Anda di halaman 1dari 14

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan berdiri pada tanggal 24

November 1953 dengan nama Rumah Sakit Umum Tabanan yang berdiri diatas

tanah seluas 1.610 m². BRSUD Kabupaten Tabanan merupakan rumah sakit milik

Pemerintah Kabupaten Tabanan, terletak di Jantung Kota Tabanan dengan kapasitas

tempat tidur 252 tempat tidur. Pada bulan April 2002 sistem pengelolaan keuangan

BRSUD Kabupaten Tabanan sudah swadana, dan di tahun 2005 Rumah Sakit

Tabanan menerima penghargaan Citra Pelayanan Prima dari Kementrian Negara

Pemberdayagunaan Aparatur Negara. Pada bulan Juni 2006 menjadi BLU ( Badan

Layanana Umum ). Pada bulan Mei 2014 Lulus Akreditasi Standar 2012 dengan

peringkat kelulusan Paripurna dan sebagai Rumah sakit Tipe B Pendidikan sejak

tanggal 10 Agustus 2016.

Untuk mempertahankan mutu pelayanan yang mengutamakan keselamatan

pasien maka BRSUD Kabupaten Tabanan mengajukan survie akreditasi maka pada

tanggal 17 Oktober 2017 sampai dengan 19 Oktober 2017 dan dinyatakan lulus

dengan Peringkat Paripurna. Di tahun yang sama BRSUD Kab.Tabanan mendapat

penganugrahan Tri Hita Karana Award (THK Award) 2017 Emerlad untuk ke tiga

kalinya. Tri Hita Karana Award merupakan sebuah apresiasi yang tinggi bagi mereka

yang telah mengimplementasikan konsep “Tri Hita Karana” yakni hubungan yang

harmonis dan serasi sesama manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia

36
37

dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungan manajemen yang mereka kelola.

Sejak tahun 2005 BRSUD Kab.Tabanan telah menerapkan ISO 9001:2000, di tahun

2015 di upgrade ke ISO Versi 9001:2008 dan pada bulan Mei 2018 BRSUD

Kab.Tabanan telah menerapkan ISO 9001:2015. Dan di tahun 2014 BRSUD

Kab.Tabanan dipercaya sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional Bali Barat.

Badan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tabanan adalah pusat pelayanan

kesehatan spesialistik yang paripura dan bermutu prima yang mengutamakan

keselamatan pasien. Program keselamatan pasien didalamnya terdapat 6 sasaran

keselamatan pasien yaitu salah satunya pencegahan risiko pasien jatuh.

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Badan Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Tabanan, ruang rawat inap yang digunakan sebagai lokasi penelitian

adalah Ruangan Anggrek, Ruangan Dahlia Garing, Ruangan Bogenville dan

Ruangan Cempaka. Ruang Anggrek terletak disebelah timur ruang Dahlia Garing

merupakan ruang perawatan khusus anak, dari ruang perawatan kelas III sampai

dengan ruang perawatan kelas I, memiliki 30 kapasitas tempat tidur dan 17 orang

perawat. Ruang Dahlia Garing terletak di sebelah selatan Ruang Griyatama,

memiliki 32 kapasitas tempat tidur dan 18 orang perawat. Ruang Dahlia Garing

hanya merawat pasien dengan kasus penyakit dalam saja, dari ruang perawatan kelas

III sampai ruang perawatan kelas I. Ruang Bogenville terletak paling timur di

sebelah selatan pura rumah sakit merupakan ruang perawatan khusus penyakit bedah

dari ruang perawatan kelas III sampai kelas I memiliki kapasitas 32 tempat tidur

dan 19 orang perawat. Ruang Cempaka terletak di timur ruang Gryatama, Ruang

Cempaka merupakan ruang rawat inap kelas III, memiliki 35 kapasitas tempat tidur
38

dan 21 orang perawat, Ruang Cempaka merawat pasien dengan kasus penyakit

dalam dan juga bedah. Pada penelitian ini jumlah sampel yang memenuhi kriteri

inklusi sebanyak 75 responden. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu dari 2

Desember 2019 sampai dengan 2 Januari 2020 ..

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5.1 dan Tabel

5.2. Tabel 5.1 menyajikan deskripsi karakteristik responden yang terkait dengan

mean (rata-rata), mode (modus), standard deviation (simpangan baku), minimum

(nilai terendah) dan maximum ( nilai tertinggi). Tabel 5.2 menyajikan frekuensi data

karakteristik responden pada masing-masing ruangan

Tabel 5.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Std.
Karakteristik Mean Mode Minimum Maximum
Deviation
Jenis Kelamin 1,27 1 0,45 1 2
Usia (Tahun) 30,88 28 5,48 24 44
Pendidikan 1,65 2 0,48 1 2
Lama Kerja (Tahun) 9,08 8 2,28 3 15

Data yang tersaji pada Tabel 5.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Jenis Kelamin

Nilai rata-rata (mean) jenis kelamin responden adalah sebesar 1,27 dengan

simpangan baku (std. Deviation) sebesar 0,45. Ini berarti dapat dinyatakan rata-

rata responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini diperkuat dengan nilai

modus (mode) yang menunjukkan nilai 1 (coding untuk jenis kelamin

perempuan).
39

2) Usia

Usia rata-rata (mean) responden dalam penelitian ini adalah 30,88 tahun atau 31

tahun dengan simpangan baku (std. Deviation) sebesar 5,48. Nilai simpangan

baku yang jauh lebih kecil dari nilai rata-rata ini menunjukkan tidak adanya

penyimpangan yang terlalu jauh dari rentangan usia termuda (24 tahun) dengan

usia tertua (44 tahun) dari responden dalam penelitian ini. Modus (mode) dari

responden penelitian ini adalah perawat yang berusia 28 tahun.

3) Pendidikan

Nilai rata-rata (mean) pendidikan responden adalah sebesar 1,65 dengan

simpangan baku (std. Deviation) sebesar 0,48. Ini berarti dapat dinyatakan rata-

rata responden berpendidikan Sarjana Keperawatan. Hal ini diperkuat dengan

nilai modus (mode) yang menunjukkan nilai 2 (coding untuk sarjana

keperawatan).

4) Lama Kerja

Lama kerja rata-rata (mean) responden dalam penelitian ini adalah 9,08 tahun

atau 9 tahun dengan simpangan baku (std. Deviation) sebesar 2,28. Nilai

simpangan baku yang jauh lebih kecil dari nilai rata-rata ini menunjukkan tidak

adanya penyimpangan yang terlalu jauh dari rentangan lama kerja terbaru (3

tahun) dengan lama kerja terlama (15 tahun) dari responden dalam penelitian ini.

Modus (mode) dari responden penelitian ini adalah perawat yang memeiliki lama

kerjaa 8 tahun.
40

Tabel 5.2 Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian


Karakteristik Ruang Ruang Ruang Ruang
responden Anggrek Dahlia Bougenville Cempaka
F % F % F % F %
Jenis Kelamin
Perempuan 15 88,2 14 77,8 12 63,1 13 62
Laki-laki 2 11,8 4 22,2 7 36,9 8 38
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100
Usia (tahun)
20-29 7 41,2 8 44,4 12 63,1 14 66,7
30-39 7 41,2 6 33,3 5 26,3 6 28,6
>40 3 17,6 4 22,3 2 10,6 1 4,7
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100
Pendidikan
D III 6 35,3 5 27,8 7 36,8 8 38,1
Keperawatan
Sarjana 11 64,7 13 72,2 12 63,2 13 61,9
Keperawatan
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100
Lama Kerja
(tahun)
<5 1 5,9 1 5,6 1 5,3 2 9,5
6-10 13 76,5 15 83,3 14 73,7 14 66,7
>10 3 17,6 2 11,1 4 21 5 23,8
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100

Karakteristik responden ditampilkan dalam tabel 5.2. Sebagian besar responden

dimasing- masing ruangan mempunyai jenis kelamin perempuan. Responden yang

terbanyak berjenis kelamin perempuan dari keempat ruangan tersebut adalah ruangan

Anggrek yaitu 88,2 %. Usia responden masuk dalam rentang usia produktif yaitu

usia 20 sampai dengan 40 tahun dan sebagian besar responden berada pada rentang

usia 20 sampai dengan 29 tahun, walaupun masih ada beberapa responden yang

berusia diatas 40 tahun. Responden yang terbanyak berada pada rentang usia 20

sampai dengan 29 tahun dari keempat ruangan tersebut adalah ruangan cempaka
41

yaitu 66,7 %. Pendidikan responden tergolong pendidikan tinggi dan dalam

penelitian ini pendidikan responden yang paling banyak adalah sarjana keperawatan.

Responden yang terbanyak pendidikan sarjana keperawatan dari keempat ruangan

tersebut adalah ruangan Dahlia yaitu 72,2 %. Sebagian besar responden memeliki

lama bekerja berada pada rentang usia 6 sampai 10 tahun. Responden yang

terbanyak memiliki lama bekerja berada pada rentang usia 6 sampai 10 tahun dari

keempat ruangan tersebut adalah ruangan Dahlia yaitu 83,3%.

