Anda di halaman 1dari 7

TAZ.04-SOP.01/F.

02

Institut Agama Islam Tazkia


Mid-term Examination First Semester 2020/2021

SUBJECT / CODE : ETIKA BISNIS dan GCG


LECTURER : Dr Andang Heryahya, M.Pd, M.Pd.I
DAY / DATE : 24 April 2021
TIME DURATION : 1 Week
ROOM : Online

INSTRUCTIONS TO CANDIDATES

1. OPEN BOOKS (TAKE HOME)

2. This paper consists of 3 questions printed on 1 page.


3. PLEASE CHECK BEFORE COMMENCING. This is a Mid-term Examination.
4. Attempt all Questions
5. This paper is worth a total of 30 marks.
6. Candidate must not remove this paper from examination room

1. Uraikan makna atau spirit dari QS 9:111, QS 63:9-10 dari perspektif Etika Bisnis dan GCG
(Jawaban dilengkapi dengan referensi)! Nilai 30
2. Uraikan minimal dua contoh dari etika bisnis Nabi Muhammad SAW (Jawaban dilengkapi
dengan referensi)! Nilai 30
3. Review jurnal internasional tentang etika bisnis dengan ketentuan: (Nilai 40)
a. Nama Jurnal
b. Judul, Penulis dan Tahun
c. Hasil Penelitiannya
d. Komentar Saudara. Lengkapi dengan referensi teori, minimal 1 ayat atau 1 hadits
e. Lampirkan jurnalnya

# Bit Tawfiq wan Najaah #

Page 1 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

Bismillahirrohmanirrohim
Nama : Resi Ario Bismo
NIM : 2020405010
Mata Kuliah : Etika Bisnis Islam
Dosen Pengampu : Dr. Andang Heryahya, M.Pd, M.Pd.I
=======================================================================
Jawab.
1. Uraikan makna spirit dari QS 9: 111 dan QS 63: 9-10 dari perspektif etika bisnis dan GCG

Surat Al Munafiqun 63: ayat 9-10.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa: Allah memerintahkan hamba hambanya untuk beriman
untuk senantiasa berdzikir kepada Allah dan melarang menyibukkan diri dengan harta dan anak-
anak sehingga melupakan akan berdzikir kepada Allah. Dan bagi mereka yang lengah akan
berdzikir kepada Allah dan lebih mementingkan kesenangan dunia dan perhiasan didalamnya maka
mereka termasuk kedalam orang yang merugi. Sehingga orang yang merugi tersebut akan menyesal
karena melalaikan kewajiban akan berdzikir kepada Allah, dan luput membelanjakan/menginfakkan
serta bersedekah dijalan Allah. Orang seperti ini kelak akan meminta agar diberikan umur sedikit
didunia agar dapat berinfak di jalan Allah, namun hal itu sudah terlambat karena nyawa sudah
diatas kerongkongannnya.

Surat Attaubah 9: ayat 111.


۞ ِ ‫ون فِى َسبِي ِل ٱهَّلل‬ َ ُ‫ين أَنفُ َسهُ ْم َوأَ ْم ٰ َولَهُم بِأ َ َّن لَهُ ُم ْٱل َجنَّةَ ۚ يُ ٰقَتِل‬
َ ِ‫إِ َّن ٱهَّلل َ ٱ ْشتَ َر ٰى ِم َن ْٱل ُم ْؤ ِمن‬
‫يل َو ْٱلقُرْ َءا ِن ۚ َو َم ْن أَ ْوفَ ٰى بِ َع ْه ِد ِهۦ ِم َن‬ ِ ‫نج‬ِ ِ ‫ون ۖ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َح ۭقًّا فِى ٱلتَّ ْو َر ٰى ِة َوٱإْل‬ َ ُ‫ون َويُ ْقتَل‬
َ ُ‫فَيَ ْقتُل‬
‫ك هُ َو ْٱلفَ ْو ُز ْٱل َع ِظي ُم‬ َ ِ‫ُوا بِبَي ِْع ُك ُم ٱلَّ ِذى بَايَ ْعتُم بِ ِهۦ ۚ َو ٰ َذل‬
۟ ‫ٱهَّلل ِ ۚ فَٱ ْستَب ِْشر‬

Referensi: https://www.bayan.id/quran/9-111/
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau
terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang
lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,
dan demikian itulah kemenangan yang agung.

Referensi: https://www.bayan.id/quran/9-111/

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan kepada kita kaum muslimin bahwa islam
memiliki konsep dan pandangan dalam berbisnis. Islam memandang harta dan keuntungan finansial
berkaitan dengan kehidupan akhirat. Bahwa dengan berbisnis dengan Allah maka keuntungan yang
didapat tidak dapat dikalahkan sekalipun rugi maka Allah akan memberikan pahala yang berlipat
ganda karena kesabarannya. Dari perspektif etika bisnis islami dapat dijelaskan makna spirit ayat
tersebut:
a. Meraih Keberkahan.
Bahwa seorang muslim dianjurkan oleh agama untuk mengerjakan pekerjaan dengan
tangannya sendiri sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah ‫ﷺ‬
Wahai Rasulullah pekerjaan apa yang paling baik? Beliau menjawab; pekerjaan seseorang
dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik (HR.Ahmad)

Page 2 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

b. Raih perlindungan Allah


Bahwa seorang muslim yang berbisnis dengan jujur dan baik maka Allah memberikan
rahmatNya. (Hr Atthabrani)
c. Kedudukan Tinggi di Syurga
Pedagang yang jujur dan beragama islam dihari kiamat nanti Bersama pada syuhada. (Hr
Ibnu Majah)
d. Berbisnis adalah sunnah Nabi
Makanan yang paling aik yang dikonsumsioleh seseorang adalah makanan hasil keringatnya
sendiri, sesungguhnya Nabi Dawud mengkonsumsi makanan dari hasil keringatnya sendiri
(HR.Bukhari)
Olehkarenanya setiap muslim sudah selaiknya memiliki etika kepada Allah yakni dengan
berniat yang terbaik dan mengikhlaskan niat untuk Allah ta’ala. Berbisnis dengan apa yang
dicontohkan Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan barang yang halal dan thoyib bukan barang
yang haram maupun halal tapi dengan proses yang baik dan hygienis serta sehat sehingga
tidak membuat mafsadat bagi orang lain. Kemudian dikerjakan dengan sebaik-baiknya,
dengan proses perizinan yang sesuai prosedur tidak menyogok dalam perizinan. Dalam
proses jual beli, tidak jual beli gharar, barangnya jelas, harganya dicantumkan,
kerusakan/aib dari barang dijelaskan dengan detail, barang dimiliki sendiri dan dalam
penguasaan sendiri. Dengan demikian setiap pebisnis muslim merasa ebrada dalam
pengawasan Allah, sehingga apa yang dilakukannya bernilai ibadah dihadapan Allah Ta’ala.
(materi kuliah ke-2 Etika bisnis islami, sabtu 6 Maret 2021)

2. Dua contoh etika bisnis Muhammad ‫ﷺ‬

Pertama: Kejujuran
Muhammad ‫ ﷺ‬ketika sebelum diutus menjadi Rasullullah adalah seorang
pebisnis yang handal dan sukses, yang diberi gelar Al-Amin (terpercaya). Dengan kejujuran,
memegang janji dan sifat yang lainnya sehingga penduduk makkah semakin banyak membuka
ruang untuk berkongsi dengan Beliau ‫ﷺ‬. Beliau melakukan banyak transaksi misi
perdagangan pada regional – makkah dan sekitarnya juga melakukan perdagangan lintas
negara/wilayah seperti Yaman, Syiria, Busra, Iraq, Yordania. Pusat perdagangan lain yang pernah
dikunjunginya adalah Bahrain dan kota-kota sekitarnya seperti safa, mushawar dan hijar.
Pertama, Kejujuran yang disifati ke dalam pribadi Muhammad ‫ ﷺ‬tercermin
dalam prilaku bisnis beliau, ketika beliau menjual maka beliau akan menjelaskan sifat ril barang
tersebut beliau tidak menyembunyikan cacat yang ada, beliau tidak mengurangi timbangan,
kemudian dilakukan dengan keridhaan kedua belah pihak penjual dan pembeli, beliau tidak
melakukan sumpah agar barang dagangannya laku untuk meyakinkan apa yang telah dikatakannya.
Beliau juga tidak menempatkan barang yang rusak dibawah barang yang bagus sehingga terlihat
bagusnya saja diatas barang yang jelek. (Saifullah, 2011) Kejujuran merupakan barang yang langka
saat ini, sehingga ada semacam kaidah yang umum di masyarakat “ mencari yang haram saja sulit,
apalagi yang halal” subhanallah, ini sangat jauh dari apa yang diajarkan Rasulullah ‫ﷺ‬.
Kejujuran merupakan etika bisnis yang sangat penting karena dengan sikap jujur tersebut rahmat
Allah akan turun kepada pihak-pihak yang melakukan kegiataan jual-beli tersebut seperti yang
disabdakan Rasulullah ‫“ ﷺ‬Allah memberikan rahmat-Nya kepada setiap orang yang
bersikap baik ketika menjual, membeli dan membuat suatu pernyataan.” (Shahih Bukhari No.2076)
(Antonio, Muhamamd ‫ ﷺ‬Super Leader Super Manager hal .94)

Kedua: Amanah
Setelah kejujuran maka sifat kedua dalam etika bisnis Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
Page 3 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

amanah (bisa dipercaya). Beliau dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya untuk
diputar kembali oleh Muhammad, tentu ini adalah hasil dari sifat kejujuran yang tertanam dalam
pribadi Muhammad ‫ﷺ‬. Setelah mendapatkan modal dari para investor kemudian
Muhammad ‫ ﷺ‬mengembangkannya kedalam bentuk portofolio barang ril seperti kain
pelana dan bejana air minum. Kemudian beliau menjualnya dengan cara lelang. Sebagaimana
riwayat Anas ketika Muhammad ‫ ﷺ‬menawarkan selembar kain pelana dan bejana
untuk air minum, kemudian seseorang menawarkanya seharga satu dirham . Kemudian beliau
menawarkan kepada yang lain apakah ada yang berani menawarkan lebih mahal. Lalu seorang laki-
laki menawar seharga 2 dirham. Kemudian beliau menjualnya kepada orang tersebut seharga 2
dirham.
Setelah menikah dengan Khadijah Radhiyallahu’anha yang merupakan investor utamanya,
beliau tidak lantas berdiam diri dirumah dan menikmati kekayaan yang merupakan harta istrinya,
beliau tetap berdagang menjalankan amanah yang telah dititipkan kepadanya, beliau menjalankan
misi dagang ke yaman, najd dan najran kemudian juga mengurusi perdagangannya yakni grosir di
makkah. Pernah suatu waktu Beliau ‫ ﷺ‬membukukan keuntungan berkali lipat. Dilain
waktu Muhammad ‫ ﷺ‬teguh memegang janjinya, dimana kala itu menurut riwayat Abu
Daud no. 4996) Abdullah bin Abdul hamzah telah membeli sesuatu dari Muhammad
‫ ﷺ‬kemudian karena suatu urusan ia lupa untuk mengantarkannya kepada Muhammad
‫ ﷺ‬dan ketika ia teringat tiga hari kemudian, ia pun pergi ketempat tersebut dan
menemukan Muhamamd ‫ ﷺ‬masih berada ditempat tersebut. Muhammad
‫ ﷺ‬telah berada disana tiga hari untuk menunggu Abdullah bin Abdul Hamzah.
(Antonio, Muhamamd ‫ ﷺ‬Super Leader Super Manager hal .93)
Masyaallah, beliau mencontohkan bagaimana memegang teguh amanah, walaupun modal
tersebut adalah milik istrinya beliau tetap melakukan perniagaan yang menguntungkan dan tidak
mengecewakan mitra dagangnya walaupun itu adalah istrinya sendiri. Kemudian tetap memegang
amanah walaupun mitra dagangnya lupa akan janjinya untuk membayarkan barang pesanannya. Hal
ini yang patut diteladani bagi setiap muslim, bahwa modal adalah amanah dari orang lain/investor
kepada investment manager, sudah selayaknya modal tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya
dengan penuh tanggung jawab dan kehati-hatian serta dilandasi dengan profesionalisme
(mengetahui seluk beluk perdagangan/business skills) agar modal tersebut dapat berkembang dan
barang yang diperdagangkan dapat habis terjual.

3. Review jurnal internasional tentang etika bisnis dengan ketentuan

a. Nama Jurnal: Journal of New Business Ideas & Trends, vol. 16 , iss 12, September 2018 , pp.9-17
b. Nama Judul:
Will Islamic marketing survive in Today’s world?
Will islamic marketing survive - Sept 2018.pdf (iium.edu.my)
Muhammad Tahir Jan
Department of Business Administration, Kulliyyah (Faculty) of Economics and Management
Sciences, International Islamic University Malaysia email: tahirjan@iium.edu.my

Hooi Lai Wan


Nottingham University Business School Malaysia
University of Nottingham, Malaysia

Tujuan penelitian - Tulisan ini mendiskusikan beberapa tantangan dimana tenaga penjualan perlu
selesaikan dalam mengimplementasikan praktek penjualan yang konsisten terhadap bingkai etika
islam.
Page 4 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

Metodologi – Tulisan ini membangun sebuah bingkai yang menjelaskan tiga isu utama atau
tantangan yang dihadapi oleh pemasaran islami saat ini. Ketiga isu ini disarikan dari tinjauan
pustaka dengan mengkaji bahan yang telah dipublikasikan baik dari topik pemasaran konvensional
maupun konteks pemasaran islami. Lebih lanjut isu yang disarikan kemudian dicari dan dicocokkan
dengan studi kasus nyata bersama dengan dampaknya.
Temuan – Tiga isu yang teridentifikasi berhubungan dengan halal, legalitas, dan pencitraan. Agar
pengejahwantahan pemasaran islami ini berhasil dan menangkap pasar islam tersebut, tenaga
penjualan perlu secara seksama berbicara tiga isu ini. Penjualan non produk islami secara
berkesinambungan dengan produk islami tidak mungkin memikat pelanggan muslim untuk membeli
produk tersebut dalam pasar islami.

Praktek dilapangan – Tulisan ini menyediakan wawasan berharga pada tantangan tugas yang
dihadapi perusahaan berharap produknya dapat dipasarkan di negara-negara muslim karena
memiliki pandangan social, politik dan budaya yang berbeda-beda.

Kata kunci: Islamic Marketing, ethical guidelines, muslim consumers.

Pada bagian awal dari tulisan ini penulis menjelaskan secara singkat tujuan penulisan, metodologi
riset yang digunakan yakni melalui tinjauan pustaka dari bahan yang sudah dikaji dari topik
pemasaran konvensional maupun yang islami. Kemudian dicarikan dengan studi kasus dan dampak
yang akan ditimbulkan. Kemudian dari metodologi tersebut penulis menemukan ada 3 isu halal,
legalitas dan pencitraan. Penulis dengan baik menampilkan keyword untuk memudahkan pembaca.

Pendahuluan.
Pada bagian ini penulis menjelaskan praktek pemasaran islami, dimana ia dikelilingi oleh pedoman
yang kuat dan dapat memainkan peranan penting ketika ia dapat meninggikan standar bisnis secara
global. Dan pada saat yang sama tidak dapat terjadi, dikarenakan kompromi atas kualitas produk dan
service yang ditawarkan kepada konsumen, karena akan berakibat turunnya revenue/pendapatan dari
bisnis mereka. Penulis mengutip dari (Beekun, 1981; Almeder, 1983; Donaldosn, 1989; Ahmad,
1995). Penulis mengutip juga El-Bassiouny (2014) and Saeed et al. (2001) dimana mereka berdebat
bahwa menambahkan dengan kuat pada praktek moral dapat meningkatkan standar hidup tenaga
pemasaran dan juga pelanggan pada saat bersamaan. Dengan latar belakang ini, tulisan saat ini akan
tertuju pada bagaimana pemasaran yang islami dapat membantu membangun bingkai kerja yang
kuat dan cakap yang dapat menyinambungkan budaya etika pemasaran antarbangsa.

Penulis juga menyebutkan bahwa bagian dari titik fokus berkenaan dengan isu dan tantangan untuk
mensimulasikan tujuan dan perdebatan yang dapat mempercepat pembentukan prinsip marketing
internasional untuk perusahaan multinasional (MNC). Percobaan ini dapat membentuk lingkungan
yang aman dan nyaman bagi pasar kamu muslim dan penaga penjualan asing. Dengan banyaknya
MNC yang tumbuh berarti menjadi penting untuk mereka mengerti nilai dari pengejahwantahan
pemasaran yang islami.

Kemudian di bab ketiga dari pendahuluan penulis menekankan pentingnya memahami tingkah laku,
keinginan dan sikap pelanggan muslim jika mereka berusaha menjauhkan dirinya dari panduan etika
islami maka mereka akan membuka jalan pada resiko kehilangan sebagain besar pasar juga memicu
konflik dengan komunitas muslim. Ini diutarakan oleh (rogers, 1995). Hal ini nyata di sebagaian
negara muslim seperti, Qatar, Saudi arabia, iran dan Malaysia.

Page 5 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

Dari ketiga bab pendahuluan, penulis cermat untuk menjelaskan bagian bagian terpenting dalam
pemasaran islam adalah pedoman yang berlandasakan syariat islam, yakni etika islam menjunjung
tinggi praktek etika bisnis yang islami juga dengan bingkai etika islami ini akan membangun sebuah
bingkai kerja dan landasan yang kuat. Penulis juga mendorong agar bingkai etika pemasaran islami
juga perlu dibentuk di perusahaan multinasional agar mereka dapat mengerti dan paham
tingkahlaku, keinginan dan sikap pelanggan muslim jika tidak mereka akan kehilangan pasar
sehingga pendapatan akan turun dan bukan tidak mungkin resiko konfilik dengan komunitas muslim
dibelahan dunia.

Tinjauan Pustaka
Kebutuhan akan Pemasaran Islami
Islam menekankan kepada para pemeluknya untuk melakukan praktek perdagangan yang adil. Dan
mendapatkan harta dengan cara yang jujur dan kerelaan diantara penjual dan pembeli. Seperti yang
Allah sebutkan pada Al-qur’an Surat Annisa:29
‫ض ِم ْن ُك ْم‬
ٍ ‫ون تِ َجا َرةً عَنْ تَ َرا‬ ِ َ‫ين آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلب‬
َ ‫اط ِل إِاَّل أَنْ تَ ُك‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
‫ان بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ َ ُ‫َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنف‬
َ ‫س ُك ْم إِنَّ هَّللا َ َك‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepada kalian

Penulis menyampaikan bahwa Ayat tersebut menyampaikan pesan yang sangat mendalam untuk
dipraktekkan dalam bisnis. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk menjadi bagian dari
praktek perdagangan yang adil dan menjaga mereka dari hal yang dilarang Alqur’an dan Sunnah
seperti Riba. Menurut Antonio (2007) dalam bukunya Muhamamd ‫ ﷺ‬the super
mananager super leader, Tim (2009) dan ahmed dan Rahman (2015) sangat perlu dan penting
bahwa islam memasukkan peranan perdagangan dan bisnis sebagai hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.

Pemasaran dalam islam menitikberatkan pada memaksimalkan nilai daripada memaksimalkan


keuntungan. (Barrry & Shaw, 1992; Bayles, 1992; Ahmad, 1995; Abdullah et al. 2015)

Penulis juga menekankan dengan pedoman etika islami, lokal maupun tenaga pemasaran
antarbangsa memiliki tanggung jawab yang dapat dibagi menjadi 4 kategori:
1. Kewajiban setiap muslim untuk menggunakan apa yang Allah anugerahkan secara efisien.
2. Setiap manusia bertanggung jawab untuk bekerja demi kesejahteraan masyarakat,
melindungi hak mahluk hidup dan melestarikan lingkungan.
3. Kewajiban tenaga pemasaran untuk menjaga kesejahteranannya masing-masing.
4. Tanggung jawab pemasaran terhadap lingkungan tempat dia tinggal.

Dengan pedoman ini akuntabilitas lokal maupun tenaga pemaaran antarbangsa adalah syarat utama
untuk mengikuti pedoman etika islami secara efektif.

Isu dan tantangan pada pemasaran islami


1. Isu halal
2. Legalitas
3. Isu pencitraan / branding

Page 6 of 5
TAZ.04-SOP.01/F.02

Dari ketiga aspek diatas Pembentukan praktik pemasaran Islam baik secara teori maupun praktik
menghadapi kepastian masalah dan komplikasi yang perlu diselesaikan. Pasar muslim tidak bisa
diabaikan oleh MNC karena ukurannya yang besar, yang berjumlah sekitar 20 persen dari populasi
dunia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2025. Penulis kemudian mencoba
membangun bingkai pedoman dengan dasar tinjauan pustaka dari sisi konvensional maupaun
pemasaran islami. Terakhir, tiga bidang utama yang paling sering disorot (masalah) disajikan dan
dikonseptualisasikan dalam bentuk kerangka kerja yang berdampak pada pemasaran Islam. Ini
Penting untuk dicatat bahwa kerangka yang diusulkan harus diuji secara empiris di masa depan
peneliti.

Tantangan yang terkait dengan konsep pemasaran Islam di dunia saat ini adalah banyak, dan untuk
mengatasinya, penting bagi kami untuk mencoba membuat pasar lebih adaptif dengan konsep Islam
dalam berbisnis. Alasan di balik ini tidak hanya untuk meningkatkan pemasaran produk-produk
Islami tetapi juga, untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Semua prinsip Islam tentang produk halal
atau aturan dan pedoman pemasaran yang telah diberikan oleh Allah ta’ala telah dianugerahkan atas
kami dengan kepentingan terbaik kami. Semuanya menguntungkan kita dalam satu atau lain cara
dan membuat usaha bisnis dan transaksi lebih mudah dan adil.

Dari tulisan tersebut dapat di review secara menyeluruh sudah sangat baik, alangkah baiknya pada
tulisan tersebut dimasukkan bagian apa yang belum penulis teliti secara literatur dan riset secara
lapangan dan dengan metode apa yang belum dilakukan agar peneliti selanjutnya dapat mudah
menemukan pecahan puzzle yang belum sempurna.

Page 7 of 5

Anda mungkin juga menyukai