Anda di halaman 1dari 11

Profesi Kependidikan

ENGINEERING IDEA
EDUCATION PROFESSION

By:
NAME : Frandika Arif Caniago
ID : 4173131015
CLASS : Bilingual Chemistry Education 2017

FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCE STATE


UNIVERSITY OF MEDAN
2018
ABSTRAK

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia salah satu faktor yang paling penting dan sangat
mempengaruhi adalah keprofesionalan guru di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang
berdasarkan kompetensi. Kompetensi guru mencakup empat hal penting yaitu kompetensi
personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Dalam
hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi guru sangat diperlukan untuk
memenuhi spesifikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan yang mencakup
karakteristik-karakteristik prasyarat yang meliputi: relevan dengan pengajaran dan berorientasi
pada kualitas. Disamping itu pula harus ada penghargaan dan pengakuan yang tinggi kepada
seorang guru agar dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Kata-kata Kunci: Profesionalisme Guru, Kualitas Pendidikan

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, laporan
Rekayasa Ide dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Meskipun banyak kekurangan
yang terdapat didalam makalah ini. Penulis berterima kasih kepada selaku dosen pengampuh Ibu
Sri Fatmawati, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan arahan serta bimbingannya kepada saya.

Saya berterima kasih kepada orang tua yang senantiasa selalu mendoakan dan
memberikan arahan dan nasehat serta dukungan yang sangat luar biasa. Begitu pula sahabat-
sahabat yang tetap setia mendukung serta memberi motivasi sehingga dalam penyelesaian
Laporan ini.

Penulisan laporan rekayasa ide ini bertujuan untuk memberikan wawasan serta
pemahaman baik bagi para mahasiswa yang membaca maupun bagi penulis sendiri. Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan dan jauh dari kata sempurna di dalam
makalah ini. Oleh karena itu, Saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk
menjadi motivasi bagi saya dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Medan, 17 April 2018

Frandika Arif Caniago

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Rasionalisasi permasalahan/isu yang di bahas dalam TRI 4


B. Tujuan TRI 4
C. Manfaat TRI 5

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN 5

A. Permasalahan umum profesi kependidikan 5


B. Identifikasi permasalahan 6
1. Penyebab Prestasi Belajar yang Rendah 5
2. Permasalahan Kualitas Guru 6

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN 7

BAB IV PENUTUP 9

A. KESIMPULAN 9
B. SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi permasalahan/isu yang di bahas dalam TRI

Guru adalah profesi mulia, karena guru lah yang memegang peranan signifikan
dalammelahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia. Profesionalitas guru
menjadisebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu
mencapaitujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi
menjadisyarat mutlak menuju profesionalitas guru. Guru yang profesional harus memiliki
empatkompetensi sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen,
yaitukompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.danya perbedaan kondisi
belajar yang tepat bagi peserta didik akan menyebabkantimbulnya kesulitan belajar. Ada dua
faktor utama yang mempengaruhi kesulitan belajar yaitufaktor eksternal dan internal. Faktor
internal terkait kondisi jasmani dan psikologi peserta didik; sedangkan faktor eksternal terkait
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sari dan
Suyanta (2013) bahwa faktor penyebab kesulitan belajar kimia peserta didik adalah guru, peserta
didik, lingkungan, dan materi pelajaran. Sekolah memegang peranan yang cukup utama dalam
proses belajar secara formal. Sekolah memiliki kurikulumyang sudah ditetapkan yang memuat
berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik .
B. Tujuan TRI
1) Menghasilkan instrumen model testlet sebagai instrumen pendeteksi kesulitan belajar
kimia peserta didik .
2) Menentukan karakteristik butir soal instrumen pendeteksi kesulitan belajar kimia
peserta didik.
3) Mendapatkan profil belajar individu peserta didik

4
C. Manfaat TRI
Dapat membantu guru dalam pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif
bagi guru untuk dapat melakukan peran ganda dalam mendidik peserta didik, yaitu
selain sebagai pengukur prestasi.

BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan umum Profesi Kependidikan


Sekolah memiliki kurikulum yang sudah ditetapkan yang memuat berbagai mata
pelajaran yang harus dipelajari peserta didik. Pada tingkatan SMA salah satu mata pelajaran
yang perlu dipelajari peserta didik adalah mata pelajaran kimia. Kimia merupakan salah satu
cabangilmu sains yang sangat penting karena dapat membuat peserta didik memahami fenomena
yangterjadi di sekitar mereka. Namun tidak sedikit orang mengatakan bahwa ilmu kimia itu
sulit.Salah satu penyebab materi ini sulit adalah karena pengetahuan kimia dipelajari dalam tiga
level disebut segitiga level representasi kimia yang mencakup gambaran yang dapat diobservasi
langsung, sub-mikroskopis (atom, ion, molekul) dan simbolis (lambang, formula,
persamaan,hitungan). Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Untuk
dapat mengatasi kesulitan belajar kimia peserta didik, maka salah satu cara yang perlu dilakukan
adalah dengan melakukan model pembelajaran cooperataive learning untuk mengetahui tingkat
dan letak kesulitan belajar peserta didik. Motode cooperative learning adalah suatu proses yang
dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukarangan yang dihadapi peserta didik
dalam suatu mata pelajaran tertentu.
a) upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang
dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-
gejalanya (symtoms)

5
b) studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial
c) keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala
atau fakta-fakta tentang suatu hal

B. Identifikasi Permasalahan
1. Penyebab prestasi belajar yang rendah

Prestasi Belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah
mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan
sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan
pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan. Di sekolah hasil belajar dinyatakan dalam angka-angka
(nilai) dalam semua mata pelajaran yang diberikan. Jadi bentuk angka (nilai) ini merupakan
lambang untuk prestasi (hasil belajar siswa). Namun akhir-akhir ini hasil belajar siswa yang
diharapkan oleh semua pihak mengalami penurunan. Penurunan ini terutama bisa dilihat dari
hasil ulangan harian, Mid semester, serta Ulangan Umum di sekolah.

Dunia pendidikan sekarang ini sangat memprihatinkan, terutama di Indonesia. Akhir-


akhir ini kita semua melihat betapa banyak anak didik kita yang tengah duduk di bangku sekolah
tidak lulus ujian akhir nasional (UAN) jumlahnya bahkan lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Ada apa dengan dunia pendidikan kita

2. Permasalahan kualitas guru

Berbicara mengenai mengapa mutu guru rendah jawaban pokoknya adalah karena gaji guru
rendah. Karena gaji guru rendah, generasi muda yang tertarik menjadi calon guru umumnya
bukan calon-calon terbaik. Calon-calon terbaik akan bersekolah di sekolah lanjutan tingkat atas
favorit atau berkuliah di jurusan favorit pula misalnya kedokteran, teknik, hubungan
internasional, atau lainnya. Lulusan nonkependidikan yang kemudian tertarik menjadi guru
dengan mengambil program akta mengajar dapat dipastikan juga bukan lulusan terbaik. Mereka
umumnya mengambil program akta mengajar karena kesulitan mencari pekerjaan di luar profesi
guru.

6
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Menurut Asmani (2009) guru profesional adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran
yang menjadi keahliannya, mempunyai semangat tinggi dalam mengembangkannya dan menjadi
pioneer perubahan di tengah masyarakat.. Seseorang mempunyai bidang keahlian kalau ia
mempunyai kompetensi yang memadai dan mendalam. Guru harus menguasai bahan pelajaran
,strategi belajar mengajar, dan mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yang
tinggi,maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan akan mencapai hasil yang maksimal.
Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan ujung tombak, sehingga perlu pengembangan
professional guru. Setiap guru memiliki potensi dan kebutuhan untuk berkembang serta
meralisasikan dirinya .

Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara


professional.Karena Guru mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, sehingga hampir
semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru. Pengembangan
profesionalisme gurudiarahkan pada peningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputi
kemampuan: menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola kelas, mengelola media atau
sumber, menguasai landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
siswa, dan mengenal administrasi sekolah. Guru yang professional adalah guru yang benar-benar
ahli dalam bidangnya dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sekaligus memiliki
kompetensi dankomitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Pengakuan kedudukanguru sebagai tenaga professional mempunyai misi untuk melaksanakan
tujuan Guru.

Strategi/Solusi

Solusi yang dapat saya berikan ialah Terkait dengan rendahnya prestasi belajar siswa
yang rendah, maka perlu kiranya kita secara intens dan bersama-sama memberikan perhatian
terhadap permasalahan ini sehingga siswa tidak merasa terpuruk dan enggan beranjak dari
kondisi ini.

7
Untuk itu kita perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas prestasi
belajar siswa, diantaranya :

1. Proses pembelajaran harus efektif


2. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran
3. Peranan orang tua pada belajar anak-anaknya harus maksimal. Orang tua harus
mengetahui faktor mana yang mempengaruhi semangat belajar anak. Orang tua juga
sebaiknya lebih memperhatikan pergaulan anaknya, memberikan kasih sayang dan
perhatian lebih terhadap anaknya.
4. Masyarakat sebagai tempat belajar siswa harus kondusif
5. Kesadaran guru untuk bersikap hangat terhadap siswa
6. Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa
kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya, Sehingga dibutuhkan kesadaran guru
untuk bersikap hangat terhadap siswanya, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan prestasi
belajar siswa.

8
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Pentingnya peningkatan kemampuan profesional guru dapat ditinjau dari beberapa sudut
pandang, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, kepuasan
moral kerja, keselamatan kerja guru dan peranannya yang demikian penting dalam rangka
implementasi manajemen peningkatan mutu. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat
diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang, yang tidak mampu mengelola
sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi
kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. Oleh karena itu, peningkatan
kemampuan profesional guru seharusnya diarahkan pada pembinaan kemampuan dan sekaligus
pembinaan komitmennya.

SARAN

Diperlukan pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif bagi guru untuk
dapatmelakukan peran ganda assesment, yaitu selain sebagai pengukur prestasi juga
dapatdipergunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan peserta didik. Diperlukan
produk berupa profil indi0idu dan profil kelas secara bersamaan agar yang dapat membantu guru
membuat perencanaan untuk perbaikan proses pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J.M .2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.


Jogjakarta:Powerbook.

Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara

Mandaru, MZ. 2005. Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari (Potret Buruk

Pendidikan di Indonesia). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyono, 2005. Meningkatkan Mutu guru, Darimana dimulai?. Http://www.kompas.com.


Diakses 13 Juni 2007.

Uzer Usman, Moh. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai