Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
i
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEPUASAN
DENGAN TINGKAT KINERJA DOKTER DAN
PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM
PENERAPAN SASARAN MUTU DI INSTALASI
GAWAT DARURAT BADAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN TABANAN
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
Lembar Pengesahan
ii
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 24 JULI 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro., PA (K) dr.Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, MPH
NIP. 19461231 196902 1 001 NIP: 19840118 201212 2001
Mengetahui
dr.Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH Dr.dr. I Ketut Suyasa, SpB.Sp.OT (K)
NIP.197901102003121001 NIP.196607091994121001
iii
Universitas Udayana No : …………………..
Tanggal………………
iv
Nama : I Made Adi Wahyu Udaksana
NIM : 1682111009
Tabanan
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah *tesis/disertasi ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmuah ini, maka
Denpasar,
v
Setiap rumah sakit selalu mejaga mutu pelayanan. Mutu layanan dari
rumah sakit tersebut bisa dijaga dengan membuat dan memantau sasaran mutu
yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Pemantuan sasaran mutu rumah sakit
yang paling terdepan adalah di IGD. Salah satu cara agar dapat menerapkan dan
memantau sasaran mutu di Instalasi Gawat Darurat adalah dengan meningkatkan
kinerja karyawan. Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber
daya, kompetensi, dan respon time karyawan. Pelaksanaan sasaran mutu di IGD
sesuai dengan target yang ditetapkan akan dapat mencegah kecacatan dan
menurunkan angka kematian pasien karena pasien yang datang di IGD harus
mendapat pelayanan yang cepat dan tepat.
Tersusunnya tesis ini tidak luput atas anugrah dan keberlimpahan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa serta dukungan berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro. PA (K)
selaku pembimbing I dan dr. Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, MPH selaku
pembimbing II. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Udayana Ibu Prof. dr. AA. Raka Sudewi, Sp.S(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran
Bapak Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B.,Sp.OT (K) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sebagai mahasiswa Progran Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyrakat di Universitas Udayana. Terima kasih yang mendalam juga
penulis sampaikan kepada Dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH sebagai
Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana yang dengan penuh perhatian telah memberikan
bimbingan, dukungan, dan dorongan selama proses perkuliahan dan penyusunan
profosal. Ucapan terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada seluruh
dosen dan staf karyawan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat atas
bimbingan, dorongan, dan dukungannya selama menempuh pendidikan. Tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak dr. I Nyoman Susila, M.Kes.
selaku Direktur Badan Rumah Umum Daerah Kabupaten Tabanan yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data.
vi
Terakhir, penulis sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada keluarga dan teman–teman yang selalu memberikan semangat dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Penulis
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEPUASAN DENGAN
TINGKAT KINERJA DOKTER DAN PERAWAT INSTALASI GAWAT
DARURAT DALAM PENERAPAN SASARAN MUTU DI INSTALASI
GAWAT DARURAT BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN TABANAN
Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien.
Terpenuhinya mutu suatu pelayanan kesehatan tergantung pada kinerja dari tenaga
kesehatan yang dimiliki. Kinerja tenaga kesehatan dipengaruhi salah satunya oleh
faktor individu. Kinerja individu tenaga kesehatan akan meningkat apabila
terpenuhinya kompetensi, respon time, maupun kehadiran tenaga kesehatan
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara awal, diketahui bahwa kepuasan dan
motivasi mempengaruhi kinerja dokter dan perawat IGD dalam penerapan sasarn
mutu.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan
penelitian cros-sectional. Besar sampel penelitian 72 dokter dan perawat IGD.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi dan ekstraksi data. Analisis
data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji mann-whitney dan analisis
multivariate dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (74,1%) memiliki
kompetensi yang masih berlaku, sebagian besar (73,6%) memiliki respon time
yang cepat, sebagian besar (93,1%) memiliki tingkat kehadiran tinggi, memiliki
kepuasan managemen 73,30 %, kepuasan pekerjaan 72,58 %, kepuasan individu
80,41 %, motivasi ekrtinsik 81,03%, dan motivasi intrinsik 81,39 %. Faktor yang
ditemukan berhubungan dengan kompetensi tenaga dokter dan perawat IGD
adalah kepuasan pekerjaan (OR=1,764;95%CI=1,004-3,102). Faktor yang
ditemukan berhubungan dengan respon time tenaga dokter dan perawat IGD
adalah kepuasan pekerjaan (OR=2,158;95%CI=1,032-4,516), kepuasan individu
(OR=0,530;95%CI=0,285-0,986), motivasi ektrinsik (OR=0,616;95%CI=0,458-
0,836). Faktor kepuasan manajemen, kepuasan individu, motivasi ektrinsik, dan
motivasi intrinsik tidak berhubungan kompetensi. Faktor kepuasan manajemen,
motivasi intrinsik tidak berhubungan dengan respon time. Faktor kepuasan dan
motivasi tidak berhubungan dan bermakna dengan kehadiran.
Simpulan dari penelitian ini adalah Kenerja tenaga perawat dan dokter
merupakan hal penting dalam peningkatan standar mutu. Hal yang paling
signifikan dan bermakna dengan kinerja (kompetensi) adalah kepuasan kerja.
Sedangkan Hal yang paling signifikan dan bermakna dengan kinerja (respon time)
adalah kepuasan kerja, kepuasan individu, dan motivasi ektrinsik.
Kata kunci : motivasi, kepuasan, dokter dan perawat IGD, kompetensi,
respon time , kehadiran, mutu.
v
viii
ABSTRACT
ix
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................................... i
LEMBAR PERSYARATAN GELAR MAGISTER.............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS......................................... iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS........................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...................................................... v
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xv
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA……………………………………...xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................6
.1.3.1 Tujuan umum.........................................................................6
1.3.2 Tujuan khusus.........................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ ... 7
1.4.1 Manfaat teoritis...................................................................... 7
1.4.2 Manfaat praktis................................................................... .. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8
2.1 Kajian Teoritis…………………………………………………… 8
2.1.1 Mutu...................................................................................… 8
2.1.2 Komponen-komponen pelayanan kesehatan......................… 8
2.1.3 Pentingnya kinerja tenaga kesehatan..................................… 9
x
vii
2.1.4 Motivasi tenaga kesehatan.....................................................14
2.1.5 Kepuasan tenaga kesehatan………………………………...15
2.2 Kajian Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu………………………. 17
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN………… 21
3.1 Kerangka Konsep......................................................................... 21
3.2 Hipotesis Penelitian…………………………………………….. 22
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................... 23
4.1 Rancangan, Lokasi, dan Waktu Penelitian................................... 23
4.1.1 Rancangan penelitian……………………………………. 23
4.1.2 Lokasi penelitian ............................................................... 23
4.1.3 Waktu penelitian................................................................ 23
4.1.4 Ruang lingkup penelitian.................................................... 23
4.1.5 Penentuan sumber data........................................................ 24
4.2 Populasi, Sampel, dan Kerangka Sampel..................................... 24
4.2.1 Populasi penelitian.............................................................. 24
4.2.2 Sampel penelitian............................................................... 24
4.2.3 Besar sampel penelitian ..................................................... 25
4.2.4 Teknik pemilihan sampel................................................... 26
4.3 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data...................... 27
4.3.1 Instrumen penelitan........................................................... 27
4.3.2 Cara pengumpulan data...................................................... 27
4.4 Variabel Penelitian....................................................................... 28
4.4.1 Variabel bebas.................................................................... 28
4.4.2 Variabel tergantung............................................................ 28
4.4.3 Definisi operasional variabel.............................................. 29
4.5 Analisa Data................................................................................. 33
4.5.1 Teknik pengumpulan data.................................................. 33
4.5.2 Teknik analisa data............................................................. 35
4.6 Pertimbangan Etik........................................................................ 37
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Pelaksanaan………... . 38
Xi
viii
5.2 Karakteristik Responden Penelitian…………………………….... 38
5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian di IGD BRSUD
Kabupaten Tabanan……………………………………….. 39
5.3 Kepuasan dan Motivasi………………………………………….. 39
5.3.1 Deskripsi kepuasan manajemen, kepuasan pekerjaan,
kepuasan individu, motivasi ektrinsik, motivasi
intrinsik…………………………………………………..40
5.3.2 Rata-rata skor terkait item pertanyaan kepuasan dan
motivasi…………………………………………………..41
5.4 Kompetensi, Respon Time, dan Kehadiran ………………………42
5.4.1 Deskripsi kompetensi, respon time, dan kehadiran……….42
5.5 Hubungan Antara Kepuasan dan Motivasi dengan Tingkat Kinerja
Keluarga…………………………………………………..43
Mutu……………………………………………………....44
ix
xii
kepuasan individu, dan motivasi ektrinsik perawat dan
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik, Kepuasan, dan Motivasi Responden IGD BRSUD
Kabupaten Tabanan………………………………………………47
xiii
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xivxi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional....................................................................... 29
Tabel 5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian……………………………… 38
Tabel 5.3.1 Deskripsi Kepuasan Manajemen, kepuasan pekerjaan, kepuasan
individu, motivasi ektrinsik, motivasi intrinsik…………………...40
Tabel 5.3.2 Rata-rata Skor Responden Terkait Item Pertanyaan Kepuasan dan
Motivasi…………………………………………………………...41
Tabel 5.4.1 Deskripsi Kompetensi, Respon time, dan Kehadiran……………..42
Tabel 5.5.1 Uji Normalitas……………………………………………...……..43
Tabel 5.5.2 Hubungan Antara Kepuasan dan Motivasi dengan Tingkat Kinerja
Dokter dan perawat Dalam Penerapan Sasaran Mutu……………44
Tabel 5.6.1 AOR variabel kompetensi yang berhubungan independen dan
bermakna dengan variabel kepuasan pekerjaan perawat dan dokter
IGD dalam penerapan sasaran mutu……………………………..45
Tabel 5.6.2 AOR variabel respon time yang berhubungan independen dan
bermakna dengan variabel kepuasan pekerjaan, kepuasan individu,
dan motivasi ektrinsik perawat dan dokter IGD dalam penerapan
sasaran mutu…………………………………………………….46
xvxii
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik Indonesia
xiii
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvii
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
perorangan paripurna dengan layanan rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat.
Pemerintah pusat menargetkan mutu layanan kesehatan di setiap rumah sakit terus
sakit adalah pengakuan oleh pemerintah kepada rumah sakit karena telah
memenuhi standar yang telah ditentukan (Kemenkes RI, 2012). Salah satu layanan
rumah sakit yang tidak luput dari akreditasi adalah layanan rawat darurat atau
sering dikenal dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD merupakan unit
tetapi masih banyak rumah sakit termasuk IGD belum memenuhi pelaksanaan
Indonesia yang tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan indikator
bahwa tiga rumah sakit belum berhasil melakukan kegiatan program mutu, hal ini
1
2
anggota tim, kurangnya kerjasama anggota tim, kurangnya minat anggota tim,
di IGD Rumah Sakit Kudus, mendapatkan hasil bahwa proses managemen mutu
belum optimal, sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh standar IGD (Qibtiyah et al., 2015). Penelitian yang dilakukan di
hasil bahwa masih perlu perbaikan terhadap beberapa indikator mutu diantaranya
Tengah menemukan bahwa 66,8% sampai 76,24% dari pasien menyatakan puas
dengan layanan rumah sakit, dimana kepuasan tersebut ditentukan oleh indikator
tenaga kesehatan yaitu dari dimensi dokter dan dimensi perawat (Suryawati,
bahwa perbaikan lingkungan kerja dan menurunkan rasio pasien dengan perawat
(Mckee et al., 2012). Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
(Faizin, 2008).
kesehatan dalam menjaga mutu pelayanan maka rumah sakit perlu penerapan
individu dari perawat, dokter, dan tenaga klinik lainnya (UGM, 2006). Kinerja
sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah tenaga kesehatan dapat dilihat
dari kehadiran, kompetensi, dan daya tanggap. Faktor-faktor yang berperan dalam
menemukan bahwa satu dari lima (11-56%) perawat yang bertugas mengatakan
tidak puas dengan tempat kerjanya dengan alasan upah yang kurang, tidak
bedah setelah 30 hari dirawat dan ketidakpuasan serta kejenuhan bagi perawat
yang bertugas (Aiken et al., 2002). Institue of Medicine (IOM) melaporkan dari
1278 pasien dengan resiko tinggi sebanyak 173 (13,6%) pasien meninggal akibat
Penelitian yang dilakukan menyebutkan dari 400 pasien terdapat 76 pasien yang
merupakan pusat rujukan Bali Barat. Laporan Instalasi Rekam Medis BRSUD
Kabupaten Tabanan Tahun 2016 mencapai 40344 pasien. Hal ini menunjukkan
orang tenaga dokter, diantaranya 36 dokter umum, 6 dokter gigi, dan 45 dokter
313 orang. IGD BRSUD Kabupaten Tabanan memiliki 76 karyawan yang terdiri
sasaran mutu di IGD belum sesuai target Kemenkes. Hal ini ditunjukan dengan
sasaran mutu IGD yang ditetapkan BRSUD Kabupaten Tabanan. Empat Indikator
yang belum belum mencapai target 100% dalam sasaran mutu IGD BRSUD
Kabupaten Tabanan adalah live saving (87,2%), pemberi pelayanan gawat darurat
bersertifikat BTCLS (54,54%), ACLS (16,6%), dan ATLS (33%). Selain itu,
kematian pasien di IGD kurang dari 8 jam mencapai 5 per 1000 pasien dari target
kurang dari 2 per 1000 pasien, pemberian Streptokinase pada setiap pasien infark
5
miokard akut dengan pemberian dibawah 6 jam sejak pasien masuk ditangani di
Selain empat sasaraan mutu yang belum memenuhi target, didapatkan juga
beberapa keluhan dari petugas IGD diantaranya jumlah kunjungan pasien yang
banyak menyebabkan antrean pasien di IGD meningkat. Salah satu cara yang
tersebut menimbulkan suasana dan lingkungan kerja yang kurang nyaman, beban
kerja petugas IGD juga meningkat karena IGD selain berfungsi menangani pasien
gawat darurat juga berfungsi sebagai perawatan rawat inap. Keluhan lain dari
didapatkan, hal ini dibuktikan dengan belum semuanya petugas IGD memiliki
kompetensi gawat darurat yang sama. Banyaknya tenaga baru yang bertugas di
IGD yang belum memiliki pengalaman gawat darurat sehingga peran dan beban
petugas yang sudah lama bekerja lebih banyak daripada yang baru. Keluhan
petugas tersebut juga masih rendah. Tidak tercapainya semua sasaran mutu di
akan berkurang.
motivasi dan kepuasan dengan tingkat kinerja dokter dan perawat IGD dalam
pelaksanaan sasaran mutu di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan. Sejauh ini belum
6
pernah dilakukan kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara motivasi dan
kepuasan dengan tingkat kinerja dokter dan perawat IGD dalam memberikan
pelayanan untuk memenuhi pelaksanaan sasaran mutu IGD. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam hubungan antara motivasi dan
kepuasan dengan tingkat kinerja perawat dan dokter IGD dalam pelaksanaan
time tenaga dokter dan perawat IGD dalam penerapan sasaran mutu?
time tenaga dokter dan perawat IGD dalam penerapan sasaran mutu?
kepuasan dengan tingkat kinerja perawat dan dokter dalam pelaksanaan sasaran
dan kepuasan dengan tingkat kinerja perawat dan dokter IGD dalam penerapan
daya manusia terutama dalam menjaga mutu di IGD. Bagi peneliti selanjutnya,
untuk meningkatkan kinerja tenaga dokter dan perwat IGD baik dari segi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mutu melalui peningkatan kinerja dalam sumber daya manusia di IGD. Tinjauan
pustaka ini terbagi menjadi dua yaitu kajian teoritis dan penelitian-penelitian
sebelumnya.
2.1.1 Mutu
kepada masyarakat harus terus dijaga dan ditingkatkan. Mutu suatu layanan
rumah sakit akan tergantung pada pengguna atau pelakunya yang dilihat dari segi
dijangkau, dan bermutu (Kemenkes RI, 2017). Agar dapat mengukur suatu
pelayanan kesehatan diperlukan suatu petunjuk atau tolak ukur yang dinamakan
indikator. Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur fenomena yang dapat diukur
terdiri dari masukan, proses, dan hasil seperti diuraikan dibawah ini (Donabedian,
2011).
8
9
1. Masukan
dukungan input yang bermutu pula. Semua sumber daya yang ada hendaklah
selalu dipantau agar bisa bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur kerja yang
berlaku.
Proses yang dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
Hasil dalam hal ini adalah tindak lanjut dari keluaran berupa hasil akhir
kesehatan optimal. Menurut Frame Work WHO Dieleman & Harnmeijer (2006),
10
adapun yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan adalah faktor makro, faktor
mikro dan faktor individual seperti pada lampiran enam, tetapi pada penelitian ini
kesehatan dipengaruhi oleh individu tenaga kesehatan tersebut dan sasaran mutu
disiplin ilmu yang aktif dibidang kesehatan (Kurniati & Efendi, 2012). Sumber daya
manusia kesehatan adalah orang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan.
Sumber daya manusia kesehatan terdiri dari dokter, perawat, apoteker, bidan,
dalam jumlah yang memadai perlu didistribusikan secara merata serta bermanfaat
Adapun yang dipakai dalam mengukur kehadiran tenaga kesehatan adalah tingkat
kehadiran atau absensi. Absensi atau tingkat kehadiran adalah suatu kegiatan atau
rutinitas yang dilakukan oleh pegawai untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak
hadir di suatu institusi. Seseorang yang dinyatakan tidak hadir apabila seseorang
11
tidak bekerja saat hari kerja yang disebabkan karena sakit, ijin, cuti, dan tanpa
(Mukaram, 2011). Adapun tujuan dari absensi ini adalah berkaitan dengan
secara umum. Indikator yang dipakai untuk menilai tingkat kehadiran adalah
tingkat kehadiran dikatagorikan rendah apabila rentang absensi lebih dari dua
hari dan tingkat kehadiran dikatakan tinggi apabila rentang absensi kurang dari
atau wawasan, sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung
jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai. Kesuksesan yang didapat pegawai
individu dalam pekerjaanya atau dasar individu yang memiliki hubungan kausal
atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan ditempat kerja pada situasi
kompetensi adalah karakteristik dasar yang dimiliki oleh seseorang yang dapat
yang lebih berguna dan lebih cepat maka peningkatan kompetensi membutuhkan
dengan sertifikat pelatihan. Hal ini didukung oleh Standar Pelayanan Minimal
darurat harus bersertifikat gawat darurat yang masih berlaku seperti ATLS/BTCLS
Respon time adalah waktu dari saat pertama masuk IGD sampai mendapat
pelayanan medis (Depkes, 2007). Secara teknis dalam bidang ilmu kesehatan,
daya tannggap tenaga kesehatan dapat diukur dengan respon time dari tenaga
Kesehatan Republik Indonesia bahwa pasien yang datang di IGD sudah mendapat
pertolongan paling lama lima menit setelah pasien datang ke IGD (Depkes, 2007).
indikator sasaran mutu IGD (Kemenkes, 2012). Indikator sasaran mutu IGD
Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan circulation,
Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi pelayanan gawat darurat yang memiliki
adalah tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang
kegawatdaruratan.
Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengan
bencana alam yang terjadi. Tujuannya agar ada kesiagaan rumah sakit untuk
Jam buka pelayanan gawat darurat adalah 24 jam penuh dan selalu siap.
Tujuannya agar tersedia pelayanan gawat darurat penuh 24 jam di setiap rumah
sakit.
Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien datang di IGD sampai
Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah sakit sebagai
Kematian pasien kurang dari 8 jam yang terjadi dalam periode 8 jam sejak pasien
prilaku kearah tujuan (Pujadi, 2007). Ada dua jenis faktor yang bisa mendorong
(Herzberg Hasibuan, 1996). Adapun dua jenis faktor tersebut adalah faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang bisa
intrinsik adalah faktor yang bisa memotivasi seseorang untuk mencapai kepuasan,
jawab, penghargaan dari orang lain, prestasi, pekerjaan itu sendiri, dan
demografi individu sendiri seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah
bisa puas dan tidak puas terhadap pekerjaannya timbul berdasarkan penilaian
terhadap situasi kerja (Robbins, 1996). Kepuasan kerja adalah suatu efektifitas
2. Gaji penghasilan
Gaji merupakan kepuasan kerja dari fungsi jumlah absolut dari gaji yang diterima
sejauh mana gaji memberikan harapan - harapan dari tenaga kerja tersebut.
Kelompok kerja dalam dalam suatu organisasi adalah merupakan satu tim,
4. Kondisi kerja
di tempat kerja tersebut agar kebutuhan-kebutuhan fisik bisa dipenuhi dan dapat
perasaan yang menyokong maupun tidak menyokong karyawan terhadap diri dan
dalam bentuk daya tanggap tenaga kesehatan dapat meningkat dengan adanya
pengetahuan, lama bekerja, umur, jenis kelamin, motivasi intrinsik ekrinsik, dan
kepuasan terhadap pekerjaan. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh (Widodo
sulit, waktu tanggap perawat di IGD menurut persepsi pasien ada yang lambat dan
ada yang cepat, dan ada hubungan antara pekerjaan fisik dengan waktu tanggap
jawab tetapi menurut pasien pekerjaan yang dilakukan oleh perawat tersebut
sering tidak tepat waktu hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga kesehatan
Kehadiran tenaga kesehatan merupakan hal yang sangat penting dari sistem
2012). Oleh karena itu, sebaiknya distribusi tenaga kesehatan di pedesaan dengan
kesehatan adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kehadiran
yang tinggi dapat meningkatkan kinerja petugas kesehatan (Lutwama et al., 2012).
IGD (p=0,037). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
di Rumah Sakit Jiwa Bangli mendapatkan hasil bahwa kompetensi dan motivasi
nilai adjusted OR=65,38 (95% CI:6,88-621,52) dan dengan motivasi dengan nilai
(Sato et al., 2017). Penelitian ini menjelaskan bahwa untuk dapat meningkatkan
jelas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang tentang faktor-
(Prytherch et al., 2012). Pada penelitian ini dijelaskan faktor individu yang bisa
jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggunan dan tingkat pelatihan yang
tenaga perawat dipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik dan faktor motivasi
beban kerja, kepuasan moral, dan kepuasan kerja. Kedelapan dimensi ini
sebesar 0,0508 (90 % CI: 0,0448 sampai 0,0569) dan indeks kecocokan
(Syaiin, 2008). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tingkat
III Ambon bahwa hal yang paling berperan dalam peningkatan kinerja perawat
sekerja, dan promosi tidak begitu berpengaruh terhadap kepuasan tenaga medis
BAB III
Karakteristik Demografis:
- Jenis Kelamin
- Umur
- Status perkawinan
- Pendidikan Kinerja dokter dan
- Lama bekerja perawat dalam
- Agama penerapan sasaran
- Jumlah anggota keluarga mutu IGD
- kehadiran dokter
Motivasi dokter dan perawat: dan perawat
- Motivasi intrisik - kompetensi dokter
- Motivasi ekstrinsik dan perawat
- respon time dokter
dan perawat
Tidak diteliti
Gambar 3.1 Konsep Penelitian yang Diadopsi dari WHO tentang Improving
3.2.1 Ada hubungan antara motivasi dengan kehadiran, kompetensi, dan respon
time tenaga dokter dan perawat IGD dalam penerapan sasaran mutu.
3.2.2 Ada hubungan antara kepuasan dengan kehadiran, kompetensi, dan respon
BAB IV
23
METODE PENELITIAN
metode observasional dan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana
setiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja, diamati pada waktu yang
sama, dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek
2018.
tingkat kinerja dokter dan perawat di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan dalam
penerapan sasaran mutu IGD sebagai upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien. Kinerja dokter dan perawat yang diukur adalah dalam bentuk kehadiran,
23
24
Sumber data penelitian adalah wawancara, observasi, dan data sekunder. Data
tentang motivasi dan kepuasan yang berhubungan dengan tingkat kinerja dokter
lembar observasi.
1. Populasi target
Semua dokter dan perawat yang melayani pasien di IGD rumah sakit tipe B
pemerintah
2. Populasi terjangkau
Tabanan.
menjadi sampel penelitian adalah dokter dan perawat yang memberikan pelayanan
di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan dari tanggal 7 Maret 2018 sampai dengan 7
April 2018. Kriteria insklusi penelitian adalah dokter dan perawat yang menjadi
adalah dokter dan perawat yang baru bekerja kurang dari tiga bulan saat penelitian
25
dikeluarkan dari penelitian karena masih status magang yang belum mendapatkan
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
(Zα + Zβ
n1 = n 2 =
( P1 – P2 )2
Catatan : P = ½ (P1Q1 )
Keterangan :
tentang beban kerja fisik dengn waktu tanggap perawat didapatkan bahwa perawat
yang memiliki beban kerja ringan memiliki waktu tanggap cepat sebanyak 75%
dan perawat yang memiliki beban kerja berat memiliki waktu tanggap cepat
{ Zα + Zβ }
n1 = n2=
( P1 – P2 )2
( P1 – P2 )2
p = 0,583
( 0,75 – 0, 417)²
n2 = 22
Total = 44
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan di IGD Rumah Sakit
Umum Pandan Aran dengan jumlah sampel minimal 44, maka penelitian ini
perawat dan dokter yang bertugas di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan dimulai
tanggal 7 Maret 2018 sampai dengan 7 April 2018 yang memenuhi kriteria
27
inklusi. Jumlah perawat dan dokter di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan adalah 75
orang yang terdiri dari 54 perawat dan 21 dokter. Responden yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 72 orang, karena tiga responden baru bekerja kurang dari
adalah kuisioner, lembar observasi, dan lembar ekstraksi yang sesuai dengan
kerangka konsep dan definisi operasional yang berisi serangkaian pertanyaan yang
mewakili variabel yang ingin diteliti. Pada instrument pengumpulan data masing-
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer melalui
observasi langsung di IGD. Data sekunder diperoleh dari laporan Monev SPM
Tabanan. Pengumpulan data pada penelitian ini dibantu oleh empat orang tenaga
pengumpul data yang lain tentang hal-hal yang harus diamati atau diteliti agar
28
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan pengolah data dengan
1. Editing
sumbernya.
2. Cleaning
3. Scoring
sangat tidak setuju dengan nilai 1, katagori tidak setuju dengan nilai 2,
apabila skor yang diperoleh absensi responden lebih dari enam hari,
tinggi apabila skor yang diperoleh absensi responden kurang dari dua
hari.
e. Variabel kinerja daya tanggap dinilai dari waktu dalam jam dan menit
pasien masuk IGD sampai mendapat pelayanan dokter atau perawat dalam
jam dan menit di IGD. Form yang dipakai untuk menilai daya tanggap
time. Skor respon time dikatagorikan cepat apabila skor yang diperoleh
satu sampai dengan lima menit, dan skor respon time dikatagorikan lambat
data skunder dari data Monev SPM IGD tentang sertifikat pelatihan gawat
darurat yang dimiliki petugas IGD BRSU Tabanan yang masih berlaku.
4. Entering
5. Tabulating
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
dalam penelitian ini analisis uji beda rata-rata untuk variabel numerik. Data
pada penelitian ini data variabel bebas dan variable terikat tidak berdistribusi
normal dengan nilai p<0,05, maka uji yang digunakan uji Mann_Whitney
Test.
Nilai AOR=1 maka dikatakan tidak ada hubungan, dan jika nilai AOR≠1
maka dikatakan ada hubungan. Nilai AOR yang lebih dari 1 artinya faktor
tersebut mendukung motivasi dan kepuasan perawat dan dokter IGD dalam
peningkatan kinerja. Jika nilai AOR kurang dari 1 maka sebaliknya faktor
Disebut bermakna secara statistik apabila nilai p<0,05. Jika sebaliknya nilai
3. Analisis multivariat
statistik untuk analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian terlebih dahulu diajukan ke komisi etik. Upaya yang dilakukan oleh
kepada calon responden yang di dalamnya telah memuat gambaran dan tujuan
BAB V
HASIL PENELITIAN
merupakan rujukan regional Bali bagian barat yang menjadi pusat rujukan dari
Kabupaten Buleleng dan Negara. Pada penelitian ini jumlah sampel yang
perawat dan dokter di IGD BRSUD Kabupaten Tabanan merupakan masuk dalam
rentang usia produktif, meskipun dalam rentang usia produktif namun dalam
rentangan tersebut masih ada perbedaan umur yang jauh berbeda. Rata – rata lama
bekerja responden IGD adalah kurang dari tiga tahun, meskipun dari segi umur
ada satu responden yang berusia 55 tahun tetapi sebagian besar masih tergolong
belum lama bekerja. Jumlah anggota keluarga yang dimiliki tenaga dokter dan
perawat IGD tergolong rata – rata lebih dari satu, sehingga dapat dikategorikan
38
39
pendidikan tinggi dan dalam penelitian ini pendidikan responden yang paling
lebih banyak dari dokter dan unit kerja IGD adalah unit khusus yang memerlukan
respon time tenaga kesehatan yang kurang dari lima menit (Depkes, 2007).
motivasi intrinsik lebih dari 70 %, hal ini mencirikan responden IGD puas dengan
40
intrinsik ( Syaiin,2008).
Dilihat dari nilai minimum ada beberapa responden yang memiliki rata-
terhadap aspek manajemen tergolong bagus tetapi yang paling tinggi adalah
perlindungan terhadap tempat kerja dan yang paling rendah adalah terhadap
bagus, yang paling tinggi terhadap keselamatan pasien dan paling rendah terhadap
beban kerja. Rata-rata kepuasan terhadap individu tergolong bagus, yang paling
tinggi adalah manfaat pelatihan gawat darurat yang diterima dan yang paling
bagus, yang paling tinggi adalah adanya insentif (tambahan penghasilan) dan yang
41
paling rendah adalah tentang kondisi kerja. Rata-rata memiliki motivasi intrinsik
juga tergolong bagus, yang paling tinggi adalah dengan alasan untuk memperoleh
prestasi kerja dan yang paling rendah adalah untuk mendapatkan pengakuan
Sebagian besar kompetensi tenaga dokter dan perawat IGD dalam hal ini
sertifikat pelatihan gawat darurat yang dimiliki masih berlaku, tetapi ada beberapa
sertifikat pelatihan gawat darurat yang sudah tidak berlaku. Sertifikat pelatihan
gawat darurat yang dimiliki perawat adalah BTCLS sedangkan sertifikat pelatihan
Respon time tenaga dokter dan perawat IGD sebagian besar memiliki
respon time yang cepat dengan waktu pelayanan pasien mendapatkan tindakan
Begitu pula dilihat dari segi kehadiran, sebagian besar memiliki kehadiran
yang tinggi. Hal ini menunjukkan tingkat disiplin responden sangat tinggi dari
segi kehadiran.
Variabel N %
Kompetensi
Berlaku 54 75
Tidak berlaku 18 25
Respon time
Cepat 53 73,6
Lambat 19 26,4
Kehadiran
Tinggi 67 93,1
Rendah 5 6,9
43
Untuk dapat melakukan analisa bivariat, oleh karena data merupakan variabel
numerik, maka data harus dipastikan distribusinya dengan uji normalitas. Uji
Kolmogoriv-Smirnov dilakukan karena sampel lebih dari 50. Hasil dari uji
Pada tabel 5.5.1 dapat dilihat bahwa kepuasan managemen, kepuasan pekerjaan,
dan jumlah anggota keluarga terdistribusi tidak normal dengan nilai p<0,005,
sehingga untuk melakukan uji beda untuk mengetahui seberapa pengaruh umur,
kompetensi, respon time, dan kehadiran tidak bisa menggunakan uji parametrik
Whiteney Test. Hasil uji mann whitney test disajikan pada Tabel 5.5.2
44
Variabel nilai p
Kepuasan manajemen
Kompetensi 0.093
Kepuasan manajemen
Respon time 0,043
Kepuasan manajemen
Kehadiran 0,204
Variabel nilai p
Kepuasan pekerjaan
Kompetensi 0,033
Kepuasan pekerjaan
Respon time 0,021
Kepuasan pekerjaan
Kehadiran 0,214
Variabel nilai p
Kepuasan individu
Kompetensi 0.030
Kepuasan individu
Respon time 0.050
Kepuasan individu
Kehadiran 0.214
Variabel nilai p
Motivasi ektrinsik
Kompetensi 0.003
Motivasi ektrinsik
Respon time 0.003
Motivasi ektrinsik
Kehadiran 0.180
Variabel nilai p
Motivasi intrinsik
Kompetensi 0.033
Motivasi intrinsik
Respon time 0.032
Motivasi intrinsik
Kehadiran 0.449
Variabel nilai p
Umur
Kompetensi 0.133
Umur
Respon time 0.156
Umur
Kehadiran 0.217
Variabel nilai p
Lama bekerja
Kompetensi 0.010
Lama bekerja
Respon time 0.042
Lama bekerja
Kehadiran 0.403
Variabel nilai p
Jumlah anggota keluarga
Kompetensi 0.332
Jumlah anggota keluarga
Respon time 0.190
Jumlah anggota keluarga
Kehadiran 0.574
45
intrinsik, dan lama bekerja dengan kompetensi. Begitu pula ada hubungan yang
motivasi ektinsik, motivasi intinsik, lama bekerja dengan respon time. Sedangkan
hasil analisis bivariat umur dan jumlah anggota keluarga tidak ada hubungan yang
signifikan dengan kompetensi maupun dengan respon time perawat dan dokter
umur, lama bekerja, dan jumlah anggota keluarga tidak ada hubungan yang
Dari hasil uji bivariat, semua variabel yang mempunyai nilai p<0,25 maka
disertakan dalam uji multivariat sampai menemukan semua variabel yang diuji
Tabel 5.6.1 Adjusted Odds Ratio (AOR) variabel kepuasan pekerjaan yang
berhubungan independen dan bermakna dengan variabel kompetensi
perawat dan dokter IGD dalam penerapan sasaran mutu
Variabel AOR 95% CI nilai p
Kompetensi
Tabel 5.6.2 AOR variabel kepuasan pekerjaan, kepuasan individu, dan motivasi
ektrinsik yang berhubungan independen dan bermakna dengan
variabel respon time perawat dan dokter IGD dalam penerapan
sasaran mutu.
Variabel AOR 95%CI nilai p
Respon time
kompetensi dimana setiap peningkatan nilai kepuasan pekerjaan, akan 1,764 kali
Terkait dengan variabel respon time, terdapat tiga variabel yang memiliki
individu, dan motivasi ektrinsik. Diantara tiga variabel ini variabel kepuasan
Sementara dua variabel lainnya yakni kepuasan individu dan motivasi ektrinsik.
BAB VI
PEMBAHASAN
Kabupaten Tabanan
Umur tenaga dokter dan perawat yang ada di IGD BRSUD Kabupaten
rentang tersebut sebagian besar memiliki umur yang masih muda dan ada satu
responden yang memiliki umur yang sudah tua. Secara umum umur responden
dan keluarga agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas layanan IGD. Sebagian
besar lama bekerja tenaga dokter dan perawat IGD sebagian besar masih
tergolong belum lama, meskipun ada satu perawat yang sudah senior dengan umur
55 tahun sehingga dapat diindikasikan ketika tenaga dokter dan perawat IGD
sudah mencapai usia lebih tua maka mereka akan cenderung dipindahkan
ketempat lain karena dengan usia yang semakin tua maka kecepatan, ketepatan,
dan kesigapan tenaga IGD akan menurun. Tenaga dokter dan perawat IGD
yang lebih dari satu sehingga mereka bekerja selain untuk membiayai diri sendiri
juga akan membiayai tanggungannya yang akan bisa menambah beban baik beban
yang ada di tempat tugas maupun beban di rumah. Sesuai dengan rata-rata umur
responden yang ada di IGD, maka mereka ada dalam rentang sudah menikah,
47
48
yang ada di IGD yang terbanyak adalah tenaga keperawatan karena berdasarkan
pasien (Ilyas, 2011). Pekerjaan perawat yang lebih banyak mendapatkan tugas
tambahan selain tugas pokoknya menyebabkan jumlah tenaga perawat yang lebih
banyak darpiada tenaga kesehatan yang lain. Tugas tambahan perawat seperti
manusia yang cepat, kompeten, dan bertanggung jawab terhadap pasien karena
pelayanan rumah sakit berpusat pada pasien. Sebagian besar responden IGD
memiliki sertifikat gawat yang masih berlaku meskipun ada beberapa yang sudah
belum sama karena mereka harus ada giliran jaga, selain itu biaya yang
dikeluarkan cukup tinggi. Kecepatan penanganan yang diberikan oleh perawat dan
dokter IGD sebagian besar tergolong cepat meskipun masih ada beberapa yang
lebih dari lima menit. Hal ini disebabkan karena pelatihan gawat darurat yang
penanganan pasien yang dilakukan oleh dokter atau perawat IGD mempunyai
jaminan kesehatan yang sama kepada semua karyawan baik pegawai negeri sipil
terhadap kondisi bangunan, hal ini dikarenakan bangunan IGD yang sudah lama
paling tinggi adalah terhadap aspek keselamatan pasien. Kepuasan terhadap aspek
keselamatan pasien agar angka Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dan angka
paling rendah adalah terhadap aspek beban kerja, hal ini disebabkan karena IGD
selain berfungsi sebagai penanganan gawat darurat juga berfungsi untuk merawat
pasien yang tidak mendapatkan kamar. Kondisi banyaknya pasien yang tidak
regional Bali Barat. Kepuasan responden terhadap aspek individu tergolong puas.
pelatihan gawat darurat yang diterima. Pelatihan gawat darurat yang diberikan
50
dan motivasi intrinsik yang baik. Motivasi ektrinsik responden IGD yang paling
tinggi adalah adanya tambahan penghasilan (insentif) berupa jasa pelayanan. Jasa
mendapatkan penilain kinerja yang baik dari atasan. Tambahan penghasilan ini
penghasilan yang lebih tinggi setiap bulannya. Motivasi ektrinsik responden IGD
yang paling rendah adalah aspek kondisi kerja, hal ini disebabkan karena ruangan
IGD yang berubah fungsi selain sebagai fungsi gawat darurat juga berfungsi
sebagai tempat rawat inap. Bertambahnya fungsi rawat inap di IGD menyebabkan
banyak karyawan yang mengeluh dengan situasi IGD yang sangat krodit, ruangan
tempat menerima pasien baru juga menjadi sempit. Motivasi intrinsik responden
IGD juga tergolong baik, yang paling tinggi adalah terhadap untuk mendapatkan
prestasi kerja. Responden yang mendapatkan prestasi kerja yang baik selain
mendapatkan penilaian kinerja yang baik juga akan berhubungan dengan jenjang
karier mereka. Atasan akan memilih responden yang mau bekerja dengan baik
pimpinan. Responden yang ada di IGD sangat mematuhi aturan yang ada,
51
sehingga lebih mengutamakan untuk mendapatkan prestasi kerja yang lebih baik
prestasi kerja baik secara tidak langsung pimpinan akan memprioritaskan untuk
sebagian besar (74,1%) memiliki kompetensi yang masih berlaku, sebagian besar
(73,6%) memiliki respon time yang cepat, sebagian besar (93,1%) memiliki
motivasi intrinsik 81,39 %. Hasil kinerja tenaga perawat dan dokter IGD BRSUD
Dalam penelitian ini terdapat terdapat tiga variabel output terkait kinerja yang
diteliti, yakni kehadiran, kompetensi, dan respon time. Dari hasil analisis
variabel yang berhubungan secara independen dan bermakna dengan respon time
Dalam analisis multivariat dijumpai yang memiliki hubungan yang positif dan
1,764 kali mengalami peningkatan kompetensi. Tenaga dokter dan perawat yang
dengan lama bekerja, mereka mendapatkan kesempatan menjadi kepala tim jaga
Pengaturan jadwal dinas oleh atasan dimana mereka memiliki kesempatan tukaran
jaga kalau ada keperluan. Dalam pengaturan jadwal dinas, atasan yang ada di IGD
kerja di IGD menjadi merata dan tidak terlalu berat bagi karyawan IGD. BRSUD
keselamatan pasien yaitu dengan ikut akreditasi KARS dan sudah lulus paripurna,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ratnamiasih (2012) dalam
antara kompetensi SDM dan kualitas pelayanan adalah kepuasan kerja. Hal ini
didukung oleh teori motivasi dari F. Herzberg (2015), yang menyatakan bahwa
dalam pekerjaan. Dokter dan perawat yang merasa puas dengan pekerjaanya
dimana mereka dapat menolong dan menyembuhkan pasien maka akan membuat
kualitas layanan perawat dan dokter tersebut akan meningkat. Selain itu menurut
dilakukan di Rumah Sakit Tingkat III Ambon bahwa hal yang paling berperan
2013). Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian adalah penelitian yang
faktor yang mepengaruhi kepuasan tenaga medis adalah gaji (p=0,002), kondisi
nilai kepuasan pekerjaan akan 2,158 kali mengalami peningkatan respon time.
yang paling signifikan dan bermakna dengan respon time. Faktor lain yang sesuai
yang sesuai dan bermakna dengan respon time adalah motivasi ektrinsik dan
kepuasan individu. Uji regresi motivasi ektrinsik dengan respon time tenaga
motivasi ektrinsik akan 0,618 kali meningkatkan respon time. Adanya dorongan
dari luar seperti gaji dan jasa pelayanan yang didapatkan karyawan menyebabkan
kecepatan dalam menangani pasien juga meningkat karena dengan respon time
yang cepat akan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang sangat berpengaruh
54
terhadap jasa pelayanan yang didapat. Hal lain yang menyebabkan respon time
petugas IGD meningkat adalah adanya hubungan yang harmonis antara karyawan
dan atasan. Begitu pula dengan hasil uji regresi logistik variabel kepuasan
respon time. Adanya manfaat gaji yang diterima oleh tenaga dokter dan perawat
IGD membuat respon time petugas IGD meningkat karena termotivasi untuk
bekerja cepat yang akan berpengaruh terhadap kinerja dan penghasilan yang
didapatkan. Selain itu, bagi tenaga dokter dan perawat yang telah mendapatkan
pelatihan gawat darurat maka akan semakin baik menangani pasien gawat darurat
sehingga angka kematian dan kecacatan pasien di IGD bisa diturunkan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widodo & Pratiwi
(2008), membuktikan kalau ada hubungan antara kepuasan kerja dengan waktu
tanggap perawat di Instalasi Gawat Darurat dimana beban kerja yang ringan akan
mempercepat waktu tanggap sedangkan waktu tanggap akan lambat kalau beban
karena mereka harus tetap ada yang jaga IGD sehingga perlu digilir. Kompetensi
tenaga dokter dan perawat IGD ini diketahui dari sudah tidak berlakunya
55
sertifikat gawat darurat yang dimiliki oleh responden. Selain itu, pelatihan
disebabkan karena tenaga perawat dan dokter IGD adalah merupakan karyawan di
rumah sakit pemerintah sehingga mereka harus tunduk dan patuh terhadap aturan
yang ada di rumah sakit tersebut, salah satunya adalah kehadiran. Namun dalam
penelitian ini variabel aturan tidak diteliti. Meskipun ada beberapa tenaga perawat
dan dokter IGD yang tidak puas dan memiliki motivasi kurang tetapi karena
ditempat tugas karena akan sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja yang
pada sertifikat gawat darurat yang dimiliki apakah masih berlaku atau sudah
adalah yang homogen saja yaitu dokter dan perawat yang ada di IGD rumah sakit
pemerintah, sedangkan tenaga perawat dan dokter banyak yang bekerja di rumah
terjadi bias interviewer karena pewawancara adalah karyawan rumah sakit yang
sudah akrab dengan responden. Instrumen yang digunakan saat penelitian adalah
responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
jangkaun peneliti untuk mengontrolnya. Kelemahan dari penelitian ini adalah juga
kelemahan dari designnya sendiri yaitu dengan penelitian Cross Sectional dimana
variabel independen dan dependen diukur pada saat yang bersamaan dan karena
itu hubungan antar variabel yang dikemukan diatas bukan hubungan sebab akibat.
Implikasi dari penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara kepuasan
pekerjaan dengan kompetensi dan respon time, hal ini menunjukkan pekerja yang
puas terhadap pekerjaan maka pekerja itu akan yakin bahwa pekerjaannya
menarik dan tidak membosankan sehingga prilaku pekerja atas pekerjaannya akan
ditunjukkan lewat pekerjaanya yang akan dilakukan secara teratur, bekerja lebih
keras, ingin tetap menjadi anggota di organisasi itu dalam jangka waktu lama, dan
bekerja lebih disiplin. Implikasi lain dari penelitian ini adalah meningkatnya
dan memiliki kinerja baik secara tidak langsung akan menambah penghasilan
tambahan yang lebih tinggi. Hal tersebut akan mampu meningkatkan mutu dan
BAB VII
7.1 Simpulan
Kenerja tenaga perawat dan dokter IGD ( kompetensi, respon time, dan
kehadiran) merupakan hal penting dalam peningkatan standar mutu. Rata- rata
kepuasan dan motivasi responden IGD tergolong bagus. Dilihat dari segi
kepuasan manajemen hal yang paling tinggi adalah perlindungan kerja dan yang
paling rendah adalah terhadap aspek kondisi bangunan. Dilihat dari segi kepuasan
pekerjaan, hal yang paling tinggi adalah tentang keselamatan pasien dan yang
paling rendah terhadap aspek beban kerja. Dilihat dari segi motivasi ektrinsik, hal
yang paling tinggi adalah adanya insentif dan yang paling rendah terhadap kondisi
kerja. Dilihat dari segi motivasi intrinsik, hal yang paling tinggi terhadap aspek
prestasi kerja dan yang paling rendah terhadap aspek pengakuan dari pimpinan.
Hal yang paling signifikan dan bermakna dengan kinerja (kompetensi) tenaga
perawat dan dokter IGD adalah kepuasan kerja. Sedangkan Hal yang paling
signifikan dan bermakna dengan kinerja (respon time) tenaga perawat dan dokter
7.2 Saran
motivasi dari tenaga dokter dan perawat IGD yang sudah termasuk rata-rata bagus
serta meningkatkan kepuasan dan motivasi tenaga dokter dan perawat IGD yang
termasuk rata-rata kurang. Cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
57
58
b. Beban kerja karyawan IGD agar dikurangi yaitu dengan menambah ruangan
untuk pasien rawat inap sehingga fungsi IGD kembali berfungsi sebagai rawat
c. Gaji yang diterima karyawan khususnya tenaga kontrak agar dikaji ulang
kualitas kompetensi karyawan tetap terjaga dan tidak ada kompetensi yang
kadaluarsa.
kinerja antara dokter dan perawat karena masing-masing tenaga kesehatan ini
DAFTAR PUSTAKA
59
Aiken, L.H. et al., 2002. Hospital Nurse Staffing and Patient Mortality , Nurse
Burnout , and Job Dissatisfaction. Journal Of The American Medical
Association, 288(16), pp.1987–1993.
Aiken, L.H. et al., 2013. Nurses ’ Reports of Working Conditions and Hospital
Quality of Care in 12 Countries in EuropeI. International Journal of Nursing
Studies, 50(2), pp.143–153.
Azwar, A., 1996. Factor That Influence the Implementation of Quality Assurance
Programs for Hospital-Based Long Term Contraceptive Cervices Quality.
Department of Community Medicine, Faculty of Medicine flniversity.of I
ndonesia,, 5, pp.76–81.
Bonenberger, M. et al., 2014. The Effects of Health Worker Motivation and Job
Satisfaction on Turnover Intention in Ghana. Human Resources for Health,
pp.1–12.
BPJS, 2017. Pembayaran Iuran JKN-KIS
Budiawan, I.N. et al., 2014. Association of Competence , Motivation and Nurse
Workload with Nurse Performance at Mental Hospital in Bali Province.
Public Health and Preventive Medicine Archive, 3.
Depkes, 2007. Pengertian respon Time. [ Cited 2018 Jun.16]. Available at:
http://repository.ump.ac.id.
Didin Syarifuddin, S.H.W., 2012. Membangun Kepuasan Karyawan Melalui Gaya
Kepemimpinan dan Pengembangan Karir. Seminar Nasional Inovasi dan
Teknologi. Available at: https://www.researchgate.net.
Dieleman, M. & Harnmeijer, J.W., 2006. Improving Health Worker Performance :
In Search of Promising Practices. KIT- Royal Tropical Institute The
Netherlands,
Donabedian, 2011. Mutu pelayanan kesehatan. [ Cited 2018 Feb.24]. Available
at: http://erepo.unud.ac.id
Dwiprahasto, I., 2004. Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya Untuk
Meminimalkan Resiko. Medical Eror di Rumah Sakit.
F. Herzberg, 2015. Teori Motivasi. [ Cited 2018 Jun.12]. Available at:
http://teorionline.wordpress.com
Faizin, A., 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Bekerja dengan
Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu
Keperawatan ISSN. 1, pp.137–142.
Forster, A.J. et al., 2003. The Incidence and Severity of Adverse Events Affecting
Patients after Discharge from the Hospital. Annals of Internal Medicine
Article, pp.161–174.
Herzberg Hasibuan, 1996. Jenis-Jenis Motivasi. [ Cited 2018 Feb.24].Available
at: http://eprints.uny.ac.id.
Ilyas, 2011. Beban Kerja Perawat. [ Cited 2018 Jul 13] Available at:
https:erepro.ac.id .
Iswati, S.D., 2005. "Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan
Kerja Tenaga Medis Poliklinik Rawat Jalan RSUD Tugurejo" (tesis)
Semarang: Universitas Diponegoro.
59
60
Lampiran 1
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
62
63
PERNYATAAN SUBYEK
Saya menyatakan telah memahami penjelasan dari tujuan wawancara ini dan bersedia
memberikan informasi yang saya ketahui dengan sejujurnya.
PERNYATAAN PENELITI
Saya menyatakan telah memberikan penjelasan tujuan wawancara ini dengan sejelas-
jelasnya dan telah mendapatkan persetujuan dari informan.
Lampiran 2
KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Bacalah dengan jelas kalimat ini: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kinerja (kehadiran sumber daya, kompetensi, dan daya tanggap) dokter
dan perawat IGD dalam penerapan sasaran mutu di IGD BRSUD Kabupaten
Tabanan. Jika bapak / ibu bersedia dan sukarela untuk menjadi responden maka
tangan dan nama jelas. Saya mengharapkan agar bapak / ibu dapat menjawab
DARTAR PERTANYAAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden
2. Nomer responden
3. Desa/kelurahan
4. Kecamatan
5. Kota
B. KETERANGAN PEWAWANCARA
6. Nama Pewawancara
7. Tgl/bln wawancara
8. Hasil kunjungan
Kode hasil wawancara terakhir
1. Wawancara selesai 2. Wawancara ditolak
3.Responden tidak ada jaga 4. Lainnya, Jelaskan------
60
67
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
B. KEPUASAN STM TM M SM
Aspek Manajemen
Aspek Performance
Aspek Individual
Pertanyaan STS TS S ST
A. MOTIVASI
Motivasi Ekstrisik
Motivasi Intrinsik
Keterangan :
M : Memuaskan S : Setuju
Lampiran 3
TABANAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden
2. Nomer responden
3. Desa/kelurahan
4. Kecamatan
5. Kota
B. KETERANGAN OBSERVER
6. Nama Observer
7. Tgl/bln Observer
8. Hasil Observasi
Kode hasil observasi terakhir
1. Observasi selesai 2. Observasi ditolak 3. Lainnya...............
(pukul….) IGD
72
(pukul…. )
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Lampiran 4
51
gawat pelatihan
darurat
75
Lampiran 5
BULAN ………………………………
Nama Jdwl
pegawai seharusnya
Jdwl
kenyataan
76
Lampiran 6
Contributing to
Outcome
Improved performance
77
Increased Increased Improved Improved Effect
availability productivity competence responsiveness
Input
Lampiran 7 process
ANALISIS MULTIVARIAT
1.
Factors at macro level : health Factors at micro level : workplace Factors at individual level/
system level or health facility level living circumstance Determinans
Interventiors
78
Lampiran 8
Output SPSS
55
2. Tes Normalitas