NIM : F1081201036
Kelas : 2 B Reguler
Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi dan IPBA
Dosen Pengampu : Drs. Kartono, M.Pd
2. Betul, Planaria dapat dijadikan sebagai indikator perairan yang belum tercemar, karena ia
hidup di perairan jernih/bersih. Sehingga makin banyak Planaria di suatu perairan
mengindikasikan perairan tersebut belum tercemar. Atas dasar hal tersebut Planaria sp
dijadikan sebagai indikator biologis untuk mengukur dan menentukan tingkat pencemaran
air. Species Dugesia japonica adalah species bio indikator untuk deteksi logam kadmium
khususnya perairan air tawar.
Penjelasanya yaitu, Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan pencemaran
suatu ekosistem adalah dengan bio indikator. Bio indikator merupakan makhluk hidup yang
dapat dimanfaatkan sebagai petunjuk tetang kondisi suatu ekosistem/ligkungan dan sumber
daya pada habitatnya. Bio indikator memberikan gambaran kulitas lingkungan khusunya
pencemaran.
Kriteria organisme yang dapat dijadikan sebagai bio indikator suatu lingkungan yaitu:
1. Memiliki kisaran toleransi sempit terhadap perubahan lingkungan setempat.
2. Memiliki kebiasaan hidup di suatu tempat atau pencemarannya terbatas.
3. Akumulasi dari polutan tidak menyebabkan organisme tersebut mati.
4. Mempunyai umur panjang.
5. Jelas secara tingkatan taksonomi.
6. Diketahui sejarah alamiahnya.
7. Mudah untuk disurvei.
8. Memiliki potensi ekonomi.
Nah, planaria adalah salah satu organisme yang dapat dijadikan bio indikator karena
memenuhi kriteria tersebut.
3. Hewan yang termasuk dalam hewan tingkat rendah adalah invetebrata yaitu hewan yang
tidak memiliki tulang belakang. Perkembangbiakan hewan ini biasanya dilakukan secara
aseksual atau tidak kawin yaitu dengan cara membelah diri contohnya amoeba, membentuk
tunas contohnya hydra, dan fragmentasi contohnya planaria. Pada saat perkembangbiakan
terjadi, hewan invetebrata akan menghasilkan keturunan dengan jumlah besar dan dalam
waktu singkat serta keturunannya ini memiliki sifat yang persis sama dengan induknya.
Sedangkan hewan tingkat tinggi adalah hewan yang bertulang belakang. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Perkembangbiakan atau reproduksi hewan tingkat tinggi ini umumnya dilakukan secara
seksual atau kawin, Reproduksi seksual yaitu reproduksi yang terjadi lewat proses
perkawinan. Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel
kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi.
Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk
betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina
disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut
fertilisasi eksternal. Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam
air, misalnya katak dan ikan. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh
induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina
melalui kopulasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma
dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh
ovarium (indung telur).Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut
gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis,
sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi
pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi
embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu
vivipar(hewan beranak) Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.
Ovipar(bertelur) misalnya ayam dan merpati, dan ovovivipar(bertelur dan beranak)
Contohnya adalah kadal.
4. Alat perkembangbiakan pada burung betina biasanya hanya berkembang pada bagian kiri,
namun bagian kanan tidak berkembang (rudimen). Ovarium terletak dekat ginjal dan ovum
yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui oviduct yang bermuara pada kloaka. Pada Alat
reproduksi pada burung betina. Setelah telur matang, maka akan dilepaskan ke oviduct kiri.
Di sini terjadilah fertilisasi. Selanjutnya penambahan albunen dan cangkang telur pada
saluran kelamin ketika menuju kloaka
Sedangkan Alat perkembangbiakan pada tikus betina terdiri atas sepasang ovarium,
oviduct, uterus, dan vagina. Tikus jantan biasanya dengan segera mengawini tikus betina
dengan memasukkan sperma melalui penis ke dalam vagina tikus betina. Sperma akan
bergerak melalui saluran kelamin betina dan akan membuahi sel telur yang ada di
dalamnya. Sel telur yang sudah dibuahi akan menjadi zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Embrio yang terbentuk akan berimplantasi di dalam uterus,di dalam satu
uterus mengandung banyak embrio. Embrio dihubungkan dengan tubuh induknya dengan
perantaraan plasenta. Lewat plasenta ini makanan dan oksigen disuplai dari tubuh
induknya dan lewat plasenta pula zat-zat sisa metabolisme dari tubuh embrio di salurkan
ke tubuh induknya untuk dibuang. Bila tiba saatnya lahir, maka embrio akan segera
melepaskan diri dari dinding uterus, kemudian ke luar dari tubuh induknya dengan bantuan
kontraksi otot-otot uterus.
5. Jika ingin menggunakan KB mandiri sebagai cara alami mencegah kehamilan, setidaknya
harus memahami apa yang terjadi pada tubuh selama siklus menstruasi. Siklus menstruasi
adalah siklus hormonal bulanan yang dilalui tubuh untuk mempersiapkan kehamilan.
Siklus ini dihitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Biasanya, siklus menstruasi terbagi dalam tiga fase, yaitu:
• Pra-ovulasi infertilitas (periode awal dari infertilitas), yaitu hari pertama dari siklus
menstruasi normal bulanan Anda adalah hari pertama dari periode infertilitas.
• Masa subur (ovulasi).
• Infertilitas pasca-ovulasi, yakni kondisi tidak subur selama beberapa hari sebelum
periode selanjutnya mulai kembali).
Ovulasi adalah saat sel telur dilepaskan dari indung telur sehingga bisa dibuahi oleh sperma
sebagai proses awal kehamilan.Periode ovulasi umumnya terjadi satu bulan sekali atau
sekitar 14 hari setelah hari pertama menstruasi. Seorang wanita kemungkinan besar akan
hamil jika berhubungan seks tanpa kontrasepsi saat 3 hari sebelum sampai hari ovulasi tiba.
Ini karena sperma sudah ada di tempatnya dan siap membuahi sel telur segera setelah
dilepaskan.
Sperma seorang pria dapat bertahan hidup selama 3-5 hari di organ reproduksi wanita,
tetapi sel telur wanita hanya mampu hidup selama 12-24 jam setelah ovulasi. Jadi, jika
sperma tetap tinggal dalam saluran reproduksi Anda sambil menunggu sel telur yang baru
turun, peluang Anda untuk hamil akan tetap ada.
Maka dari itu jika ingin menggunakan kb mandiri untuk mencegah kehamilan pasangan
suami istri jangan melakukan hubungan seks pada periode subur wanita yaitu pada 5 hari
sebelum ovulasi, selama hari ovulasi, 12-24 jam setelah ovulasi.