5.3 Distribusi Pengetahuan Responden

Distribusi pengetahuan responden ditampilkan dalam tabel 5.2. Sebagian besar

responden di ruang Anggrek dan ruang Dahlia memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup. Responden di ruang Bougenville dan ruang Cempaka sebagian besar

memiliki tingkat pengetahuan yang baik, ruangan yang memiliki responden tingkat

pengetahuan tertinggi dari keempat ruangan adalah ruang Bogenvile yaitu 73.7 %

dengan total jumlah responden 19 orang

Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Responden


Tingkat Ruang Ruang Ruang Ruang
Pengetahuan Anggrek Dahlia Bougenville Cempaka
F % F % F % F %
Kurang 3 17,6 3 16,7 1 5,3 1 4,8
Cukup 10 58,8 10 55,6 4 21,1 6 28,6
Baik 4 23,5 5 27,8 14 73,7 14 66,7
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100

5.4 Distribusi Beban Kerja Responden

Distribusi beban kerja responden ditampilkan dalam tabel 5.3. Sebagian besar

responden di ruang Anggrek dan ruang Dahlia memiliki beban kerja sedang.
42

Responden di ruang Bougenville dan ruang Cempaka sebagian besar memiliki beban

kerja berat. Ruangan yang memiliki responden beban kerja terberat dari keempat

ruangan adalah ruang Cempaka yaitu 76.2 % dengan total jumlah responden 21

orang

Tabel 5.3 Distribusi Beban Kerja Responden


Beban Kerja Ruang Ruang Ruang Ruang
Anggrek Dahlia Bougenville Cempaka
F % F % F % F %
Sedang 12 70,6 11 61,1 5 26,3 5 23,8
Berat 5 29,4 7 39,9 14 73,7 16 76,2
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100

5.5 Distribusi Kepatuhan Responden

Distribusi kepatuhan responden ditampilkan dalam tabel 5.4 sebagian besar

responden di masing- masing ruangan tingkat kepatuhannya adalah patuh, kecuali

ruang Dahlia sebagian atau 50% tidak patuh. Ruangan yang memiliki responden

kepatuhan tertinggi dari keempat ruangan adalah ruang Bogenvile yaitu 89.5 %

dengan total jumlah responden 19 orang

Tabel 5.4 Distribusi Kepatuhan Responden


Kepatuhan Ruang Ruang Ruang Ruang
Anggrek Dahlia Bougenville Cempaka
F % F % F % F %
Tidak Patuh 8 47,1, 9 50 2 10,5 3 14,3
Patuh 9 52,9 9 50 17 89,5 18 85,7
Jumlah 17 100 18 100 19 100 21 100
43

5.6 Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan varabel

dependen maka dilakukan Analisa bivariat. Analisa bivariat yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah chi-square test.

5.6.1 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat

Hasil uji chi-square yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional pencegahan risiko pasien jatuh disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Tabel hasil uji chi-square hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan perawat

Crosstabs
Kepatuhan
Tidak
  Patuh Patuh Total
Tk Pengetahuan Kurang 8 0 8
Cukup 13 17 30
Baik 1 36 37
Total 22 53 75
Pearson Chi-Square: 34,768
Asymptotic Significance (2-sided):  0,000

Data yang tersaji pada Tabel 5.6 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang diketahui berjumlah 8

orang, seluruh responden pada tingkat pengetahuan kurang dapat dinyatakan

tidak patuh.

2) Responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup diketahui berjumlah 30

orang, sebanyak 13 orang responden diketahui tidak patuh, sedangkan 17

orang lainnya dapat dinyatakan patuh.


44

3) Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik diketahui berjumlah 37

orang, sebanyak 1 orang responden diketahui tidak patuh, sedangkan 36

orang lainnya dapat dinyatakan patuh.

4) Nilai Pearson Chi-square 34,768 dengan signifikansi 0,000. Nilai

signifikansi yang lebih kecil dari p-value atau taraf nyata sebesar 0,05 maka

dapat dinyatakan hipotesis diterima. Ini berarti ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional pencegahan risiko pasien jatuh. Nilai Pearson Chi-square yang

bertanda positif ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan

perawat maka semakin patuh perawat dalam melaksanakan standar prosedur

operasional pencegahan risiko pasien jatuh.

5.6.2 Hubungan antara beban kerja dengan kepatuhan perawat

Hasil uji chi-square yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara

beban kerja dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional pencegahan risiko pasien jatuh disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Tabel hasil uji chi-square hubungan antara beban kerja dengan
kepatuhan perawat

Crosstabs
Count
Kepatuhan
Tidak
  Patuh Patuh Total
Beban Kerja Sedang 21 12 33
Berat 1 41 42
Total 22 53 75
Pearson Chi-Square: 33,451
Asymptotic Significance (2-sided):  0,000
45

Data yang tersaji pada Tabel 5.7 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Responden yang memiliki beban kerja sedang diketahui berjumlah 33 orang.

Sebanyak 21 orang responden diketahui tidak patuh, sedangkan 12 orang

lainnya dapat dinyatakan patuh.

2) Responden yang memiliki beban kerja berat diketahui berjumlah 42 orang.

Sebanyak 1 orang responden diketahui tidak patuh, sedangkan 41 orang

lainnya dapat dinyatakan patuh.

3) Nilai Pearson Chi-square 33,451 dengan signifikansi 0,000. Nilai

signifikansi yang lebih kecil dari p-value atau taraf nyata sebesar 0,05 maka

dapat dinyatakan hipotesis diterima. Ini berarti ada hubungan beban kerja

dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur operasional

pencegahan risiko pasien jatuh. Nilai Pearson Chi-square yang bertanda

positif ini menunjukkan bahwa semakin berat kerja perawat maka semakin

patuh perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional pencegahan

risiko pasien jatuh.

5.6 Hasil Analisis Multivariat

Analisis multivariate yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik

(binary logistics) dengan metode enter. Analisis dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 25.0. Tahapan interpretasi dari hasil analisis ini adalah sebagai berikut.
46

1) Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk menguji

hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan

antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0,05 (≤ 0,05), maka hipotesis nol (H0) ditolak berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga

Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai

observasinya. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka hitpotesis nol (H0) diterima dan

berarti model mampu meprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali,

2016:328).

Nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang didapat

adalah sebesar 1,980 dengan signifikansi 0,577. Karena nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka hitpotesis nol (H0) diterima dan berarti

model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model

dapat diterima karena cocok dengan data observasinya

2) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit.

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara

-2log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0), dimana model hanya
47

memasukkan kostanta dengan nilai -2 log Likelihood (-2LL) pada akhir

(Block Number=1), dimana model memasukkan kostanta dan variable bebas.

Apabila nilai -2LL Block Number = 0> nilai -2LL Block Number=1, hal ini

menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2016:329).

Hasil analisis menunjukkan nilai -2LL Block Number = 0 sebesar 90,766

sedangkan nilai -2LL Block Number = 1 sebesar 34,389. Karena nilai -2LL

Block Number = 0 lebih besar dari nilai -2LL Block Number=1 maka ini

menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

3) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen/terikat. Nilai koefisien determinasi

yang kecil berarti kemampuan variabel independen/bebas dalam menjelaskan

variasi variabel dependen/terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen/bebas memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen/terikat

(Ghozali, 2013:329).

Hasil uji menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,753. Ini berarti

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur operasional

pencegahan risiko pasien jatuh dapat dijelaskan oleh variabel tingkat

pengetahuan dan beban kerja sebesar 75,3% sedangkan sisanya sebesar

24,7% dijelaskan oleh faktor lainnya.


48

4) Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menampilkan angka perbandingan probabilitas terjadinya

variabel terikat yang diharapkan dan yang tidak diharapkan sesuai keterangan

variabel dummy yang digunakan. Kekuatan dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalam

persen.

Hasil analisis menunjukkan nilai Overall Percentage sebesar 89,3. Nilai ini

menunjukkan kekuatan dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

terjadinya kepatuhan adalah sebesar 89,3 persen.

5) Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output variable in equation.

Output variable in equation menunjukkan nilai koefisien regresi dan tingkat

signifikansinya. Koefisien regresi dari setiap variabel-variabel yang diuji

menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini merupakan uji satu sisi yang dilakukan dengan cara

membandingkan tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%.

a) Apabila nilai signifikansi lebih kecil sama dengan 0,05 (sig ≤ α), maka H0

ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel bebas mampu

memprediksi variabel terikat.

b) Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > α), maka H0 diterima

dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa variabel bebas tidak mampu memprediksi

variabel terikat.
49

.Tabel 5.8 Tabel Uji Regresi Logistik Variabel Tingkat Pengetahuan, Beban
Kerja dan Kepatuhan

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Tk Pengetahuan 3,399 1,199 8,041 1 ,005 29,923 2,856 313,466
Beban Kerja 3,952 1,369 8,330 1 ,004 52,032 3,555 761,635
Constant -15,478 4,343 12,700 1 ,000 ,000
Nagelkerke R Square: 0,753
Overall Percentage: 89,3

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Wald untuk variabel tingkat

pengetahuan adalah sebesar 8,041 dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat dinyatakan tingkat pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan perawat. Nilai Wald untuk variabel beban kerja adalah sebesar 8,330

dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan beban kerja

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan perawat. Kedua hasil ini menunjukkan

bahwa hipoteis yang menyatakan Ada hubungan tingkat pengetahuan dan beban

kerja secara bersama sama dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar

prosedur operasional pencegahan risiko pasien jatuh dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai