Anda di halaman 1dari 13

PAPER PENGANTAR TEKNOLOGI TELEMATIKA

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ANTENA KOMUNIKASI RADIO


PADA PROPAGASI LINE OF SIGHT

DI SUSUN OLEH

CHATERINE ANGELICA DWI PUTRI


18101043
S1 TT-06 B
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada era saat ini semakin berkembangnya tekonolgi dan semakin banyak pengguna sitem
telekomunikasi yang semakin maju mempunyai kapasitas yang besar, karena semakin ke depan
perkembangan teknologi komunikasi banyak digunakan oleh manusia. Salah satunya komunikasi
microwave, komunikasi microwave adalah komunikasi yang mentransmisikan sebuah informasi
dari lokasi ke lokasi yang lain tanpa ada hambatan dan diterima dengan jelas.

Komunikasi microwave memanfaatkan udara bebas sebagai media transmisi untuk


membawa sinyal informasi yang dikirimkan. Mekanisme perambatan dasar gelombang radio
yaitu Line of sight (LOS) yang merupakan lintasan gelombang radio yang mengikut garis
pandang yang berarti bahwa antara antena pemancar dan penerima harus tidak ada penghalang
(obstacle) yang meghalangi lintasan perambatan gelombang mikro. Sistem LOS biasanya
digunakan pada sistem transmisi gelombang mikro yang merupakan propagasi gelombang ruang
bebas dengan memperhatikan gelombang langsung dan gelombang pantul. Dalam
pentransmisian sinyal, terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu redaman ruang
bebas, refleksi, refraksi, atmosfer, fading, dan juga pantulan yang disebabkan oleh penghalang.

Oleh karena itulah, kajian ini akan membahas mengenai analisis perencanaan LOS
dalam sistem gelombang mikro yang meliputi penentuan tinggi antenna serta perhitungan dan
perencanaan daya pada antenna.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :


1. Bagaimana sistematika proses terjadinya propagasi line of sight?
2. Bagaimana cara menentukan ketinggian antenna stasiun pemancar dan penerima?
3. Bagaimana Perhitungan dan perencanaan daya pada antenna?

Page |1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Propagasi Line of Sight


Transmisi radio membutuhkan sebuah jalur kosong yang dibutuhkan oleh dua buah
antenauntuk saling berkomunikasi, ini yangdinamakan Radio Line of Sight. Hal ini sangat
diperlukan apabila akan merancang suatu jaringan yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz
dan terlebih lagi pada frekuensi 5.8GHz.
Line of Sight adalah sebuah jalur kosong yang ada diantara dua buah titik. Untuk
mendapatkan daerah visual yang bersih pada sebuah Line of Sight, diantara 2 buah titik tersebut
sebaiknya diusahakan tidak terdapat hambatan. Hal-hal yang dapat menjadi hambatan dalam
suatu Line of Sight antara lain :
 Bentuk Topografi, Contoh Pegunungan, Hutan
 Sudut permukaan bumi
 Gedung tinggi, rumah dan bangunan-bangunan lain
 Pohon
Memperoleh Line of Sight (LOS) yang baik antara antenna pengirim dan antenna penerima
sangat penting sekali baik untuk instalasi Point to Point dan Point to Multipoint. Ada dua (2)
jenis LOS yang biasanya harus di perhatikan dalam instalasi, yaitu:
 Optical LOS – berhubungan dengan kemampuan masing-maisng untuk melihat.
 Radio LOS – berhubungan dengan kemampuan penerima radio untuk “melihat” sinyal
dari pemancar radio.
LOS dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
 Panjang lintasan Adalah panjang lintasan antara Tx dan Rx
 Faktor K Faktor pengali jari-jari bumi. Untuk indonesia k: 1.33 atau 4/3
 Kontur bumi Adalah kondisi permukaan dari bumi yang bisa berupa bukit, lembah dan
lainnya.
 Daerah fresnel Adalah daerah berupa lintasan elips dalam lintasan propagasi gelombang
radio dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak langsung (indirect signal) dan
mempunyai beda panjang lintasan dengan sinyal langsung sebesar kelipatan ½λ atau 2
kali ½λ
 Tinggi penghalang Tinggi penghalang atau obstacle, yang bisa berupa pohon, gedung
atau bangunan lainnya.

Page |2
Pada proses propagasi sinyal akan mengalami redaman, diantaranya:
a) redaman ruang bebas
b) redaman hujan
c) redaman gas-gas di atmosfer
Diantara redaman-redaman tersebut, yang paling dominan adalah redaman ruang bebas.
Sedangkan redaman hujan dan gas akan cukup berpengaruh untuk frekuensi diatas 10 GHz atau
frekuensi kerja dibawah 10 GHz tetapi jarak antara Tx dan Rx cukup jauh.

Pada ruang bebas gelombang radio akan mengalami penyebaran energi sepanjang lintasannya,
dan ini berarti gelombang yang merambat akan kehilangan energi yang didefinisikan sebagai
redaman ruang bebas Lfs. Untuk menghitung besar redaman ruang bebas tersebut didasarkan
pada analisis pada antena isotrofis yaitu
Lfs (dB) = 32,45+20log fMHz + 20 log dkm
dimana :
d = jarak dari pemancar ke penerima (km)
f = frekuensi kerja (MHz)

Proses Perencanaan Sistem Komunikasi LOS


Proses perencanaan sistem komunikasi LOS memerlukan beberapa perhitungan matematis dan
perlengkapan peralatan yang memadai. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan dipersiapkan
selama dalam proses perencanaan dan pengerjaan sistem komunikasi LOS meliputi:
1. Penentuan Lintasan
Pada proses penentuan lintasan ini, jalur transmisi yang direncanakan antara dua titik harus
benar-benar bebas pandang, karena sedikit saja kesalahan akan menyebabkan kurang bagusnya
transmisi yang berlangsung. Peralatan yang digunakan dalam penentuan lintasan ini antara lain :
• GPS (Global Positioning System),
• Kompas,
• Altimeter,

Page |3
• Peta Topografi,
• Kamera Foto, dan sebagainya.
Jalur yang dilalui akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Peta Topografi, apakah jalur tersebut mempunyai keadaan geografis yang memadai,
daerahnya landai atau berbukit-bukit, daratan atau rawa, dan lain sebagainya.
• Halangan yang ada, apakah pada jalur yang akan dilalui ada obstacle dengan tinggi yang
cukup berpengaruh nantinya pada perencanaan antena, apakah halangan tersebut masih mungkin
diatasi, atau harus memilih jalur lain dengan tinggi halangan yang tidak berarti.
• Perencanaan Tata Kota, berkaitan dengan proses perizinan dari dinas tata kota. Harus
diperhitungkan diperhatikan juga bahwa dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun ke depan harus
dapat dipastikan tidak akan dibangun gedung-gedung pencakar langit pada jalur transmisi yang
rencananya akan dibuat sehingga nantinya berpotensi akan mengganggu transmisi.
Ketinggian antena yang akan digunakan pada sistem komunikasi LOS harus benar-benar
dihitung dengan mempertimbangkan obstacle tertinggi pada jalur yang akan dilalui. Selain itu
ketinggian lokasi dari permukaan laut juga harus diperhatikan karena ini akan berpengaruh pada
tinggi antena yang harus direncenakan. Letak atau posisi antena menjadi hal lain yang benar-
benar diperhatikan demi keamanan proses transmisi yang akan dilakukan.
Ketepatan koordinat letak antena akan memaksimalkan kerja antena, karena pergeseran satu
derajat saja akan menyebabkan pergeseran transmisi sejauh beberapa kilometer. Faktor lainnya
yang tak kalah pentingnya adalah jenis antena yang digunakan pada transmisi, apakah horn,
parabolic atau yang lainnya. Hal ini akan berpengaruh pada nilai gain yang dihasilkan oleh
antena.
2. Pemakaian Frekuensi
Pada proses pen-setting-an alat agar bekerja pada frekuensi yang sudah ditentukan, diperlukan
alat spectrum analyzer HP dan antena. Pekerjaan yang dilakukan pada prose ini adalah
pengukuran frekuensi interferensi dan pengukuran kuat sinyal.
3. Sistem Peralatan
Kelengkapan peralatan yang harus dipersiapkan adalah : rely radio, alat ukur (site master, BER
test, TEMs, multitester), dan perlengkapan kerja (tool box, dongkrak hydrolix, tambang).
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini adalah pemilihan lokasi (ruang) radio, set-up peralatan,
testing dan kalibrasi alat ukur, BER test.

Beberapa aplikasi sistem LOS adalah:


• Hubungan point to point sebagai backbone dari jaringan yang luas,
• Hubungan point to multipoint seperti untuk TV, telepon, data atau gabungan variasinya,

Page |4
• Jaringan data digital,
• Pengontrolan lalu lintas udara,
• Pengontrolan transmisi daya listrik,
• Aplikasi area terbatas seperti antar kantor/gedung,
• Aplikasi militer.
• Back up dari serat optik dalam SDH (Synchronous Digital Hierarcy).

B. Fresnel Zone
Gelombang mengalami difraksi ketika melewati penghalang yang lebih besar daripada panjang
gelombangnya. Pada frekuensi yang tinggi, penghalang akan menyebabkan redaman yang cukup
besar, sehingga dalam perencanaan suatu mata rantai transmisi radio harus disediakan
cleareance yang cukup untuk mengkompensasi daerah tersebut. Untuk menghindari pengaruh
multipath ini (terutama pantulan tanah), maka ditetapkan daerah clearance (bebas dari obstacle)
yang salah satu komponennya adalah Zona Fresnel. Zona Fresnel adalah tempat kedudukan titik
dalam lintasan gelombang radio dimana gelombang tersebut direfleksikan dengan panjang
lintasan tambahan maksimum ½ lamda membentuk ellips.

Dari gambar di atas, dapat diketahui :

dimana:
Fn = jarak lintasan tertentu terhadap lintasan LOS (meter)
n = jumlah zone fresnel d1 = jarak ujung lintasan ke titik refleksi (km)
d2 = jarak ujung lintasan yang lain ke titik refleksi (km)
f = frekuensi (GHz)
D = d1 + d2 (km)

Page |5
Karena dalam analisis “profil lintasan” digunakan peta permukaan bumi yang datar, maka
diperlukan faktor koreksi terhadap ketinggian titik obstacle yaitu dengan menggunakan rumus
berikut:

dimana:
k = faktor kelengkungan bumi.
h = perbedaan tinggi titik tersebut, jika dinyatakan kurva bumi datar dengan kurva bumi dengan
jari-jari efektif bumi.

Lintasan sinyal yang ditransmisikan pada sistem LOS harus mempunyai daerah bebas hambatan
atau a clearance from the obstacle minimum adalah 0,6 x jari-jari F1 (belum termasuk faktor
koreksi terhadap kelengkungan bumi) seperti pada gambar diatas.
Adapun rumus untuk menghitung clearance adalah sebagai berikut:
Clearance (m) = 0,6 F1 + hcorrected
Jika ada halangan di wilayah Fresnel Zone maka performance system akan terganggu. Beberapa
efek yang akan terjadi adalah:
 Reflection (Refleksi). Gelombang yang menabrak merambat menjauhi bidang datar &
mulus yang di tabrak. Multipath fading akan terjadi jika gelombang yang datang secara
langsung menyatu di penerima dengan gelombang pantulan yang juga datang tapi dengan
fasa yang berbeda.

 Refraction (Refraksi). Refraksi adalah pembengkokan/pembelokkan gelombang radio


karena perubahan karakteristik atmosfer, yaitu terjadinya perubahan temperatur,
kerapatan, dan kelembaman, dimana perubahannya dipengaruhi kedudukan gelombang
terhadap permukaan bumi. Perubahan kerapatan atmosfer berpengaruh terhadap cepat
rambat gelombang v.

Page |6
Dapat diketahui rumus nya yaitu :

dimana :
n = indeks bias refraksi
c = kecepatan cahaya ( 3x108 m/det)
= permitivitas relatif

Karena lintasan gelombang radio pada kenyataannya melengkung, maka untuk


memudahkan analisis, lintasan gelombang radio dimanipulasi menjadi datar, dengan cara
memanipulasi jari-jari bumi dengan menggunakan rumus berikut

a’ = jari-jari efektif bumi


=kxa
dimana :
k = faktor kelengkungan bumi
a = jari-jari bumi (6370 km)
untuk standar k = 4/3

 Diffraction (Difraksi). Gelombang yang menabrak melewati halangan dan masuk ke


daerah bayangan. Difraksi terjadi jika gelombang radio membentur benda atau
penghalang yang berupa ujung yang tajam, sudut-sudut atau suatu permukaan batas
(gelombang menyusur permukaan). Gelombang radio yang demikian akan terurai dan
dapat menjangkau daerah berbayang-bayang (shadowed region).

Page |7
CONTOH:
Di peroleh data :
NO PARAMETER NILAI SATUAN
1 Data ketinggian permukaan tanah terhadap permukaan laut :
a) Kota A 300 Meter
b) Kota B 250 Meter
c) Bukit kecil C ( terletak diantara kota A dan B ) 310 Meter
2 Jarak :
a) Kota A – Kota B 11 Km
b) Bukit C – Kota B 9 Km

3 Jari-jari bumi 6370 km


4 Faktor kelengkungan bumi (K) 4/3
5 Pita frekuensi 12750 – 13250 Mhz
6 Panjang gelombang 0,023
7 Polarisasi Vertical
8 Diameter antenna parabola di kota A dengan efisiensi 0,7 1,2 Meter
9 Diameter antenna parabola di kota B dengan efisiensi 0,7 1,2 Meter
10 Loss branching dan perangkat di kota A 1,5 dB
11 Loss branching dan perangkat di kota B 1,5 dB
12 Feeder loss dan pointing antenna di kota A 2 dB
13 Feeder loss dan pointing antenna di kota B 2 dB
14 Daya penerima (Pr) -29,8 dBm

3.1. Analisis ketinggian antena stasiun A dan stasiun B


Anlisis ketinggian antenna mengikuti tahapan berikut:
a. Perhitungan Zona Fresnel

n . d 1.d 2
f 1=17,3
√ f ( ghz ) . D ( km )

1. 11 . 9
f 1=17,3
√ 13 . 20

99
f 1=17,3
√ 260
f 1=17,3 x 0,61f 1=10,55 m

b. Perhitungan faktor koreksi kelengkungan bumi


0,079 .d 1. d 2 0,079 .11. 9
hcorrected (m) =
k
= 4 /3

Page |8
7,82
=
4 /3
= 5,86 m
c. Perhitungan daerah clearance from obstacle (hcl)
Clearance (m) = (0,6 x f1) + hcorrected
= (0,6 x 10,55) + 5,86
= 12,19 m

300 m
250 m

d2 = 11 d1 = 9

Dengan memperhatikan Gambar diatas, dan dengan konsep kesebangunan dapat dihitung tinggi
antena kedua stasiun dengan asumsi tinggi kedua antena sama diatas permukaan tanah, sebagai
berikut
( 300+hant )−(310+ hclr) ( 300+hant )−(250+ hant )
= (teori kesebangunan)
11 20
( 300+hant )−(310+1 2 , 19) ( 300+hant )−(250+ hant )
=
11 20
( 300+hant )−(32 2 ,1 9) 50
=
11 20
hant =¿56,62 m

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh bahwa tinggi antena di stasiun X dan stasiun Y diatas
permukaan tanah yang dipersyaratkan supaya stasiun A dan stasiun B memenuhi syarat LOS
yaitu 56,62 meter.

3.2. Perhitungan dan perencanaan daya

Page |9
Tahapan perhitungan dan perencanaan daya adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan free space LOS diperoleh :
Lfs = 32,45+20log fMHz + 20 log d (km)
= 32,45 + 20 log 13000 + 20 log 20
= 32,45 + 82,26 + 26
= 140,71 dB
b. Feeder loss di Tx (stasiun A) dan di Rx (stasiun B)
Lf = 2 + 2 = 4 dB
c. Branching network loss
Lb = 1,5 + 1,5 = 3 dB
d. Perhitungan gain antena pemancar (GTx) dan penerima (GRx)

π xd 2
𝐺𝑇𝑥 = 𝐺𝑅𝑥 = n x ( )
lamda
= 0,7 x ¿
= 18806,35 = 42,74 dB.
e. Perhitungan Loss Total
LTOT = Lfs + Lb + Lf – GTx – GRx (dB)
= 140,71 + 3 + 4 – 42,74 – 42,74
= 62,23 dB.
f. Perhitungan daya pancar
Berdasarkan parameter sistem diketahui daya input minimum pada penerima Pr adalah (– 29,8
dBm), sehingga daya pancar pada pengirim (Pt) adalah sebesar:
Pt = Pr - Gt - Gr + Lfs + Lf + Lb
= (-29,8) – 42,74 – 42,74 + 140,71 + 3 + 4
= 32,43 dBm

P a g e | 10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem telekomunikasi radio line of sight (LOS) adalah teknik pentransmisian sinyal
dimana antara dua terminal yang saling berhubungan benar-benar tidak ada penghalang,
sehingga sinyal dari pengirim dapat langsung mengarah dan diterima oleh sistem penerima.
Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa agar sistem radio gelombang mikro
dengan frekuensi kerja 13 GHz memenuhi syarat LOS, dengan kondisi stasiun A dan B masing-
masing berada pada ketinggian 300 dan 250 meter di atas permukaan laut (mapl), jarak kedua
stasiun 20 km serta diantara kedua stasiun terdapat obstacle setinggi 310 mapl dengan jarak 9 km
dari stasiun B, diperlukan menara atau antena dikedua stasiun setinggi 56,62 meter.

B. Saran
Dari kajian ini dapat diteliti lebih lanjut mengenai perhitungan kehandalan system radio
dan fading margin sehingga dapat diketahui system komunikasi radio dapat layal beroperasi atau
tidak serta dapat dikembangkan lagi mengenai pengaruh redaman dikarenakan factor cuaca
dalam lintasan komunikasi radio sehingga dapat dianalisis lebih rinci pada wilayah yang ada di
Indonesia.

P a g e | 11
DAFTAR PUSTAKA

https://septianugiks.wordpress.com/2014/11/01/line-of-sight-los/
https://media.neliti.com/media/publications/53718-ID-none.pdf
https://www.academia.edu/20445079/Pengertian_Fresnel_Zone_and_Line_Of_Sight_LOS_Line
_Of_Sight_LOS
https://arthanya.blogspot.com/2016/08/pengertian-line-of-sight-fresnel-zone.html

P a g e | 12

Anda mungkin juga menyukai