiliki rigi-rigi
sepasang untuk saringan air pernapasan. Hemibrancia atau lembaran
insang bentuknya seperti sisir merupakan jaringan lunak yang melekat
pada archus brancialis. Holobranchiae yaitu dua buah hemibrancialis
yang melekat pada tiap archus brancialis. Mekanisme pernapasan
yaitu Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari
habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang.
O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin
darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2
kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Sistem pencernaan dari ikan bandeng yaitu dimulai dari mulut
dimana makanan akan masuk pertama kali melalui mulut, kemudian
dari mulut makanan akan melewati esophagus yaitu saluran yang
menghubungkan antara mulut dan lambung. Lambung merupakan
organ yang berperan dalam pengolahan makanan dan penghancuran
makanan, bentuknya seperti huruf U. Intestinum merupakan lanjutan
dari lambung berfungsi sebagai tempat penyerapan makanan.
Hati merupakan kelenjar pencernaan yang ikut membantu
proses pencernaan dengan menghasilkan empedu. Pankreas
merupakan kelenjar yang mengandung eksokrin dan endokrin yang
berperan dalam proses pencernaan, muara dari pankreas yaitu ke
duodenum. Kandung empedu tempat menyimpan empedu. Kloaka
saluran akhir dalam sistem pencernaan yang mengeluarkan sisa
metabolisme.
c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Sistem sirkulasi dari ikan bandeng yaitu mempunyai organ
jantung. Jantung memiliki sinus venosus yang berdinding tipis, yaitu
muara dari vena yang berada dipangkal atrium jantung. Ventrikel
yaitu tempat menampung darah dari atrium lalu memompa ke seluruh
tubuh lewat arteri. Atrium yaitu serambi jantung yang menerima darah
dari seluruh tubuh. Conus anteriosus yaitu perbesaran dari ujung
ventrikel yang berfungsi memompa darah ke insang. Arteria
merupakan pembuluh nadi yang membawa darah keluar dari jantung.
Vena merupakan pembuluh balik yang membawa darah dari seluruh
tubuh ke jantung.
d. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada ikan bandeng yaitu Gonad merupakan
alat kelamin utama yang menghasilkan gamet. Ovarium merupakan
tempat pembentukan telur. Oviduct yaitu saluran yang dilewati oleh
sel telur dari ovarium. Saluran pelepasan telur yaitu saluran yang
merupakan tempat keluarnya sel telur atau sperma dari dalam tubuh.
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada ikan bandeng yaitu Alat ekskresi berupa
sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna
kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih)
menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran
urogenital. Ikan yang hidup di air tawar mengeluarkan urin dalam
jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup di air laut akan
mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
3. Habitat
Habitat ikan bandeng (Chanos chanos) hidup di selurh perairan
laut dan kebanyakan dikelola di tambak.
4. Klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos)
Adapun klasifikasi dari ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Osteichthyes
Ordo : Malacopterygii
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos (Mukayat, 1989)
b. Ikan kakap (Latjanus campechanus)
1. Morfologi ikan kakap (Latjanus campechanus)
Dari pengamatan morfologi mempunyai tubuh yang memanjang
dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung.
Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi
konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan
serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan. Serta
pengamatan morfologi ikan kakap berwarna merah dan bagian dari ikan
kakap yaitu: Pinna analis yaitu sirip yang berada pada bagian ventral
tubuh di daerah posterior anal.
Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.
Hidung pada ikan bukan di gunakan untuk bernapas melainkan
digunakan sebagai alat penciuman. Pinna ventralis yaitu sirip yang
berada pada bagian perut ikan dan berfungsi dalam membantu
menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam
membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. Pinna
dorsalis yaitu yaitu sirip yang berada pada bagian dorsal, sirip ini tidak
terdapat pada semua jenis ikan. Pinna pectoral yaitu sirip yang terletak di
posterior operculum atau pada pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh
ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan maju, ke samping dan
diam (mengerem).
Sisik cycloid merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana
didalamnya terdapat garis-garis melingkar disebut circulii, anulii, radii,
dan focus. Katup insang yaitu katup yang mengatur pernapasan yang
dilakukan ikan untuk membuka atau menutup insang. Pinna caudalis
yaitu sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya
disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi
sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai
kemudi ketika bermanuver. Maxilla yaitu tulang rahang atas pada ikan.
Mandibula yaitu tulang rahang bagian bawah pada ikan. Gurat sisi yaitu
merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan
mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada
linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk
menghubungkan kondisi luar tubuh.
b. Anatomi ikan kakap (Latjanus campechanus)
Anatomi ikan kakap yaitu memiliki insang sebagai alat
pernapasan pada ikan. Ginjal yaitu alat pembuangan ampas metabolisme
protein terutama berupa urea. Empedu yaitu cairan kental yang
dihasilkan oleh sel-sel hati dan mempunyai warna coklat tua dan pahit.
Lambung merupakan organ yang berperan dalam pencernaan makanan
dan dapat juga sebagai tempat penyimpanan makanan. Hati yaitu organ
yang berperan dalam proses pencernaan makanan, sebagai organ
metabolisme yang menghasilkan empedu. Hati juga berperan dalam
menetralisir racun yang masuk dalam tubuh. Gelembung renang
berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara dalam darah.
Vertebrae yaitu ruas tulang punggung pada ikan. Jantung organ
yang berfungsi dalam proses peredaran darah di dalam tubuh. Kloaka
merupakan organ saluran ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme,
saluran reproduksi. Esophagus merupakan saluran pencernaan yang
menghubungkan antara mulut dan lambung. Mulut merupakan organ
yang digunakan untuk memakan makanan. Usus merupakan saluran yang
panjang, sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan.
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Sistem respirasi dari Ikan kakap yaitu archus brancialis atau
lengkung insang yaitu terdiri dari tulang rawan dan memiliki rigi-rigi
sepasang untuk saringan air pernapasan. Hemibrancia atau lembaran
insang bentuknya seperti sisir merupakan jaringan lunak yang melekat
pada archus brancialis. Holobranchiae yaitu dua buah hemibrancialis
yang melekat pada tiap archus brancialis. Mekanisme pernapasan
yaitu Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari
habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang.
O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin
darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2
kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Sistem pencernaan dari Ikan kakap yaitu dimulai dari mulut
dimana makanan akan masuk pertama kali melalui mulut, kemudian
dari mulut makanan akan melewati esophagus yaitu saluran yang
menghubungkan antara mulut & lambung. Lambung merupakan organ
yang berperan dalam pengolahan makanan & penghancuran makanan,
bentuknya seperti huruf U. Intestinum merupakan lanjutan dari
lambung berfungsi sebagai tempat penyerapan makanan.
Hati merupakan kelenjar pencernaan yang ikut membantu
proses pencernaan dengan menghasilkan empedu. Pankreas
merupakan kelenjar yang mengandung eksokrin dan endokrin yang
berperan dalam proses pencernaan, muara dari pankreas yaitu ke
duodenum. Kandung empedu tempat menyimpan empedu. Kloaka
saluran akhir dalam sistem pencernaan yang mengeluarkan sisa
metabolisme.
c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Sistem sirkulasi dari Ikan kakap yaitu mempunyai organ
jantung. Jantung memiliki sinus venosus yang berdinding tipis, yaitu
muara dari vena yang berada dipangkal atrium jantung. Ventrikel
yaitu tempat menampung darah dari atrium lalu memompa ke seluruh
tubuh lewat arteri. Atrium yaitu serambi jantung yang menerima darah
dari seluruh tubuh. Conus anteriosus yaitu perbesaran dari ujung
ventrikel yang berfungsi memompa darah ke insang. Arteria
merupakan pembuluh nadi yang membawa darah keluar dari jantung.
Vena merupakan pembuluh balik yang membawa darah dari seluruh
tubuh ke jantung.
d. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada Ikan kakap yaitu Gonad merupakan
alat kelamin utama yang menghasilkan gamet. Ovarium merupakan
tempat pembentukan telur. Oviduct yaitu saluran yang dilewati oleh
sel telur dari ovarium. Saluran pelepasan telur yaitu saluran yang
merupakan tempat keluarnya sel telur atau sperma dari dalam tubuh.
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada Ikan kakap yaitu Alat ekskresi berupa
sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna
kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih)
menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran
urogenital. Ikan yang hidup di air tawar mengeluarkan urin dalam
jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup di air laut akan
mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
3. Habitat
Habitat Ikan kakap (Latjanus campechanus) umumnya menghuni
daerah perairan karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan
beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar. Jenis
kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang
tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang
lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya
kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter
dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara
5-32ºC. Daerah penyebaran kakap merah hampir di seluruh Perairan Laut
Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat
Sunda, Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi,
Kepulauan Riau.
4. Klasifikasi ikan kakap (Latjanus campechanus)
Adapun klasifikasi dari ikan kakap (Latjanus campechanus) yaitu
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Latjanus campechanus (Mukayat, 1989)
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa mahasiswa dapat
mengenal jenis ikan yang termasuk Osteichthyes yaitu ikan bandeng dan ikan
kakap yang memiliki tulang sejati atau tulang keras. dari hasil pengamatan yang
dilakukan struktur morfologinya terdiri dari premaxilla, pinna analis, hidung,
pinna ventralis, pinna dorsalis, pinna pectoral, sisik cycloid, katup insang, pinna
caudalis, maxilla, gurat sisi dan mandibula. Untuk sistem anatominya terdiri atas
insang, empedu, hati, vertebrae, kloaka, saluran reproduksi, usus, ginjal, lambung,
gelembung renang, jantung, pankreas, esophagus, dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1999.


Jasin, Maskoeri. Zoologi Dasar, Jakarta: Sinar Wijaya, 1999.
Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Rudiyanto. 2011. Chondrichthyes. BlogRudiyanto. http://rudyantoblog.blogspot.com
/2011/11/chondrichthyes-dan-ikan-hiu-carcharias.html (11 Desember 2013).

Anda mungkin juga menyukai