Anda di halaman 1dari 7

A.

Kajian reaksi nuklir seed Samarium

Apabila sebuah isotop terkena paparan neutron termal akan terjadi penangkapan neutron oleh inti
atom dan pelepasan radiasi gamma atau beta yang dikenal dengan reaksi (n,γ). Laju reaksi inti
tersebut berbeda-beda bergantung pada tampang lintang reaksi nuklirnya. Apabila isotop yang
terbentuk berupa radioisotop, maka ia akan meluruh menjadi isotop lain.

Gambar 1. Skema reaksi aktivasi neutron dari isotop A menjadi radioisotop B dan peluruhannya
menjadi isotop C

Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa isotop A setelah penangkapan neutron berubah menjadi
radioisotop B yang selanjutnya meluruh menjadi isotop C. Isotop A dan radioisotop B merupakan
unsur yang sejenis. Laju penambahan jumlah radioisotop B sama dengan laju reaksi
pembentukannya dari isotop A dikurangi dengan laju peluruhan menjadi isotop C. Laju reaksi
pembentukan merupakan perkalian dari jumlah atom isotop A dengan fluks neutron dan tampang
lintang reaksi.Sedangkan laju peluruhan merupakan perkalian antara jumlah atom B yang telah
terbentuk dan konstanta peluruhannya. Laju penambahan radioisotop B secara matematis dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.

dNB/dt = NAφσ - λNB (1)


Di mana,
dNB/dt : Laju pembentukan isotop B
(atom/s)
NA : Jumlah atom sasaran (atom)
φ : Fluks neutron (ns-1cm-2)
σ : Tampang lintang reaksi
(barn = 10-24cm2)
λ : Konstanta peluruhan
radioisotop B (s-1)

Jumlah atom sasaran adalah jumlah atom unsur tersebut dikalikan kelimpahan isotop sasaran.
Apabila persamaan 1 diselesaikan dan diberi batas awal bahwa ketika sebelum iradiasi belum ada
isotop B (NB = 0 saat t = 0) maka diperoleh persamaan berikut.

NB = NAφσ (1-e-λt) / λ (2)

Pada persamaan 2, t menyatakan waktu iradiasi. Besarnya radioaktivitas B (AB) dapat dinyatakan
dengan NBλ, sehingga besarnya radioaktivitas B dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

AB= NAφσ (1-e-λt) (3)

Persamaan 3 ini merupakan persamaan umum untuk mendapatkan radioaktivitas hasil iradiasi
dengan neutron [2]. Setelah iradiasi dihentikan, reaksi penangkapan neutron berhenti dan
radioisotop B meluruh dengan laju peluruhan sebesar perkalian antara konstanta peluruhan dan
jumlah atom B yang tersisa. Oleh karena itu, setelah peluruhan selama waktu t, radioaktivitas B
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

AB = AB0e-λτ (4)

Pada persamaan tersebut AB0 menyatakan radioaktivitas B saat akhir iradiasi end of irradiation
(EOI)

Komposisi isotop unsur penyusun seed Samarium terdiri dari tiga unsur yaitu Samarium, Kalsium
dan Silika seperti terlihat dalama Tabel 1. Dalam Tabel 1 unsur Samarium alam mengandung
isotop 144 Sm dengan kelimpahan 3,08 %. Isotop lain yang ada di dalamnya berupa 149 Sm, 150 Sm 152Sm
dan 154Sm dengan kelimpahan masing-masing 13,82 %, 7,37 %, 26,74 % dan 22,74 %. Dari isotop-
isotop tersebut, radioisotop yang dihasilkan dari paparan neutron berupa 145 Sm (T½: 8160jam), 153 Sm
(T½= 46,75 jam dan 155 Sm (T½=0.3733 jam). Reaksi-reaksi inti tersebut memiliki tampang lintang
reaksi masing-masing sebesar 0,7 barn, 206 barn dan 5,5 barn. Unsur Silika alam mengandung
isotop 28 Si dengan kelimpahan 92,23%. Isotop lain yang ada di dalamnya berupa 29 Si dan 30 Si
dengan kelimpahan masing-masing 4,67% dan 3,1%. Dari isotop-isotop tersebut, radioisotop yang
dihasilkan dari paparan neutron berupa 31 Si (T½= 2,62 jam). Reaksi-reaksi inti tersebut memiliki
tampang lintang reaksi sebesar 0,107 barn.

Unsur Kalsium alam mengandung isotop 40 Ca dengan kelimpahan 96,941%. Isotop lain yang ada
di dalamnya berupa 42 Ca 43 Ca dan 46 Ca dengan kelimpahan masing-masing 4,67% dan 3,1%. Dari
isotop-isotop tersebut, radioisotop yang dihasilkan dari paparan neutron berupa 31 Si (T½= 2,62
jam). Reaksi-reaksi inti tersebut memiliki tampang lintang reaksi sebesar 0,107 barn.

Tabel 1. Kelimpahan isotop unsur pembentuk seed Samarium dan


reaksi penangkapan neutron yang terjadi dari sasaran isotop tersebut.

PENAMPAN ISOTOP
KELIMPAHAN WAKTU
G LINTANG YANG
NO UNSUR DI ALAM PARO
REAKSI TERBENTUK
(%)
(Barn)   (jam)
144 145
1 Sm 3,08 0,7 Sm 8160
149
2 Sm 13,82 41000 Stabil -
150 151
3 Sm 7,37 102 Sm 93a
152 153
4 Sm 26,74 206 Sm 46,75
154 155
5 Sm 22,74 5,5 Sm 0,373333333
28 -
6 Si 92,23 0,17 -
29 -
7 Si 4,67 0,28 -
30 31
8 Si 3,1 0,107 Si 2,62
40 41
9 Ca 96,941 0,17 Ca -
41 -
10 Ca 00,647 0,28 -
42 -
11 Ca 0,135 0,107 -
43 45
12 Ca 02,086 0,107 Ca 3912
46 47
13 Ca 0,004 0,107 Ca 108,96
Pada kajian ini dilakukan dengan menghitung radioaktivitas radioisotop yang dihasilkan dari 1
gram berat Seed Samarum alam. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan 1 dan data pada
Tabel 1 dapat dihitung besarnya radioaktivitas radionuklida yang terbentuk. Pada perhitungan ini
digunakan fluks neutron sebesar 1,21 x 10 13 ns-1cm-2. Angka ini merupakan fluks neutron di
Rabbit system (RS) di posisi RS-3 reaktor G.A. Siwabessy. Waktu iradiasi dari waktu 0 hingga
500 jam. Selanjutnya dibuat grafik dimana sumbu X sebagai fungsi waktu dalam jam dan sumbu
Y sebagai fungsi besarnya radioaktivitas yang diperoleh dalam mCi. Hasil perhitungan besarnya
radioaktivitas Seed Samarium alam di di Rabbit system (RS) di posisi RS-3 seiring dengan
waktu iradiasi ditunjukkan oleh Gambar 2.

35000

30000

25000
Radioaktivitas (mCi)

20000

15000

10000

5000

0
0 100 200 300 400 500 600
Lama Iradiasi (jam)

Gambar 2. Radioaktivitas radioisotop yang terbentuk seiring dengan lama iradiasi

Dari gambar 2 diperoleh bahwa radionuklida yang terbentuk adalah Sm-145, Sm-153, Sm-155, Si-31,
Ca-45 dan Ca-47. Besarnya radioaktivitas yang terbentuk ditentukan dari jumlah atom target,
kelimpahan dialam , besarnya penampang lintang , waktu paro radioiaotop yang terbentuk serta lama
iradiasi. Dari kelima unsur tersebut radioaktivitas radioisotop Sm-153 yang paling besar yang
diperoleh selama iradiasi selama 500 jam. Hal ini disebabkan karena kelimpahan Sm-152 dialam
serta penampang lintangnya besar. Radioisotop Sm-153 yang diperoleh dari aktivasi netron dari Sm-
152. Sedangkan radioaktivitas untuk Ca-41 yang diperoleh kecil walaupun kelimpahan dialamnya
besar namun penampang lintang nya kecil.

Kadmium-109 memiliki waktu paro yang panjang (463 hari). Oleh karena itu, dengan waktu
iradiasi sampai dengan 12 hari, radioaktivititas yang dihasilkan meningkat seiring dengan waktu
iradiasi. Setelah diiradiasi selama 12 hari, radioaktivitas 109Cd yang diperoleh sebesar 17,53
MBq. Radioaktivitas ini baru sebesar 1,78% dari radioaktivitas jenuhnya. Dengan kata lain,
radioaktivitas masih dapat ditingkatkan dengan memperpanjang waktu iradiasi. Radioisotop lain
yang turut dihasilkan dalam proses iradiasi ini adalah 107Cd, 115mCd, 115Cd, 117mCd dan 117Cd. Hasil
perhitungan radioaktivitas radioisotop radioisotop tersebut sebagai fungsi waktu iradiasi
ditunjukkan pula oleh gambar 2 .Radioaktivitas 107Cd, 117mCd dan 117Cd segera mendekati
radioaktivitas jenuh dalam waktu singkat karena waktu paro radioisotop tersebut masing-masing
sebesar 6,5 jam, 2,49 jam dan 3,36 jam. Setelah iradiasi selama 12 hari, ketiga radioisotop
tersebut memiliki radioaktivitas masingmasing sebesar 1257 MBq, 376 MBq dan 188
MBq. Radioisotop 115Cd memiliki waktu paro 53,5 jam, sehingga dengan iradiasi selama 12
hari, radioaktivitas yang dihasilkan telah mendekati nilai radioaktivitas jenuhnya. Pada
akhir iradiasi dihasilkan 115Cd dengan radioaktivitas 8451 MBq. Sedangkan 115mCd masih
menunjukkan kenaikan pada akhir iradiasi karena radioisotop ini memiliki waktu paro yang
panjang yaitu 44,6 hari. Setelah 12 hari iradiasi, radioisotop 115mCd dihasilkan dengan
adioaktivitas 177 MBq. Radioaktivitas radioisotop hasil iradiasi mengalami penurunan setelah
iradiasi dihentikan. Penurunan radioisotop dalam waktu 10 hari setelah iradiasi ditunjukkan pada

Radioisotop lain yang turut dihasilkan dalam proses iradiasi ini adalah 107Cd, 115mCd, 115Cd,
117mCd dan 117Cd. Hasil perhitungan radioaktivitas radioisotop radioisotop tersebut sebagai fungsi
waktu iradiasi ditunjukkan pula oleh gambar 2 .Radioaktivitas 107Cd, 117mCd dan 117Cd segera
mendekati radioaktivitas jenuh dalam waktu singkat karena waktu paro radioisotop tersebut
masing-masing sebesar 6,5 jam, 2,49 jam dan 3,36 jam. Setelah iradiasi selama 12 hari, ketiga
radioisotop tersebut memiliki radioaktivitas masingmasing sebesar 1257 MBq, 376 MBq dan 188
MBq. Radioisotop 115Cd memiliki waktu paro 53,5 jam, sehingga dengan iradiasi selama 12
hari, radioaktivitas yang dihasilkan telah mendekati nilai radioaktivitas jenuhnya. Pada akhir
iradiasi dihasilkan 115Cd dengan radioaktivitas 8451 MBq. Sedangkan 115mCd masih menunjukkan
kenaikan pada akhir iradiasi karena radioisotop ini memiliki waktu paro yang panjang yaitu 44,6
hari. Setelah 12 hari iradiasi, radioisotop 115mCd dihasilkan dengan radioaktivitas 177 MBq.
Radioaktivitas radioisotop hasil iradiasi mengalami penurunan setelah iradiasi dihentikan.
Penurunan radioisotop dalam waktu 10 hari setelah iradiasi ditunjukkan pada
Gambar 2.

B. Radioaktivitas praktis dan pengujian waktu paro

Pada kegiatan ini dilakukan iradiasi 1 buah seed Samarium dimana berat dari seed sebagai berikut
berat ......gram. Seed dilakukan iradiaasi di fasilitas rabbit sytem selama 5 jam. Selanjutnya
dilakukan pengukuran dari radioaktivitas seed dengan menggunakan Dose Calibrator pada dial
Samarium. Radioaktivitas yang diperoleh dihitung pada saat EOI sehingga dapt dibandingkan
radioaktivitaas secara teoritis dan praktis.

C. Pengujian waktu paro

Tujuan pengujian waktu apro adalah untuk mengetahui jenis radionuklida dalam seed. Metodenya
adalah seed dilakukan pengukuran setiap hari untuk mengukur laju penurunan radioaktivitas .
Dengan bantuan microsof Exel dilakukan pembuatan grafik dimana sumbu x sebagai fungsi
waktu peluruhan dan sumbu Y sebagai laju penurunan radioaktivitas. Besarnya penurunan
radioaktivitas teoritis dan praktis dapat dibuat grafik seperti berikut ini.
Chart Title
140

120
f(x) = 115.49 exp(−−0.01
114.6 exp( 0.02x x) )
R² = 1
100

80

60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Exponential () Exponential () Exponential ()


Gambar : Graafik perbandingan antara laju penurunan radioaktivitas teoritis dan praktis.

Dari grafik diatas diperoleh bahwa laju Seed Samarium praktis dan teoritis diperoleh derajat
korelasi r sebesar 0,999 dan 1. Hal ini

C. Pemeriksaan kemurnian radionuklida Seed Samrium-153

Pemeriksaan kemurnian radionuklida seed Sm-153 dilakukan dengan menggunakan spektrometer


gamma. Dilakukan pencumpikan sampel selanjutnya dilakukan pengukuran dengan spektrometer
ganma. Puncak yang muncul dilakukan analisisi energi dari jenis radionuklida . Hasil analisis dari
puncak-puncak energi seed Sm-153 ditampilkan pada gammbar .... Dari beberapa puncak
diketahui bahwa puncak tersebut adalah radionuklida Sm-153. Tidak dijumpai puncak energi dari
radionuklida yang lain.
Gambar : Spektrum spektrometer gamma dari seed Samarium-153

Dari gambar tersebut diperoleh 3 puncak radionuklida.Puncak-puncak tersebut diperoleh pada


energi .......keV. Dari hasil literatur diperoleh bahwa Sm-153 memiliki puncak-puncak energi
di .....keV.... Sehingga bila dibandingkan dari

D. Pengukuran laju biodegradebel di Salin

Uji bioderadebel dilakukan pada 3 buah seed radioaktif dimasukkan dalam 3 buah vial dimana
setiap vial berisi satu seed, selanjutnya disetiap vial dimasukkan 5 ml larutan salin. Ketiga buah
vial yang berisi seed dan larutan salin dilakukan pengadukan dengan menggunakan shaker. Setiap
selang waktu tertentu dilakukan pengukuran besarnya radioaktivitas terhadap larutan salin untuk
mengetahui berat seed yang terdegradasi atau berat seed yang lepas ke larutan salin. Kemudian
dibuat grafik antara sumbu X yang merupakan fungsi waktu dan sumbu Y yang merupakan
fungsi bertambahnya persen radioaktivitas dari larutana salin dengan radioaktivitas total antara
seed dan salin. Hasil penambahan persen radioaktivitas dalam salin terhadap radioaktivitas total
antara radioaktivitas seed dan salin dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Chart Title
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Dari grafik di atas diperoleh bahwa 3 buah seed setelah dilakukan pengadukan dengan
menggunakan shaker dengan periode tertentu akan diperoleh kenaikan persen radioaktivitas pada
larutan salin. Hal ini menandakann bahwa seed terabrasi yang menyebabkan sebagian seed akan
berkurang radioaktivitasnya. Untuk seed 1

Anda mungkin juga menyukai