Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
K. ANIS PARAMITA
K. ANIS PARAMITA
NIM 1682111035
i
TESIS
K. ANIS PARAMITA
NIM 1682111035
ii
Lembar Persetujuan
PADA TANGGAL
Dr. dr. RA Tuty Kuswardhani, Sp.PD, K-Ger. dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH.
FINASIM, M.Kes.
NIP. 195911041989032004 NIP. 198311042008012005
Mengetahui
Koordinator Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
iii
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai
Oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana
pada Tanggal 15 Januari 2019
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari
terbukti plagiat, maka saya akan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
Mendiknas RI Nomor: 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Denpasar, 2018
K. Anis Paramita
NIM. 1682111035
v
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Kejadian pasien jatuh dapat menimbulkan kematian, tidak hanya itu namun juga
dapat berdampak terhadap rumah sakit karena dapat memperpanjang waktu rawat.
Lansia mempunyai kemungkinan jatuh lebih tinggi karena pada lansia sudah
terjadi gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan
sendi. Sudah banyak yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mengatasi masalah
pasien jatuh. Salah satunya adalah dengan mengevaluasi risiko jatuh dan langsung
bertindak pada pasien yang mempunyai risiko jatuh yang tinggi. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan cara melaporkan bahwa pasien mempunyai potensi risiko jatuh
setelah dilakukan pengkajian dan mengisi form risiko jatuh sejak awal pasien
masuk ruang rawat inap. Penilaian risiko jatuh merupakan hal yang sangat penting
dalam menerapkan keselamatan pasiendi rumah sakit karena dapat menurunkan
angka jatuh pada pasien dan dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Dalam penilaian risiko jatuh pada pasien peran perawat sangat diperlukan karena
perawat akan merawat pasien selama 24 jam. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan motivasi perawat dan budaya keselamatan pasienterhadap
penilaian risiko jatuh pada lansia.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan bisa berjalan tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini dengan rasa
hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam proses penulisan
tesis ini. Kepada dr. Pande Putu Januraga, M.Kes.DrPH selaku Koordinator
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang
selalu memperhatikan dan membimbingdalam masa perkuliahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Tuty Kuswardhani, Sp.PD.
K-Ger, Finasim, M.Kes sebagai pembimbing I dan dr. Ni Made Sri Nopiyani,
MPH sebagai pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing
sehingga proposal tesis ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi,
vi
Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. I Ketut
Suyasa, Sp.B. Sp.OT (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan Magister di Universitas Udayana. Terima
kasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bimbingan dan dukungan selama masa
pendidikan. Kepada pihak rumah sakit terkait peneliti ucapkan terima kasih
karena telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Sebagai penghujung kata, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan
keluarga dan teman-teman MIKM angkatan delapan atas motivasi yang diberikan
selama proses ini berlangsung.
Denpasar, 2018
Penulis
vii
ABSTRAK
Perilaku perawat dalam mengisi penilaian risiko jatuh merupakan hal yang sangat
penting dalam menerapkan keselamatan pasiendi rumah sakit. Pasien lansia
mempunyai risiko jatuh lebih tinggi sehingga, hal tersebut dapat menurunkan
angka jatuh pada pasien dan dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan pada
bulan Juli –Agustus 2018. Sebanyak 106 responden terpilih dengan menggunakan
teknik systematic random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan survei
menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Analisis data menggunakan
uji rank spearmandan uji ancova.
Perilaku penilaian risiko jatuh lansia mendapatkan skor rata-rata adalah 8,87
dengan nilai maksimum 11. Pada uji multivariat, motivasi mendapatkan nilai
signifikansi 0,000 yang berarti ada hubungan antara motivasi dengan perilaku
penilaian risiko jatuh lansia. Sedangkan variabel budaya keselamatan pasien tidak
berhubungan dengan perilaku penilaian risiko jatuh dengan nilai signifikansi
0,187.
Pihak rumah sakit perlu mengembangkan upaya meningkatkan perilaku perawat
dalam mengisi penilaian risiko jatuh pada lansia dengan memperhatikan motivasi
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.
viii
ABSTRACT
The behavior of nurses in filling in the risk assessment of falls is very important in
implementing patient safety in hospitals. Elderly patients have a higher risk of
falling so that it can reduce the number of falls in patients and can improve the
quality of hospital services.
This study uses a cross sectional design that was carried out in July-August
2018. A total of 106 respondents were selected using systematic random sampling
technique. Data collection was carried out by survey using a questionnaire filled
by respondents. Data analysis used rank spearman test and ancova test.
Fall risk assessment behavior of the elderly get an average score of 8.87 with
a maximum value of 11. In the multivariate test, motivation gets a significance
value of 0.000, which means there is a relationship between motivation and
behavior of risk assessment of falling elderly. While the variable of patient safety
culture is not related to risk assessment behavior falling with a significance value
of 0.187.
The hospital needs to develop efforts to improve the behavior of nurses in
filling the risk assessment of falls in the elderly by paying attention to the
motivation of nurses in performing nursing care.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iv
ABSTRAK................................................................................................... ix
ABSTRACT................................................................................................. x
DAFTARTABEL .......................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
x
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................... 8
xi
4.3 Penentuan Sumber Data, Instrumen Penelitian dan Cara
Pengumpulan Data ..........................................................................26
BAB VI PEMBAHASAN
xii
6.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
xvi
VIP : Very Important Person
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi
Bali
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Prioritas utama yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit adalah keselamatan
pasien, karena dapat memberikan perlindungan kepada pasien dari kejadian yang
tidak diharapkan. Kejadian ini dapat terjadi pada saat petugas kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan melalui program di rumah sakit. Hal ini sangat
Kesehatan, 2008).
