Anda di halaman 1dari 6

I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

[ LAPORAN KASUS ]
MANAGEMENT OF WOMAN 20 YEARS OLD WITH GESTASIONAL EPILEPSY

I Putu Artha Wijaya


Faculty of Medicine, Universitas Lampung
Abstract
Epilepsy came from greece is “attacking” or a disease which come shudenly. Epilepsi in pregnan woman increase abortion risk or
baby disability when it birth. A woman 20 years old came with complain convulse 3 hours before enter the hospital. When she
was convulse both of her hand straigh and spasm. Her mouth look like bite something but there was no foam , her eyes look up
and she become unconsiuous. Patien’s family say that she has seizure history before. It can be 3 up to 4 times every moth. In
physic examination all of things in normal condition. Thre are not abnormal condition in neurological examination. This patien
get therapi are anticonvulsan can choose carbamazepin or gabapentin 200mg twice perday, neuroprotector twice perday, folat
acid maksimal dose 4mg perday. From anamnesa and physic neurologic examination pasien diagnose as epilepsy type general
tonic because she has some seizure history befor e and patien become un consiousnes when she was seizure.. This pasien got
therapy carbamazepin and gabapentin because poth of drugs have lower teratogenic effect then another.

Keywords: anticonvulsi, epilepsi, gestasional

Abstrak
Epilepsi berasal dari perkataan Yunani yang berarti "serangan" atau penyakit yang timbul secara tiba-tiba. Epilepsi pada
kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya keguguran atau kecacatan bayi saat lahir. Wanita 20 tahun dengan keluhan
kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat kejang kedua tangan pasien lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti
mengigit sesuatu, tidak keluar busa dari mulut, mata menatap ke atasdan pasien tidak sadar. Pasien mengaku memiliki riwayat
kejang sebelumnya 3-4 kali sebulan. Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan tanda-tanda vital dan neurologis. Pada pasien
ini diberikan Infus RL gtt xx, Antikonvulsi dengan pilihan, Carbamazepine 200 mg tab 2x1 atau Gabapentin 2 x 300mg,
Neuroprotektor : B1B6 tab 2x1, Asam Folat tablet 0,5 mg 2x1. Dari pemeriksaan pasien didiagnosa dengan epilepsi serangan
umum karena ada beberapa kali kejang sebelum serangan kejang terahir, terjadi penurunan kesaradan dan kaku pada kedua
tangan. Pemberian antikonvulsi karbamazepin atau gabapentin karena keduanya memiliki efek teratogenik yang lebih rendah.

Kata kunci: antikonvulsi , epilepsi , gestasional

Korespondensi : I Putu Artha Wijaya abi_anakilang@yahoo.com

Pendahuluan penduduk, dengan angka insidensi 50 per


Epilepsi berasal dari perkataan 100.000 penduduk. Angka prevalensi dan
Yunani yang berarti "serangan" atau insidensi diperkirakan lebih tinggi di
penyakit yang timbul secara tiba-tiba. negara-negara berkembang.2
Epilepsi juga diartikan sebagai gangguan Angka kejadian epilepsi
otak kronis dengan tanda gejala serangan gestasional di Lampung menunjukan
yang tiba-tiba dan berulang yang jumlah yang cukup tinggi. Dari 40 orang
diakibatkan lepasan muatan listrik yang yang dilaporkan memiliki riwayat epilepsi
abnormal pada sel otak. Dapat dijumpai, 25 diantaranya dalam kondisi Hamil.
terdapat pada semua bangsa, segala usia Epilepsi pada kehamilan dapat
dimana laki-laki sedikit lebih banyak dari meningkatkan terjadinya resiko dalam
wanita.1 Dari 8,2 orang penyandang kehamilan seperti meningkatkan resiko
epilepsi aktif di antara 1000 orang keguguran atau kecacatan bayi saat

J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 54


I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

dilahirkan.3 Tingginya angka kejadian Dari pemeriksaan neurologis tidak


epilepsi serta bahayanya epilepsi pada ditemukan adanya kelainan pada nervus
kehamilan dan janin melatarbelakangi I-nervus XII. Pemeriksaan darah lengkap
penulis mengangkat masalah epilepsi Hb 14,4 g/dl (N), GDS 67 mg/dl (↓), LED
pada kehamilan. Sehingga para ibu hamil 15 mm/jam (N), Na 138 mmol/l (N),
yang memiliki riwayat epilepsi dapat leukosit 9.100/ul (N), K+ 4 mmol/l (N),
ditangani secara baik dan komprehensif. Trombosit 257.000/ul (N).
Diagnosis klinis pada pasien ini
Kasus epilepsi serangan umum tipe tonik +
Wanita (Ny.S.H), 20 tahun, datang G2P1A0 hamil 15-16 minggu JTH Intra
ke IGD RSUAM Pasien datang dengan uterin. Diagnosa topis pada pasien ini
keluhan kejang 3 jam sebelum masuk korteks motorik hemisfer cerebri
rumah sakit. Keluarga mengatakan bilateral. Etiologi idiopatik. Diagnosa
bahwa saat kejang kedua tangan pasien banding pada pasien ini adalah epilepsi
lurus dan lebih kaku, mulut pasien serangan parsial kompleks.
tampak seperti mengigit sesuatu, tidak Penatalaksanaan pada pasien ini
keluar busa dari mulut, mata menatap ke meliputi tatalaksana secara umum yaitu
atas. Keluarga pasien juga mengatakan tirah baring. Dietetik peroral makanan
bahwa saat serangan kejang terjadi, padat biasa, tinggi kalori, tinggi protein
pasien menjadi tidak sadar. Ketika kejang Terapi medikamentosa Infus RL gtt xx,
pasien tidak mengompol dan antikonvulsi dengan pilihan, Carba-
berkeringat, atau wajah memucat. mazepine 200 mg tab 2x1 atau
Serangan terjadi selama kurang Gabapentin 2 x 300mg, neuroprotektor :
lebih 2-5 menit. Tidak terdapat B1B6 tab 2x1, Asam Folat tablet 0,5 mg
kelamahan pada tangan dan kakinya, 2x1.
tidak mengalami gangguan dalam buang Edukasi aktivitas berupa diper-
air besar atau kecil. Kejang dialami pasien bolehkan berolahraga dengan penga-
3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian wasan dan dilakukan di lapangan
berulang pada bulan berikutnya. /gedung olahraga (tidak di jalan umum,
Keluarga mengatakan bahwa serangan ketinggian, atau air). Aspek pekerjaan,
kejang pertama kali dialami pasien pada hendaknya didampingi ketika melakukan
usia 7 tahun. Saat ini keluarga pasien kegiatan sehari-hari yang memiliki resiko
mengatakan bahwa pasien sedang hamil bahaya lebih berat seperti memasak air.
3 bulan dan merupakan kehamilan anak Pada pasien ini dianjurkan untuk
kedua. melakukan pemeriksaan EEG atau CT-
Pemeriksaan Fisik Umum, scan, USG untuk konfirmasi, konsultasi
Keadaan umum tampak sakit dengan spesialis Obstetri dan Ginekologi
ringan, kesadaran compos mentis, GCS
E4 V5 M6 = 15. vital sign tekanan darah Pembahasan
110/70 mmHg, nadi 86 x/menit, RR 22 Diagnosis klinis pada pasien ini
x/menit, Suhu 36,7 o C, gizi Kesan cukup. Epilepsi serangan umum tipe tonik +
J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 55
I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

G2P1A0 hamil 15-16 minggu JTH Intra tidur, cahaya yang berkedip, menstruasi,
juterin. Diagnosa topis pada pasien ini faktor makan dan minum yang tidak
Korteks motorik hemisfer cerebri teratur, konsumsi alkohol, ketidak-
bilateral lobus frontalis. Diagnosa patuhan minum obat, stress emosional,
tersebut sudah benar. Menurut teori panas, kelelahan fisik dan mental, suara
adanya kejang tanpa didahului oleh suara tertentu, drug abuse, reading and
demam dan terdapat riwayat kejang eating apilepsy pada pasien ini tidak
minimal 1 kali sebelum kejang terahir diketahui penyebab utama terjadinya
sudah dapat menegakan diagnosa kejang pertama kali atau saat kambuh
epilepsi. Usia serangan dapat memberi terahir. Pada pemeriksaan fisik dan
gambaran klasifikasi dan penyebab neurologis tidak ditemukan adanya
kejang. Serangan kejang yang dimulai kelainan. Pada pemeriksaan penunjang
pada neonatus biasanya penyebab tidak ditemukan adanya kelainan. 8,9
sekunder gangguan pada masa perinatal, Pada pasien kejang yang masih
kelainan metabolik dan malformasi belum diketahui riwayat sebelumnya
kongenital. Serangan kejang umum beberapa pemeriksaan penunjang dapat
cenderung muncul pada usia anak-anak membantu konfirmasi diagnosa jenis
dan remaja. Pada usia sekitar 70 tahunan apakah kejang tersebut. Beberapa
muncul serangan kejang biasanya ada pemeriksaan yang dapat dilakukan
kemungkinan mempunyai kelainan seperti pemeriksaan GDS, elektrolit, CT-
patologis di otak seperti stroke atau Scan kelapa dan EEG. Hiponatremia,
tumor otak dsb.1,5 Kejang merupakan tipe hipoglikemia, hipomagnesia, uremia dan
kejang umum atau tonic seizures , hepatik ensefalopati dapat mencetuskan
dimana awalnya dimulai dengan timbulnya serangan kejang. Pemeriksaan
kehilangan kesadaran dan disusul dengan serum elektrolit bersama dengan
gejala motorik secara bilateral, dapat glukosa, kalsium, magnesium, blood urea
berupa ekstensi tonik dari semua nitrogen , kreatinin dan test fungsi hepar
ekstremitas selama beberaoa menit. mungkin dapat memberikan petunjuk
Pada pasien ini terjadi penurunan yang sangat berguna. Pemeriksaan
kesadaran saat kejang yang berlangsung toksikologi serum dan urin juga
selama 2-3 menit.1,6 sebaiknya dilakukan bila dicurigai adanya
Etiologi idiopatik. Diagnosa drugs abuse 7. Pemeriksaan EEG
tersebut menurut teori sudah benar. merupakan alat diagnostik utama untuk
Serangan kejang tonik klonik dan mengevaluasi pasien dengan serangan
mioklonik banyak dijumpai biasanya pada kejang yang jelas atau yang meragukan.
waktu terjaga dan pagi hari. Serangan Hasil pemeriksaan EEG akan membantu
kejang lobus temporalis dapat terjadi dalam membuat diagnosis, mengkla-
setiap waktu, sedangkan serangan kejang rifikasikan jenis serangan kejang yang
lobus frontalis biasanya muncul pada benar dan mengenali sindrom epilepsi.8
waktu malam hari. Serangan kejang Ct Scan (Computed Tomography Scan)
dapat dicetuskan oleh karena kurang kepala dan MRI (Magnetic Resonance
J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 56
I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

Imaging) kepala adalah untuk melihat hypospadia, anak lain yang terpajan
apakah ada atau tidaknya kelainan monoterapi gabapentin sampai minggu
struktural diotak. Indikasi pemeriksaan ke-16 kehamilan, dan kemudian terpajan
radiologis adalah kejadian baru pertama fenobarbital, hanya memiliki satu ginjal.
kali, adanya kelainan neurologis yang Pada pemberian karbamazepin dua belas
progresif.12,20 kasus kehamilan dengan karbazepin yang
Pada pasien ini didiagnosa pertama dilaporkan menghasilkan 9 lahir
banding dengan epilepsi serangan parsial hidup dan 3 abortus spontan. Pada
kompleks. Karena bangkitan umum penelitian prospektif terhadap 11
didapat adanya gangguan kesadaran dan kehamilan, hanya satu anak lahir dengan
gejala psikis atau gangguan fungsi luhur, spina bifida setelah terpajan karbazepin
seperti disfasia. Dejavu (kenal dengan sebagai bagian dari politerapi.11, 12
peristiwa peristiwa yang belum pernah Pedoman terbaru American
dialaminya), Jamaisvu (tidak kenal Academy of Neurology dan American
dengan peristiwa yang pernah dialami), Epilepsy Society menyebutkan bahwa
keadaan seperti mimpi (dream state), wanita dengan epilepsi relatif aman
ilusi, halusinasi sederhana atau kompleks untuk hamil, tetapi harus waspada dan
(rasa mendengar musik), otomatisme hati-hati, termasuk menghindari obat
(mengunyah-ngunyah, menelan, gerakan epilepsi tertentu yang dapat
-gerakan tertentu, verbal). Bangkitan ini menyebabkan cacat kongenital. Untuk
sering bercampur dengan emosi. kebanyakan wanita hamil dengan
Penderita sering menjadi bingung, epilepsi, penghentian OAE tidak
disorientasi, selama beberapa menit beralasan atau bukan pilihan aman
paska bangkitan parsial kompleks ini.11 karena kejang/kejadian yang terkait
Penatalaksanaan pada pasien ini dengan serangan dapat menyebabkan
meliputi tatalaksana secara umum yaitu ibu dan janin terpajan perlukaan fisik.
tirah baring, dietetik peroral makanan Jika memungkinkan, obat antiepilepsi
padat biasa, tinggi kalori, tinggi protein. pada wanita usia subur diganti dengan
Terapi medikamentosa infus ringer laktan yang kurang teratogenik. Asam valproat,
20 tetes permenit, antikonvulsi dengan meskipun efektif, merupakan obat
pilihan, carbamazepine 200 mg tab 2x1 antiepilepsi yang tercatat paling
Atau gabapentin 2 x 300mg, berhubungan dengan risiko malformasi
neuroprotektor : B1B6 tab 2x1, Asam pada pajanan in utero. Mengganti asam
Folat tablet 0,5 mg 2x1. Sebuah valproat dengan obat antiepilepsi lain
penelitian menggabungkan data seharusnya dilakukan sebelum kehamilan
retrospektif dan prospektif pada 44 anak untuk memastikan bahwa terapi yang
dari 39 ibu dengan epilepsi yang baru dapat mencegah serangan secara
mendapat gabapentin. Dua dari 44 adekuat.11
(4,5%) anak menderita malformasi Terdapat bukti cukup kuat bahwa
mayor. Satu anak yang terpajan valproat berhubungan dengan pening-
gabapentin dan asam valproat menderita katan risiko malformasi fetal dan
J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 57
I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

mengurangi kemampuan berpikir anak- anamnesa didapatkan terdapat


anak, baik digunakan sendiri maupun riwayat beberapa kali kejang
bersama obat lain. Karena itu, jika masih sebelum serangan kejang terahir
dapat diganti dengan karbamazepin. dan kejang tanpa didahului oleh
Pajanan karbamazepin mungkin kurang demam. Pada saat serangan
menyebabkan gangguan kognitif maupun pasien mengalami penurunan
malformasi pada keturunan wanita kesaradan dan kaku pada kedua
dengan epilepsi. Alternatif untuk pasien tangan sehingga disebut serangan
dengan epilepsi umum lebih terbatas umum tipe tonik.
karena valproat lebih efektif dibanding 2. Pada pasien ini diberikan anti-
lamotrigin atau topiramat. Penelitian konvulsi karbamazepin atau gaba-
tentang lamotrigin seharusnya pentin. Karbamazepin dan gaba-
dipertimbangkan. 11 pentin memiliki efek teratogenik
Pada Ibu hamil penyandang lebih rendah dibanding pheno-
epilepsi pada trimester akhir kehamilan barbital dan asam falproat.
terutama 2 minggu terakhir menjelang Sehingga pemberiannya dapat
tanggal kelahiran dianjurkan pemberian memini-malisir kemungkinan
vitamin K oral 10-20 mg/hari untuk malfor-masi atau kecacatan pada
menurunkan risiko terjadinya perdarahan mental anak.
maternal maupun neonatal.
Kemungkinan terjadinya cacat pada janin Saran
mendorong dikerjakannya pemeriksaan 1. Pada pasien epilepsi perlu adanya
pranatal, meliputi pemeriksaan kadar edukasi pada kegiatan seperti
OAE, asam folat, AFP, vitamin K, dan berolahraga dan pekerjaan
pemeriksaan ultrasonografi untuk sehingga para penderita epilepsi
mengetahui ada atau tidak adanya tidak melakukan pekerjaan yang
neural-tube defects, bibir sumbing, dan membahayakan nyawanya
kelainan jantung bawaan. Pemeriksaan mengingat serangan epilepsi
tersebut dikerjakan sejak kehamilan 6 dapat terjadi secara tiba-tiba.
minggu sampai 36 minggu. Dosis optimal 2. Perlu adanya pengawasan dari
asam folat belum diketahui secara pasti. pihak keluarga terhadap pasien.
Untuk perempuan yang tidak mengalami Sehingga ketika terjadi serangan
defisiensi asam folat cukup diberi kejang pasien dapat langsung
1mg/hari. Apabila terbukti ada defisiensi ditolong atau dibawa pelayanan
asam folat maka perlu diberi asam folat kesehatan terdekat.
dengan dosis yang lebih tinggi, dapat 3. Perlu diadakan penyuluhan
diberikan sampai 4 mg/hari.16 terkait epilepsi agar masyarakat
tidak salah kaprah tentang
Kesimpulan penyakit ini.
1. Pada pasien ini didiagnosa
sebagai epilepsi karena dari
J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 58
I Putu Artha Wijaya| Management Of Woman 20 Years Old With Gestasional Epilepsy

Daftar Pustaka Management. Oxfordshire, Blandon


1. Harsono. 1999. Buku Ajar Neurologi Medical Publishing.
Klinis. Jakarta; Dian Rakyat. 16. Sunaryo, Utoyo.2005. Pedoman
2. Anonym. Epilepsi pada anak. 2009. URL Tatalaksana Epilepsi Kelompok Studi
http://www.kalbefarma.com/epilepsi.ht Epilepsi. FK Universitas Wijayakusuma.
m. Diakses pada 23 November pukul Surabaya.
20.00 17. Sylvia, A. Price. Patofisiologi Konsep
3. Anonim. 2009. Epilepsi. Klinis Proses-proses penyakit edisi 6
http://medicafarma.blogspot.com .Jakarta: EGC
Diakses pada 23 November pukul 20.00 18. Sudir Purba, Jan. 2008. Epilepsi: Shorvon
4. Baiquni, mulki. 2011. Patofisiologi S. Epilepsi. Surabaya : Perhimpunan
Epilepsi. www.google.com/Epilepsi- penanggulangan Epilepsi Indonesia.
patofisiologi.com . Diakses pada 23 Surabaya.
November pukul 20.00 19. Thomson T.2009. Which Drug for the
5. Gunadharma, et.al. 2011. Pedoman Tata Pregnant Woman with Epilepsy. N Engl J
Laksana epilepsi Edisi 3 PERDOSSI. Med.
Jakarta 20. Tobing, Prof. DR. S.M. Lumban. 1998.
6. http://www.scribd.com/doc/37947482/ Pemeriksaan Fisik dan Mental. Neurologi
patofisiologi-epilepsi. Diakses pada 23 Klinik, FKUI
November pukul 20.00
7. H.Ropper, M.D. and Robert H. Brown,
D.Phil., M.D. 2005. Neurology 8th
edition. Mc graw hill companies inc.
8. Suryani, et.al. 2006. Pedoman
tatalaksana epilepsi. Jakarta : Perdossi.
9. Harsono.2007. Kapita selekta neurologi.
Jakarta : Gajah Mada University Press.
10. Handayani, Anita.2010. Epilepsi Dalam
Kehamilan.
http://catherinemaname.wordpress.co
m. Diakses pada 24 September 2014
pukul 20.00
11. Indrawati,Lili. Penggunaan Obat
Antiepilepsi pada Kehamilan.2011.FK
Yarsi; Jakarta.
12. Markam, Prof.dr. Soemarno. 2005.
Penuntun Neurologi. Jakarta;Binapura
Aksara
13. Machfoed, Hasan M.2005. Epilepsi.
http://www.journal.unair.ac.id/. Diakses
pada 23 November pukul 20.00
14. Oktaviana, Fitri. 2008. Epilepsi.
Medicinus Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and
Medical application Vol. 2,No.4 Edisi
November - Desember 2008.
15. Panayiotopoulos CP. .2005. The
Epilepsies: Seizures, Syndromes, and

J Medula Unila | Volume 1 Nomor 1 | September 2014 | 59

Anda mungkin juga menyukai