(LENSA TIPIS)
(PERCOBAAN-OP 1)
NIM : 205090101111024
Fak/Jurusan : FMIPA/BIOLOGI
Kelompok :4
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
(LENSA TIPIS)
NIM : 205090101111024
Fak/Jurusan : FMIPA/BIOLOGI
Kelompok :4
Catatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Suatu lensa yang dikenai sinar, maka sinar tersebut akan dibengkokan atau dibiaskan oleh
permukaan batas lensa. Terdapat tiga sinar yang dapat dengan mudah digunakan serta tanpa
perlu dilakukannya perhitungan. Tiga sinar ini sering disebut sebagai tiga sinar istimewa
sebuah lensa. Masing-masing lensa baik cekung dan cembung terdapat tiga sinar istimewa
(Bueche J, 2006).
Dapat diketahui juga rumus perbesaran lensa tipis, yaitu dengan diketahuinya jarak objek (o)
dan jarak bayangan objek (i) dan jarak fokus (f), maka dapat ditentukan perbesaran sebuah
lensa tipis dengan rumus (P.U.P.A. Gilbert, 2012).
BAB II
METODOLOGI
Diukur jarak lensa satu dengan objek sebagai (s1) dan jarak
lensa dua dengan objek sebagai (s2)
Digeser-geser kedua lensa positif secara bersamaan dengan
posisi jarak kedua lensa harus tetap sama
c. Lensa Negatif
No L (cm) S (cm) 𝑠 ′ (cm) h (cm) ℎ′ (cm)
1 79.5 4 75.5 1 2.2
2 65.5 4.5 61 1 1.8
3 65 6 59 1 1.2
d. Lensa Gabungan
No L (cm) d(cm) S1 (cm) S2 (cm) S1′ (cm) S2′ (cm) h (cm) ℎ′ (cm)
1 32.5 12 6 18 26.5 14.5 1 3
2 38.5 12 5.5 17.5 33 21 1 4
3 44.5 12 4.5 16.5 40 28 1 4.8
3.2 Perhitungan
3.2.1 Lensa Positif (Gauss)
No f(cm) 2 M
|𝑓 − 𝑓 |̅ (𝑐𝑚2 )
1 15.14 cm 4.2 𝑐𝑚2 2.7 x
1 1 1
= +
𝑓 𝑆 𝑆′
S x S′ 20.5 x 58
𝑓1 = ′
= = 15.14 cm
S+ S 20.5 + 58
𝑓2 = 15.27 cm
𝑓3 = 14.5 cm
𝑓 ̅ = 15 𝑐𝑚
𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √
𝑛−1
0.34
= √ = 0.4 𝑐𝑚
2
𝛿𝑓 0.4
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 2.7 %
𝑓̅ 15
𝑓 = (𝑓 ̅ ± 𝛿𝑓)
𝑓 = (15 ± 0.4)𝑐𝑚
ℎ′
𝑀= | |
ℎ
2.7
𝑀1 = | | = 2.8 x
1
2
𝑀2 = | | = 2 x
1
1.2
𝑀1 = | | 1.2 x
1
3.2.2 Lensa Positif (Bessel)
No e(cm) f (cm) 2 M1 M2
|𝑓 − 𝑓|̅ (𝑐𝑚2 )
1 38.5cm 14.9cm 3 𝑐𝑚2 2.7 x 0.4x
2 23cm 15.19cm 5.8𝑐𝑚2 2x 0.9x
3 0cm 14.87cm 3.8 𝑐𝑚2 1.2x 1.1x
𝑥̅ 20.5cm 15 cm 4.2 𝑐𝑚2 1.97 x 0.8 x
𝑒 = |𝑒2 − 𝑒1 |
𝑒1 = |59 − 20.5|
= 38.5 cm
𝑒2 = 23 cm
𝑒3 = 0 cm
𝑒̅ = 20.5 𝑐𝑚
𝑓 = 𝐿2 − 𝑒 2
4𝐿
6162.25 − 1482.25
𝑓1 = = 14.9 cm
314
𝑓2 = 15.19 cm
𝑓3 = 14.87 cm
𝑓 ̅ = 15 cm
𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √
𝑛−1
0.031
= √ = 0.17 𝑐𝑚
2
𝛿𝑓 0.17
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 1.14 %
𝑓̅ 15
𝑓 = (𝑓 ̅ ± 𝛿𝑓)
𝑓 = (15 ± 0.17)𝑐𝑚
ℎ′
𝑀1 = | |
ℎ
2.7
𝑀1 = | | = 2.7 x
1
2
𝑀2 = | | = 2 x
1
1.2
𝑀3 = | | = 1.2 x
1
ℎ′
𝑀2 = | |
ℎ
0.4
𝑀1 = | | = 0.4 x
1
0.9
𝑀2 = | | = 0.9 x
1
1.1
𝑀3 = | | = 1.1 x
1
3.2.3 Lensa Negatif
No f(cm) 2 M
|𝑓 − 𝑓 |̅ (𝑐𝑚2 )
1 3.8 cm 5.81(𝑐𝑚2 ) 2.2x
2 4.2 cm 2.61(𝑐𝑚2 ) 1.8x
3 5.4 cm 8.91(𝑐𝑚2 ) 1,2x
𝑥̅ 4.5 cm 5.77(𝑐𝑚2 ) 1.74 x
1 1 1
= +
𝑓 𝑆 𝑆′
S x S′ 4 x 75.5
𝑓1 = ′
= = 3.8 cm
S+ S 4 + 75.5
𝑓2 = 4.2 cm
𝑓3 = 5.4 cm
𝑓 ̅ = 4.5 𝑐𝑚
𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √
𝑛−1
1.39
= √ = 0.86 𝑐𝑚
2
𝛿𝑓 0.86
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 19 %
𝑓̅ 4.5
𝑓 = (𝑓 ̅ ± 𝛿𝑓)
𝑓 = (4.5 ± 0.86)𝑐𝑚
ℎ′
𝑀= | |
ℎ
2.2
𝑀1 = | | = 2.2 x
1
1.8
𝑀2 = | | = 1.8 x
1
1.2
𝑀1 = | | = 1.2 x
1
(f1)
1 1 1
= +
𝑓 𝑆 𝑆′
S x S′ 6 x 26.5
𝑓1 = ′
= = 4.9 cm
S+ S 6 + 26.5
𝑓2 = 4.7 cm
𝑓3 = 4 cm
𝑓 ̅ = 4.5 𝑐𝑚
(f2)
S x S′ 18 x 14.5
𝑓1 = = = 8 cm
S + S′ 18 + 14.5
𝑓2 = 9.6 cm
𝑓3 = 10.4 cm
𝑓 ̅ = 9.3 𝑐𝑚
𝑓1 (𝑑 − 𝑓2 )
𝑓𝑔𝑑 =
𝑑 − (𝑓1 + 𝑓2 )
4.9 (12 − 8)
𝑓1 = = (−)21.8 cm
12 − (4.9 + 8)
4.7 (12 − 9.6)
𝑓2 = = (−) 4.9 cm
12 − (4.7 + 9.6)
4 (12 − 10.4)
𝑓3 = = (−) 2.7 cm
12 − (4 + 10.4)
𝑓 ̅ = (−)9.8 𝑐𝑚
ℎ′
𝑀= | |
ℎ
3
𝑀1 = | | = 3 x
1
4
𝑀2 = | | = 4 x
1
4.8
𝑀1 = | | = 4.8 x
1
𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √
𝑛−1
218.42
= √ = 10.45 𝑐𝑚
2
𝛿𝑓 10.45
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 1.06 %
𝑓̅ 9.8
𝑓 = (𝑓 ̅ ± 𝛿𝑓)
Dalam dilakukannya percobaan lensa tipis terlebih dahulu disiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan, kemudian langkah dalam lensa positif (gauss) adalah
diletakkan lensa positif ke dalam bangku optik dengan urutan sumber cahaya
objek, lalu lensa positif, kemudian diletakan lensa pada jarak tertentu agar dapat
dihitung S dan 𝑆 ′ nya kemudian digeser-geserkan lensa positif agar terbentuk
bayangan yang jelas pada layar, setelah didapat bayangan maka diukur dengan
mistar supaya diketahui tinggi bayangan yang dihasilkan dan dicatat sebagai data
percobaan. Pada lensa positif (Bessel), lensa positif kemudian digeser hingga
didekatinya layar agar didapat bayangan yang sesuai, lalu jarak antara objek
dengan lensa diukur agar diketahui nilai posisi lensa kedua. Pada percobaan lensa
negatif dibutuhkan lensa positif agar cahaya tidak tersebar, dengan cara dicari
titik fokus lensa positif agar didapatkan bayangan. Kemudian dipasang lensa
negatif diantara layar dan lensa positif. Digeser-geserkan lensa negatif agar
didapat bayangan pada layar, diukur bayangan dengan mistar agar diketahui
tinggi bayangan yang terbentuk dan diukur pula jarak antar lensa dengan mistar.
Pada percobaan lensa gabungan digunakan dua buah lensa cembung ganda, yang
diletakan dengan jarak yang sama antara kedua lensa, kemudian digeser-
geserkan kedua lensa agar didapat hasil bayangan pada layar, setelah didapati
bayangan maka diukur dengan mistar agar diketahui tinggi bayangan yang
terbentuk, diukur juga jarak antara lensa 1 dan 2 terhadap layar agar diketahui
nilai S dan 𝑆 ′
Lensa positif (gauss), semakin besar jarak benda maka akan semakin kecil
jarak bayangan yang dihasilkan, dan semakin kecil jarak bayangan yang
dihasilkan maka hasil dari titik fokus dan perbesaran yang dihasilkan juga
semakin kecil. Bayangan yang terbentuk adalah Nyata, terbalik, diperbesar
Lensa Positif (Bessel), dapat diketahui dari data yang telah diperoleh dimana
semakin kecil nilai e maka jarak e2 yang dihasilkan semakin besar. Sehingga
antara e dan e2 berbanding terbalik. Perbesaran yang diperoleh juga berbanding
terbalik dengan nilai e, kemudian titik fokus yang terbentuk dari masing-masing
berbanding lurus dengan nilai jarak benda dan jarak bayangan. Bayangan yang
terbentuk adalah Nyata, terbalik, dan diperkecil.
Lensa Negatif,
Dapat diketahui dari data yang telah diperoleh. Semakin kecil nilai S maka S’
dan nilai perbesaran semakin besar, sehingga berbanding terbalik. Hasil titik
fokus berbanding lurus dengan nilai S. bayangan yang terbentuk adalah Nyata,
terbalik dan diperbesar.ini tidak sesuai dengan teori lensa tipis. Dimana
seharusnya dihasilkan bayangan bersifat maya, tegak dan diperbesar atau
diperkecil.
Lensa Gabungan, dapat diketahui dari data yang telah diperoleh nilai S dan S’
mempunyai sifat berbanding terbalik. Titik fokus yang dihasilkan adalah negatif.
Jika lensa gabungan digunakan lensa cembung, maka data yang seharusnya
diperoleh adalah positif. Sehingga pada percobaan lensa gabungan tidak sesuai
dengan hasil dari teori lensa tipis.
Gambar 5: Pembagian Ruang Lensa Cembung (Berbagiinfo,2013).
Jumlah ruang benda dan bayangan sama dengan 5 (lima). Jika nomor ruang
bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar. Jika nomor
ruang bayangan lebih kecil dari ruang benda, bayangan akan diperkecil. Jika
bayangan berada dibelakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik. Jika bayangan
berada didepan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
Sifat-sifat cahaya Cahaya merambat lurus, pada sifat ini pembuktian sifat
cahaya dapat dibuktikan didasarkan benda untuk diteruskannya cahaya. Benda
yang tidak dapat ditembus tidak bisa diteruskan cahaya yang dikenainya Cahaya
menembus bening, pada sifat ini cahaya akan menembus benda-benda bening.
Jika cahaya dikenai benda yang gelap, tidak akan menembus tapi terbentuknya
bayangan. Cahaya dapat dipantulkan, Ketika benda terkena cahaya, cahaya yang
dikenai benda akan dipantulkan. Jenis pemantulan terbagi menjadi dua, yaitu
pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur.cahaya dapat
diuraikan seperti Penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
disebut penguraian cahaya atau dispersi.
Lensa merupakan sebuah benda yang digunakan untuk meneruskan cahaya. Terdapat dua
jenis lensa yaitu lensa konvergen dan divergen. Bayangan yang dihasilkan lensa cembung dari
praktikum adalah Nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan yang dihasilkan lensa cekung
kurang sesuai dengan teori dimana seharusnya lensa cekung bersifat Maya, tegak, dan
diperbesar atau diperkecil, hasil dari lensa Gabungan benilai negatif yang berarti titik fokus
yang terbentuk adalah Maya, tegak, dan diperbesar.
4.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum ini dibutuhkan ruangan yang minim cahaya sehingga
dimudahkannya pengukuran bayangan yang dihasilkan sehingga meminimalisir terjadinya
kesalahan data
DAFTAR PUSTAKA
Avison, J. (2014). The World Of Physics. UK: Thomas Nelson And Sons Lid.
(Avison,2014).
(P.U.P.A. Gilbert, 2012).
(Bueche J, 2006).