Insiden keselamatan pasien (IKP) merupakan hal yang tidak sengaja dilakukan
dan suatu keadaan berakibat atau mempunyai potensi cedera yang dapat dicegah
pada pasien. Insiden tersebut antara lainkejadian tidak diharapkan (KTD) yaitu
suatu kejadian yang mengakibatkan seorang cedera dan hal tersebut tidak
diharapkan terjadi pada pasien karena tindakan (commission) atau karena tidak
cedera (KNC) yaitu terjadi insiden tetapi belum terpapar ke pasien, kejadian tidak
cedera (KTC) yaitu kejadian yang sudah terpapar ke pasien namun tidak
mengakibatkan cedera pada pasien, dan kejadian potensi cedera (KPC) yaitu
keadaan yang sangat memiliki potensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum
1
kesalahan yang menyebabkan pasien meninggal dapat diantisipasi. Data tersebut
juga menjelaskan di rumah sakit Utah dan Colorado didapatkan kejadian tidak
dan di New York sebanyak 3,7%dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian
pada ruang rawat inap di Amerika Serikat yaitu 33,6 jiwa pada tahun 1997 dan di
dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 1691 tahun 2011. Terdapat
enam sasaran keselamatan pasien (SKP) yang terdapat dalam peraturan tersebut,
pengurangan risiko pasien jatuh. Pasien dengan risiko jatuh masih cukup tinggi
lebih dari 200.000 yang dirawat selama 12 bulan.Pasien akan mengalami cedera
patah tulang panggul sebelum mengalami kematian yang sudah terjadi pada 26
rumah sakit dan pasien. Perawatan yang lama (length of stay/LOS) merupakan
Rumah sakit memberikan pelayanan yang paripurna kepada pasien sejak baru
datang, melakukan pendaftaran, periksa dan hingga pasien pulang, namun saat
2
pasien berada di rumah sakit terkadang masih belum diperhatikan risiko yang
dapat terjadi pada pasien. Salah satu risiko tersebut adalah risiko jatuh (Sanjoto,
2014). Rumah sakit sudah melakukan upaya untuk mengatasi kejadian pasien
jatuh yang meliputi evaluasi risiko jatuh dan langsung bertindak agar risiko jatuh
dapat berkurang. Dalam pelayanan kesehatan hal tersebut dilakukan dengan cara
Pada usia lanjut sering mengalami jatuh, hal tersebut terjadi karena berbagai
faktor baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi gangguan
faktor ekstrinsik adalah lantai licin, tersandung benda, penglihatan kurang yang
diakibatkan oleh cahaya. Angka kejadian jatuh pada lansia di Panti Wreda adalah
2-3 kali lebih tinggi dari pada kelompok lansia dwelling yaitu sekitar 1,7 kali jatuh
Salah satu rumah sakit negeri yang berada di kota Denpasar adalah Rumah
Sakit Umum Pusat (RSUP) tipe A pendidikan sesuai dengan Permenkes 1636
tahun 2005 dan sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Bali, NTB, NTT. Hal
pasien. Insiden terkait dengan keselamatan pasien dapat dilihat dari penerapan
sebanyak 758 dengan Bed Occupancy Ratio (BOR) pada bulan September 2017
3
menunjukan angka paling tinggi diantara bulan lainnya yaitu 97,66%. Sedangkan
rentang BOR sesuai Depkes yaitu 60-85%(Depkes, 2005). Ini menunjukan bahwa
jumlah pasien di RSUP Sanglah selalu banyak dan tempat tidur selalu terisi
penuh. Untuk rata-rata lamanya dirawat yang disebut Average Length of Stay
(AVLOS) pada bulan September 2017 yaitu 6,39 hari. Secara umum nilai AVLOS
yaitu 6-9 hari (Depkes, 2005). Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya disebut Turn Over Interval (TOI) menurut
insiden, kejadian nyaris cedera (KNC) sebanyak 846 insiden, kejadian tidak
213 insiden. Dilaporkan juga angka kejadian pasien jatuh sebanyak 11 pasien,
pasien risiko jatuh yang tidak menggunakan gelang kuning sebanyak 33 pasien,
salah penulisan rekam medis oleh perawat sebanyak 3 rekam medis. Pada usia 30
sampai dengan 65 tahun terjadi insiden sebanyak 681 pasien sedangkan usia diatas
Data yang didapat ada beberapa kejadian pasien jatuh khususnya pada lansia
di beberapa ruangan rawat inap. Masih ada pasien yang belum menggunakan
gelang risiko jatuh. Dilihat dari beberapa catatan keperawatan pada form risiko
jatuh masih ada yang belum lengkap diisi oleh perawat. Sehingga pasien masih
4
Pada standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) dijelaskan bahwa
pasien pada pengkajian awal memiliki risiko jatuh rendah akan berubah menjadi
berisiko tinggi. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, seperti kondisi pasien,
situasi lingkungan rumah sakit, dan konsumsi obat tertentu. Sehingga rumah sakit
kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan lingkungan dan fasilitas rumah
secara khusus kejadian jatuh pada pasien di rumah sakit. Pada section II, chapter I
yaitu International Keselamatan pasien Goals (IPSG) yaitu terjadi cedera karena
kasus pasien jatuh terbanyak pada pasien rawat inap. Sehingga perlu dilakukan
penilaian risiko jatuh oleh pihak rumah sakit danmelakukan tindakan agar dapat
Budaya keselamatan pasien, nilai keyakinan, dan perilaku setiap orang di dalam
keselamatan pasienterdiri dari lima elemen yaitu terbuka (open), keadilan (just),
5
Penelitian yang dilakukan oleh Pujilestari menunjukan bahwa, ada 37 perawat
pelayanan dan dapat menurunkan angka KTD di rumah sakit (Pujilestari, Maidin
pengkajian dari awal pasien masuk rumah sakit dan melakukan pengkajian
skala jatuh yaitu dengan Morse Falls Scale (MFS) merupakan instrumen untuk
2015). Catatan tersebut diisi oleh perawat di setiap awal pasien masuk rawat inap.
kualitas kerja yang didukung oleh motivasi perawat. Motivasi yang baik dapat
6
Berhubungan dengan akreditasi rumah sakit tentang pengurangan risiko jatuh,
7
1.4 Manfaat Penelitian
kualitas layanan terutama terkait dengan pengkajian dan penilaian risiko jatuh
pada lansia.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi, dan
pengelolaan hal yang berkaitan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden. Kemauan untuk belajar dari insiden dan tindak lanjut serta pelaksanaan
Kinerja tenaga kesehatan dipengaruhi oleh faktor individu yaitu motivasi dan
dapat memberikan rasa semangat dan tingkah laku pada individu kearah yang
lebih baik. Faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor intrinsik dan faktor
tanggung jawab terhadap pekerjaan, pengakuan dari orang lain, prestasi. Faktor
seluruh pelayanan kesehatan yang sudah diakreditasi oleh komisi akreditasi rumah
9
10
Salah satu cara pengkajian dalam mengukur risiko jatuh dengan menggunakan
Morse Fall Scale (Morse, 2009). Dengan menggunakan skala morse dapat melihat
derajat risiko jatuh pada lansia dengan menilai nol sampai tujuh risiko jatuh
rendah, delapan sampai 13 risiko jatuh tinggi, dan ≥14 risiko sangat tinggi.
Penilaian ini terdiri dari sembilan komponen yaitu usia (skor nol, satu, dan dua),
defisit sensori (skor nol, satu, dua, dan tiga), aktivitas (skor nol, dua, dan tiga),
riwayat jatuh (skor nol, satu, dua, dan tiga), kognisi (skor nol, dua, tiga),
pengobatan dan penggunaan alat kesehatan (skor satu dan dua), mobilitas (skor
nol, satu, dua, tiga, empat), pola BAB/BAK (skor nol, satu, dua, tiga), dan
komorbiditas (skor dua dan tiga). Penilaian risiko jatuh pada lansia dilakukan oleh
perawat sejak pertama pasien masuk ruang rawat inap. Tindakan perawat
budaya keselamatan pasien yaitu keterbukaan (open) dan melaporkan saat terjadi
kesalahan. Perawat yang secara aktif dan konstan menyadari potensial terjadinya
keselamatan pasien.
pada Lansia
Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian jatuh khususnya pada lansia adalah
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa faktor yang berasal
dari diri lansia seperti kondisi fisik, penurunan atau perubahan pendengaran,
Menurut Morse (2009) ada usaha untuk mencegah kejadian jatuh pada lansia
dengan mengatasi penyebab jatuh sesuai dengan tipe jatuhnya. Tipe jatuh antara
lain adalah jatuh kecelakaan (accidenet fall), jatuh fisiologis teratasi (anticipated
aman seperti lantai licin, tidak menggunakan tanda-tanda peringatan, dan tidak
ada alrm jika keadaan darurat. Jatuh fisiologis teratasi yaitu risiko jatuh yang
dapat diprediksi menggunakan skala morse (Morse Fall Scale). Jatuh fisiologis
tidak dapat teratasi disebabkan oleh suatu proses penyakit yang tidak dapat
Menurut teori Behavior Based Safety yang dikemukakan oleh Geller (2001)
ataupun kesuksesan suatu pekerjaan dapat dilihat dari at risk behavior dan safe
behavior. Dalam teori ini terdapat tiga domain yang disebut dengan total safety
culture yaitu faktor lingkungan, faktor manusia, dan faktor perilaku. Penjelasan
1. Faktor Lingkungan
meliputi prosedur kerja dan formulir dalam penilaian risiko jatuh. Motivasi
perawat juga dipengaruhi oleh situasi lingkungan tempat bekerja. Salah satunya
alat dan sarana yang dapat mendukung pelaksanaan kerja seperti tempat tidur
yang isi penyangga, gelang yang digunakan pasien untuk menandai pasien
mempunyai risiko jatuh (Menteri Kesehatan, 2017). Dalam penelitian ini, yang
2. Faktor manusia
variabel yang terkait dengan faktor manusia adalah motivasi perawat dalam
sebanyak 20 orang (66%) dan responden yang memiliki perilaku baik dengan
adalah nilai p= 0,025 dan OR= 8,000. Penelitian tersebut menunjukkan ada
3. Faktor Perilaku
Pada penelitian ini yang termasuk dalam faktor perilaku adalah motivasi
perawat dan budaya keselamatan pasien. Faktor ini dapat melihat bagaimana
perawat melakukan tindakan agar dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien,
khususnya pada lansia. Aspek yang dapat mempengaruhi motivasi antara lain
adalah dorongan internal dalam diri perawat dan eksternal yaitu dari
Ketiga faktor tersebut bersifat dinamis dan aktif karena jika terjadi perubahan
pada salah satu faktor tersebut maka akan mempengaruhi faktor yang lain. Faktor-
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pujilestari di Instalasi Rawat Inap RSUP DR.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Syarianingsih Syam dengan
studi kasus dengan rancangan deskriptif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
(82,3%). Unit perinatologi dan endoskopi menunjukan respon positif yaitu 100%.
