Anda di halaman 1dari 2

Jenis Gangguan atau Kelainan yang Menyerang Organ-Organ Pernapasan

Jenis gangguan atau kelainan yang menyerang organ-organ pernapasan sebagai berikut.
1. Bronkitis
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau
inflamasi. Gejala-gejala yang timbul antara lain batuk berdahak, sakit pada tenggorokan, sesak
napas, hidung tersumbat, dan demam. Cara mencegah penyakit bronkitis, yaitu berhenti merokok,
menghindari terkena paparan asap rokok, dan menghindari mengonsumsi alkohol. Cara mengatasi
penyakit bronkitis, yaitu melakukan senam pernapasan, mengonsumsi air putih yang cukup, dan
menggunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi.
2. Difteri
Difteri biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae. Gejala-gejala yang dialami oleh penderita difteri, yaitu terbentuk
lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel, demam, sakit pada
tenggorokan, pembengkakan kelenjar limfe pada leher, serta sesak napas. Penyakit difteri dapat
dicegah dengan melakukan vaksinasi secara teratur. Cara mengatasi penyakit difteri, yaitu
mengonsumsi antibiotik dan antitoksin sesuai resep yang diberikan dokter.
3. Hipoksia
Hipoksia adalah gangguan yang diakibatkan oleh kekurangan oksigen di dalam jaringan
sehingga dapat mematikan sel-sel dalam jaringan tubuh. Seseorang yang mengalami hipoksia
ditandai dengan warna kulit kebiruan, sesak napas, dan sakit pada kepala. Hipoksia dapat
disebabkan oleh keracunan zat-zat karsinogenik serta gangguan pada jantung dan paru-paru. Cara
mencegah terjadinya hipoksia, yaitu tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang atau narkoba,
olahraga secara teratur, dan selalu waspada saat berada pada lingkungan dengan kadar oksigen
rendah seperti pegunungan, area kebakaran, dan berada di dalam air. Cara mengatasi hipoksia,
yaitu memasok oksigen ke dalam tubuh menggunakan slang oksigen, melakukan intubasi atau
pembuatan saluran udara mekanis yang berfungsi menyalurkan oksigen ke paru-paru, dan jika
hipoksia disebabkan karena keracunan gas karbon monoksida dapat diatasi dengan memasukkan
penderita ke ruang hiperbarik agar oksigen dalam darah meningkat.
4. Pleuritis
Pleuritis adalah gangguan yang disebabkan oleh peradangan selaput pleura sehingga timbul
rasa nyeri saat bernapas. Gejala-gejala yang dapat dialami penderita pleuritis antara lain batuk
kering, sesak napas, demam, sakit pada bagian dada, bahu, sendi, dan otot, serta merasa mual.
Adapun cara mencegah penyakit pleuritis, yaitu menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi
makanan bergizi, dan menghindari obat-obatan yang memicu alergi. Cara mengatasi penyakit
pleuritis, yaitu mengonsumsi obat-obatan yang mengandung antibiotik dan melakukan penyedotan
cairan dari dalam rongga pleura (torakosentesis).
5. Sianosis
Sianosis adalah gangguan yang disebabkan oleh kandungan O 2 yang rendah dalam darah
sehingga kulit dan membran mukosa berwarna kebiruan atau pucat. Gejala-gejala yang timbul
antara lain sesak napas, kulit berwarna kebiruan, sakit pada bagian dada, lengan, dan jari tangan,
serta berkeringat dingin. Cara mencegah sianosis, yaitu olahraga secara teratur, mengonsumsi
makanan bergizi, dan rajin melakukan senam pernapasan. Adapun cara mengatasi sianosis, yaitu
memberikan oksigen kepada penderita.
6. Laringitis
Laringitis adalah peradangan pada laring yang disebabkan oleh infeksi patogen. Gejala-gejala
yang timbul antara lain batuk, nyeri di bagian tenggorokan, kesulitan berbicara, dan suara menjadi
serak. Adapun cara mencegah penyakit laringitis, yaitu menjaga kesehatan lingkungan di sekitar
tempat tinggal, menghindari konsumsi alkohol dan kafein, serta menghindari tempat-tempat
dengan paparan zat-zat berbahaya. Cara mengatasi penyakit laringitis, yaitu memperbanyak
minum air putih dan mengonsumsi makanan bergizi.
7. Rinitis
Rinitis adalah peradangan pada rongga hidung yang disebabkan oleh infeksi patogen dan alergi.
Gejala-gejala yang dapat dialami penderita rinitis, yaitu bersin-bersin, hidung tersumbat atau
hidung berair, serta terjadi iritasi di sekitar hidung. Cara mencegah penyakit rinitis antara lain
menghindari lingkungan berpolusi atau terpapar asap rokok dan menghindari obat-obatan yang
memicu alergi. Sementara itu, cara mengatasi penyakit rinitis, yaitu mengonsumsi obat
dekongestan dan antihistamin, serta melakukan imunoterapi.
8. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan pada rongga hidung bagian atas yang dapat disebabkan oleh infeksi
patogen, alergi, dan polusi udara. Gejala-gejala yang timbul antara lain demam, hidung
mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan, nyeri pada wajah, dan napas berbau. Adapun
cara mencegah penyakit sinusitis, yaitu menjaga kesehatan tubuh dengan cara mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin C, rajin mencuci tangan, berhenti merokok, dan olahraga
secara teratur, serta menjaga kelembapan ruangan tempat tinggal. Cara mengatasi penyakit
sinusitis, yaitu mengonsumsi antibiotik dan steroid, serta melakukan operasi jika dalam keadaan
parah.
9. Faringitis
Faringitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pharyngitis
sehingga mengakibatkan terjadinya peradangan pada faring. Gejala-gejala yang dialami penderita
faringitis, yaitu kerongkongan terasa nyeri saat menelan, batuk berkepanjangan, serta nafsu makan
berkurang. Adapun cara mencegah faringitis, yaitu rajin mencuci tangan, menggunakan masker
saat bepergian, menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, dan tidak mencampur
peralatan makan dengan peralatan lain. Penyakit faringitis dapat diatasi dengan cara mengonsumsi
antibiotik dan makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh.
10. Adenoid
Adenoid (kesan wajah bodoh) adalah gangguan yang disebabkan adanya pembengkakan
kelenjar limfa oleh polip dan amandel sehingga menyumbat saluran napas. Gejala-gejala yang
dialami penderita adenoid, yaitu mulut selalu terbuka, kesulitan berbicara, suara sengau saat
berbicara, dan mendengkur saat tidur. Cara mencegah penyakit adenoid antara lain menghindari
makanan yang dapat mengiritasi amandel seperti makanan berminyak, makanan atau minuman
dingin, makanan yang mengandung pengawet, penyedap rasa, dan pewarna sintesis, serta
memperbanyak minum air putih. Sementara itu, cara mengatasi penyakit adenoid, yaitu melakukan
tindakan operasi (adenoidektomi).

Anda mungkin juga menyukai