Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASALIB TA’LIM AL-MUFRADAT

DisusununtukmemenuhitugaskuliahMetodePengajaranBahasa Arab

DosenPengampu :M.Iqbal, M.Pd.I

Disusunoleh :

Kelompok 7

Hatmah

NidaUlfah

Suhaibah

Tina Sariyanti

MAHASISWA SEMESTER IV

PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QURAN (STIQ) AMUNTAI

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Pujidansyukurkitapanjatkankehadirat Allah SWT, berkatlimpahanrahmat,


karuniadannikmat-Nyasehingga kami
dapatmenyelesaikantugasmatakuliahMetodePengajaranBahasa Arab yaituberupamakalah yang
berjudul “ASALIB TA’LIM AL-MUFRADAT ”.
ShalawatsertasalamsemogatetapselalutercurahkepadaNabikita, Nabi Muhammad SAW.
Besertasahabatdankeluarga-Nya.

Penulisjugamengucapkanterimakasihkepadadosenpengampu yang
telahbanyakmembantusertateman-teman yang telahmemberikandukungankepada kami hingga
kami dapatmenyelesaikanmakalahini.

Semogamakalahinidapatbermanfaatbagikhalayakpembacapadaumumnyadanpenuliskhusu
snya.Kritikdan saran sangat kami
harapkandalamupayaperbaikandalammebuatmakalahselanjutnya.

Amuntai, 20 April 2020

Kelompok7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. LatarBelakangMasalah..............................................................................1
B. RumusanMasalah.......................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................

A. PengertianTa’limulMufradat (kosa kata)...........................................................


B. Hal-halPentingdalamTa’limulMufradat..........................................................
C. Teknik-teknikTa’limulMufradat ....................................................................
D. EvaluasiPembelajaranMufradat .....................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Bahasa Arab
mengalamikemajuansejalandenganberjalannyawaktudanperkembanganzamansebagaiman
aberkembangnyabahasa Arab di duniasampaisaatini. Bahkanbahasa Arab
mempunyaiperhatiankhususdariparapakaryaituinginmemasyarakatkandanmembudayakan
bahasa Arab sebagaibahasabertarafinternasional, olehkarenanyapemerintahmenjadikan
program pengajaranbahasa Arab sebagaimatapelajaran yang penting di
lembagapendidikan yang bercirikhas agama Islam maupunpendidikanumumlainnya.
Mata pelajaranBahasa Arab merupakansuatumatapelajaran yang
diarahkanuntukmendorong, membimbing, mengembangkan,
danmembinakemampuansertamenumbuhkansikappositifterhadapbahasa Arab
baikreseptifmaupunproduktif.Kemampuanreseptifyaitukemampuanuntukmemahamipemb
icaraan orang laindanmemahamibacaan.
Kemampuanproduktifyaitukemampuanmenggunakanbahasasebagaialatkomunikasibaikse
caralisanmaupunsecaratertulis.Kemampuanberbahasa Arab
sertasikappositifterhadapbahasa Arab
tersebutsangatpentingdalammembantumemahamisumberajaran Islam yaitu Al-Qur’an
danHadits, sertakitab-kitabberbahasa Arab yang berkenaandengan Islam bagipesertadidik
Dalampembelajaranbahasa Arab
terdapatbeberapaunsurbahasayaknitatabunyi( fonology/‘ilm al-ashwat ), tatatulis
(ortography / kitabat al-huruf ), tata kata (al-sharf), tatakalimat (al-nahwu), dankosakata
(al-mufradat ). Sedangkanketerampilanberbahasaterdiriatas :membaca (al-qira’ah),
menulis (al-kitabah), berbicara (al-qalam), danmenyimak (al-istima).
Untukmelatihdanmengajarkanunsur-unsurketerampilantersebut,
telahdikembangkanberbagaicaraatauteknik.1

1
NurBagusFahmi,dkk.  MetodePembelajaranUnsurBahasa: MetodePembelajaranBunyi (Ta’lim al- Ashwat )dan
Kata (Ta’lim al-Mufradat ),
diaksesdarihttps://www.academia.edu/29019251/METODE_PEMBELAJARAN_UNSUR_BAHASA_METODE_P
EMBELAJARAN_BUNYI_TA_LIM_AL-ASHWAT_DAN_KATA_TA_LIM_AL-MUFRADAT_padatanggal 20
April 2020.
 Padamakalahinitidakakanmemaparkancarauntukmengajarkansemuaunsur
-unsurketerampilantersebut, tetapilebihfokusuntukmemaparkanteknik
pengajaranunsurbahasayaitukosakata (al-mufradat).
B. RumusanMasalah
1. ApaituTa’limulMufradat ?
2. Apasajahal-halpentingdalamTa’limulMufradat ?
3. Apasajateknik-teknikTa’limulMufradat ?
4. BagaimanaevaluasiPembelajaranMufradat ?

C. Tujuan
1. UntukmengetahuiartiTa’limulMufradat.
2. Untukmengetahuihal-halpentingdalamTa’limulMufradat.
3. Untukmengetahuiteknik-teknikTa’limulMufradat.
4. UntukmengetahuibagaiamanaevaluasipembelajaranMufradat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianTa’limul Mufradat (Kosa Kata)


Mufradat (kosa kata) merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh
pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa
tersebut. Tapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari mufradat (kosa kata).
Artinya untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal kosa kata
saja. Savier mengemukakan pendapat bahwa “para pelajar bahasa tidak bisa mengenal bahasa
melalui kamus”.
Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makna denotatif (asli) dan makna
konotatif (idhafi). Makna denotatif adalah makna yang terdapat dalam kamus. Ada dua macam
makna denotatif  yaitu makna hakiki dan makna kiasan. Kata al-umm makna hakikinya adalah
“ibu yang melahirkan”. Sedangkan kata al-umm dalam ”umm al-kitab” mengandung makna
kiasan. Makna denotatif juga bisa di bedakan antara makna asal dan makna istilah. Kata al-
Hatif, makna asalnya adalah “orang yang berbisik”. Sedangkan makna istilahnya adalah
“telepon”
Adapun makna konotatif, adalah makna tambahan yang terkandung di dalamnya nuansa
atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa sebagai contoh, kata al-
umm makna konotatifnya adalah kasih sayang dan perlindungan.
Dari segi fungsi kosa kata (mufradat) dapat di bedakan menjadi dua: mufradat
mu’jamiyah dan mufradat wazhifiyah. Yang pertama adalah kosa kata (mufradat) yang
mempunyai makna dalam kamus seperti bayt, qalam, sayyarah (rumah, pena, mobil). Sedangkan
yang kedua adalah kosa kata yang mengemban suatu fungsi, misalnya huruf al-jar, al-maushul
dan sejenisnya.
Dalam mufradat mu’jamiyah terdapat tiga (3) kata :
1.      Kata yang mimiliki kemiripan makna, seperti kata ra’a, nazhara, syahada yang kurang lebih
dapat dipadankan dengan kata-kata bahasa indonesia “melihat, memandang, menyaksikan”.
2.      Kata yang memiliki makna denotatif yang sama tetapi mengandung makna konotatif  yang
berbeda atau berbeda dalam konteks pemakaianya, seperti kata mata dan tuwuffiya, atau dalam
bahasa indonesia antara “mati, meninggal, tewas, wafat, mampus”.
3.      Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata fashl yang bisa bermakna
“kelas” dan “musim”.

