Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN UNTUK EVALUASI RISIKO


KETIDAKSEIMBANGAN CEPHALOPELVIC

(Development of Scoring System for Evaluating The Risk of Cephalopelvic


Disproportion)

Disusun Oleh:
Raissa Gabriella – 1215190
Alodia Ardiati Kurnia – 1415008
Innocence Nandia Amanda – 1415125
Moch. Fathonil Aziz – 1415129
Yoshua Arif Putra − 1415139

Pembimbing:
dr. Erik Dwikurnia Saiman, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
SMF OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Distosia adalah salah satu penyulit kelahiran yang membutuhkan bedah Caesar untuk
mengeluarkan bayi (1,6,7).penyebab dari kelahiran distosia diantaranya adalah anatomic-
cephalopelvic disproportion atau fungsional-anomali dari kontraksi uterus.

Cephalopelic disproportion adalah ketidakseimbangan antara ukuran cranium fetus


dengan ukuran pelvic ibu, hal tersebut menghambat turunnya fetus melalui rongga pelvic
secara optimal. Karena Perubahan gaya hidup, kejadian ukuran dan bayi besar meningkat, dan
khususnya pada kelompok pasien primipara cephalopelvic disproportion adalah satu dari
banyak yang paling sering sebagai indikasi untuk mengeluarkan bayi secara section Caesar

Disproporsi Cepaholopelvic adalah kondisi kesehatan masyarakat yang besar dengan


konsekuensi yang berpotensi kritis untuk ibu dan janin. Sejumlah penelitian telah mendeteksi
risiko faktor untuk disproporsi sefalopelvik yang dapat dengan mudah dievaluasi ketika
pasien masuk ruang bersalin. : maternal- usia, tinggi badan, berat badan, dan berat badan
selama kehamilan dan parita.fetus-perkiraan berat lahir dan tinggi pubis-fundus. Namun, di
Rumania, protokol untuk penilaian risiko awal cephalopelvic disproporsi belum diuraikan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sistem penilaian untuk penilaian risiko
dini disproporsi cephalopelvic.
BAB II
BAHAN dan METODE

Kami mengevaluasi 80 pasien dengan faktor risiko panggul sempit di Departemen


obstetri dan ginekologi Universitas Bucharest. Kriteria inklusi dan eksklusi :
• Kriteria inklusi
o Usia pasien > 15 tahun, < 40 tahun.
o Kehamilan tunggal
o Usia gestasi > 37 minggu
o Onset persalinan yang normal
o Dilatasi serviks ketika pasien ada didalam ruang bersalin kurang dari sama
dengan 4
o Pasien dipantau dirumah sakit paling sedikit 4 jam
• Kriteria eksklusi
o Hipertensi yang dicetuskan oleh kehamilan
o Pasien dengan demam atau dicurigai sebagai chorioamnionitis
o Pasien yang menerima antibiotik dalam kurun waktu kurang dari 3 hari
o Fetus meninggal
o Ruptur amnion spontan lebih dari 4 jam sebelum masuk kamar bersalin

Pasien dibagi menjadi 2 kelompok. Dalam kelompok A kami memasukkan 40 orang


pasien yang didiagnosis sebagai panggul sempit dan fetus telah dikeluarkan dengan cara
seksio sesarea. Dalam kelompok B kami memasukan 50 pasien dengan faktor risiko panggul
sempit tetapi bersalin pervaginam.

Faktor risiko dari seorsng ibu yang memiliki faktor risiko panggul sempit (usia,
tinggi badan, berat badan, peningkatan berat badan ketika hamil) telah dianalisis dan
dibandingkan antara kedua kelompok tersebut. Semua hasil data yang didapatkan melalui
analisis diolah menggunakan SPSS versi 19 dengan p-value <0.05 dan telah terbukti secara
statistik.
BAB III
HASIL

