DI SUSUN OLEH
A. Latar belakang
Pada era saat ini semakin berkembangnya tekonolgi dan semakin banyak pengguna sitem
telekomunikasi yang semakin maju mempunyai kapasitas yang besar, karena semakin ke depan
perkembangan teknologi komunikasi banyak digunakan oleh manusia. Salah satunya komunikasi
microwave, komunikasi microwave adalah komunikasi yang mentransmisikan sebuah informasi
dari lokasi ke lokasi yang lain tanpa ada hambatan dan diterima dengan jelas.
Oleh karena itulah, kajian ini akan membahas mengenai analisis perencanaan LOS
dalam sistem gelombang mikro yang meliputi penentuan tinggi antenna serta perhitungan dan
perencanaan daya pada antenna.
B. Rumusan Masalah
Page |1
BAB II
KAJIAN TEORI
Page |2
Pada proses propagasi sinyal akan mengalami redaman, diantaranya:
a) redaman ruang bebas
b) redaman hujan
c) redaman gas-gas di atmosfer
Diantara redaman-redaman tersebut, yang paling dominan adalah redaman ruang bebas.
Sedangkan redaman hujan dan gas akan cukup berpengaruh untuk frekuensi diatas 10 GHz atau
frekuensi kerja dibawah 10 GHz tetapi jarak antara Tx dan Rx cukup jauh.
Pada ruang bebas gelombang radio akan mengalami penyebaran energi sepanjang lintasannya,
dan ini berarti gelombang yang merambat akan kehilangan energi yang didefinisikan sebagai
redaman ruang bebas Lfs. Untuk menghitung besar redaman ruang bebas tersebut didasarkan
pada analisis pada antena isotrofis yaitu
Lfs (dB) = 32,45+20log fMHz + 20 log dkm
dimana :
d = jarak dari pemancar ke penerima (km)
f = frekuensi kerja (MHz)
Page |3
• Peta Topografi,
• Kamera Foto, dan sebagainya.
Jalur yang dilalui akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Peta Topografi, apakah jalur tersebut mempunyai keadaan geografis yang memadai,
daerahnya landai atau berbukit-bukit, daratan atau rawa, dan lain sebagainya.
• Halangan yang ada, apakah pada jalur yang akan dilalui ada obstacle dengan tinggi yang
cukup berpengaruh nantinya pada perencanaan antena, apakah halangan tersebut masih mungkin
diatasi, atau harus memilih jalur lain dengan tinggi halangan yang tidak berarti.
• Perencanaan Tata Kota, berkaitan dengan proses perizinan dari dinas tata kota. Harus
diperhitungkan diperhatikan juga bahwa dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun ke depan harus
dapat dipastikan tidak akan dibangun gedung-gedung pencakar langit pada jalur transmisi yang
rencananya akan dibuat sehingga nantinya berpotensi akan mengganggu transmisi.
Ketinggian antena yang akan digunakan pada sistem komunikasi LOS harus benar-benar
dihitung dengan mempertimbangkan obstacle tertinggi pada jalur yang akan dilalui. Selain itu
ketinggian lokasi dari permukaan laut juga harus diperhatikan karena ini akan berpengaruh pada
tinggi antena yang harus direncenakan. Letak atau posisi antena menjadi hal lain yang benar-
benar diperhatikan demi keamanan proses transmisi yang akan dilakukan.
Ketepatan koordinat letak antena akan memaksimalkan kerja antena, karena pergeseran satu
derajat saja akan menyebabkan pergeseran transmisi sejauh beberapa kilometer. Faktor lainnya
yang tak kalah pentingnya adalah jenis antena yang digunakan pada transmisi, apakah horn,
parabolic atau yang lainnya. Hal ini akan berpengaruh pada nilai gain yang dihasilkan oleh
antena.
2. Pemakaian Frekuensi
Pada proses pen-setting-an alat agar bekerja pada frekuensi yang sudah ditentukan, diperlukan
alat spectrum analyzer HP dan antena. Pekerjaan yang dilakukan pada prose ini adalah
pengukuran frekuensi interferensi dan pengukuran kuat sinyal.
3. Sistem Peralatan
Kelengkapan peralatan yang harus dipersiapkan adalah : rely radio, alat ukur (site master, BER
test, TEMs, multitester), dan perlengkapan kerja (tool box, dongkrak hydrolix, tambang).
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini adalah pemilihan lokasi (ruang) radio, set-up peralatan,
testing dan kalibrasi alat ukur, BER test.
Page |4
• Jaringan data digital,
• Pengontrolan lalu lintas udara,
• Pengontrolan transmisi daya listrik,
• Aplikasi area terbatas seperti antar kantor/gedung,
• Aplikasi militer.
• Back up dari serat optik dalam SDH (Synchronous Digital Hierarcy).
B. Fresnel Zone
Gelombang mengalami difraksi ketika melewati penghalang yang lebih besar daripada panjang
gelombangnya. Pada frekuensi yang tinggi, penghalang akan menyebabkan redaman yang cukup
besar, sehingga dalam perencanaan suatu mata rantai transmisi radio harus disediakan
cleareance yang cukup untuk mengkompensasi daerah tersebut. Untuk menghindari pengaruh
multipath ini (terutama pantulan tanah), maka ditetapkan daerah clearance (bebas dari obstacle)
yang salah satu komponennya adalah Zona Fresnel. Zona Fresnel adalah tempat kedudukan titik
dalam lintasan gelombang radio dimana gelombang tersebut direfleksikan dengan panjang
lintasan tambahan maksimum ½ lamda membentuk ellips.
dimana:
Fn = jarak lintasan tertentu terhadap lintasan LOS (meter)
n = jumlah zone fresnel d1 = jarak ujung lintasan ke titik refleksi (km)
d2 = jarak ujung lintasan yang lain ke titik refleksi (km)
f = frekuensi (GHz)
D = d1 + d2 (km)
Page |5
Karena dalam analisis “profil lintasan” digunakan peta permukaan bumi yang datar, maka
diperlukan faktor koreksi terhadap ketinggian titik obstacle yaitu dengan menggunakan rumus
berikut:
dimana:
k = faktor kelengkungan bumi.
h = perbedaan tinggi titik tersebut, jika dinyatakan kurva bumi datar dengan kurva bumi dengan
jari-jari efektif bumi.
Lintasan sinyal yang ditransmisikan pada sistem LOS harus mempunyai daerah bebas hambatan
atau a clearance from the obstacle minimum adalah 0,6 x jari-jari F1 (belum termasuk faktor
koreksi terhadap kelengkungan bumi) seperti pada gambar diatas.
Adapun rumus untuk menghitung clearance adalah sebagai berikut:
Clearance (m) = 0,6 F1 + hcorrected
Jika ada halangan di wilayah Fresnel Zone maka performance system akan terganggu. Beberapa
efek yang akan terjadi adalah:
Reflection (Refleksi). Gelombang yang menabrak merambat menjauhi bidang datar &
mulus yang di tabrak. Multipath fading akan terjadi jika gelombang yang datang secara
langsung menyatu di penerima dengan gelombang pantulan yang juga datang tapi dengan
fasa yang berbeda.
Page |6
Dapat diketahui rumus nya yaitu :
dimana :
n = indeks bias refraksi
c = kecepatan cahaya ( 3x108 m/det)
= permitivitas relatif
Page |7
CONTOH:
Di peroleh data :
NO PARAMETER NILAI SATUAN
1 Data ketinggian permukaan tanah terhadap permukaan laut :
a) Kota A 300 Meter
b) Kota B 250 Meter
c) Bukit kecil C ( terletak diantara kota A dan B ) 310 Meter
2 Jarak :
a) Kota A – Kota B 11 Km
b) Bukit C – Kota B 9 Km
n . d 1.d 2
f 1=17,3
√ f ( ghz ) . D ( km )
1. 11 . 9
f 1=17,3
√ 13 . 20
99
f 1=17,3
√ 260
f 1=17,3 x 0,61f 1=10,55 m
Page |8
7,82
=
4 /3
= 5,86 m
c. Perhitungan daerah clearance from obstacle (hcl)
Clearance (m) = (0,6 x f1) + hcorrected
= (0,6 x 10,55) + 5,86
= 12,19 m
300 m
250 m
d2 = 11 d1 = 9
Dengan memperhatikan Gambar diatas, dan dengan konsep kesebangunan dapat dihitung tinggi
antena kedua stasiun dengan asumsi tinggi kedua antena sama diatas permukaan tanah, sebagai
berikut
( 300+hant )−(310+ hclr) ( 300+hant )−(250+ hant )
= (teori kesebangunan)
11 20
( 300+hant )−(310+1 2 , 19) ( 300+hant )−(250+ hant )
=
11 20
( 300+hant )−(32 2 ,1 9) 50
=
11 20
hant =¿56,62 m
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh bahwa tinggi antena di stasiun X dan stasiun Y diatas
permukaan tanah yang dipersyaratkan supaya stasiun A dan stasiun B memenuhi syarat LOS
yaitu 56,62 meter.
Page |9
Tahapan perhitungan dan perencanaan daya adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan free space LOS diperoleh :
Lfs = 32,45+20log fMHz + 20 log d (km)
= 32,45 + 20 log 13000 + 20 log 20
= 32,45 + 82,26 + 26
= 140,71 dB
b. Feeder loss di Tx (stasiun A) dan di Rx (stasiun B)
Lf = 2 + 2 = 4 dB
c. Branching network loss
Lb = 1,5 + 1,5 = 3 dB
d. Perhitungan gain antena pemancar (GTx) dan penerima (GRx)
π xd 2
𝐺𝑇𝑥 = 𝐺𝑅𝑥 = n x ( )
lamda
= 0,7 x ¿
= 18806,35 = 42,74 dB.
e. Perhitungan Loss Total
LTOT = Lfs + Lb + Lf – GTx – GRx (dB)
= 140,71 + 3 + 4 – 42,74 – 42,74
= 62,23 dB.
f. Perhitungan daya pancar
Berdasarkan parameter sistem diketahui daya input minimum pada penerima Pr adalah (– 29,8
dBm), sehingga daya pancar pada pengirim (Pt) adalah sebesar:
Pt = Pr - Gt - Gr + Lfs + Lf + Lb
= (-29,8) – 42,74 – 42,74 + 140,71 + 3 + 4
= 32,43 dBm
P a g e | 10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem telekomunikasi radio line of sight (LOS) adalah teknik pentransmisian sinyal
dimana antara dua terminal yang saling berhubungan benar-benar tidak ada penghalang,
sehingga sinyal dari pengirim dapat langsung mengarah dan diterima oleh sistem penerima.
Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa agar sistem radio gelombang mikro
dengan frekuensi kerja 13 GHz memenuhi syarat LOS, dengan kondisi stasiun A dan B masing-
masing berada pada ketinggian 300 dan 250 meter di atas permukaan laut (mapl), jarak kedua
stasiun 20 km serta diantara kedua stasiun terdapat obstacle setinggi 310 mapl dengan jarak 9 km
dari stasiun B, diperlukan menara atau antena dikedua stasiun setinggi 56,62 meter.
B. Saran
Dari kajian ini dapat diteliti lebih lanjut mengenai perhitungan kehandalan system radio
dan fading margin sehingga dapat diketahui system komunikasi radio dapat layal beroperasi atau
tidak serta dapat dikembangkan lagi mengenai pengaruh redaman dikarenakan factor cuaca
dalam lintasan komunikasi radio sehingga dapat dianalisis lebih rinci pada wilayah yang ada di
Indonesia.
P a g e | 11
DAFTAR PUSTAKA
https://septianugiks.wordpress.com/2014/11/01/line-of-sight-los/
https://media.neliti.com/media/publications/53718-ID-none.pdf
https://www.academia.edu/20445079/Pengertian_Fresnel_Zone_and_Line_Of_Sight_LOS_Line
_Of_Sight_LOS
https://arthanya.blogspot.com/2016/08/pengertian-line-of-sight-fresnel-zone.html
P a g e | 12