Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LARA SANTI

NIM : 858064537
MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS DI SD
KODE / SKS : PDGK4106
TUTOR : Drs. YUSNIARDI, M.Sos

1. Kedudukan pembelajaran ips dalam era globalisasi dan keragaman budaya adalah sebagai
berikut:
 IPS mampu memberikan pengertian tentang persamaan dalam perbedaan.
 IPS membantu mengembangkan pemahaman mengenai adanya saling
ketergantungan dan adanya kesamaan budaya daripada perbedaannya
 IPS membantu memahami kenyataan bahwa adanya masalah-masalah yang harus
dihadapi bersama
 IPS membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis terhadap
masalah-masalah di dunia dan kemampuan menganalisis berbagai informasi yang
diterimanya
Dari tujuan yang sudah dirumuskan, jelas bahwa dengan pengajaran IPS diharapkan akan
muncul generasi penerus yang penuh pengertian tentang keanekaragaman budaya dan
bertanggung jawab serta peduli terhadap timbulnya masalah dan isu global yang
menyesuaikan dengan kematangan jiwa dan tingkat pendidikan.

Pembahasan : Sepintas antara keragaman budaya dengan globalisasi tampak ada


kontradiksi. Globalisasi menyadarkan akan adanya suatu kesamaan dalam kehidupan
manusia, kesamaan kebutuhan dan keinginan. Keanekaragaman budaya mengajarkan
antara manusia sebagai pendukung kebudayaannya memiliki perbedaan.

Pengajaran IPS berfungsi membantu siswa untuk menumbuh kembangkan mengenai


kesadaran pendekatan keanekaragaman budaya yang paling penting sebagai pemahaman
dan menyikapi globalisasi.

Tujuan pengajaran keanekaragaman dalam IPS, antara lain:

 Mampu mentransformasikan bahwa pengalaman dan kesempatan yang sama akan


diberikan oleh sekolah pada semua siswa
 Membimbing para siswa mengembangkan sikap atau perbuatan positif dalam
menyingkapi munculnya masalah keanekaragaman budaya.
 Memberikan ketrampilan dalam mengambil suatu keputusan serta mengembangkan
sikap-sikap sosial.
 Membimbing para siswa menembangkan ilmu pengetahuan, memahami saling
ketergantungan dan keterhubungan budaya dan dapat melihat dari pandangan yang
berbeda-beda.

2. Coba anda cari minimal 6 contoh-contoh yang nyata tentang tindakan manusia dalam
sehari-hari yang dapat mengganggu dan merusak lingkungan
a. Pencemaran Sungai
Pencemaran sungai juga merupakan salah satu bentuk kerusakan lingkungan. Hal
ini bisa terjadi karena ulah manusia, contohnya pembuangan sampah atau limbah
sembarangan sehingga air sungai menjadi tercemar.
b. Kebakaran hutan
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2019,
jumlah luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 1.649.258 Ha atau
hektar. Sedangkan pada 2020, luas hutan dan lahan yang terbakar menurun jadi
296.942 Ha. Penyebab kebakaran hutan bisa terjadi karena keteledoran manusia
(membuang puntung rokok yang belum sepenuhnya mati), pembukaan lahan,
serta alasan lainnya.
c. Pembuangan limbah baterai dan sampah elektronik yang tidak benar
Limbah baterai mengandung merkuri, timbal dan bahan kimia berbahaya lainnya
yang berbahaya bagi makhluk hidup, terlebih bagi satwa liar maupun biota laut.

Begitu pula dengan sampah elektronik lain, seperti kabel, gadget yang tak
terpakai, televisi dan lain sebagainya. Idealnya, limbah elektronik diolah di
tempat pengolahan khusus limbah berbahaya. Namun, di Indonesia sendiri
pengolahan limbah elektronik belum begitu diperhatikan.

d. Pembakaran mesin kendaraan pribadi menyumbang polusi udara

gas buangan dari kendaraan pribadi mengandung hidrokarbon dan nitrogen oksida
yang bereaksi bersama sinar matahari untuk meningkatkan ozon. Karbon
monoksida juga ikut diproduksi yang mengancam kesehatan manusia sekaligus
berkontribusi signifikan pada pemanasan global. Idealnya, akan lebih baik jika
kita menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal, meskipun
kendaraan umum sendiri masih belum terlalu memadai di negara kita.
e. Membuang sampah yang tidak dapat diurai

Sampah adalah salah satu masalah bagi manusia, khususnya di era modern ini.
Banyak kategori sampah yang menjadi tugas penting dari setiap negara di dunia.
Namun dari kategori sampah tersebut, ada sampah yang tidak dapat diuraikan dan
dapat mengakibatkan pencemaran serta kotornya lingkungan hidup, contohnya
plastik, karet dan lainnya.

Pembuangan sampah secara sembarangan selain dapat mengakibatkan banjir,


wabah penyakit dan kotor, sampah-sampah yang tidak dapat diurai tersebut juga
akan menjadi permasalahan besar bagi lingkungan apabila jumlahnya sudah tidak
dapat ditangani lagi.

f. Penebangan pohon secara liar

Penebangan pohon secara liar juga merupakan salah satu bentuk dari ulah
manusia dalam menghancurkan diri sendiri sekaligus alam. Karena dengan
menebang pohon tanpa menanaminya kembali, imbas dari aksi tersebut juga akan
mengenai manusia sendiri, contohnya banjir.

3. Jelaskan masing-masing karakteristik dari 5 (lima) pendekatan dalam pengajaran IPS di


SD !
 Meningkatkan motivasi belajar
Termotivasi belajar tercipta jika suasana pembelajaran yang memberi kesempatan
untuk berlaku seolah-olah sebagai saintis muda.
 Berorientasi pada siswa
Orientasi dengan siswa dengan cara; guru dapat mengupayakan bagaimana siswa
mengenal, mengolah, menerima, dan mengkomunikasikan informasi belajar.
 Mengembangkan potensi siswa
Siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya terutama berfikir ilmiah
dengan menerapkan kemampuan mengamati, bertanya, menganalisa, menalar dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya.
 Mengembangkan sikap dan karakter siswa
Perilaku dan kebiasaan buruk siswa akan merugikan orang lain dan diri sendiri.
Maka dari itu, siswa wajib mengubah sikap dan karakter ke arah yang lebih baik.
 Meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar
Membiasakan secara berangsur-angsur perlu dilakukan oleh siswa melalui
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
4. Coba kemukakan pendapat anda, mengapa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar,
seorang guru harus membuat RPP ?
 Pembelajaran lebih sistematis
Adanya RPP ini bisa mengarahkan guru agar merancang sebuah metode
pembelajaran yang disenangi siswa. Rancangan metode pembelajaran tersebut
sangat memungkinkan dilakukan variasi oleh guru. Jadi, dalam satu materi
penyampaian (misal materi teks observasi dalam Bahasa Indonesia), guru bisa
merancang metode belajar diskusi dan kerja kelompok.

 Memudahkan analisis keberhasilan belajar siswa


RPP yang sudah disusun oleh guru, tentunya memiliki butir penilaian yang akan
diberikan kepada siswa. Butir penilaian dalam RPP tersebut jika sudah diterapkan
ke siswa dan guru bisa melihat nilai yang didapat mereka. Dari nilai tersebut, guru
bisa melihat apakah butir penilaian yang ada di dalam RPP sudah dicapai oleh
siswa dengan baik atau tidak.

 Memudahkan penyampaian materi


Dalam hal penyampaian materi, guru sangat dibantu dengan adanya RPP yang
telah dibuat. Ini dikarenakan guru bisa memprediksi, dalam sebuah materi itu bisa
diselesaikan dalam berapa kali tatap muka. Satu kali? Dua kali? Atau bahkan
lebih dari itu. Jika, ada ketidaksesuaian jumlah tatap muka dalam penyampaian
materi di RPP dengan yang ada di kelas, maka guru bisa mencari tahu sekiranya
dipoin mana penyampaian materi tersebut berjalan kurang efektif.

 Pengatur pola pembelajaran


Beberapa materi yang diajarkan tidak semuanya bisa selesai dalam satu kali tatap
muka. Ada kalanya guru memerlukan beberapa kali tatap muka untuk
menuntaskan satu bahasan materi. Nah, dengan adanya RPP ini guru bisa
merancang pola penyampaian materi, misal di tatap muka pertama membahas
tentang dasar-dasarnya, baru di tatap muka yang kedua membahas hal yang lebih
detail dari materi tersebut

 Menghemat waktu dan tenaga


Alasan yang kelima ini pastinya bisa menghemat waktu dan tenaga dari guru.
Guru tidak perlu bingung memikirkan model, metode, dan sumber belajar yang
sekiranya nanti akan digunakan oleh siswa. Pastinya dengan adanya RPP yang
sudah dibuat, guru bisa menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam
penyampaian materi ajarnya.

5. Coba anda sebutkan dan jelaskan karakteristik pembelajaran tematik sesuai dengan
KTSP 2006 !
 Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
 Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antra matapelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
 Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
 Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.
 Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
 Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai