Pengertian Kebenaran
Susahnya mendefinisikan kebenaran, orang yang telah diuraikan pada pejelasan
terdahulu, ibarat orang buta menjelaskan gajah. Ada orang buta yang mengatakan gajah
itu panjang, karena yang ia sentuh adalah belalai gajah. Sementara itu juga mengatakan
bahwa gajah itu tipis dan lebar (menunjuk pada telinga gajah), bahkan ada pula orang
buta yang menentukan gajah itu lembek (termasuk pada kotoran gajah). 1 Tentu masing-
masing definisi tidak salah, namun juga tidak bisa dikatakan benar seratus persen. Tiap
ahli yang memaparkan ide tentang sudut pandang kebenaran termasuk bagaimana
membuktikan- nya.
Plato pernah berkata: “Apakah kebenaran itu?” lalu pada waktu yang tak
bersamaan, bahkan jauh belakangan Bradley menjawab; “Kebenaran itu adalah
kenyataan”, tetapi bukanlah kenyataan (dos sollen) itu tidak selalu yang seharusnya (dos
sein) terjadi. Kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk ketidakbenaran (keburukan).
Jadi ada 2 pengertian kebenaran, yaitu kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi di satu
pihak, dan kebenaran dalam arti lawan dari keburukan (ketidakbenaran).2
Dalam kajian filsafat ilmu, kebenaran dapat dibagi dalam tiga jenis menurut
telaah dalam filsafat ilmu, yaitu sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Mufid, M. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
6
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 75.
Soyomukti, N. (2011). Pengantar Filsafat Umum. Depok: Ar-Ruzz Media.