Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKIDAH ISLAM

MATAKULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :

1. SUCI RHAMADANI ARIFUDDIN ( 45220001 )

2. NUR ATIKA HAURA ( 45220002)

KELAS :

1A D4 ADMINISTRASI BISNIS

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PROGRAM STUDI D4 ADMINISTRASI BISNIS

Tahun Ajaran 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akidah Islam dalam
matakuliah pendidikan agama islam.

Makalah ini telah kami kerjakan dengan semaksimal mungkin, dengan bantuan dari
beberapa sumber. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5

C. TUJUAN PEMBAHASAN .........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................6

A. PENGERTIAN AKIDAH 6

B. SUMBER – SUMBER AKIDAH ISLAM 6

C. TINGKATAN – TINGKATAN AKIDAH 7

D. PENGERTIAN IMAN 8

E. RUKUN IMAN 9

F. PROSES TERBENTUKNYA IMAN 10

G. TANTANGAN ORANG YANG BERIMAN DI ERA MODERN.....................................................10

H. CIRI – CIRI ORANG BERIMAN ..............................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................14

A. KESIMPULAN .......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang
akan di dirikan, harus semakin kokoh pondasi yang kuat. Kalau pondasinya lemah bangunan itu akan
cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa pondasi. Aqidah adalah inti daripada pendidikan Islam
yang merupakan tujuan diutusnya para Rosul di muka bumi ini. Pendidikan aqidah ini di bawa oleh
setiap para Nabi dan Rosul, dengan seiringnya penyebaran agama Islamdi muka bumi ini, maka
pendidikan aqidah tidak pernah terabaikan, karena Islam yang di sebarkan oleh para Nabi adalah
Islam yang masih murni atau masih utuh, yaitu keutuhan dalam Islam kemudian iman dan ihsan.
Aqidah yang benar adalah yang tercermin dari kemurnian seluruh amal perbuatan manusia
danibadahnya semata-mata hanya untuk Allah Swt semata. Akhir-akhir ini hampir setiap orang
banyak yang membutuhkan pendidikan aqidah karena sekarang merupakan hal yang sangat mahal
dan sulit untuk di cari. Karena juga minimnya tentang pemahaman aqidah yang terkandung di dalam
al-Qur’an hadits akan semakin memperparah aqidah pada seseorang. Oleh karena itu membentuk
aqidah yang kuat dan benar, hendaknya seorang guru maupun orang tua dalam menanamkan aqidah
terhadap anak mulai di galakkan sejak usia dini, karena menanamkan aqidah yang benar sangat
mudah ketika dalam menanamkannya sebelum anak itu menginjak dewasa. Pendidikan aqidah ini
sangat perlu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah bahkan yang sangat penting lagi adalah dilingkungan masyarakat sehingga akan tercipta
pribadi yang luhur, santun sesuai dengan kitab Allah yaitu alQur’an dan As-Sunnah.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan yang selengkap-lengkapnya


bentuk dibandingkan dengan makhluk atau ciptaan yang lain. Kemudian Allah bimbing mereka
dengan cara mengutus para rosul-rosulnya, semua rosul itu menyerukan kepada manusia dengan
tauhid supaya mereka semua berjalan dan hidup dimuka bumi ini dengan kehendak Sang pencipta
yaitu Allah Swt melalui wahyu yang di turunkan kepada rosulnya. Maka orang yang menerima wahyu
Allah yang di perantarakan melalui rosulnya di sebut orang mukmin sedangkan orang yang tidak mau
menerimanya disebut orang kafir serta orang yang ragu-ragu dengan wahyu Allah disebut orang
munafik yang juga merupakan bagian dari orang kafir. Aqidah yang ada dalam tubuh manusia itu
ibarat kepalanya. Oleh karena itu apabila suatu umat sudah rusak, maka bagian yang harus dirubah
terlebih dahulu adalah aqidahnya, apalagi ini adalah menyangkut sebuah kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Mencari dan memahami pengertian akidah islam dan apa saja yang berkaitan dengan
akidah islam.

2. Mencari dan memahami akidah itu bersumber dari mana

3. Mencari dan memahami apa yang dimaksud dengan iman dan bagian – bagian dari iman

C. TUJUAN

1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

2. Untuk memudahkan kita untuk memahami apa itu Akidah Islam.

3. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi orang lain.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKIDAH

Akidah (bahasa Arab: ‫العقيدة‬, translit. al-'aqīdah) dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua
sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Fondasi akidah Islam
didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan
peristiwa hari akhir.

ْ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (


Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu ( ‫)ال َع ْق ُد‬
ُ ##ْ‫ )التَّوْ ثِي‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( ‫ا ُم‬##َ‫ ْ)ا ِإلحْ ك‬yang artinya
‫ق‬
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ‫ َّو ٍة‬#ُ‫ )ال َّر ْبطُ بِق‬yang berarti mengikat dengan
kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan
yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat
kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik
dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari
salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah
yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.

B. SUMBER – SUMBER AKIDAH ISLAM

1). Al-Qur’an, merupakan firman Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
secara mutawatir, atau bertahap dalam rentang waktu kurang lebih 23 tahun meliputi periode
Mekkah dan Madinah. Al-Qur’an ini sebagai petunjuk bagi orang-orang yang diberi petunjuk.

2). Sunnah merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Entah itu perbuatan maupun ucapannya. Sama halnya seperti Al-Qur’an, sunnah ini merupakan
wahyu yang datang dari Allah, namun bukan dalam bentuk lafadz dari Nya.

3). Ijma’ para ulama Sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid Umat
Muhammad SAW setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka bukanlah orang-
orang yang sekedar tahu tentang ilmu tetap juga memahami dan mengamalkan ilmu.

6
4). Akal sehat manusia Selain ketiga sumber diatas, akal juga menjadi sumber hukumaqidah
dalam islam. Hal ini merupakan bukti bahwa islam sangat memuliakan akal sehat serta memberikan
haknya sesuai dengan kedudukannya, dengan cara memberikan batasan dan petunjuk kepada akal
agar tidak terjebak kedalam pemahaman-pemahaman yang tidak benar.

5). Fitrah kehidupan

Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabda:

“Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanya lah yang membuat ia
menjadi yahudi, nasrani atau majusi” (HR Muslim)

Dari hadist dapat diketahui bahwa sebenarnya manusia memiliki kecenderungan untuk
menghamba Allah. Akan tetapi bukan berarti bahwa bayi yang lahir telah mengetahui rincian agama
islam. Setiap bayi yang lahir tidak mengetahui apa-apa. Tetapi setiap memiliki fitrah yang sejalan
dengan islam sebelum dinodai oleh penyimpangan-penyimpangan. Bukti mengenai hal ini adalah
fitrah manusia untuk mengakui bahwa mustahil ada dua penciptaan yang memiliki sifat dan
kemampuan yang sama. Bahkan ketika ditimpa musibah pun banyak manusia yang menyeru kepada
Allah seperti dijelaskan dalam firmannya: Qs Al-Israa:67

“dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu seru,
kecuali Dia. Tapi ketika Dia menyelamatkan kamu kedaratan, kamu berpaling dari-Nya. Dan manusia
memang selau ingkar (tidak bersyukur).

C. TINGKATAN – TINGKATAN AKIDAH

1. Tingkat Taklid

Pada tingkat ini, seseorang memiliki aqidah yang sumber keyakinannya masih berasal dari
pendapat orang lain dan tidak dipikirkan lagi. Tingkat ini adalah tingkat paling awal dalam tingkatan
aqidah. Karena itu, orang yang baru memulai atau mengetahui sedikit tentang aqidah umumnya
masih berada dalam tingkatan ini. Biasanya, orang yang menjadi sumber keyakinannya adalah
seseorang yang dipercaya atau tokoh agama yang ia ketahui. Meskipun hal ini wajar, namun seorang
muslim sebaiknya tidak berada dalam tingkatan ini terlalu lama.

2. Tingkat Yakin

Setelah itu, seseorang akan beranjak ke tingkat yakin. Pada tingkatan ini, keyakinan yang
dimiliki diperoleh dari bukti dan dalil yang jelas. Akan tetapi, seringkali masih belum mampu

7
menghubungkan antara objek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya. Sehingga, masih mudah
terkecoh dengan sanggahan yang lebih rasional dan dalam.

3. Tingkat Ainul Yakin

Pada tahapan ini, keyakinan yang muncul telah berdasarkan dalil rasional, ilmiah, dan mendalam.
Seseorang yang telah mencapai tingkatan aqidah ini akan mampu membuktikan hubungan antara
objek keyakinan dengan dalil – dalil yang ada. Selain itu, orang yang telah mencapai tingkatan aqidah
ini juga telah mampu memberikan argument yang jelas dan rasional terhadap sanggahan yang
datang. Dengan begitu, ia tidak mudah goyah atau terkecoh dengan argument yang datang.

4. Tingkat Haqqul Yakin

Tingkat aqidah ini merupakan tingkatan aqidah tertinggi. Saat mencapai tahap ini, seseorang akan
memiliki keyakinan yang utuh dan mendalam. Sehingga tidak mudah terkecoh dengan berbagai hal
yang bias. Keyakinan yang ia miliki berlandaskan dalil rasional, ilmiah, dan mendalam. Orang yang
telah mencapai tingkatan aqidah yang haqqul yakin, mereka dapat membuktikan hubungan antara
objek keyakinan dengan dalil yang ada.

D. PENGERTIAN IMAN

Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan. Artinya beriman atau
percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang
dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya. Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan,
mengakui, pembenaran yang bersifat khusus. Menurut WJS. Poerwadarminta iman adalah
kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati.3 Abul ‘Ala al-Mahmudi
menterjemahkan iman dalam Bahasa inggris Faith, yaitu to know, to believe, to be convinced beyond
the last shadow of doubt yang artinya, mengetahui, mempercayai, meyakini yang didalamnya tidak
terdapat keraguan apapun.4 HAR Gibb dan JH Krammers memberikan pengertian iman ialah percaya
kepada Allah, percaa kepada utusan-Nya, dan percaya kepada amanat atau apa yang dibawa/berita
yang dibawa oleh utusannya.

Iman merupakan kepercayaan (yang berkenan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan
kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya. Iman diyakini dalam hati, yaitu dengan mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh hati adanya alam semesta dan segala isinya.

8
E. RUKUN IMAN

1. Iman kepada Allah: Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia
mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani Rububiyyah Allah, bahwa tidak ada yang
mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani Uluhiyyah Allah, bahwa
tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain
Allah Ta’ala. Mengimani semua asma dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan
untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna,
memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

2. Iman kepada para malaikat Allah:

Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas
yang diberikan Allah kepada para malaikat. Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan
hanya Allah SWT yang mengetahuinya Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya Orang islam
wajib mengimani 10 malaikat yaitu:

- Malaikat Jibril,

- Malaikat Mikal,

- Malaikat Rakib,

- Malaikat Atid,

- Malaikat Mungkar,

- Malaikat Nakir,

- Malaikat Israil,

- Malaikat Israfil,

- Malaikat Malik,

- Malaikat Ridwan

3. Iman kepada kitab-kitab Allah: Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam
(ucapan) yang merupakan sifat Allah. Kita Mengimani bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah
SWT termasuk 4 (empat) yaitu:

9
a. Kitab Suci Taurat,
b. Kitab Suci Zabur
c. Kitab Suci Injil,
d. Kitab Suci Al-Qur'an Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur'an merupakan
penggenapan ab-kitab suci terdahulu.

4. Iman kepada para rasul Allah: Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan
manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan
tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-
sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang
nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber
dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang
tidak kita ketahui namanya.

5. Iman kepada hari akhir: Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan
di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk: Mengimani kejadian yang
baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat
dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka melalui kehendak Ilahi.

F. PROSES TERBENTUNNYA IMAN.

Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan,
kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam
mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran allah, maka orang tersebut tidak
mungkin beriman kepada Allah.

G. TANTANGAN ORANG YANG BERIMAN DI ERA MODERN

1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda. Orang yang beriman hanya
percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah hendak memberikan
pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut. Takut menghadapi maut
menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara manusia yang tidak
berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.

10
3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan. Rezeki atau mata
pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.manusia dilanda resah dan dukacita, serta
digoncang oleh keraguan dan kebimbangan.
5. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen. Iman memberi pengaruh pada
seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan
Allah.
6. Iman memberi keberuntungan Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang
benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.

H. CIRI – CIRI ORANG BERIMAN

1. Punya Rasa Takut Terhadap Allah SWT


Memiliki rasa takut terhadap Allah SWT merupakan satu dari 10 ciri-ciri
orang beriman. Dirinya tidak akan berani melanggar apapun apa yang telah
ditetapkan menjadi suaru larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah-
Nya. Rasa takut terhadap Allah SWT merupakan salah satu bentuk mengagungkan-
Nya. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Anfal : 2

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut


nama Allah Subhanahu Wata’ala gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.”
2. Khusyuk saat Melaksanakan Sholat
Khusyuk dalam sholat merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman lainnya.
Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam
menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan.
Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬


َ‫صاَل تِ ِه ْم خَا ِشعُون‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya (Q.S. al-Mukminum 23:2)

3. Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia

11
orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat.
Dirinya justru akan sibuk melakukan urasan ibadah yang akan menambah
keimanannya. Allah Ta’ala pun berfirman:

ِ ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬


َ‫ْرضُون‬

Artinya: dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
sia-sia (Q.S. Al-Mukminun 23: 3).

4. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an


Senang mendengar bacaan ayat Al-Aur’an merupakan satu dari 10 ciri-ciri
orang beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin
bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah SWT. Allah Ta’ala pun berfirman:

‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم إِي ٰ َمنًا‬


ْ َ‫َوإِ َذا تُلِي‬
Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2).
5. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an
Senang mendengar bacaan ayat Al-Aur’an merupakan satu dari 10 ciri-ciri
orang beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin
bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah SWT. Allah Ta’ala pun berfirman:

‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم إِي ٰ َمنًا‬


ْ َ‫َوإِ َذا تُلِي‬

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka


(karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2).
6. Meneladani Rasul
orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah Allah SWT saja,
melainkan juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, berkata:

“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Aku tinggalkan dua perkara
yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya
yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya
mendatangiku di Telaga (di Surga).”
7. Tawakal

12
Tawakal merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. Orang tawakal dan
ikhlas pada setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Allah SWT.

َ‫َو َعلَى هَّللا ِ فَتَ َو َّكلُوا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬


Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang
yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
8. Sabar
Kesabaran juga merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. seberat dan
sesullit apapun ujian yang diberikan, maka dirinya akan selalu bersabar
menghadapinya. Allah SWT berfirman dengan artinya yang berbunyi:

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam


peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah : 177)
9. Punya Akhlak yang Baik
Ciri-ciri orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang
beriman tidak mungkin memiliki akhlak yang buruk, karena dirinya akan selalu
meneladani Rasul yang berakhlak mulia. Abu Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW,
mengatakan:

“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat
daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa
mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002)
10. Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat
dirinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan 10 ciri-ciri orang
beriman yang kuat. Allah berfirman:

‫َولَقَ ْد َءاتَ ْينَا لُ ْق ٰ َمنَ ْٱل ِح ْك َمةَ أَ ِن ٱ ْش ُكرْ هَّلِل ِ ۚ َو َمن يَ ْش ُكرْ فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن َكفَ َر فَإِ َّن ٱهَّلل َ َغنِ ٌّى َح ِمي ٌد‬

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS: Luqman
Ayat : 12).

13
14
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang
yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh
apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,
beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita
qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an
dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Khalid, Idaham.2007 Akar-Akar Dakwah: Akidah, Ibdah, Dan Syariah. Cirebon; Orasi Jurnal Dakwah
dan Komunikasi.

Kurniawan, Aris. 2020. Pengetian Aqidah dan Ruang Lingkup, GURUPENDIDIKAN.COM, diakses pada
Senin 06 Oktober 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam

http://eprints.walisongo.ac.id/6900/3/BAB%20II.pdf

https://tangerangkota.kemenag.go.id/ciri-ciri-orang-beriman-dan-bertaqwa-menurut-al-quran/

16

Anda mungkin juga menyukai