PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan penelitian di Daerah Ngatabaru
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut:
Geomorfologi Daerah Ngatabaru
Berdasarkan data dari hasil penelitian daerah geomorfologi Oloboju dapat di
bagi menjadi 3, yaitu:
1. Satuan Morfologi Pegunungan Denudasional Ngatabaru
Satuan geomorfologi pegunungan denudasional Ngatabaruterletak di sebelah
Timur daerah penelitian dan memanjang dari Utara ke Selatan daerah Ngatabaru,
satuan geomorfologi ini menempati luas wilayah ± 60% dari luas keseluruhan
wilayah daerah penelitian. Pada satuan pegunungan ini memiliki beberapa ciri
sehingga dikatakan sebagai pegunungan denudasional yakni pada satuan ini terdapat
rock fall, dan gully eroction
2. Satuan Morfologi Perbukitan Denudasional Oloboju
Satuan geomorfologi perbukitan denudasional Ngatabaru terletak disebelah
Barat daerah penelitian dan memanjang dari Selatan ke utara daerah Ngatabaru,
satuan geomorfologi ini menempati luas wilayah ± 40% dari luas keseluruhan
wilayah daerah penelitian. Jenis erosi yang dijumpai adalah erosi permukaan yang
berupa erosi gully yang merupakan penciri denudasional, erosi gully merupakan
perluasan dari erosi rill. Erosi ini ditandai dengan pelebaran ke arah samping hingga
membentuk lembah yang lebih besar, serta terdapat rock fall pada satuan ini yang
juga merupakan penciri dari denudasional.
Statigrafi Daerah Ngatabaru
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data litologi dan singkapan di
daerah penelitian Ngatabaru, serta hasil deskripsi ciri-ciri fisik batuan di lapangan
maka, urutan batuan dari yang berumur tua hingga yang berumur muda di daerah
penelitian Ngatabaru adalah sebagai berikut:
Potensi dan kegunaan bahan galian yang terdapat di daerah Ngatabaru yaitu:
1. Bahan Galian C batuan Beku (Granit, Diorit, dan Riolit)
Granit adalah batuan beku yang bertekstur holokristalin, faneritik, berbutir kasar,
mengandung mineral-mineral: Kuarsa 10-4%, mineral mafis ( biotit, hornblende,) 35-
10%.
Manfaat batu granit antara lain sebagai bahan baku pembuatan tehel, batu hias,
selain itu lembaran granit atau grano diorite yang sudah di poles dapat di pergunakan
sebagai lantai atau ornament dinding. Batuan granit juga digunakan sebagai batu
pondasi untuk konstruksi.
Bahan Galian Diorit
Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (Batuan Plutonis), bertekstur
feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap.Batuan
diorit mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar
dengan tipe sodik yang banyak.Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak
ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.Harnbledia biasanya lebih
banyak dari biotit.Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya
lebih asam (sodik) daripada labradorit.Batuan dengan plagioklas yang lebih basa
disebut dengan gabro.Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit.
Diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap
seperti biotit dan augit.Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit,
granit, dan epidot.Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit
cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
Bahan Galian Riolit
Batuan riolit biasanya berwarna merah muda atau pink atau bahkan abu-abu
dengan butiran mineral sangat kecil sehingga akan sangat sulit diamati tanpa
menggunakan lensa tangan atau loupe. Batuan riolit sendiri terdiri atas pasir
kuarsa, plagioklas serta hornblende dan biotit. Batuan riolit terbentuk dari magma
granitik yang telah dingin di bawah permukaan.
Ciri-ciri batuan riolit adalah memiliki tekstur halus, memiliki warna terang,
mengandung pasir kuarsa feldspar, dan tampak seperti batuan granit
Kegunaan batuan riolit antara lain sebagai batuan yang menunjang pembangunan
gedung, digunakan sebagai pendamping konstruksi bangunan dan juga sebagai
pelengkap ketika membangun sebuah gedung.
Pembentukan sirtu yaitu dengan melalui proses yang disebut dengan proses
sedimentasi berawal dari pelapukan terhadap suatu batuan induk kemudian
mengalami proses transportasi melalui media baik itu air, udara dan gletser, kemudian
terendapkan pada suatu daerah dimana daya yang di miliki oleh media yang
membawanya sama dengan nol. Penambangan sirtu adalah dengan cara menambang
di open pit mining (tambang terbuka) karena materialnya banyak terdapat di
permukaan bumi.
Sekis adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat
batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli
batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti
layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami
proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang
tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan
batuan sediment. Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mempunyai
bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat
bahwasannya tidak seperti pada batuan sekis yang mempunyai pensejajaran mineral
yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari
pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari
butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan
bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan sekis.
Batuan gneiss atau batu genes adalah salah satu batuan metamorf berjenis
foliated (foliasi) yang mempunyai kesan penjajaran atau garis-garis yang
disebut bands dan lensa yang tersusun dari berbagai macam mineral.
Proses terbentuknya batuan gneiss biasanya sama seperti proses terbentuknya
batuan metamorf lainnya. Batuan gneiss atau genes terbentuk dari proses
metamorfisme regional atau metamorfisme dinamik yang terjadi di batas lempeng
konvergen. Mineral penyusun dalam batuan gneiss direkristalisasi dengan suhu atau
temperatur dan tekanan yang tinggi, oleh karena itu batuan gneiss dikategorikan
sebagai batuan metamorf berkualitas tinggi dan sulit pecah. Proses rekristalisasi dari
mineral penyusun ini menyebabkan ukuran mineral meningkat dan memisah sehingga
memberi kesan garis-garis.
4. Alluvial Surtukil
Alluvial adalah jenis tanah yang terbentuk Karena endapan.Daerah endapan
terjadi di sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun cekungan yang
memungkinkan terjadinya endapan.
Proses terbentuknya alluvial di mulai dari batuan yang mengalami proses sedimentasi
yaitu pembentukan endapan, pelapukan, transprtasi yang dibentuk dari batuan
sebelumnya. Alluvial biasanya terbentuk didaerah pantai dan didaerah sungai dengan
pola penyebaran pada derah penlitian berkisar 5% dari seluruh luas daerah penelitian.
Pengolahan Tanah Alluvial
Penambangan alluvial biasa dilakukan dengan cara tradisional, cara tradisional ini
biasanya dilakukan dengan cara menggali alluvial secara manual, cara penambangan
alluvial diperusahaan tambang biasa dilakukan dengan mamakai eskavator.
5.2. Saran
Setelah laporan ini dibuat adapun saran yang dapat penulis berikan untuk
UKK (ujian Kompetensi Keahlian) dan Sekolah SMK Negeri 8 Palu khususnya agar
menjadi lebih baik kedepannya. Saran yang dapat penulis berikan yakni:
1. Sebaiknya Laporan UKK dan laporan-laporan lain kedepannya jangan hanya
dijadikan pajangan di perpustakaan, tapi dijadikan bahan belajar untuk adik-adik
kelas agar dapat menjadi referensi laporan.
2. Sebaiknya alat-alat praktek lapangan seperti: kompas, palu geologi, GPS, roll
meter, lebih diperbanyak lagi agar memudahkan setiap praktek lapangan kedepannya.