B. Hal-hal Penting Dalam Ta’limul Mufradat


Dalam Ta’limul Mufradat terdapat lima (lima) hal yang perlu diperhatikan :
1. Pengajar mufrodat tidak berdiri sendiri.
Mufrodat tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
terkait dengan pelajaran muthala’ah, istima’, insya’dan muhadatsah.
2. Pembahasan makna.
Satu kata dapat mempunyai beberapa makna. Hal ini merupakan kesulitan
tersendiri bagi para pembelajar bahasa asing.Dalam hubungan, untuk para pemula,
sebaiknya guru hanya mengajarkan makna yang sesuai dengan konteks saja, agar tidak
memecah perhatian dan ingatan siswa. Untuk tingkat lanjut, penjelasan makna bias
dikembangkan, dengan memerikan contoh dalam kalimat-kalimat, agar para siswa
memiliki wawasan yang luas mengenai makna kata tersebut.
3. Kosa kata dalam konteks.
Banyak kosa kata yang tidak bias dipahami secara tepat tanpa mengetahui
pemakainya dalam kalimat. Kosa kata semacam ini haruslah diajarkan dalam konteks
agar tidak mengacaukan pemahaman siswa.2
4. Terjemah Dalam Pengajaran Kosa Kata
Mengajarkan makna kata dengan cara menerjemahkannya kedalam bahasa ibu
adalah cara yang paling mudah. Tetapi mengandung beberapa kelemahan antara lain :
a) Bisa mengurangi spontanitas para peserta didik ketika menggunakannya dalam
ungkapan.
b) Lemah daya lekatnya dalam ingatan para peserta didik.

2
Ahmad Fatah, KonsepDasarMetodePengajaran Kata (Ta`Lim Al Mufrodat)DalamBahasa Arab,
diaksesdarihttps://www.researchgate.net/publication/328474384_KONSEP_DASAR_METODE_PENGAJARAN_
KATA_TALIM_AL_MUFRODAT_DALAM_BAHASA_ARABpadatanggal 19 April 2020.
c) Tidak semua kosa kata dalam bahasa asing khususnya dalam bahasa arab terdapat
padanannya yang tepat dalam bahasa ibu.
Dan oleh karena itu penerjemahan direkomendasikan sebagai cara terakhir, kecuali
untuk kata-kata yang abstrak atau sulit diperagakan. Dan juga di dalam pengajaran bahasa arab
tradisional, digunakan nazham untuk penguatan daya ingat para peserta didik terhadap makna
kata.
5.      Tingkat Kesukaran
Ditinjau dari segi kesukarannya kosa kata (mufradat) dalam bahasa arab terhadap peserta
didik dibedakan menjadi tiga (3) :
a) Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannyadengan kata-kata dalam bahasa
indonesia, seperti : ‫ ُعلَ َما ٌء‬, ٌ‫ ِكتَا ب‬,‫ ُكرْ ِس ٌّي‬,ٌ‫َرحْ َمة‬
b) Kata-kata yang sukar meskipun tidak ada persamaannya dalam bahasa Indonesia,
ِ ْ‫ سُو‬,ٌ‫َم ِد ْينَة‬
َ ‫ َذه‬,‫ق‬
seperti : ‫َب‬
c). Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya seperti : -َ‫إِ ْستَبَق‬
‫ تَ ْدهُور‬-‫إ ْستَ َولَى‬
C.      Teknik-Teknik Ta’limulMufradat
Adapun tahapan dan teknik pengajaran mufradat atau pengalaman belajar para peserta
didik dalam mengenal dan memperoleh makna mufradat yaitu ada enam :
1.  Mendengarkan Kata
Ini adalah tahap yang pertama. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan
kata yang diucapkan  para tenaga didik (guru), baik kata itu berdiri-sendiri maupun ada di dalam
sebuah kalimat. Tahapan mendengarkan ini sangat penting karena kesalahan dalam pendengaran
ini berakibat pada kesalahan atau ketidak-akuratan dalam pengucapan dan penulisan.
2.       Megucapkan Kata
Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengucapkan
kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru membantu peserta didik (siswa)
mengingatnya dalam waktu yang lebih lama.
3.      Mendapatkan Makna Kata
Ada berbagai teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan
dalam menerangkan arti sebuah kata antara lain :
a.       Pemberian konteks
Untuk menerangkan arti kata‫ ُكرْ ِس ٌّي‬-ٌ‫ألخ َحقِ ْيبَة‬... ٌ‫ ِكتَاب‬- misalnya dapat diberikan konteks :
ٌ‫ِع ْن ِديْ َحقِ ْيبَة‬
b.      Definisi
Pemberian definisi untuk menerangkan arta kata ini dapat efektif kalau ungkapan yang
digunakan untuk mendefininisikan itu telah di kenal dan difahami oleh peserta didik misalnya
untuk menerangkan arti katapada ‫ات ْال َم ْد َر ِسيَّة‬
ُ ‫األَ َد َو‬diberikan definisi :‫ألخ‬....- ٌ‫ ِكتَاب‬-‫ ُكرْ ِس ٌّي‬-ٌ‫َحقِ ْيبَة‬
 dengan asumsi bahwa peserta didik (siswa) sudah mengenal kata  
c.       Sinonim
Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki sinonim yang sudah dikenal oleh siswa,
ini bisa digunakan untuk menjelaskan makna kata tersebut, misalnya untuk menerangkan arti
kata-kata dapat diartikan sinonimnya yaitu :  yang juda telah dikenal oleh siswa karena lebih
populer.Contoh :
Guru = ُ‫األُ ْستَا ُذ = ال ُم َعلِّ ُم =ال ُم َد ِّرس‬
ِ ‫=التِّ ْل ِم ْي ُ{ذ = الطَّالِبُ = ال َّد‬Murid
ُ‫ارس‬
d.      Antonim
Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim dari kata yang akan diterangkan
maknanya sudah dipelajari sebelumnya oleh siswa, dapat digunakan untuk menjelaskan arti kata
yang baru. Contoh : ٌ‫ص ِغ ْي ٌر – بَ ِع ْي ٌ{د < قَ ِريْب‬
َ <ٌ‫َكبِ ْير‬
e.       Benda Asli Atau Tiruannya
Benda-benda yang ada di dalam kelas, di kebun dan lingkugan sekolah pada umumnya,
termasuk anggota badan manusia, bisa langsung digunakan untuk mengenalkan kosa kata.
Benda-benda lain itu merupakan media yang efektif untuk menjelaskan makna kosa kata.
f.       Gambar
Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas makna suatu kata.
Disamping gambar dari benda-benda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram, misalnya untuk
menerangkan kata-kata  dan sebagainya. Gambar peta wilayah juga sangat bagus untuk
mengajarkan zharaf makan dan jihat (arah mata angin).
g.      Peragaan
Berbagai gerakan atau tindakan dapat diperagakan untuk menjelaskan makna kata,
terutama kata kerja bahkan kata-kata yang biasanya terjadi di luar kelas, misalnya : ‫قاد‬  cara ini
sangat efektif karena para peserta didik disamping mendengar dan melihat juga langsung
memeragakannya.Contoh :‫ فَتَ َح‬-‫َب‬ َ َ‫َجل‬
َ ‫ َكت‬-‫س‬
h.      Penerjemahan
Untuk kosa kata tertentu, misalnya kosa kata yang bersifat abstrak, yang sulit dijelaskan
maknanya dengan teknik-teknik tersebut dimuka, cara terjemahan dapat digunakan.
4.      Membaca Kata
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata baru, para
pendidik (guru) menulisnya di papan tulis siswa diberi kesempatan untuk membacanya dengan
suara keras.
5.      Menulis Kata
Akan sangat membantu penguasaan kosa kata, kalau peserta didik (siswa) diminta
menulis kata-kata yang baru dipelajarinya pada saat makna kata-kata itu masih segar dalam
ingatan siswa. Siswa menulis dibukunya masing-masing dengan mencontoh apa yang ditulis
guru di papan tulis.
6.      Membuat Kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pengajaran kosa kata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam
sebuah kalimat yang sempurna, secara lisan maupun tulis. Para pendidik (guru) memberikan
contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat kalimat serupa. Latihan seperti ini sangat
memantapkan pengertian siswa terhadap makna kata.3

D. Evaluasi PembelajaranMufradat
Pada umumnya, evaluasi diartikan sebagai suatu proses mempertimbangkan suatu hal
atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya
baik-tidak baik, kuat-lemah, memadai-tidak memadai, tinggi-rendah, dan sebagainya.
Dalam membicarakan tentang evaluasi, tidak bisa lepas dari pengukuran sebagai bagian integral dari evaluasi dan
tes yang merupakan alat pengukuran sampel pengetahuan yang hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam melakukan evaluasi. Tes dalam pembelajaran kosakata dapat dikelompokkan
menjadi tes pemahaman dan tes penggunaan.

3
Mohammad Bakir, dkk.  MakalahStrategi Ta’limul Mufradat, diaksespadahttp://cholis
smalief.blogspot.com/2014/12/makalah-strategi-talimiul-mufradat.htmlpadatanggal 19 April 2020.
Tes pemahaman lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan siswa dalam memahami
arti kosakata, sedangkan tes penggunaan lebih dititikberatkan pada kemampuan siswa
menggunakan kosakata dalam suatu kalimat. Khusus untuk tes pemahaman kosakata, indikator
kompetensi yang diukur dapat berupa arti kosakata, padanan kata, antonim kata, sinonim kata,
pengertian kata, dan kelompok kata4
Evaluasipendidikandapatdilakukanataumemanglazimdilakukandenganmengadakanpenilai
anpendidikan.Penilaianpendidikan agar objektifdimulaidaripengukuran yang bersifatkuantitas,
kemudiandiolahdandisimpulkansecarakualitas5

4
SitiFathonah, StrategiPembelajaranMufradatdiaksesdarihttps://ibnusujari.blogspot.com/2017/05/strategi-
pembelajaran-mufrodat.htmpadatanggal 20 April 2020.
5
Abdul Muhith, METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB: Penerapan Quantum Learning, (JawaTimur
:Interpena, 2013), hal. 66.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mufradat (kosa kata) merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh
pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan
bahasa tersebut.
2. Hal-hal yang pentingdalmTa’limulMufradat :Pengajarmufradattidakberdirisendiri,
Pembahasanmakna, Kosa kata dalamkonteks, terjemah dalam pengajaran kosa Kata,
danberbagai tingkat kesukaran.
3. Teknik-teknik Ta’limulMufradat: Mendengarkan Kata, Megucapkan Kata, Mendapatkan
Makna Kata, Membaca Kata, Menulis Kata, Membuat Kalimat.
4. Evaluasi pembelajaranMufradat: Tes pemahaman lebih ditekankan pada pengukuran
kemampuan siswa dalam memahami arti kosakata, sedangkan tes penggunaan lebih
dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan kosakata dalam suatu kalimat.
Khusus untuk tes pemahaman kosakata, indikator kompetensi yang diukur dapat berupa
arti kosakata, padanan kata, antonim kata, sinonim kata, pengertian kata, dan kelompok
kata.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai “AsalibTa’lim Al-Mufradat” ,
atas berbagai kekurangan dalam makalah ini kami mohon kiranya kepada pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fatah. 2018. KonsepDasarMetodePengajaran Kata (Ta`Lim Al


Mufrodat)DalamBahasa Arab.
Diaksesdarihttps://www.researchgate.net/publication/328474384_KONSEP_DASAR_METODE
_PENGAJARAN_KATA_TALIM_AL_MUFRODAT_DALAM_BAHASA_ARABpadatanggal
19 April 2020.
Mohammad Bakir, dkk. 2014.  MakalahStrategi Ta’limul
Mufradat.Diaksespadahttp://cholis smalief.blogspot.com/2014/12/makalah-strategi-talimiul-
mufradat.htmlpadatanggal 19 April 2020.
Muhith, Abdul. 2013. MetodologiPembelajaranBahasa Arab: Penerapan Quantum
Learning. JawaTimur :Interpena.
NurBagusFahmi, dkk. 2014.  MetodePembelajaranUnsurBahasa:
MetodePembelajaranBunyi (Ta’lim al- Ashwat )dan Kata (Ta’lim al-Mufradat  ).
Diaksesdarihttps://www.academia.edu/29019251/METODE_PEMBELAJARAN_UNSUR_BAH
ASA_METODE_PEMBELAJARAN_BUNYI_TA_LIM_AL-
ASHWAT_DAN_KATA_TA_LIM_AL-MUFRADAT_padatanggal 20 April 2020.
SitiFathonah. 2017. StrategiPembelajaranMufradat.
Diaksesdarihttps://ibnusujari.blogspot.com/2017/05/strategi-pembelajaran-
mufrodat.htmlpadatanggal 20 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai