Anda di halaman 1dari 4

Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa atau yang lebih sering disebut dengan anoreksia adalah
gangguan psikologi yang berkaitan dengan makan dan berat badan ekstrim. Rasa
takut memiliki kenaikan berat badan dan persepsi salah mengenai berat badan
menjadi alasan penderita anoreksia melakukan diet ekstrim yang bisa
membahayakan nyawanya.
Secara harfiah arti anoreksia berarti “kehilangan nafsu makan”. Namun
pengertian tersebut sering menyesatkan, karena penderita mengalami hal yang
lebih buruk dari kehilangan nafsu makan. Orang dengan anoreksia selalu
memprioritaskan pengendalian berat dan bentuk tubuh sehingga mengupayakan
sesuatu yang cenderung ekstrem yang secara signifikan mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Penderia anoreksia memiliki ketakutan yang intens mengenai lemak
sehingga mereka berusaha untuk memperbaiki dengan membatasi asupan
makanan dan berolahraga secara berlebihan untuk menurunkan berat badan.
Selain membatasi asupan makanan, ada juga penderita anoreksia yang
menyalahgunakan obat pecahar, obat pembantu diet, diuretic, enema untuk
membantu mengeluarkan makanan yang baru saja ia makan. Orang dengan
anoreksia juga kadang melakukan hal yang diluar nalar dengan memutahkan
makanan setelah makan. Obsesi mereka terhadap menurunkan berat badan sangat
berlebihan.
Kelainan makan seperti anoreksia lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria. Profesi seseorang juga mempengaruhi resiko mengalami
anoreksia. Kebanyakan penderita anoreksia justru memiliki prestasi dan posisi
yang sangat popular seperti aktor, model, penari dan atlet tertentu yang dalam
karirnya membutuhkan pengukuran berat badan seperti tinju, senam dan gulat.
Penderita anoreksia adalah mereka yang cenderung perfeksionis dengan
beberapa gejala seperti depresi, obsesif dan cemas yang berlebihan / anxiety.
Keinginan tampil dengan baik pada kehidupan sehari-hari / pekerjaan membuat
mereka memiliki resiko yang besar mengalami anoreksia nervosa. Anoreksia pada
dasarnya bisa berkembang setiap saat, namun lebih sering ditemukan kasus
perkembangan anoreksia pada masa pubertas.
Penyebab anoreksia nervosa tidak sepenuhnya dipahami. Hal ini diduga
berkembang dari campuran fisik, emosional, dan pemicu sosial.
Diet ekstrim mengubah cara kerja otak dan metabolisme, dan menekankan
tubuh juga. Perubahan ini mungkin akan membuat penderita lebih berpotensi
mengalami gangguan makan.
Genetika memainkan peran besar dalam anoreksia dan bulimia.
Dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan ini, orang-orang yang
memiliki gangguan makan lebih mungkin untuk memiliki riwayat keluarga
gangguan makan, obesitas, atau gangguan mood (seperti kecemasan atau depresi).
Kombinasi dari ciri-ciri kepribadian tertentu (seperti kepercayaan diri yang
rendah bersama dengan perfeksionisme) dan tekanan budaya dan sosial dapat
memainkan bagian dalam anoreksia.
Untuk beberapa remaja, anoreksia mungkin menjadi cara mengatasi stres
dan tantangan masa remaja. Peristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti pindah
ke lingkungan baru, perceraian, atau kematian orang yang dicintai, bisa memicu
anoreksia.
Gejala penyakit Anoreksia ini diantara nya adalah penurunan berat badan
yang ekstrim, memiliki tubuh yang sangat kurus, jumlah darah yang abnormal,
sering kelelahan mesipun tidak melakukan aktivitas berat, insomnia, sering pusing
atau pingsan tanpa sebab yang pasti, detak jantung yang tidak teratur, tekanan
darah rendah, dan lain nya.
Kebanyakan penderita anoreksia cenderung menolak untuk mengaku,
malu untuk mengungkpkan apa yang terjadi dan menjaga betul rahasia tersebut.
Sebagai akibatnya, penyakit anoreksia tidak diketahui selama bertahun-tahun.
Penyakit anoreksia nervosa rata-rata bisa dikenali dari fisik penderitanya
yang tampak sangat kurus. Namun dokter tetap harus menanyakan pola makan
mereka untuk memastikan kekurusan tersebut akibat gangguan makan dan bukan
penyakit lain.
Selain itu, kemungkinan dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada
rambut, kulit, tekanan darah, kondisi paru-paru dan jantung. Bahkan pemeriksaan
rontgen dan darah akan dilakukan jika diperlukan.
Seseorang yang memiliki anoreksia mungkin akan membutuhkan
pengobatan dari tim ahli. Tim ahli biasanya dari penyedia medis, penyedia
layanan kesehatan mental atau ahli gizi. Tim ahli tersebut akan memberikan tips
dan terapi untuk memulihkan gizi pada penderita anoreksia nervosa.
Tantangan dalam mengobati anoreksia adalah para penderitanya tidak
benar-benar menginginkan pengobatan. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak
perlu menjalani pengobatan karena merasa dirinya hidup normal. Mereka juga
melihat anoreksia bukan sebagau penyakit melainkan pilihan gaya hidup.
Pandangan tersebut merupakan hal yang perlu diperbaiki, ada beberapa langkah
pengobatan yang bisa digunakan, diantaranya:
1. Pengobatan dengan Rawat Inap dan Perawatan Medis
Pengobatan dengan rawat inap diperlukan oleh penderita anoreksia yang
sudah level parah. Apabila anoreksia sudah menandakan adanya komplikasi
medis, kondisi psikiatri yang berbahaya dan kondisi gizi yang buruk maka rawat
inap menjadi solusi yang sebaiknya diambil.
Dengan rawat inap penderita anoreksia akan selalu dipantau kondisi
jantungnya, bagaimana keseimbangan elektrolitnya dan beberapa kondisi
kesehatan yang tidak ideal yang memicu penurunan berat badan secara ekstrim.
2. Melakukan Program Mengembalikan Berat Badan yang Sehat
Gangguan makan seperti anoreksia bisa dikurangi resikonya dengan
mengembalikan berat badan yang ideal. Pemulihan nutrisi dapat dilakukan dengan
program pola makan yang teratur dengan memperhatikan kebutuhan kalori harian
guna mengembalikan berat badan yang ideal.
3. Psikoterapi
Ada dua jenis terapi yang bermanfaat bagi penderita anoreksia:
Family-based therapy / terapi berbasis keluarga, Anoreksia adalah
gangguan emosional yang membutuhkan banyak dukungan dari orang lain.
Keluarga menjadi tempat paling dekat untuk menjalankan terapi pemulihan
anoreksia. Terapi ini diharapkan dapat membimbing remaja untuk memikirkan
pilihan tentang asupan makanan dan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan
gangguan makan. Orangtua yang dibantu terapis dapat membantu anak mereka
dengan pemulihan berat badan kondisi kesehatan membaik.
Terapi individu, Terapi individu biasanya dilakukan oleh terapis terhadap
orang dengan anoreksia. Bimbingan intens dibutuhkan untuk menormalkan pola
makan dan pandangan mengenai berat badan yang ideal baik untuk kesehatan
maupun bentuk tubuh.
4. Menggunakan Obat
Sejauh ini belum ada obat yang disetujui oleh ahli medis untuk mengobati
anoreksia. Hanya saja penggunaan obat seperti antidepresan atau beberapa jenis
obat kejiwaan lainnya dapat meringankan gangguan mental seperti depresi atau
kecemasan yang juga memicu terjadinya anoreksia.
5. Menjalani Pengobatan Alternatif
Beberapa contoh pengobatan alternatif untuk anoreksia adalah akupunktur,
pijat, yoga, dan meditasi.
Pengobatan alternatif belum dipelajari dengan baik sebagai pengobatan
untuk anoreksia, tetapi pengobatan alternatif dapat membantu mengurangi
kecemasan yang memicu anoreksia. Pengobatan alternatif diatas memberikan rasa
nyaman dan relaksasi tubuh yang mengurangi tekanan untuk memiliki bentuk
tubuh yang ideal.
Anoreksia nervosa memang tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun
melalui pendidikan orang tua terhadap anak-anak sejak dini di dalam keluarga,
bisa berpengaruh besar untuk menekan risiko terjadinya kondisi ini ketika mereka
beranjak remaja dan dewasa. Pendidikan yang dimaksud adalah dengan
mengajarkan dan menerapkan pola makan sehat secara tegas. Selain itu anak juga
perlu diajarkan wawasan yang tepat mengenai imej bentuk tubuh yang ideal.
Apabila di dalam keluarga kita ada yang mulai menunjukkan tanda-tanda
ke arah anoreksia, segera periksakan ke dokter untuk mencegah kondisi ini
bertambah buruk. Gangguan makan seperti anoreksia akan semakin berbahaya
apabila tidak segera diobati. Bahkan penderita anoreksia bisa nekad untuk
melakukan hal konyol seperti percobaan bunuh diri karena merasa bersalah
terhadap makanan yang dikonsumsi. Bantuan psikolog, ahli gizi atau tim medis
diharapkan akan memberikan panduan untuk menjalani hidup normal dengan
panduan gizi dan kalori yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Silvia Laura G. / XII IPA 2 / 19

Anda mungkin juga menyukai