Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SATUAN ACARA PENGAJARAN

MANFAAT ASI DAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR


DI RUANG PERINATAL RSUD GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

STASE KEPERAWATAN ANAK

OLEH
CESY KURNIA PUTRI I4B018025
SELLY EKA PEBRIANTI I4B018014
EKY SULISTIO I4B018004
AMALIA RIZKI RADIKA I4B018017

PROFESI NERS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2018
SAP PENDIDIKAN KESEHATAN
MANFAAT ASI DAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

1. Topik : Pendidikan kesehatan (penkes) manfaat asi dan cara menyusui yang
baik dan benar
2. Tempat dan waktu : Ruang Perinatologi RSGT Purbalingga – pukul 09.00 WIB
3. Sasaran/peserta : Keluarga klien di Ruang Perinatologi RSGT Purbalingga
4. Alasan : Penkes perlu diberikan sebagai gerakan untuk mendukung pemberian
ASI serta cara untuk menyusui yang baik dan benar.
5. Tujuan
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penkes selama 30 menit, peserta mampu
memahami pendidikan kesehatan manfaat ASI dan cara menyusi yang
baik dan benar dengan baik.
Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penkes selama 45 menit peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian ASI.
b. Menyebutkan manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu
c. Mendemonstrasikan cara menyusui yang baik dan benar.
6. Metode dan Media
Metode : Pemberian pendidikan kesehatan dengan ceramah dan poster.
Media : Poster dan leaflet.
7. Setting Ruangan : (terlampir)
8. Materi : (terlampir)
9. Pengorganisasian
a. Moderator : Cesy Kurnia Putri
b. Penyaji 1 : Amalia Rizki Radika
c. Penyaji 2 : Eky Sulistio
d. Fasilitator : Selly Eka Pebrianti
10. Kegiatan

No Uraian Kegiatan Penkes Kegiatan Peserta


1 Pembukaan Moderator: Mendengarkan
(5 menit) a. Membuka kegiatan pembukaan yang
dengan mengucapkan disampaikan oleh
salam moderator.
b. Memperkenalkan diri,
penyaji, dan fasilitator.
c. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pelaksanaan
penkes.
d. Menyampaikan kontrak
waktu.
2 Kegiatan penkes (25 Moderator Peserta mendengarkan
menit) a. Mempersilahkan penyaji dan memberikan
1 untuk menyampaikan umpan balik terhadap
materi. materi yang
Penyaji 1 disampaikan.
a. Menggali pengetahuan
peserta mengenai ASI.
b. Menjelaskan pengertian
ASI.
c. Menjelaskan tentang
manfaat ASI bagi bayi
dan bagi ibu.
Penyaji 2
a. Menjelaskan cara
menyusui yang baik dan
benar.
b. Mendemonstrasikan cara
menyusui yang baik dan
benar.
3 Diskusi (5 menit) Moderator Peserta mengajukan
a. Memberikan kesempatan pertanyaan.
kepada peserta untuk
bertanya tentang materi
yang kurang dipahami.
b. Mempersilahkan penyaji
1 dan penyaji 2 untuk
menjawab pertanyaan
peserta.
3 Evaluasi (10 menit) Moderator a. Peserta menjawab
a. Melakukan evaluasi pertanyaan yang
dengan menanyakan diberikan
kembali mengenai materi moderator.
yang telah disampaikan b. Peserta
dan memberikan medemonstrasikan
reinforcement kepada cara menyusui
peserta yang dapat yang baik dan
menjawab pertanyaan. benar.
b. Melakukan evaluasi c. Peserta menerima
kepada peserta untuk leaflet dari
mendemonstrasikan cara fasilitator.
menyusui yang baik dan d. Peserta
benar. mendengarkan
c. Menjelaskan kesimpulan dengan seksama
dari materi penkes. dan menjawab
d. Memberikan leaflet salam.
kepada peserta.
e. Mengucapkan terima
kasih atas partisipasi
peserta dalam kegiatan
penkes.
f. Mengucapkan salam
penutup.

11. Evaluasi
a. Bagi Peserta
1) Jelaskan apa yang diketahui tentang ASI?
2) Sebutkan manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu? (masing-masing minimal 3)
3) Demonstrasikan cara menyusui yang baik dan benar!
b. Lembar Observasi
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
1. Persiapan Media 1. Acara dimulai pukul 1. Peserta telah
Persiapan media dibuat 09.00-09.30 WIB. mampu
bersama oleh 2. Jumlah mahasiswa yang menjelaskan dan
kelompok. hadir yaitu 4 orang, 1 menyebutkan
2. Media pembimbing klinik, dan materi penkes
Media yang digunakan 10 orang peserta. tentang IDO.
dalam penyuluhan 3. Peseta tampak antusias 2. Peserta mampu
yaitu poster dan leaflet dan mendengarkan mendemonstrasik
yang dibuat penjelasan dengan baik. an cara menyusui
berdasarkan konsep 4. Peserta mengajukan yang baik dan
dan teori dari materi pertanyaan saat diskusi benar.
SAP. dan kemudian penyaji 3. Kegiatan penkes
3. Peserta hadir tepat menjawab, seperti: berjalan dengan
waktu di tempat - XXXXX baik dan sesuai
penkes. 5. Moderator melakukan dengan SAP.
4. Penyelenggaraan evaluasi dengan
dilaksanakan di ruang mengajukan pertanyaan
tunggu ruang Perinatal. kepada peserta, seperti:
- Apa saja yang
diketahui tentang
ASI?
- Apakah pengertian
ASI?
- Apakah manfaat ASi
bagi bayi?
- Apakah manfaat ASI
bagi ibu?
- Demonstrasikan cara
menyusui yang baik
dan benar!
Selanjutnya peserta
dapat menjawab dengan
benar.
6. Moderator
menyampaikan
kesimpulan penkes,
membagikan leaflet,
dan menutup penkes
kepada peserta.
7. Evaluasi dari
pembimbing klinik:
-
Lampiran 1. Setting Ruangan
Keterangan :
Moderator
Penyuluh
Fasilitator
Fasilitator

Lampiran 2. Materi Penkes


PENDIDIKAN KESEHATAN
Manfaat ASI dan Cara Menyusui yanga Baik dan Benar

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar
langsung dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi
yang paling sempurna, praktis, murah dan bersih karena langsung diminum dari
payudara ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi
untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI terbagi menjadi
3 yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu
yang keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan mengandung protein tinggi
dan sedikit lemak (Walyani, 2015).
Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim
pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan
hingga bayi berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak,
multivitamin, air, kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan
mudah diserap secara sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi ginjal
bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Komposisi ASI dipengaruhi oleh
stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012).
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses laktasi. Pemberian ASI
perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain, dapat
memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan
bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri,
virus, jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan
ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi,
terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi
merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika
beranjak dewasa akan mengurangi risiko untuk terkena hipertensi, kolesterol,
overweight, obesitas dan diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan
diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami
obesitas.
Pemberian ASI eksklusif selain bermanfaat bagi bayi juga bermanfaat bagi ibu
diantaranya sebagai kontrasepsi alami saat ibu menyusui dan sebelum menstruasi,
menjaga kesehatan ibu dengan mengurangi risiko terkena kanker payudara dan
membantu ibu untuk menjalin ikatan batin kepada anak. Pemberian ASI dapat
membantu mengurangi pengeluaran keluarga karena tidak membeli susu formula
yang harganya mahal (Walyani, 2015).
Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur 0–6
bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak
diberikan apapun, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu yaitu ASI
(Yuliarti, 2010). World Health Organization (WHO) dan United Nation Childrens
Fund (UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu
(ASI) selama paling sedikit enam bulan pertama dalam kehidupan seorang bayi
dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang tepat sampai usia 2 tahun
dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Kadangkala ibu mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI
eksklusif, mengenai cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila
timbul kesukaran dalam menyusui. Proses pemberian ASI bisa saja mengalami
hambatan dikarenakan produksi ASI berhenti (Febriyanti, Rosalina dan Dwi
Ernawati, 2015). Hambatan dalam pemberian ASI Eksklusif antara lain ASI
keluar sedikit, ibu takut payudara turun, dan ibu bekerja. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penggunaan ASI eksklusif antara lain faktor pengetahuan, faktor
meniru teman, faktor sosial budaya, faktor psikologis, faktor fi sik ibu, faktor
perilaku, faktor tenaga kesehatan (Soetjiningsih, 2012).
B. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh
setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan
makanan pendamping sampai usia 2 tahun (IDAI, 2010). Menurut Mustofa &
Prabandari (2010), ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya.
Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1
diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”.
Semula Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga
usia empat bulan. Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif,
Menkes lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI
eksklusif hingga enam bulan. ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2005).
C. Kandungan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel
darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang. Komposisi ASI bersifat
spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu yang disesuaikan
dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005). Roesli (2005) mengemukakan
perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari (stadium laktasi) sebagai berikut:
1. Kolostrum (colostrum/susu jolong)
Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna kuning atau dapat
pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih banyak dari susu
matang) dan protein, dan keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7.
Kolostrum membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan
mempersiapkannya untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan
dengan susu matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih
rendah, dan total energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-300 ml/24 jam.
2. ASI transisi/peralihan
ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI
yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat
dan lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat. ASI ini keluar
sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.
3. ASI matang (mature)
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan.
4. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit
ASI yang pertama disebut foremilk dan mempunyai komposisi berbeda
dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk dihasilkan sangat
banyak sehingga cocok untuk menghilangkan rasa haus bayi. Hindmilk keluar
saat menyusui hampir selesai dan mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak
dibanding foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.
5. Lemak ASI
Makanan terbaik otak bayi yaitu lemak ASI karena mudah dicerna dan
diserap bayi karena mengandung enzim lipase yang mencerna lemak. Susu
formula tidak mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan menyerap lemak
susu formula. Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3,
omega-6, DHA, dan asam arakhidonat) suatu asam lemak esensial untuk
myelinisasi saraf yang penting untuk pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit
pada susu sapi. Kolesterol ASI tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pertumbuhan otak. Kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim
metabolisme kolesterol yang mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari
sehingga dapat mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia
muda.
6. Karbohidrat ASI
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan kandungannya lebih
banyak dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30 % lebih
banyak dari susu sapi. Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang
merupakan makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Laktosa
meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan
tulang. Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu,
Lactobacillis bifidus. Fermentasi laktosa menghasilkan asam laktat yang
memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri patogen.
7. Protein ASI
Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna), sedangkan protein
utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio whey dan kasein dalam
ASI adalah 60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih
menguntungkan bayi, karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein. ASI
mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi mengandung lactoglobulin
dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. Selain itu,
pemberian ASI eksklusif dapat menghindarkan bayi dari alergen karena
setelah 6 bulan usus bayi mulai matang dan bersifat lebih protektif. ASI juga
mengandung lactoferin sebagai pengangkut zat besi dan sebagai sistem imun
usus bayi dari bakteri patogen. Laktoferin membiarkan flora normal usus
untuk tumbuh dan membunuh bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI
adalah suatu kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme. Protein istimewa
lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan retina.
Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali.
8. Faktor pelindung dalam ASI
ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan daya tahan
tubuh bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi pasif yaitu dengan
adanya SIgA (secretory immunoglobulin A) yang melindungi usus bayi pada
minggu pertama kehidupan dari alergen.
9. Vitamin, mineral dan zat besi ASI
ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi yang lengkap dan
mudah diserap oleh bayi.
D. Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama pemberian ASI eksklusif
hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada
usia enam bulan. Menurut Wulandari & Iriana (2013) Manfaat ASI eksklusif
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Ibu
a. Menyusui berarti memelihara hubungan emosional ibu dan bayi. Ketika
seorang ibu memeluk bayinya sambil bermain atau mendekapnya dalam
kenyamanan, maka tingkat oksitosin keduanya akan meningkat dan itu
akan memicu sistem penghargaan pada bagian otaknya. Kondisi ini akan
melahirkan dorongan bagi ibu untuk semakin banyak mencurahkan
perhatian dan kasih sayang kepada anak dan meningkatkan keterikatan
antara bayi dan ibunya.
b. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui setelah
dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan
(post partum) akan berkurang. Ini terjadi karena ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontriksi
(penutupan pembuluh darah) sehingga peredaran darah akan lebih cepat
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan
(Roesli, 2005 dalam Raharjo, 2015).
2. Bagi Bayi
a. Sebagai nutrisi makanan terlengkap untuk bayi, karena mengandung zat
gizi yang seimbang dan cukup serta diperlukan untuk 6 bulan pertama.
b. ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin yaitu secretory
IgA (SIgA), yang berguna untuk pertahanan 15 tubuh bayi. Melindungi
terhadap penyakit diantaranya diare, gangguan pernapasan dan alergi
karena tidak mengandung zat yang dapat menimbulkan alergi.
c. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif
akan lebih cepat bisa berjalan.
d. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
e. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai serta mudah dicerna dan
zat gizi mudah diserap.
f. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan
pertama, 87% ASI adalah air.
g. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi ASI ekslusif potensial lebih pandai.
h. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,
kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik

E. Cara Menyusui yang Baik dan Benar


1. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005)
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
b. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
c. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
d. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
e. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi
f. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
2. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005)
a. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk
dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
b. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh sisi mulut bayi dengan puting susu, tunggu sampai bayi
bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke bawah
c. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu
belakang bayi bukan bagian belakang kepala
d. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan
hidung bayi
e. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi,
usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras
(palatum durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)
f. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak
dibawah kalang payudara
g. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi
h. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung
bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu
karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu
i. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi
j. Cara Menyendawakan Bayi
1) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-
lahan diusap punggung belakang sampai bersendawa
2) Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara
akan keluar dengan sendirinya
3. Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)
a. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
b. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar
punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
c. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya
d. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan
e. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi
menghadap ke payudara
f. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
g. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
h. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum
menyusui dan setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi. Ibu menatap bayi saat menyusui
i. Pasca Menyusui
1) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
2) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan
sendirinya
j. Menyendawakan bayi dengan :
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap di pangkuan
ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)
4. Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004)
a. Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.
b. ASI dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
c. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7
menit.
1. Manfaat ASI
a. Manfaat pemberian ASI bagi bayi menurut Nisman (2011)
1) ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna
2) ASI mengandung zat kekebalan tubuh sehingga bayi tidak mudah mengalami
alergi
3) ASI menghindarkan bayi dari diare karena saluran pencernaan bayi yang
mendapatkan ASI mengandung lactobacilli dan bifidobabateria yang membantu
membentuk feses bayi yang pHnya rendah sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri jahat penyebab diare dan masalah pencernaan lainnya
4) ASI akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga bayi sehat dan dapat
menunjang perkembangan otak bayi
5) Menghisap ASI membuat bayi mudah mengoordinasi saraf menelan, menghisap,
dan bernapas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi lebih aktif dan ceria
6) Menghisap ASI membuat pembentukan rahang dan gigi menjadi lebih baik
7) Menjaga hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekat
b. Manfaat pemberian ASI bagi ibu menurut Nisman (2011)
1) Menghentikan perdarahan pasca persalinan
Ketika bayi menyusu, isapan bayi akan merangsang otak untuk
memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon oksitosin, selain
mengerutkan otot-otot untuk pengeluaran ASI, juga membuat otot-otot rahim dan
juga pembuluh darah di rahim sebagai bekas proses persalinan, cepat terhenti.
Efek ini akan berlangsung secara lebih maksimal jika setelah melahirkan ibu
langsung menyusui bayinya
2) Psikologi ibu
Rasa banggga dan bahagia karena dapat meberikan sesuatu dari dirinya
demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan memperkuat hubungan batin
antara ibu dan bayi).
3) Mencegah kanker
Wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena kanker payudara,
indung telur, dan rahim lebih rendah
4) Menyusui dengan frekuensi yang sering dan lama dapat digunakan sebagai
metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya ovulasi pada ibu.
5) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil. Dengan
menyusui,cadangan lemak dari tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai
sumber energi pembentukan ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut akan
menyusut sehingga penurunan berat badan ibu pun akan berlangsung lebih
cepat.
6) ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli.
7) ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan dengan
temperatur atau suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
8) ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar serta
steril dari bakteri.

Nisman, W. A., 2011, Lima menit kenali payudara anda, Yogyakarta: CV. Andi Offset.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2005, Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005 tentang
kesehatan, Jakarta.

Febriyanti, R., dan Dwi, E. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif di Desa Gilang Taman Sidoarjo. Jurnal Keperawatan. [e-journal]
2014/2015: pp 7-10.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN (Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI). Jakarta Selatan.

Purwanti, S., 2004, Konsep penerapan ASI Eksklusif, Jakarta: EGC.

Roesli, U. 2008. Seri 1 Mengenal ASI Eksklusif. Taurus Agriwidya. Soetjiningsih. 2012. ASI
Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama agar Bayi Lahir dan
Tumbuh Sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Lampiran 3. Leaflet
Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Penkes

No Nama Peserta Paraf


1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5
6 6.
7 7
8 8.
9 9
10 10.
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15

Lampiran 5. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai