DOSEN
Ns. Firmawati, M.Kep
OLEH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga makalah keperawatan jiwa ini yang berjudul “pelayanan dan
kolaborasi dalam interdisiplin kesehatan dan keperawatan jiwa” dapat selesai dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dimana
sumber materi diambil dari beberapa media pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang
nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi pembaca.Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Gorontalo, 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan
dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan,
kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan
praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap
orang yang berkontribusi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga
dan masyarakat (American Medical Assosiation (AMA), 1994).
Intinya kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama
dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan
hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.
Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas materi tentang pelayanan dan
kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik V
D. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam
keperawatan jiwa.
D. Manfaat Penulisan
Bagi Mahasiswa
Dapat memahami tentang pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peran perawat yang kedua yaitu sebagai pelaksana pendidikan keperawatan yaitu perawat
memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas agar mampu
melakukan perawatan pada diri sendiri, anggota keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada
akhirnya diharapkan setiap anggota masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.
Peran yang ketiga yaitu sebagai pengelola keperawatan adalah perawat harus menunjukkan sikap
kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam
melaksanakan perannya ini perawat diminta menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan,
menggunakan berbagai strategi perubahan yangdiperlukan, berperan serta dalam aktifitas
pengelolaan kasus dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan.
Peran perawat yang kekempat yaitu sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat
mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan menggunakan hasil penelitian
serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan jiwa.
D. Fungsi Perawat
Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan asuhan
keperawatan secara tidak langsung (Erlinafsiah, 2010). Fungsi tersebut dapat dicapai melalui
aktifitas perawat jiwa, yaitu: pertama, memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang
ditata sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik,
mental,dan sosial sehingga dapat membantu penyembuhan pasien. Kedua, bekerja untuk
mengatasi masalah klien “here and now” yaitu dalam membantu mengatasi segera dan tidak
ditunda sehingga tidak terjadi penumpukkan masalah. Ketiga, sebagai model peran yaitu perawat
dalam memberikan bantuan kepada pasien menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui contoh
perilaku yang ditampilkan oleh perawat.
Fungsi perawat yang keempat yaitu memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien
merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini perawat perlu memasukkan pengkajian
biologis secra menyeluruh dalam evaluasi pasien jiwa untuk mengidentifikasi adanya penyakit
fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan cara yang tepat. Kelima, memberikan
pendidikan kesehatan yangditujukan kepada pasien, kleuarga dan komunitas yang mencakup
pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, ciri- ciri
gangguan jiwa, fungsi dan tugas keluarga, dan upaya perawatan pasien ganggua jiwa. Keenam,
sebagai perantara sosial yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak pasien, keluarga dan
masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah pasien.
Fungsi yang ketujuh adalah kolaborasi dengan tim lain adalah perawat membantu pasien
mengadakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter jiwa, perawat kesehatan
masyarakat (perawat komunitas), pekerja sosial, psikolog, dll. Kedelapan, memimpin dan
membantu tenaga perawatan adalah pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan
pada manajemen keperawatan kesehatan jiwa. Kesembilan, menggunakan sumber di masyarakat
sehubungan dengan kesehatan mental. Hal ini penting diketahui oleh perawat bahwa sumber-
sumber yang ada dimasyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai faktor pendukung
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat.
Perawat jiwa memiliki peran dalam tingkat pelayanan kesehatan jiwa yaitu:
A. Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif
antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa
yang berkualitas.
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah dalam keperawatan
jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi ketidaksesuaian
pendidikan dan latihan anggota tim, struktur organisasi yg konvensional, konflik peran dan
tujuan, kompetisi interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
B. Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami uraikan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37759421/Perawat_jiwa