Respon negatif tertinggi adalah dimensi respon non punitive (respon tidak
Reseacrh and Quality) dan data wawancara laporan insiden keselamatan pasien.
cukup dengan nilai mean sebesar 74,09. Gap pada penilaian insiden keselamatan
oleh perawat pelaksana. Pada variabel lainnya yaitu kepemimpinan (p= 0,015),
16
budaya keselamatan pasien dipengaruhi oleh motivasi perawat sebesar 10,3%, dan
pelaksanaan keselamatan pasien dengan nilai p=0,014 (α<0,05) dan sikap perawat
(α<0,05). Didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan sikap yang baik dimiliki oleh
survey analitik rancangan cross sectional dan pemilihan sampel dengan purposive
Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Patient Safety terhadap Sikap
Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II
dr. Soepraoen” penelitian ini non eksperimental dengan tujuan deskriptif korelatif
Azzuhri, 2016).
mean atau median 73,9. Didapatkan juga gap laporan insiden keselamatan pasien
dengan tim keselamatan pasien dan masih ditemukan blaming culture di setiap
dimensi dan 42 item pertanyaan serta data untuk melakukan wawancara dan
laporan insiden keselamatan pasien dari tim keselamatan pasien di rumah sakit
Pada penelitian yang dilakukan oleh Juliani pada tahun 2007 di RSU Pirngadi
tersebut mendapatkan hasil dengan uji regresi linier untuk prestasi didapatkan p
Pengakuan orang lain didapatkan p value = 0,589 tidak terdapat pengaruh secara
terhadap kinerja perawat pelaksana. Peluang untuk maju didapat p.value = 0,004
pelaksana.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiono tentang bagaimana
pelaksanaan program manajemen pasien dengan risiko jatuh yang diawali dengan
menganalisis akar masalah, penetapan pilihan jalan keluar dan melakukan uji
ini menunjukan sudah berjalan dengan baik penerapan keselamatan pasien dengan
risiko jatuh. Namun perawat masih belum melakukan edukasi kepada pasien
maupun keluarganya, tidak ada perhatian yang berbeda antara pasien yang
memiliki risiko jatuh tinggi dan risiko jatuh rendah, dan yang terpenting tidak ada
Penilaian Skala Jatuh Morse dan Penerapan Strategi Pencegahan Jatuh” dengan
skala jatuh morse terhadap kejadian lansia jatuh di Panti Wreda Nazareth
bahwa penurunan kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh penerapan strategi
pencegahan jatuh dengan skala morse di Panti Wreda Nazareth Bandung dengan
yang signifikan antara persepsi terhadap manajemen (p= 0.0005, OR= 21,3),
dukungan tim kerja (p= 0.0005, OR= 13,34), stres kerja (p= 0.006, OR= 3,94),
pada Pasien yang Menggunakan Gelang Resiko Jatuh dan yang Tidak”
mendapatkan hasil bahwa perilaku perawat dalam pencegahan jatuh pada pasien
yang menggunakan gelang resiko jatuh sebagian besar perawat berperilaku baik
jatuh pada pasien yang tidak menggunakan gelang perawat yang berperilaku baik
untuk pencegahan jatuh pada pasien yang menggunakan gelang resiko jatuh dan
yang tidak dengan nilai nilai p value <0,001 (≤0,05) (Astuti Rahayu, Suryani
Maria, 2015).
BAB III
Variabel yang akan diteliti adalah variabel independen dan dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah motivasi perawat dan budaya keselamatan
pasien. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku penilaian risiko
jatuh lansia oleh perawat. Kerangka konsep penelitian ini akan disajikan pada
Variabel bebas
1. Motivasi perawat:
a) Intrinsik
b) Ekstrinsik Variabel tergantung
- Perilaku penilaian
2. Budaya Keselamatan Pasien: risiko jatuh pada
a) Personal lansia.
b) Perilaku organisasi
c) Lingkungan
Variabel luaran
Karakteristik Demografis:
1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Pendidikan
4. Lama pengalaman kerja
21
3.2 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara motivasi dengan perilaku penilaian risiko jatuh lansia
oleh perawat.
22
23
METODE PENELITIAN
data awal di RSUP Sanglah Denpasar. Dari bulan Juli sampaiAgustus 2018
dilakukan penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah berdiri sejak tahun 1956 dan diresmikan
pada 30 Desember 1959 dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 150. Pada tahun
pada tahun 1997 menjadi rumah sakit Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sesuai dengan peraturan Pemerintah tahun 2000. Pada tanggal 11 Agustus 2005
2005.
Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar menjadi salah satu Unit Pelaksana
24
25
Denpasar memiliki aspek strategis antara lain lokasi RSUP Sanglah Denpasar
sebagai rumah sakit pendidikan tipe A yang berada di wilayah Indonesia tengah
yang menjadikan RSUP Sanglah Denpasar sebagai rumah sakit rujukan untuk
RSUP Sanglah terdiri dari ruangan VIP dengan 164 jumlah tempat tidur (20,2%),
ruangan kelas I dengan 80 tempat tidur (9,3%), kelas II jumlah tempat tidur 106
yaitu 15,6%, kelas III dengan jumlah tempat tidur 339 yaitu 50,5%, kelas khusus
dengan tempat tidur 57 yaitu 6,4%. Jumlah perawat dengan statuspegawai negeri
sipil (PNS) sebanyak 747 orang dan jumlah perawat dengan status non PNS
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang menangani
pasien lansia. Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bertugas di ruang rawat inap RSUP Sanglah Denpasar menangani pasien lansia
Sampel dari penelitian ini adalah populasi yang dipilih berdasarkan cara tertentu
dan dianggap dapat mewakili populasinya (Sudigdo & Ismail, 2008). Sebelum
data.
(µ1 - µ2)2
Keterangan
d : Standar diviasi=8
penelitian ini adalah sebanyak 106 responden yang didapatkan dari jumlah sampel
inap yang merawat pasien lansia antara lain Ruang Angsoka I, Angsoka II,
angka interval yaitu jumlah perawat (176 orang) dibagi dengan jumlah
sampel yang diteliti (106 orang). Didapatkan interval pada perhitungan ini
nomor dua akan ditambah 1,66 mendapatkan hasil 3,66 maka yang terpilih
ditambah 1,66 yaitu 5,32 maka yang terpilih adalah responden nomor
lima. Selanjutnya angka terpilih 5,32 ditambah 1,66 yaitu 6,98 maka akan
PengumpulanData
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapatkan
langsung dari responden dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari
yang disiapkan oleh peneliti. Informasi yang dicari adalah pada variabel
independen yaitu motivasi perawat dan budaya keselamatan pasien. Pada data
sekunder dilihat pada catatan keperawatan penilaian risiko jatuh lansia yang diisi
oleh perawat.
Pada variabel motivasi digunakan instrumen kuesioner motivasi terdiri dari dua
jawaban sangat setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Total skor terendah
satu dikalikan jumlah soal (23) adalah 23. Total skor tertinggi empat dikalikan 23
adalah 92.
29
tanda rumput pada pilihanjawaban sangat setuju, tidak setuju, setuju dan sangat
setuju. Total skor terendah satu dikalikan jumlah soal (40) adalah 40. Total skor
sebagai berikut.
risiko jatuh pada pasien lansia ≥60 tahun oleh perawat saat pasien baru
informed consent lalu diberikan kuesioner yang akan diisi oleh responden.
Jika responden tidak bersedia, maka akan dipilih responden lain dengan
kuesioner. Jika masih ada data yang kurang lengkap, maka peneliti akan
sebagai berikut.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku penilaian risiko jatuh
lansia.
31
4.4.2Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
bekerja, atasan
atau manajer,
komunikasi,
frekuensi
pelaporan insiden,
dan di rumah
sakit.
3 Budaya Nilai persepsi Interval Self Dianalisis
keselamatan produk dari nilai, administered sebagai:
pasien sikap, persepsi, quetionnaire - analisa
kompetensi, dan bivariat yaitu
pola perilaku rank
responden spearman
terhadap - analisis
keselamatan multivariat
pasien dengan
ujiancova
sebagai berikut.
1. Editing
2. Coding
3. Scoring
Dalam tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah memberikan skor
pada setiap jawaban responden. Data yang telah terkumpul diberikan skor
4. Entry Data
Semua data yang telah dilakukan editing, coding, dan scoring dimasukkan
5. Cleaning Data
membaca kode. Setelah itu peneliti melakukan analisis data sesuai dengan
Teknik analisa data yang digunakan terdiri dari tiga cara, yaitu univariat, bivariat
b. Analisis Univariat
setuju, setuju dan sangat setuju. Total skor adalah nilai terendah (1)
dikalikan jumlah soal (23) yaitu 23. Total skor tertinggi (4) dikalikan
skor adalah nilai terendah (1) dikalikan jumlah soal (40) yaitu 40.
Total skor tertinggi adalah empat dikalikan jumlah (40) soal menjadi
160.
c. Analisis Bivariat
bermakna secara statistik jika nilai p≤0,05. Jika nilai p>0,05 maka
d. Analisis Multivariat
risiko jatuh pada lansia. Disamping itu, tujuannya juga untuk melihat jenis
Beberapa aspek etika yang diperhatikan dalam penelitian adalah sifat sukarela
cq. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali
dengannomor 070/02991/DPMTSP-B/2018.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sembilan ruang rawat inap RSUP Sanglah Denpasar,
yaitu ruang rawat inap kelas I,II, dan III. Jumlah responden pada penelitian ini
adalah 106 perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Gambaran karakteristik
dijabarkan berdasarkan dari jenis kelamin, umur, pendidikan, dan masa kerja.
berusia diantara 26-35 tahun. Hasil analisis pendidikan responden lebih banyak
37
38
Hasil analisis deskriptif umur dan lama bekerja responden dapat di RSUP
Pada Tabel 5.2 menunjukkan pada karakteristik umur mendapatkan nilai rata-
rata 30,84 dan nilai tengah umur 29 tahun. Umur minimum responden 22 tahun
dan umur maksimum adalah 57 tahun dengan standar deviasi 7,191. Dilihat dari
lama bekerja responden mendapatkan nilai rata-rata sebesar 5,9 dan nilai tengah
4,00 dengan standar deviasi 0,733. Lama bekerja responden paling lama adalah 31
tahun.
5.2DistribusiMotivasi Perawat
perawat yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek manajameen, aspek performance
dan aspek individu yang dijawab oleh 106 responden dapat dilihat pada Tabel 5.3
Aspek Performance
10 Atasan saya selalu memberikan penjelasan 2(1,9) 87(82,1) 17(16,0) 3,1
tentang perkembangan tentang asuhan
keperawatan
11 Teman kerja saya memberikan dukungan 1(0,9) 97(91,5) 8(7,5) 3,1
dalam meningkatkan kinerja
12 Hubungan saya dengan teman di tempat kerja 0(0,0) 87(82,1) 19(17,9) 3,2
berlangsung baik
13 Hubungan saya dengan atasan berlangsung 0(0,0) 84(79,2) 22(20,8) 3,2
baik
14 Pekerjaan saya sesuai dengan kompetensi 1(0,9) 94(88,7) 11(10,4) 3,1
saya
Rata-rata 3,1
skor
Aspek Individu
15 Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan 2(1,9) 88(83,0) 16(15,1) 3,1
setiap pasien merupakan tanggung jawab saya
16 Sayaselalu memperhatikan keselamatan 0(0,0) 79(74,5) 27(25,5) 3,3
pasien termasuk pasien lansia
17 Saya melaksanakan tugas sesuai dengan 1(0,9) 86(81,1) 19(17,9) 3,2
jadwal yang diberikan
18 Profesi saya membuat saya bekerja keras 0(0,0) 93(87,7) 13(12,3) 3,1
untuk menjagakeselamatan pasien
19 Saya memiliki usaha keras untuk selalu 1(0,9) 93(87,7) 12(11,3) 3,1
memberikan pelayanan kepada setiap pasien
20 Saya puas dengan fasilitas yang ada di tempat 26(24,5) 78(73,6) 2(1,9) 2,8
saya bekerja
21 Setiap tugas yang telah dibuat dan ditetapkan 0(0,0) 94(88,7) 12(11,3) 3,1
oleh atasan, saya lakukan dengan penuh
tanggung jawab
22 Saya selalu menyelesaikan tugas yang 3(2,8) 88(83,0) 15(14,2) 3,1
diberikan dengan sebaik-baiknya dan tepat
40
waktu
23 Saya sangat berhati-hati dalam bekerja untuk 0(0,0) 84(79,2) 22(20,8) 3,2
mengurangi kesalahan kerja
Rata-rata 3,1
skor
aspek performance dan aspek individu dengan rata-rata 3,1. Pada aspek
94,3%, pada aspek performance nilai tertinggi pada pernyataan setuju sebesar
92,5% dan aspek individu nilai tertinggi pada pernyataan setuju sebesar 88,7%.
Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terdapat 106 responden dengan total
keselamatan pasien yang dijawab oleh 106 responden dapat dilihat pada tabel 5.5
Bagian C: Komunikasi
42
21 Saya selalu diberikan umpan balik tentang 0(0,0) 4(3,8) 100(94, 2(1,9) 3,0
perubahan yang terjadi berdasarkan laporan 3)
kejadian
22 Saya bebas berbicara tentang sesuatu jika hal 5(4,7) 27(25,5) 70(66,0) 4(3,8) 2,7
tersebut dapat membahayakan keselamatan
pasien
23 Saya selalu diinformasikan tentang kesalahan 0(0,0) 3(2,8) 95(89,6) 8(7,5) 3,0
yang terjadi di ruangan ini
24 Saya bisa menanyakan kepada atasan tentang hal- 0(0,0) 19(17,9) 87(82,1) 0(0,0) 2,8
hal di luar kewenangan saya
25 Di ruangan ini sayabisa berdiskusi tentang cara 0(0,0) 2(1,9) 93(87,7) 11(10,4) 3,1
mencegah kesalahan agar tidak terjadi lagi
26 Saya takut untuk mengajukan pertanyaan kepada 0(0,0) 18(17,0) 84(79,2) 4(3,8) 2,9
atasan ketika sesuatu berjalan tidak semestinya
Rata-rata 2,9
skor
Berdasarkan Tabel 5.5 terlihat bahwa pada aspek ruangan tempat kerja,
komunikasi dan rumah sakit mendapatkan nilai rata-rata skor sebesar 2,9. Pada
aspek atasan atau manajer dan pelaporan insiden mendapatkan rata-rata skor
sebesar 3,0. Distribusi jawaban responden terhadap perilaku penilaian risiko jatuh
nilai rata-rata tertinggi 3,2 pada aspek ruangan tempat kerja dan aspek rumah
sakit. Pada aspek ruangan tempat kerja dan aspek rumah sakit juga didapatkan
penilaian risiko jatuh di RSUP Sanglah Denpasar dapat dilihat pada tabel 5.6
m
Budaya Keselamatan 116,61 116,00 107 143 5,466
Pasien
Pada Tabel 5.6 menunjukan jumlah responden sebanyak 106 dengan nilai
rata-rata jawaban kuesioner budaya keselamatan pasien adalah 116,61 nilai tengah
sebesar 116,00 nilai terendah adalah 107 dan nilai tertinggi 143 dengan standar
deviasi 5,466.
5.4 Proporsi Perilaku Perawat dalam Penilaian Risiko Jatuh Lansia di RSUP
Sanglah Denpasar
44
Hasil tabulasi data penilaian risiko jatuh lansia oleh perawat dari 12 bagian yang
diisi oleh 106 responden di RSUP Sanglah Denpasar dapat dilihat pada Tabel 5.7
Tabel 5.7 Proporsi Responden yang Mengisi Item Penilaian Risiko Jatuh
Lansia
Pada Tabel 5.7terlihat bahwa pada bagian aktivitas, mobilitas dan keterangan
kategori risiko jatuh semua responden mengisidan mendapat nilai tertinggi yaitu
100%. Pada bagian nama atau paraf merupakan bagian yang paling banyak tidak
Hasil analisis deskriptif perilaku penilaian risiko jatuh lansia oleh perawat
Pada Tabel 5.8terlihat bahwa nilai rata-rata sebesar 8,87 nilai tengahnya 8,0
nilai minimum 6 dan nilai maksimum adalah 11 dengan standar deviasi 1,235.
Pada penelitian ini terdapat lima variabel yang dikumpulkan dengan skala
ukur interval, sehingga perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu agar
bisa menentukan uji statistik yang tepat dilakukan. Hasil uji normalitas data
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Koefisien df p
korelasi
Usia 0,150 106 0,000
Lama 0,239 106 0,000
bekerja
Motivasi 0,166 106 0,000
Budaya 0,236 106 0,000
Perilaku 0,316 106 0,000
Pada Tabel 5.9terlihat bahwa usia, lama bekerja, skor motivasi, skor budaya
keselamatan pasien, dan skor perilaku penilaian risiko jatuh tidak berdistribusi
normal dengan nilai p=0,000. Hasil uji normalitas data yang tidak berdistribusi
normal pada variabel terikat, sehingga pada bivariat digunakan uji rank
Hasil analisis bivariat diuji dengan rank spearman pada variabel motivasi, budaya
keselamatan pasien, umur, dan lama bekerja karena skala interval. Uji bivariat
nilai r= 0,549 (p= 0,000) yang berarti mempunyai hubungan yang kuat. Motivasi
dengan perilaku penialain risiko jatuh mendapat nilai r= 0,714 (p= 0,000) yang
berarti motivasi mempunyai hubungan yang kuat dengan perilaku penilaian risiko
jatuh. Pada variabel budaya keselamatan pasien dengan perilaku mendapat nilai r=
0,370 (p= 0,000) yang artinya budaya keselamatan pasien mempunyai hubungan
yang cukup dengan perilaku. Variabel umur dengan lama bekerja mendapat nilai
r= 0,725 (p= 0,000) yang artinya mempunyai hubungan yang kuat. Umur dengan
47
hubungan yang lemah. Variabel lama kerja dengan perilaku mendapatkan nilai r=
0,219 (p= 0,024) yang artinya mempunyai hubungan yang sangat lemah.
anova karena skalanya adalah kategorikal, dapat dilihat pada tabel 5.11
Pada Tabel 5.11 terlihat bahwa perilaku pada jenis kelamin laki-laki
mendapatkan nilai rata-rata 8,87 dengan standar deviasi 1,180 dan pada perilaku
jenis kelamin perempuan mendapat nilai rata-rata 8,87 dengan standar deviasi
standar deviasi 1,240 dan pada pendidikan profesi nilai rata-ratanya adalah 8,75
dengan perilaku penilaian risiko jatuh lansia. Analisis multivariat dalam penelitian
Pasien dan Lama Kerja terhadap Perilaku Penilaian Risiko Jatuh Lansia
Pada Tabel 5.12 yaitu uji analisis multivariat didapatkan hasil variabel motivasi
yang mendapatkannilai F sebesar 35,506 (p= 0,000) yang artinya ada hubungan
0,390yang berarti tidak ada hubungan antara budaya keselamatan pasien dan lama
PEMBAHASAN
pelaksanaan penulisan catatan keperawatan risiko jatuh lansia. Pada penelitian ini
didapatkan bahwa rata-rata perilaku perawat adalah 8,87 (nilai maksimum 11)
yang menunjukkan bahwa perilaku perawat baik. Aspek nama atau paraf paling
banyak tidak diisi dengan proporsi 97,2%. Hal tersebut dapat mengakibatkan
pasien yang ditangani. Penelitian yang dilakukan oleh Muh Ramli (2010) di
Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara diperoleh kinerja pribadi tinggi sebesar
84,4% dan yang kinerja rendah sebesar 15%. Berbeda dengan penelitian yang
perawat dalam melaksanakan SOP risiko pasien jatuh lebih besar proporsi perawat
yang tidak patuh sebanyak 60,4% dibanding dengan proporsi perilaku perawat
dalam melaksanakan SOP risiko pasien jatuh yang patuh sebanyak 39,6% (Pagala,
2012).
hubungan antara motivasi dengan perilaku penilaian risiko jatuh lansia oleh
perawat dengan nilai sig. 0,000. Motivasi perawat pada penelitian ini merupakan
faktor yang mendorong perilaku perawat dalam penilaian risiko jatuh lansia.
49
50
perilaku dapat terwujud jika perilaku dilandasi oleh sebuah motivasi. Didapatkan
nilai rata-rata terendah pada variabel motivasi adalah 2,3 yaitu pada aspek
ruangan tempat kerja pada pernyataan staf di ruangan ini bekerja lewat jam karena
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Hal tersebut dapat menimbulkan
kelelahan pada perawat karena harus bekerja terlalu lama yang dapat
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nivalinda
0,001.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khodijah (2014) di Rumah Sakit Jiwa
signifikan antara motivasi kerja terhadap perilaku caring perawat di ruang rawat
0,020 (p<0,05), nilai rata-rata adalah 39,34. Nilai motivasi tinggi sebanyak 71,1%
dan nilai motivasi rendah adalah 28,9%. Jika dibandingkan dengan penelitian
berpengaruh secara signifikan dengan perilaku penilaian risiko jatuh lansia. Hasil
51
analisis yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan nilai sig. 0,000 dengan
penelitian ini digunakan analisis multivariat dengan nilai sig 0,187 yang berarti
bahwa tidak ada hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan perilaku
penilaian risiko jatuh lansia. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumapradja (2017) di Rumah Sakit Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang
mendapatkan hasil dengan uji regresi linier berganda ditemukan nilai p value
0,541 bahwa variabel komitmen pemimpin dan kerjasama tim tidak berpengaruh
Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen mendapatkan hasil secara
sikap melaporkan insiden dengan nilai sebesar 0,319 (p> 0,05)(Anggraeni, 2016).
52
keselamatan pasien baik terdapat 53,8% dan yang memiliki budaya keselamatan
pasien kurang 53,3%. Hasil analisis mendapatkan hasil budaya keselamatan tidak
dengan nilai p= 0,905. Hal ini senada dengan penelitian saat ini bahwa budaya
Pada variabel umur responden dalam penelitian ini sebagian besar umur
responden berada pada rentang umur 26-35 tahun. Berdasarkan hasil analisis
dengan jumlah sampel 106 dengan nilai p= 0,182 dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku perawat dalam penulisan
penilaian risiko jatuh lansia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iryanto yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
melaksanakan SOP resiko pasien jatuh di Rumah Sakit X Kendari (Pagala, 2012).
Penelitian yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti tahun 2013,
bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kinerja perawat dalam
oleh Mardiono tahun 2016 yang menyatakan bahwa umur berpengaruh terhadap
kinerja. Menurut Depkes RI tahun 2009 menyatakan bahwa umur responden pada
53
fungsinya.
Pada variabel jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak
78,3%. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
jenis kelamin dengan perilaku perawat. Penelitian ini sejalan dengan Muh Ramli
tahun 2010 yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin
dengan kinerja perawat, hal tersebut disebabkan karena kinerja seseorang bukan
oleh Asmuji tahun 2010 yang mendapatkan hasil laki-laki memiliki rata-rata
Sanglah memiliki tanggung jawab yang sama antara perawat laki-laki dan
perempuan.
diselesaikan oleh perawat. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan pemula dan profesional yang mendapatkan hasil tidak ada hubungan
2013)
Pada variabel lama kerja sebagian besar responden bekerja rentang waktu 1-5
tahun sebanyak 67,0%. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
mendapatkan nilai p= 0,24 yang berarti tidak ada hubungan antara lama kerja
dengan perilaku perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramli dan Asmuji
yang menyatakan tidak ada hubungan masa kerja dengan kinerja perawat, akibat
dari kurangnya muncul kasus baru yang membuat perawat hanya mengandalkan
Sehingga, masa kerja tidak dapat menghasilkan kinerja profesi yang optimal
(Ramli Muh, 2010). Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Noor tahun 2014
pasien yang dilakukan oleh perawat dengan nilai sig. 0.033(Noor and Sidin,
2014). Menurut Nursalam tahun 2014 menyebutkan semakin lama kerja seseorang
(Nursalam Dr, 2014). Pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang disebabkan
oleh perilaku perawat yang bekerja ≤10 tahun dan perawat yang bekerja >10
tahun memiliki perilaku yang sama sehingga tidak memiliki hubungan dengan
perilaku perawat.
(JCI) sehingga, hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan dengan rumah sakit
lainnya. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang pernyataannya menilai
subjektif.
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1. Skor rata-rata perilaku penilaian risiko jatuh yaitu 8,87 dan bagian yang paling
banyak tidak diisi dalam lembar penilaian risiko jatuh yaitu pada bagian nama
2. Ada hubungan antara motivasi dengan perilaku penilaian risiko jatuh lansia
oleh perawat.
7.2 Saran
sebagai berikut.
Pihak manajemen rumah sakit perlu meningkatkan upaya perilaku penilaian risiko
jatuh perawat terutama pada bagian yang paling banyak tidak diisi oleh perawat
yaitu pada nama atau paraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
56
57
Ferdinan (2011) Penurunan Kejadian Lansia Jatuh Melalui Penilaian Skala Morse
dan Penerapan Strategi Pencegahan Jatuh.(tesis). Santo Borromeus.
Noor, N.B & Sidin, A.I. 2017. Hubungan Pendidikan, Masa kerja, dan Beban
Kerja dengan Keselamatan Pasien RSUD Haji Makasar. (serial online), [2018
Apr 20] Available from URL: https://core.ac.uk.download/pdf/77619631.pdf.
Ramli Muh (2010). Hubungan Karakteristik Individu dan Beban Kerja dengan
Kinerja Perawat di Ruang Instalasi Rawat Inap RSU Haji Makassar.Jurnal
MIKM, 6(4), pp. 227–234.
RSUP Sanglah Denpasar (2017). Laporan Bulanan Tim KPRS RSUP Sanglah
Denpasar. Pedoman Penyelenggaraan Keselamatan Pasien di RSUP Sanglah
Denpasar. pp. 1–56.
perilaku penilaian risiko jatuh lansia pada perawat di ruang rawat inap RSUP
menghabiskan waktu selama 15-20 menit. Semua jawaban akan dirahasiakan dan
Nama : ……………………………………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………………………..
Pekerjaan : ……………………………………………………………………..
o Menyatakantelahdiberipenjelasantentangpenelitianini
o Menyatakantelahdiberikesempatanuntukbertanya
o Menyatakantelahdiberijawabanataspertanyaan yang diajukan
o Menyatakanbersediaberpartisipasidalampenelitian yang berjudul:
Hubungan Motivasi dan Budaya Keselamatan Pasien dengan
Perilaku Penilaian Risiko Jatuh Lansia pada Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar
Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, maka saya berhak untuk
mengundurkan diri untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Denpasar, 2018
Informan Peneliti Saksi
( ) K.Anis Paramita ( )
Lampiran 3. Kuesioner penelitian
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang pada kolom
tersebut. Pilihlah:
1. Sangat tidak setuju, jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
2. Tidak setuju, jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Setuju, jika anda setuju dengan pernyataan tersebut.
4. Sangat setuju, jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Identitas perawat
Nama :__________________________________________
Ruangan :___________________________________________
Identitas pasien
Nama :__________________________________________
Usia : __________________________________________
Diagnosa :___________________________________________
ANALISIS FREKUENSI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kelompok Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ANALISIS DESKRIPTIF
Statistics
Umur
Responden lamakerjatahun
Missing 0 0
Minimum 22 1.1
Maximum 57 31.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi1.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi1.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi1.20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi1.23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
totalseksi1
N Valid 106
Missing 0
Mean 70.86
Median 70.00
Minimum 61
Maximum 88
ANALISIS FREKUENSI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
seksi2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi2.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
seksi2.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
seksi2.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi2.13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
seksi2.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .9 .9 .9
seksi2.18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.28
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.29
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.30
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.32
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4 1 .9 .9 100.0
seksi2.33
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.35
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
seksi2.36
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.37
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.39
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
seksi2.40
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
totalseksi2
N Valid 106
Missing 0
Mean 116.61
Median 116.00
Minimum 107
Maximum 143
ANALISIS PERILAKU
perilaku1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 .9 .9 .9
perilaku2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
totalperilaku
N Valid 106
Missing 0
Mean 8.87
Median 8.00
Minimum 6
Maximum 11
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Correlations
Umur Lamakerja
totalperilaku totalseksi1 totalseksi2 Responden tahun
Descriptives
totalperilaku
ANOVA
totalperilaku
Descriptives
totalperilaku
totalperilaku
Dependent Variable:totalperilaku