Kami mengevaluasi dan membandingkan pasien yang teraftar dalam penelitian dengan
membentuk kelompok berdasarkan usia ibu, tinggi badan, berat badan, dan berat badan yang
didapat selama kehamilan.
Kelompok A Kelompok B Total
Usia (Tahun)
• Mean ± standard 27.35 ± 7.87 26.65 ± 5.22 27 ± 6.64
deviation
• Minim/Maxim 16/39 16/39 16/39
Tinggi Badan (Cm)
• Mean ± standard 162.63 ± 5.77 166.55 ± 4.64 164.59 ± 5.57
deviation
• Minim/Maxim 145/172 155/175 145/175
Berat Badan (Kg)
• Mean ± standard 80.55 ± 10.50 75.28 ± 8.05 77.91 ± 9.67
deviation
• Minim/Maxim 59/109 61/91 59/109
BB yang didapat selama
kehamilan (Kg)
• Mean ± standard 19.25 ± 4.97 14.23 ± 4.42 16.74 ± 5.31
deviation
• Minim/Maxim 9/30 7/24 7/30

Tabel 1. Analisis deskriptif dari faktor risiko pada Cephalopelvic Dispropotion antara grup A
dan B

Setelah analisis deskriptif pasien yang terdaftar dalam penelitian, kami memutuskan
untuk membandingkan setiap faktor risiko untuk Cephalopelvic Dispropotion ke dalam 3
kategori acak.
Pasien dari kedua kelompok didistribusikan ke dalam 3 kategori menurut usia ibu:
1. Usia 16-20 tahun
2. Usia 21-30 tahun
3. Usia 31-39 tahun
Gambar 1. Distribusi Pasien Grup A Gambar 2. Distribusi Pasien Grup B
Berdasarkan Usia Ibu Gambar berdasarkan Usia Ibu

Pasien dari kedua kelompok di distribusikan kedalam 3 kategori berdasarkan berat
badan ibu:
1. Berat badan < 70 kg
2. Berat badan 71 kg-85 kg
3. Berat badan > 86 kg

Gambar 3. Distribusi Pasien Grup A Gambar 4. Distribusi Pasien Grup B


Berdasarkan Berat Badan Ibu Berdasarkan Berat Badan Ibu

Pasien dari kedua kelompok didistribusikan kedalam 3 kategori berdasarkan tinggi badan:
1. Tinggi badan < 159 cm
2. Tinggi badan 160-169 cm
3. Tinggi badan >170 cm
Gambar 5. Distribusi Pasien Grup A Gambar 6. Distribusi Pasien Grup B
Berdasarkan Tinggi Badan Ibu Berdasarkan Tinggi Badan Ibu

Pasien dari kedua kelompok didistribusikan kedalam 3 kategori berdasarkan berat badan
ibu yang didapat selama kehamilan:
1. Berat badan yang di dapat < 15 kg
2. Berat badan yang di dapat 16-20 kg
3. Berat badan yang di dapat >21 kg

Gambar 7. Distribusi Pasien Grup A Gambar 8. Distribusi Pasien Grup B


Berdasarkan Berat Badan yang Didapat Berdasarkan Berat Badan yang Didapat
Selama Kehamilan Selama Kehamilan

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa usia ibu dan berat badan
yang didapat selama kehamilan merupakan faktor risiko dengan dampak tertinggi pada
cephalopelvic disproportion. Namun, faktor risiko yang ditunjukkan sebelumnya yaitu tinggi
badan dan berat badan tidak terbukti secara statistic berpengaruh dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, kami menguraikan sistem skoring untuk mengenali


risiko dini untuk cephalopelvic disproportion dengan mengetahui usia ibu, berat badan, tinggi
badan, dan berat badan yang didapat selama kehamilan.

Kami memutuskan untuk mengembangkan sistem penilaian dengan menggunakan usia


ibu, berat badan, tinggi badan, dan berat badan yang didapat selama kehamilan karena
parameter ini dapat ditentukan dengan mudah. Sistem penilaian menempatkan pasien pada 3
kategori: risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi terhadap cephalopelvic disproportion.
BAB V
KESIMPULAN

Mengevaluasi risiko ketidakseimbangan (disportpotion) cephalopelvic penting


dilakukan untuk menurukan kematian ibu dan bayi. Pengembangan sistem penilaian
memungkinkan penilaian risiko dini ketidakseimbangan (disportpotion) cephalopelvic,
memfasilitasi diagnosis, dan penanganan yag tepat untuk pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai