Anda di halaman 1dari 2

Muhamad Nafizaldi Saputra

21080119130047
Kelas B

Tugas Ekotoksikologi dan Kesehatan Lingkungan

Lingkungan yang kotor atau kumuh sangat berpotensi menimbulkan penyakit penyakit berbahaya.
Berbagai polusi udara pun menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Beberapa penyakit
yang ditimbulkan antara lain adalah:

1. Malaria

Air yang menggenang dan lingkungan yang kotor menyebabkan penyakit malaria. Air yang
menggenang menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk Anopheles pembawa parasit penyebab
malaria, yaitu Plasmodium. Gejala utama penyakit ini adalah demam tinggi yang disertai dengan rasa
lemas.

2. Diare

Kondisi lingkungan banjir dapat menyebabkan penyakit diare. Bakteri-bakteri penyebab diare seperti
Salmonella umumnya terbawa air banjir dan berpotensi mengkontaminasi makanan. Gejala umum
diare adalah buang air besar terus menerus.

3. Kolera

Air yang menggenang menyebabkan juga penyakit kolera, dikarenakan air yang menggenang
berpotensi untuk mengkontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat
sekitar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae yang mengkontaminasi makanan dan
air yang dikonsumsi oleh penderita. Gejala umum penderita penderita penyakit ini adalah sering
melakukan buang air besar

4. Disentri

Penyakit ini disebabkan karena makanan yang tidak sehat dari lingkungan yang tidak bersih. Disentri
menyerang usus besar yang menghasilkan diare yang sangat akut bahkan dapat berdarah jika bab.

5. TBC (Tuberculosis)

Penyakit ini dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang kotor. TBC dapat menyerang paru-paru, usus
maupun kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan karena infeksi kuman mikrobakterium
tuberculosis. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat
menular dengan mudah melalui udara.

6. Asma

Asma dapat disebabkan oleh buruknya kualitas udara. Kabut asap yang saat ini merajalela membawa
partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan.

7. Penyakit Jantung

Perlu diketahui, kabut asap kendaraan membawa partikel mini bernama PM2.5 yang cara masuknya
dapat melalui saluran pernafasan. Sebuah studi dari California Environmental Protection Agency
pada tahun 2014 lalu telah membuktikan, pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama,
menggandakan risiko terkena serangan jantung ataupun stroke.

8. Iritasi

Dalam bentuk yang paling ringan, terkena kabut asap dapat menimbulkan iritasi pada mata,
tenggorokan, hidung dan menyebabkan sakit kepala atau alergi.

Anda mungkin juga menyukai